Anda di halaman 1dari 18

ANALISA

SALINITAS
SECARA
TITRIMETRI
Oleh: Eni Susana
Definisi

Ø Definisi tentang salinitas pertama kali dikemukakan oleh C. FORCH; M.


KNUDSEN dan S.PX. SORENSEN tahun 1902.
Ø Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat padat yang
terlarut dalam 1 kilo gram air laut jikalau semua brom dan yodium digantikan
dengan khlor dalam jumlah yang setara; semua karbonat diubah menjadi
oksidanya dan semua zat organik dioksidasikan.
Ø Salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air
laut.
Ø Nilai salinitas dinyatakan dalam g/kg yang umumnya dituliskan dalam ‰
atau ppt yaitu singkatan dari part-per-thousand
Klasifiksasi Salinitas
Sebutan/istilah Salinitas (ppt)

Air tawar
Fresh water < 0,5
Oligohaline 0,5 – 3,0
Air payau
Mesohaline Polyhaline 3,0 – 16,0
Air asin Marine 16,0 – 30,0

Air asin
Marine 30,0 – 40,0

Sumber : Mc Lusky, 1971 dalam (M. ghufran H. kordi K. Andi Baso


Tancung, 2007 : 66-67).
Metode Pengujian Salinitas Air Laut

Titrasi khlor Berat Jenis


1 2

Pembiasan Cahaya Daya Hantar Listrik


3 4
Metode Pengujian Salinitas Air Laut
Titrasi khlor Berat Jenis Pembiasan Cahaya
Daya Hantar Listrik

Air laut merupakan suatu


ion khlor diikat oleh ion Dengan mengukur suhu dan larutan elektrolit yang dapat
Menggunakan alat indeks bias air laut untuk suatu menghantarkan aliran listrik.
perak sehingga terbentuk
bernama Hydrometer panjang gelombang cahaya Sifat daya hantar listrik ini
garam perak khlorida tertentu, (alat: Refraktometer) bergantung pada nilai salinitas
dan suhu air laut

Ketelitian alat ukur ini


Ketelitian hydrometer Ketelitian antara 0,1 ‰
Ketelitian 0,02 % berkisar antara 0,5 ‰
hingga 0,10 ‰ hingga 0,003 ‰
hingga 0,05 ‰

Jarang digunakan biasanya digunakan sebagai


Alat ukur ini ringkas dan
alat ukur penguji sementara
(kurang praktis dan besar dan untuk pengukuran
sangat praktis untuk Praktis
biaya) digunakan di lapangan
salinitas secara kasar
Titrasi klor

Prinsip
Metode ini didasarkan pada reaksi reduksi oksidasi (redoks) antara ion
klorida (Cl-) dan ion perak (Ag+) dengan kalium kromat (K2CrO4)
berperan sebagai larutan indikator. Metode ini juga disebut metode
Mohr. Dalam hal ini, ion klorida yang terkandung dalam sampel air
laut diikat oleh perak nitrat (AgNO3) sehingga menghasilkan endapan
putih perak klorida (AgCl). Endapan ini kemudian direaksikan dengan
kalium kromat dan menghasilkan endapan merah perak kromat
(Ag2CrO4)
Titrasi klor

Reaksi

Tingkat keasaman (pH) larutan yang mengandung NaCl berpengaruh pada titrasi.
Titrasi dengan metode Mohr dilakukan pada pH 8. Jika pH terlalu asam (pH < 6),
sebagian indikator K2CrO4 akan berbentuk HCrO4-, sehingga larutan AgNO3 lebih
banyak yang dibutuhkan untuk membentuk endapan Ag2CrO4. Pada pH basa (pH
> 8), sebagian Ag+ akan diendapkan menjadi perak karbonat atau perak
hidroksida, sehingga larutan AgNO3 sebagai penitrasi lebih banyak yang
dibutuhkan.
Tahapan Analisa

Sampling Pengujian

Persiapan Alat Perhitungan


dan Bahan
Sampling
Wadah : Gelas, Wax Seal
Volume minimal : 240 mL
Type Sampel: Grab
Lakukan analisa segera, jika tidak memungkinkan maka tutup dengan wax
seal
Sampel stabil s/d 6 bulan
Alat dan Bahan
Alat:
1. Buret 50 mL
2. Erlenmeyer 250 mL
3. Labu takar 1000 mL
4. pH meter
5. Pipet ukur 5 mL
6. Pipet volume 10, 25, 50 dan 100 mL
7. Desikator
8. Oven
9. Timbangan analitik
Alat dan Bahan
Bahan:
1. Aquades
2. Larutan baku natrium klorida (NaCl) 0,282 N;
Larutkan 16,84 g NaCl, yang telah dikeringkan pada 140ºC selama 2 jam, dalam
air bebas mineral dan encerkan sampai 1000 mL.
3. Larutan baku perak nitrat (AgNO3) 0,282 N
Larutkan 47,9 g AgNO3 dalam air bebas mineral dan encerkan sampai
1000 mL. Bakukan dengan larutan NaCl 0,282 N. Simpan dalam
botol berwarna coklat (gelap).
4. larutan indikator kalium kromat (K2CrO4) 5 %;
Larutkan 50 g K2CrO4 dengan sedikit air bebas mineral, tambahkan larutan
AgNO3 sampai terbentuk endapan merah dengan jelas. Biarkan selama 12 jam,
saring dan encerkan dengan air bebas mineral sampai 1 L.
5. H2SO4 1 N
6. NaOH 1 N
Persiapan Contoh Uji

a) Apabila contoh uji berwarna pekat, tambahkan 3 mL


suspensi Al(OH)3 setiap 100 mL contoh uji, aduk, biarkan
mengendap dan saring.
b) Apabila contoh uji mengandung sulfida, sulfit atau tiosulfat,
tambahkan 1 mL H2O2 setiap 100 mL contoh uji dan aduk
selama 1 menit.
c) Atur pH contoh uji pada kisaran 7 sampai dengan 10
dengan larutan H2SO4 1 N atau larutan NaOH 1 N.
STANDARDISASI LARUTAN AgNO3 DENGAN LARUTAN STANDARD NaCl

Cara Kerja :
a) Pipet 25 mL larutan baku NaCl 0,282 N, masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer 250 mL, tambahkan air bebas mineral hingga menjadi
100 mL;
b) Tambahkan 1 mL larutan indikator K2CrO4;
c) Titar dengan larutan AgNO3 sampai terbentuk warna kuning
kemerahan sebagai titik akhir, catat kebutuhan larutan AgNO3 (A mL);
d) Lakukan langkah a) sampai c) dengan menggunakan air bebas
mineral sebagai larutan blanko, catat kebutuhan larutan AgNO3 (B mL);
STANDARDISASI LARUTAN AgNO3 DENGAN LARUTAN STANDARD NaCl

Hitung normalitas AgNO3 dengan persamaan :

�. �
� ����3 =
(�−�)

Keterangan:
A adalah volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi larutan NaCl, (mL);
B adalah volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi larutan blanko, (mL);
N adalah normalitas larutan NaCl;
V adalah volume larutan NaCl yang digunakan, (mL).
PENENTUAN KADAR SALINITAS DENGAN TITRASI
Cara Kerja :
1. Pipet 100 mL contoh uji atau sejumlah volume contoh uji
yang telah diencerkan menjadi 100 mL, masukkan ke dalam
labu Erlenmeyer 250 mL
2. Tambahkan 1,0 mL larutan K2CrO4 5% sebagai indikator
3. Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampaiterbentuk
warna kuning kemerahan sebagai titik akhir titrasi, catat
kebutuhan laran AgNO3
4. Lakukan langkah 1-3 dengan menggunakan air bebas
mineral sebagai blanko, catat kebutuhan larutan AgNO3
Perhitungan

(����� ������ − ����� ������)�� � � ����� � �����


Klorinitas(‰) = xP
��� ������ (��)� ����

Untuk perhitungan nilai salinitas dari klorinitas pada awalnya


memakai rumus Knudsen dan Sorensen (1902) sebagai
berikut:

Salinitas (‰) = Klorinitas (‰) x 1,8050 + 0,03

Setelah dikoreksi tahun 1967:


Salinitas (‰) = Klorinitas (‰) x 1,8066
PENGENDALIAN MUTU

1. Gunakan bahan kimia pro analisis (pa).


2. Gunakan alat gelas bebas kontaminasi.
3. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi.
4. Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui
batas waktu penyimpanan maksimum.
5. Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian dengan
frekuensi 5 % sampai dengan 10 % dari jumlah contoh uji
atau 1 (satu) kali jika jumlah contoh uji kurang dari 10
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai