Anda di halaman 1dari 13

Studi Perbandingan Konsentrasi Klorofil-a Di

Perairan Teluk Kendari Dan Perairan Teluk Kolono


Berdasarkan Data Citra Sentinel 2
Desi1), LM Golok Jaya2), Nurgiantoro3)
1)
Mahasiswa Geografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo
2)
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo
3)
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo

Email: desiriong98@gmail.com1), laodemgj@gmail.com2), nurgiantoro@uho.ac.id2)

Abstrak: Perairan Teluk sebagai salah satu kawasan pesisir yang merupakan daerah yang
dipenuhi berbagai aktivitas manusia, dampak dari aktivitas tersebut perairan teluk telah
mengalami banyak penurunan yang sangat signifikan. Salah satunya konsentrasi klorofil-a.
Klorofil-a merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mendeteksi populasi dari
tingkat kesuburan dari suatu badan air, di mana dengan banyaknya kandungan klorofil-a
maka dapat dipastikan bahwa sebaran phytoplakton juga besar dan sangat menentukan
kelangsungan rantai makanan dalam suatu ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk
Mengetahui konsentrasi dan sebaran klorofil-a di Perairan Teluk Kolono dibandingkan
dengan Perairan Teluk Kendari Menggunakan data citra sentinel 2 Tahun 2019. Penelitian ini
dilakukan dengan memanfaatkan Citra Sentinel 2 terkoreksi atmosfer perekaman 09
September 2019 di perairan Teluk Kolono menggunakan data in-situ sebanyak 16 titik stasiun
diukur pada saat perekaman citra. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi dengan pendekatan spasial memanfaatkan data penginderaan
jauh untuk mendapatkan nilai Surface reflectance yang digunakan dalam pemodelan sebaran
Klorofi-a pada citra Sentinel 2 di teluk Kolono. Hasil analisis dalam penelitian ini yaitu
model algoritma Klorofil-a dengan nilai R² terbaik pada persamaan fungsi linear Single band
λ4 dengan nilai R² = 0.6945 persamaan y = 19.5729 (λ4) +0.9723. Algoritma model yang
terbentuk dapat digunakan untuk menduga sebaran Klorofil-a di perairan Teluk Kolono. Pada
penelitian ini untuk perairan Teluk Kolono sebaran klorofil-a relatif rendah di arah barat laut
disekitaran muara sungai dan wilayah pesisir teluk kolono dan mengalami peningkatan
konsentrasi klorofil-a kearah tengah teluk hingga luar teluk, sedangkan pada perairan Teluk
Kendari konsentrasi klorofil-a pada perairan teluk kendari meningkat kearah tengah teluk
hingga luar teluk dan relatif rendah kearah barat disebabkan oleh banyaknya masukan
material padatan dari muara sungai.

Kata Kunci: KLOROFIL-a, Citra Sentinel 2, Teluk Kolono

Abstract: Bay waters as one of the coastal areas which is an area filled with various human
activities, the impact of these activities has experienced many very significant decreases. One
of them is the chlorophyll-a concentration. Chlorophyll-a is one of the parameters used to
detect the population from the fertility level of a water body, where with the large amount of
chlorophyll-a content, it can be ascertained that the distribution of phytoplactones is also
large and greatly determines the continuity of the food chain in an ecosystem. This study
aims to determine the concentration and distribution of chlorophyll-a in Kolono Bay waters
compared to Kendari Bay waters Using sentinel image data 2 of 2019. This research was
carried out by utilizing Sentinel 2 imagery corrected for the atmosphere recording 09
September 2019 in the waters of Kolono Bay usingdata in-situ as many as 16 station points
measured at the time of recording the image. The analytical method used in this study uses
regression analysis with a spatial approach utilizing remote sensing data to obtain thevalue
Surface reflectance used in modeling the distribution of chlorophyll a. on Sentinel 2 imagery
in Kolono bay. The results of the analysis in this study are the Chlorophyll-a algorithm model
with thevalue R² bestin thelinear function equation single band λ4 with the value of R² =
0.6945 the equation y = 19.5729 (λ4) +0.9723. The model algorithm that is formed can be
used to predict the distribution of chlorophyll-a in the waters of Kolono Bay. In this study, for
the waters of Kolono Bay, the distribution of chlorophyll-a was relatively low in the
northwest around the river estuary and the coastal area of Kolono Bay and experienced an
increase in chlorophyll-a concentrations towards the middle of the bay to the outside of the
bay, while in Kendari Bay waters the concentration of chlorophyll-a in the waters Kendari
Bay rises towards the middle of the bay to the outside of the bay and is relatively low towards
the west due to the large amount of solid material input from the river mouth.  

Keywords: KLOROFIL-a, Sentinel 2 Image, Kolono Bay


1. PENDAHULUAN trofik. Klorofil-a adalah kandungan utama
Definisi pencemaran air adalah masuk fotosintesis, konsentrasi dari klorofil-a
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, mengindikasi adanya phytoplakton dan
energi, dan atau komponen lain ke dalam eutrofikasi di perairan (Qanita dkk, 2019).
air oleh kegiatan manusia, sehingga mutu Klorofil-a merupakan salah satu
air menurun sampai tingkat tertentu yang parameter yang digunakan untuk
menyebabkan air tidak dapat berfungsi mendeteksi populasi dari tingkat
sesuai peruntukannya (Permen LH No.01 kesuburan dari suatu badan air, di mana
Pasal 1, 2010). dengan banyaknya kandungan klorofil-a
Perairan Teluk sebagai salah satu maka dapat dipastikan bahwa sebaran
kawasan pesisir yang merupakan daerah phytoplakton juga besar, dan pada
yang dipenuhi berbagai aktivitas manusia, akhirnya dengan kandungan phytoplakton
dampak dari aktivitas tersebut dapat yang besar akan menarik ikan-ikan untuk
menyebabkan secara langsung masuknya mencari makan di lingkungan perairan
limbah bahan pencemar kedalam Teluk. tersebut, pada akhirnya akan terjadi
Kondisi lingkungan teluk telah mengalami keseimbangan ekosistem dalam lingkup
banyak penurunan yang sangat signifikan. perairan tersebut. Pemetaan kandungan
Salah satunya konsentrasi klorofil-a. klorofil-a di pesisir pantai banyak
Fitoplanton sendiri membutuhkan klorofil- dilakukan dengan tujuan untuk
a sebagai faktor utama dalam melakukan mendapatkan gambaran tingkat kesuburan
proses fotosintesis. dari lingkungan perairan yang dimaksud.
Daerah perairan merupakan Tingkat kesuburan yang diharapkan dapat
kawasan yang sangat penting untuk memberikan gambaran populasi dari
berbagai keperluan dan aktifitas perikanan tangkap yang dibutuhkan oleh
dalam bidang perikanan, masyarakat pesisir dalam meningkatkan
pariwisata, industri dan sebagainya. kesejahteraan hidupnya (Zainab dkk,
Suatu perairan laut dapat dikatakan 2019)
kaya akan sumberdaya perairan
jika perairan tersebut memiliki 2. METODE PENELITIAN
kesuburan yang tinggi yang dapat 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
dilihat dari produktifitas Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
perairannya (Aryawati & Thoha, Maret 2020 sampai dengan bulan
2011) September 2020. Lokasi penelitian ini
Salah satu indikator kesuburan berada di Kabupaten Konawe Selatan.
perairan adalah ketersediaan klorofil-a di Kecamatan Kolono secara astronomis
perairan. Menurut Sanusi (2004), tingkat terletak antara 5o13'35" - 5o20'27" lintang
kesuburan suatu perairan pesisir dapat Selatan, dan antara 121o47' - 121o57' bujur
dinilai dari karakteristik biologi maupun Timur. Berdasarkan posisi geografisnya.
kimia terutama dari ketersediaan zat hara Teluk Kolono memiliki batas-batas:
esensial. Menurut Nybakken (1992), faktor Kecamatan Moramo, Kecamatan Kolono
biologis yang mempengaruhi tingkat Timur, Teluk Kolono dan Kecamatan
kesuburan suatu perairan adalah klorofil-a. Lainea. (Badan Pusat Statistik, 2019)
Klorofil-a merupakan pigmen yang
mampu melakukan fotosintesis dan
terdapat di seluruh organisme fitoplankton
(Nufus dkk, 2017)
Konsentrasi klorofil-a pada perairan
merupakan parameter yang telah
diaplikasikan secara luas untuk menilai
kualitas perairan, terutama pada kualitas
algoritma berdasarkan nilai terbaik
dari masing-masing band tersebut.
Model matematis yang
dimaksud dapat dilihat pada
persamaan (1),(2) dan persamaan
(3).
Pemodelan algoritma klorofil-a
dalam penelitian ini menggunakan
nilai Rrs (λ) yang disebut sebagai
ρBoA reflektance, dalam satuan sr-
1
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian . Setiap produk sr diproses
2.2. Tahapan Pengolahan Data menggunakan iCOR-S2 di platform
SNAP. Selanjutnya, algoritma
1. Koreksi atmosfer pencarian klorofil-a dikembangkan
Koreksi atmosferik dilakukan dengan menggunakan algoritma
agar setiap piksel pada citra dapat regresi antara konsentrasi klorofil-a
menggambarkan nilai radiansi in-situ dan Rrs (λ) berdasarkan
objek yang sebenarnya. Koreksi Single-band dan Rasio-band
dilakukan untuk menghilangkan menggunakan regresi model
pengaruh atmosferik sampai linear, eksponensial dan logaritmik
dengan batas atmosfer teratas. Nilai sebagai berikut:
remote sensing reflectance (Rrs(λ)) 1. Model Linear
atau juga disebut sebagai y = a.x + b.........................................................
reflectance BoApada penelitian ini
adalah nilai sr tiap band sentimel 2 2. Model Eksponensial
yang dianalisis menggunakan y =a.ebx ..............................................................
plugin iCOR dari aplikasi open 3. Logaritmik
sources SNAP 6.0 milik ESA yang y =a.ln (x) + b ...............................................................
masing-masing dibagi π Dimana:
( Nurgiantoro dkk, 2018 ). y = variaber tak bebas
2. Analisis algoritma klorofil-a a dan b = koefisien
Algoritma klorofil-a yang x = variabel bebas
digunakan diperoleh dari hasil e = fungsi eksponensial.
analisis data, yang mencakup data Ln = fungsi logaritmik
in-situ dan data citra. Analisis yang 3. Uji akurasi
dimaksud yaitu analisis untuk
menemukan algoritma klorofil-a Persamaan yang digunakan
berdasarkan data in-situ sehingga untuk melihat akurasi model
dapat menduga sebaran klorofil-a algoritma klorofil-a yaitu Root
berdasarkan hasil pemodelan yang Mean Square Error (RMSE)
dilakukan. Pemodelan algoritma metode ini sering digunakan untuk
yang dilakukan menggunakan menilai keakuratan algoritma yang
model matematis yaitu model dibangun dari data satelit. Yang
regesi. Dimana model regresi yang dapat dilihat pada persamaan (4)
dimaksud adalah membandingkan sebagai berikut:
data in-situ dengan data citra pada i−n 1 /2

masing-masing band sehingga


diperoleh nilai klorofil-a yang
RMSE= (∑ (
i=n
' 2
xi −x ) /n
i ) .....................................................

terbaik dan dapat memunculkan Dimana:


x i = Nilai yang diamati
x 'i = Nilai yang dimodelkan laboratorium klorofil-a 10 titik sampel
n = jumlah data dapat dilihat pada Tabel 1. Dan hasil uji
laboratorium untuk uji akurasi klorofil-a 6
3. HASIL DAN PEMBAHASAN titik sampel dapat dilihat pada Tabel 2.
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Teluk Kolono merupakan Tabel 1. Hasil uji laboratorium 10 titik
salah satu pantai yang terletak di sampel klorofil-a dalam mg/l
Kecamatan Kolono Kabupaten
Koordinat Klorofil-a
Konawe Selatan. Kecamatan Stasiun
In Situ
LS BT
Kolono sebagai salah satu Sta_01 -4.327135 122.680111 0.707
kecamatan di Kabupaten Konawe Sta_02 -4.349839 122.674334 0.712
Sta_03 -4.353744 122.709931 0.857
Selatan dengan ibu kota Kolono, Sta_04 -4.358721 122.712904 0.812
secara geografis terletak di bagian Sta_05 -4.364417 122.704159 1.057
Selatan Khatulistiwa. Luas wilayah Sta_06 -4.372283 122.693521 0.898
Sta_07 -4.365223 122.684511 0.792
daratan Kecamatan Kolono adalah Sta_08 -4.358706 122.677574 0.734
344,59 Km2. Kecamatan Kolono Sta_09 -4.362414 122.672796 0.246
Sta_10 -4.354631 122.667753 0.712
merupakan daerah yang berbatasan Sumber. Laboratorium Kimia FMIPA UHO.
langsung dengan laut. Sebesar
76,19 % desa berbatasan langsung
dengan laut sedangkan sisanya
23,81 % desa yang tidak berbatasan
langsung dengan laut. Adapun
batas-batas wilayah Kecamatan
Kolono sebagai berikut: Sebelah
Utara berbatas dengan Kecamatan
Laonti, Sebelah Selatan berbatas Tabel 2. Hasil uji laboratorium 6 titik
dengan Teluk Kolono, Sebelah sampel klorofil-a dalam mg/l
Timur berbatas dengan Selat
Tiworo Kabupaten Muna, Sebelah Stasiun
Koordinat Klorofil-a
Barat berbatas dengan Kecamatan LS BT In Situ

Kolono. Sta_01 -4.327135 122.680111 1,2322


Sta_02 -4.349839 122.674334 1,0014

3.2 Data In situ Klorofil-a Sta_03 -4.353744 122.709931 1,4494


Sta_04 -4.358721 122.712904 1,3745
Data in situ adalah data lapangan yang
Sta_05 -4.364417 122.704159 1,0091
diperoleh dengan cara observasi lapangan
Sta_06 -4.372283 122.693521 1,4268
secara langsung. Jumlah titik sampel yang
Sumber. Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup
digunakan dalam penelitian ini adalah 10 Sultra
titik. Data sampel yang telah diambil 3.3 Prosesing citra
kemudian diuji di laboratorium untuk Nilai remote sensing reflectance (Rrs
mengetahui besar konsentrasi nilai (λ)) atau juga disebut sebagai reflectance
klorofil-a di area penelitian tersebut. BoA (Bottom of Atmosphere) pada
Adapun untuk mendapatkan nilai uji penelitian ini adalah nilai surface
akurasi klorofil-a pada penelitian ini reflectance (sr) tiap produk citra yang
jumlah titik sampel yang digunakan 6 titik dianalisis menggunakan plugin iCOR S2
sampel dan jumlah keseluruhan sampel dari aplikasi open source SNAP 6.0 milik
adalah 16 titik sampel. Penentuan titik the European Space Agency (ESA).
sampel dengan menggunakan metode Tujuan adalah memperbaiki produk dari
random sampling yang mewakili dan efek atmosfer. Output dari iCOR ini masih
tersebar di perairan teluk Kolono dapat menghasilkan reflectance ToA (Top of
dilihat pada Gambar 1. Adapun hasil uji Atmosphere), sehingga produknya masih
harus dikonversi menjadi reflectance BoA Gambar 3. Pada resolusi 10 meter kanal
(Main-Knorn, 2017), konversi ToA ke yang terkoreksi yaitu kanal-kanal yang
BoA memberikan ketidakpastian pada memiliki resolusi 10 meter dan untuk
reflektansi permukaan hingga 0.04 resolusi 60 meter yang terkoreksi semua
sehingga untuk menghindari kanal, hal ini dikarenakan pada saat
ketidakpastian tersebut, produk iCOR pada koreksi atmosfer dengan menggunakan
masing-masing band harus dibagi π untuk plugin iCOR S2 resolusi 60 meter saat
mendapatkan Rrs(λ) dalam satuan sr-1 melakukan koreksi melewati kanal-kanal
(Bobsaid & Jaelani, 2017) dalam resolusi dibawahnya, sehingga produk
(Nurgiantoro dkk, 2018). koreksi dari koreksi atmosfer resolusi 60
Pemrosesan data citra Sentinel meter terbaca untuk semua kanal pada citra
2 menghasilkan koreksi atmosfer sentinel 2. Sehingga dalam penelitian ini
dengan produk koreksi ada tiga menggunakan kanal dengan resolusi 10
bedasarkan masing-masing resolusi meter dan 60 meter untuk citra sentinel 2
yaitu resolusi 10 meter, 20 meter dengan tujuan melihat perbedaan hasil
dan juga 60 meter (Sumber:e-Book koreksi dalam pemodelan algoritma
iCOR plugin for SNAP) (2017). klorofil-a perairan teluk Kolono.
Hasil koreksi untuk kanal resolusi 3.4 Pemodelan Algoritma Klorofil-a
10 meter, 20 meter dan 60 meter 3.3.1 Citra Sentinel 2
dapat dilihat pada gambar berikut.
Pengolahan data citra Sentinel
2B menggunakan data citra
perekaman 09 September 2019
yang bertujuan untuk mengetahui
Gambar 2. Hasil koreksi atmosfer dengan plugin sebaran konsentrasi klorofil-a yang
iCOR S2 resolusi 10m ada diperairan teluk Kolono.
Pengolahan citra Sentinel 2B untuk
pemodelan algoritma digunakan
resolusi 10 meter. Secara umum
citra sentinel 2B memiliki tiga
resolusi yaitu resolusi 10 meter, 20
meter dan 60 meter. Citra Sentinel
Gambar 3. Hasil koreksi atmosfer dengan plugin
iCOR S2 resolusi 20m 2B dalam analisis klorofil-a hanya
menggunakan empat kanal/band
saja dimana kanal tersebut yaitu
red, green, blue dan NIR dimana
keempat band tersebut yaitu band
2, band 3, badn 4 dan band 8. Dari
keempat kanal/band ini dilakukan
analisis untuk melihat sebaran
klorofil-a dengan menggunakan
analisis regresi yang kemudian
Gambar 4. Hasil koreksi atmosfer dengan plugin dalam pengolahannya terdapat dua
iCOR S2 resolusi 60m proses yaitu pengolahan citra untuk
single band dan rasio band dengan
Pada penelitian ini menggunakann dua menggunakan model regresi, model
resolusi untuk citra sentinel 2 yaitu regresi yang digunakan dalama
resolusi 10 meter dan resolusi 60 meter. analisis ini menggunakan tiga
Hasil koreksi atmosfer untuk citra sentinel persamaan fungsi yaitu persamaan
2 untuk resolusi 10 meter dan 60 meter fungsi linear, persamaan fungsi
dapat dilihat pada Gambar 2, dan
eksponensial dan persamaan fungsi Pengolahan citra sentinel 2B
logaritmik. menggunakan analisis rasio band yaitu
Pengelolaan citra sentinel 2B pengolahan citra dengan penggabungan
menggunakan analisis regresi yang dua band yang telah ditentukan yaitu red,
dilakukan dua proses analisis yaitu analisis green, blue dan NIR dimana band tersebut
single band dan analisis rasio band. yaitu band 2, band 3, band 4 dan band 8
Pengolahan citra single band yaitu dengan tujuan melihat gabungan band
pengolahan citra pada masing-masing band yang cocok untuk menduga sebaran
yang telah ditentukan yaitu red, green, klorofil-a di perairan teluk Kolono. Rasio
blue dan NIR dimana band tersebut yaitu band yang dihasilkan ada enam persamaan
band 2, band 3, band 4 dan band 8. dapat dilihat pada Tabel 1. Penggabungan
Pembangunan model hanya dengan model dengan menggunakan rasio band
menggunakan single band ini dilakukan ini dilakukan dengan cara penggabungan
agar pada setiap band dapat dua band. Pembangunan model untuk
mempertahankan nilai Rrs (λ) dari satelit. persamaan klorofil-a rasio band sama
Pembangunan model ini dilakukan dengan dengan single band yaitu menggunakan
menggunakan tiga persamaan regresi yairu tiga persamaan regresi, linear,
linear, eksponensial dan logaritmik. eksponensial dan logaritmik, dapat dilihat
pada table beriku

Tabel 3. Nilai R2 dari Rrs (λ) dan In-situ Citra Sentinel 2


Citra Sentinel 2 Resolusi 10 meter

Analisis Regresi
λ2 λ3 λ4 λ8
Single Linear a.x + b 0.6194 0.6691 0.6945 0.5531
Band
Eksponensial a.e^b.x 0.5458 0.5961 0.6247 0.4822
Logaritmik a.ln (x) + b 0.6145 0.6649 0.6247 0.4822

Analisis Regresi
λ2/λ3 λ2/λ4 λ2/λ8 λ3/λ4 λ3/λ8 λ4/λ8
Rasio
Linear a.(bi/bj) + b 0.6495 0.6603 0.5933 0.6838 0.6351 0.6379
Band
Eksponensial a.e^b.(bi/bj) 0.6452 0.6459 0.5867 0.6664 0.6276 0.6203
Logaritmik a.ln (x) + b 0.576 0.5884 0.5203 0.612 0.5613 0.5665
Citra Sentinel 2 Resolusi 60 Meter

Analisis Regresi
λ2 λ3 λ4 λ8
Single Linear a.x + b 0.5171 0.5996 0.607 0.393
Band
Eksponensial a.e^b.x 0.4185 0.5013 0.5046 0.2942
Logaritmik a.ln (x) + b 0.5316 0.6085 0.5968 0.453

Analisis Regresi
λ2/λ3 λ2/λ4 λ2/λ8 λ3/λ4 λ3/λ8 λ4/λ8
Rasio
Linear a.(bi/bj) + b 0.5657 0.5657 0.4629 0.6062 0.5269 0.5146
Band
Eksponensial a.e^b.(bi/bj) 0.5775 0.5739 0.4938 0.6067 0.5498 0.5406
Logaritmik a.ln (x) + b 0.4666 0.4645 0.3622 0.5055 0.4237 0.4107
Sumber: hasil analisis koefisien determinasi R2 S2B

Berdasarkan Tabel 3, analisis menunjukan nilai determinasi R²


koefisien determinasi menunjukan bahwa memenuhi standar koefisien determinasi
analisis citra sentinel 2B untuk single band yaitu pada band 4 (λ4) dengan nilai 0.607.
resolusi 60 meter yaitu menggunakan Begitu juga pada persamaan eksponensial
persamaan linear,eksponensial dan yang menunjukan nilai determinasi R²
logaritmik pada persamaan linear yang memenuhi standar koefisien yaitu
pada band 4 (λ4) dengan nilai 0.5046 dan perbandingan di kedua wilayah kajian
pada persamaan logaritmik yang maka sebaran klorofil-a diterapkan pada
menunjukan nilai determinasi yang masing-masing batas administrasi wilayah
memenuhi standar yaitu pada band 3 (λ3) kajian yang dapat dilihat pada Gambar 6
dengan nilai 0.6085. Dengan demikian dan Gambar 7 sebagai berikut
pada persaman linear, eksponensial dan
logaritmik untuk single band dapat
digunakan untuk mengetahui sebaran
klorofil-a di perairan teluk Kolono karena
nilai determinasi R² yang memenuhi
standar.
Dengan demikian berdasarkan hasil
uji akurasi persamaan algoritma model
berdasarkan pengolahan citra dan in-situ
dapat digunakan untuk mengetahui sebaran
konsentrasi klorofil-a di perairan teluk
Kolono yaitu persamaan algoritma model Gambar 6. Peta Sebaran Klorofil-a
pada citra sentinel 2 fungsi linear resolusi Perairan Teluk Kendari Kota Kendari
10 single band pada band 4 (λ4) dengan Persamaan Linear Single Band 4
persamaan fungsi yaitu Klorofil-a = - Menggunakan Data Citra Sentinel 2
19.572(λ4)+0.9723 langkah selanjutnya
algoritma tersebut dituangkan dalam
bentuk peta sebaran klorofil-a di perairan
teluk Kolono dan Teluk Kendari
berdasarkan hasil korelasi antara data in
situ dan data citra yang telah di validasi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 5.

Gambar 7. Peta Sebaran Klorofil-a


Perairan Teluk Kendari Kolono Kabupaten
Konawe Selatan Persamaan Linear Single
Band 4 Menggunakan Data Citra Sentinel
2

3.5 Analisis Konsentrasi Klorofil-a Di


Gambar 5. Peta Sebaran Klorofil-a Perairan Teluk Kendari Dan Teluk
Menggunakan Model Algortima Linear Kolono
band 4 Pada Path/Row: 122/63 Citra
Sentinel 2 Resolusi 10 Meter Konsentrasi Klorofil-a Di Perairan
Dari hasil pemodelan algoritma di atas Teluk Kendari Dan Perairan Teluk Kolono
kita bisa melihat sebaran klorofil-a dalam Klorofil-a merupakan salah satu pigmen
satu scene citra Sentinel 2. Dalam dalam fitoplankton yang berperan untuk
penelitian terdapat dua wilayah kajian melakukan fotosintesis. Tingkat kesuburan
yaitu perairan teluk Kendari dan perairan dan kualitas suatu perairan dapat dilihat
teluk Kolono, untuk mempermudah dari besarnya nilai klorofil-a pada perairan
peneliti dalam melihat sebaran serta tersebut. Berdasarkan peta sebaran
Klorofil-a pada Teluk Kendari secara optik yang menyebabkan penurunan konsentrasi
terlihat didominasi konsentrasi antara 0.2 – klorofil-a yaitu adanya pemukiman
0.6 mg/l yang digambarkan dengan gradasi masyarakat diwilayah pesisir dan adanya
warna merah hingga jingga dan mengalami muara sungai besar yang membawa
peningkatan konsentrasi Klorofil-a antara material sedimen organik dan nonarganik,
0.8 – 1.0 mg/l yang digambarkan dengan sedangkan peningkatan konsentrasi
gradasi warna hijau di bagian Tengah klorofil-a terjadi pada sebagian besar
Teluk sehingga berdasarkan sifat optik wilayah teluk dikarenakan sebagian besar
perairan wilayah teluk Kendari termasuk wilayah garis pantai teluk Kolono masih
dalam perairan Kasus II. Sedangkan pada banyak terdapat vegetasi khususnya
teluk Kolono berdasarkan peta sebaran tanaman bakau.
secara optik terlihat didominasi
konsentrasi klorofil-a antara 0.7 - 1.0 mg/l 3.6 Pemodelan Algoritma Model
yang digambarkan dengan gradasi warna Klorofil-a Terpilih
hijau dan terdapat penurunan konsentrasi Pemodelan merupakan proses untuk
klorofil-a di arah barat laut dan wilayah membuat sebuah model. Model itu sendiri
muara sungai antara 0.2 – 0.6 mg/l yang merupakan gambaran sederhana yang
digambarkan dengan gradasi warna merah dapat menjelaskan objek, system atau
hingga jingga sehingga berdasarkan sifat suatu konsep. Dalam hal ini memodelkan
optik perairan wilayah teluk Kolono algoritma perlunya mengetahui langkah-
termasuk dalam perairan Kasus I. langkah yang perlu dilakukan agar dalam
pemodelan dapat menghasilkan algoritma
Berdasarkan pengamatan langsung di dengan akurasi yang kuat. Maksudnya,
lapangan pada perairan Teluk Kendari algoritma tersebut dapat di terapkan di
konsentrasi Klorofil-a mengalami perairan teluk Kolono dengan memenuhi
penurunan kearah barat laut diakibatkan syarat-syarat yang telah di tetapkan.
oleh berbagai faktor aktifitas manusia Agar dapat menghasilkan algoritma
seperti industri, perikanan, wisata, model klorofil-a terpilih dan dapat
pemukiman masyarakat ditambah lagi diterapkan pada perairan teluk Kolono
dengan adanya beberapa muara sungai maka harus memenuhi kriteria sebagai
yang menyebabkan masuknya limbah berikut. Algoritma terbaik merupakan
bahan pencemar kedalam teluk sehingga algoritma dengan korelasi terbaik yaitu
konsentrasi klorofil-a pada perairan teluk Koefisien Determinasi (R²) nya yaitu ≥ 0,
Kendari menurun kearah barat dan 5 – 1.
mengalami penurunan fungsi kualitas Berdasarkan hasil analisi citra Sentinel
perairan, sedangkan pada tengah teluk atau 2 dalam analisis konsentrasi Klorofil-a
kearah timur teluk mengalami peningkatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
konsentrasi klorofil-a yang diakibatkan mendapatkan algoritma model Klorofil-a
kurangnya aktifitas manusia dan sehingga dapat mengetahui sebaran
dipengaruhi arus laut kearah pesisir yang Klorofil-a di perairan teluk Kolono.
menyebabkan material yang terbawa dari Analisis model algoritma menggunakan
muara sungai tidak menyebar hingga ke analisis model regresi dengan persamaan
tengah teluk serta adanya peningkatan fungsi linear, eksponensial, dan logaritmik.
volume air dari laut lepas yang membawa Pada penelitian ini ada dua pola distribusi
banyak pikmen phytoplankton. Sedangkan, sebaran klorofil-a berdasarkan hasil
pengolahan citra, yang pertama yaitu pada
Berdasarkan pengamatan langsung di perairan teluk Kendari dan perairan teluk
lapangan pada perairan Teluk Kolono Kolono.
konsentrasi klorofil-a mengalami Hasil distribusi pola sebaran klorofil-a
penurunan kearah barat laut diakibatkan pada perairan teluk kendari berdasarkan
oleh beberapa faktor adapun faktor-faktor
hasil pengolahan citra, konsentrasi yang mengkombinasikan nilai Surface
klorofil-a teluk kendari dapat dilihat pada reflectance dengan nilai klorofil-a In situ
Gambar 17. Pada gambar tersebut menghasilkan 12 model dimana pada
menerangkan bahwa konsentrasi klorofil-a resolusi 10 meter menghasilkan 6 model
pada perairan teluk kendari meningkat dan pada rasio 60 meter menghasilkan 6
kearah tengah teluk hingga luar teluk dan model algoritma dapat di lihat pada Tabel
relatif rendah kearah barat disebabkan oleh 8 . Namun algoritma model klorofil-a
banyaknya masukan material padatan dari dengan nilai determinasi R2 yang
muara sungai. mendekati angka satu berada pada
Secara distribusi pola sebaran klorofil- persamaan linear single band pada band 4
a pada perairan teluk kolono berdasarkan rasio 10 meter dengan nilai yang paling
hasil pengolahan citra dapat dilihat pada tertinggi diantar band lainya yaitu 0.6945
Gambar 18. Di dapatkan sebaran klorofil-a dengan persamaan Chl = -
di teluk kolono terlihat konsentrasi 19.572(λ4)+0.9723 dapat dilihat pada tabel
klorofil-a relatif rendah di arah barat laut 3.
disekitaran muara sungai dan wilayah 4. KESIMPULAN
pesisir teluk kolono dan mengalami Berdasarkan tujuan dan hasil
peningkatan konsentrasi klorofil-a kearah penelitian, maka dapat disimpulkan
tengah teluk hingga luar teluk, sebaran sebagai berikut.
konsentrasi klorofil-a pada teluk kolono Perbandingan dari kedua perairan
sangat di pengaruhi oleh TSS semakin tersebut berdasarkan hasil pemodelan
tinggi nilai TSS suatu perairan maka dengan algoritma terpilih berdasarkan sifat
kandungan klorofil-a semakin rendah dan optik laut pada Gambar 17 dan Gambar 18.
sebaliknya semakin tinggi kandungan Secara optik teluk Kendari didominasi
klorofil-a suatu perairan maka nilai oleh material sedimen serta material
TSSnya semakin rendah. organik dan non organik sehingga perairan
Perbandingan dari kedua perairan teluk Kendari termasuk perairan kasus II.
tersebut berdasarkan hasil pemodelan Sedangkan pada perairan teluk Kolono
dengan algoritma terpilih berdasarkan sifat sebagian besar wilayahnya didominasi
optik laut pada Gambar 17 dan Gambar 18. dengan figmen fitoplankton khususnya
Secara optik perairan pada perairan teluk konsentrasi klorofil-a yang tinggi sehingga
Kendari didominasi oleh material sedimen berdasarkan sifat optik perairan ini
serta material organik dan non organik termasuk dalam perairan kasus I.
sehingga perairan teluk Kendari termasuk
perairan kasus II. Sedangkan pada perairan Daftar Pustaka
teluk Kolono sebagian besar wilayahnya Agustina, S., Musman, M., & Ishaq, M.
didominasi dengan figmen fitoplankton (2017). Status Klorofil-a di Perairan
khususnya konsentrasi klorofil-a yang Teluk Pria Laot Sabang,Provinsi
tinggi sehingga berdasarkan sifat optik Aceh. Jurnal Ilmu-Ilmu
perairan ini termasuk dalam perairan kasus Perairan,Pesisir dan Perikanan,
I. 6(3), 182–187.
Analisis citra Sentinel 2 dengan https://doi.org/10.13170/depik.6.3.
menggunakan model regresi persamaan Andiko, J. A., Duryat, & Darmawan, A.
fungsi linear, dan logaritmik dilakukan (2019). Efisiensi Penggunaan Citra
untuk mencari persamaan yang memiliki Multisensor untuk Pemetaan
nilai determinasi R² yang memenuhi Tutupan Lahan. Sytva Lestari, 7(3),
standar atau mendekati 1, dimana model 342–349.
algoritma terbentuk dapat digunakan jika Aryawati, R., & Thoha, H. (2011).
koefisien determinasi R² ≥ 0,5 – 1. Model Hubungan Kandungan Klorofil-A
yang terbentuk dari analisis citra sentinel 2 dan Kelimpahan Fitoplankton di
Perairan Berau Kalimantan Timur. Konsentrasi Padatan Tersuspensi
Maspari Journal, 02, 89–94. (Tss) Dan Klorofil-A Dari Citra
Awaliyan, M. R., & Sulistioadi, Y. B. Modis Hubungannya Dengan Marak
(2018). Klasifikasi Penutupan Lahan Alga Di Perairan Teluk Jakarta.
Pada Citra Satelit Sentinel-2A Madela, S. H. (2011). Analisis
Dengan Metode Tree Algorithm. Karakterisktik Reflektansi Spektral
Ulin, 2(2), 98–104. Fitoplankton Menggunakan Citra
Azharuddin, M., Usman, I., & Modis. Institut Pertanian Bogor.
Nurgiantoro. (2020). Studi Main-Knorn, M., Pflug, B., Louis, J.,
Perbandingan Pemodelan Algoritma Debaecker, V., Müller-Wilm, U., &
Chl-a Menggunakan Data Citra L8 Gascon, F. (2017). Sen2Cor for
Dan S2b. JAGAT(Jurnal Geografi Sentinel-2. Image and Signal
Aplikasi Dan Teknologi), 4(1), 25– Processing for Remote Sensing
38. XXIII, October, 3.
Badan Pusat Statistik. (2019). Kecamatan https://doi.org/10.1117/12.2278218
Kolono Dalam Angka Tahun 2018. Marlian, N., Damar, A., & Effendi, H.
11 Desember 2019. (2015). Distribusi Horizontal
Bobsaid, M. W., & Jaelani, L. M. (2017). Klorofil-a Fitoplanton Sebagai
Studi Pemetaan Batimetri Perairan Indikator Tingkat Kesuburan
Dangkal Menggunakan Citra Satelit Perairan Di Teluk Meulaboh Aceh
Landsat 8 dan Sentinel-2A (Studi Barat. Jurnal Ilmu Pertanian
Kasus : Perairan Pulau Poteran dan Indonesia, 20(3), 272–279.
Gili Iyang, Madura). Jurnal Teknik, https://doi.org/10.18343/jipi.20.3.27
6(2), 6–11. 2
Destuanti, N., Ersti, S. Y., & Romie, J. Maslukah, L., Wulandari, S. Y., &
(2005). Distribution Of Chlorophyll- Prasetyawan, indra B. (2017).
a Concentration In West Sumatera Konsentrasi Klorofil-a dan
Connected By The Results Of Tuna’s Keterkaitannya dengan Nutrient N ,
Arrest (Vol. 16, Nomor 4). P di Perairan Jepara : Studi
https://doi.org/10.11164/jjsps.16.4_7 Perbandingan Perairan Muara
04_3 Sungai Wiso dan Serang. Kelautan
ESA. (2015). Sentinel-2 User Handbook. Tropis, 20(2), 72–77.
https://doi.org/10.1021/ie51400a018 Meler, J., Ostrowska, M., Ficek, D., &
Gunawan, E. A., Agussalim, A., & Zdun, A. (2017). Light absorption by
Surbakti, H. (2019). Pemetaan phytoplankton in the southern Baltic
Sebaran Klorofil-a Menggunakan and Pomeranian lakes: mathematical
Citra Satelit Landsat Multitemporal expressions for remote sensing
Di Teluk Lampung Provinsi applications. Oceanologia, 59(3),
Lampung. Maspari Journal, 11(2), 195–212.
49–58. https://doi.org/10.1016/j.oceano.201
Ikhlas, P. ika, Sukmono, A., & Wijaya, 7.03.010
putra arwan. (2017). Analisis Pola Meliani, F., Siregar, V. P., Hendiarti, N.,
Sebaran Area Upwelling & Parwati, E. (2018). Pengukuran
Menggunakan Parameter Suhu Koefisien Atenuasi Dan
Permukaan Laut, Klorofil-A, Angin Hubungannya Dengan Kualitas Air
Dan Arus Secara Temporal Tahun Di Perairan Kelurahan Pulau
2003-2016 (Studi Kasus : Laut Panggang. Teknologi Perikanan dan
Banda). Geodesi Undip, 6(4), 157– Kelautan, 9(1), 73–81.
168. Nufus, H., Karina, S., & Agustina, S.
Kusuardini, A. (2011). Estimasi (2017a). Analisis Sebaran Klorofil-A
Dan Kualitas Air Di Sungai Krueng sentinel-1A Untuk Klasifikasi
Raba Lhoknga , Aceh Besar. Ilmiah Tutupan Lahan (Studi Kasus:
Mahasiswa Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Demak,Jawa Tengan).
Unsyiah, 2(1), 58–65. Geodesi Undip, 7(2), 85–96.
Nufus, H., Karina, S., & Agustina, S. Qanita, H., Subiyanto, S., & Hani’ah.
(2017b). Analisis Sebaran Klorofil-A (2019). Analisis Distribusi Total
Dan Kualitas Air Di Sungai Krueng Suspended Solid Dan Kandungan
Raba Lhoknga , Aceh Besar Analysis Klorofil-a Perairan banjar Kanal
Of Chlorophyll-A Distribution And Barat Semarang Menggunakan Citra
Water Quality Of Krueng Raba Landsat 8 Dan Sentinel-2a. Jurnal
River , Lhoknga Aceh Besar. 2, 58– Geodesi Undip, 8(1), 435–445.
65. Rasyid, A. J. (2011). Distribusi Klorofil-a
Nurgiantoro, & Hamdhana. (2019). Pada Musim Timur Di Perairan
Analisis Spasial Distribusi SSS Spermonde Propinsi Sulawesi
Menggunakan Data Citra Landsat 8- Selatan. Fish Scientiae, 1(2), 105–
OLI Sebagai Pedoman Dalam 116.
Mitigasi Korosi Laut (Studi Kasus: Salfiani, Yusuf, S., & Lawelle, sjamsu A.
Perairan Teluk Kendari). Jurnal (2016). Analisis Kelayakan Usaha
Penginderaan Jauh Indonesia, Bagan Apung Di Teluk Kolono
1(01), 1–7. Kecamatan Kolono Timur
http://jurnal.mapin.or.id/index.php/jp Kabupaten Konawe Selatan. Sosial
ji/issue/view/1 Ekonomi Perikanan, 1(2), 83–90.
Nuriya, H., Hidayah, Z., & Nugraha, W. Santosa, S. H. M. B. (2016). Pemanfaatan
A. (2010). Pengukuran Konsentrasi citra Sentinel-2A Untuk Estimasi
Klorofil-a Dengan Pengolahan Citra Produksi Pucuk Teh Di Sebagian
Landsat Etm-7 Dan Uji Kabupaten Karanganyar.
Laboratorium di Perairan Selat Sartika, M., Jaya, L. M. G., &
Madura Bagian Barat. Jurnal Nurgiantoro. (2019). Pemetaan
Kelautan, 3(1), 60–65. Sebaran Total Suspended Solid
Nuzapril, M., Susilo, S. B., & Panjaitan, J. ( TSS ) Dan Khlorofil-a ( Chl-a )
P. (2017). Hubungan Antara Pada Perairan Sungai Wanggu
Konsentrasi Klorofil-a Dengan Menggunakan Citra Sentinel-2.
Tingkat Produktivitas Primer Jurnal Geografi Aplikasi Dan
Menggunakan Citra Satelit Landsat- Teknologi, 3(2), 49–56.
8 Relationship Between Sihombing, R. F., Aryawati, R., &
Chlorophyll-a Concentration With Hartoni. (2013). Kandungan
Primary Productivity Rate Using Klorofil-a Fitoplankton di Sekitar
Landsat 8 Imagery. Jurnal Teknologi Perairan Desa Sungsang Kabupaten
Perikanan dan Kelautan IPB, 8(1), Banyuasin Provinsi Sumatera
105–114. Selatan. Maspari Journal, 5(1), 34–
Oktaviani, Andini Riski, Nugraha, Arief 39.
Laila, Firdaus, H. S. (2017). Analisis Syah, A. F. (2010). Penginderaan Jauh
Penentuan Lahan Krisis Dengan Dan Aplikasinya Di Wilayah Pesisir
Metode Fuzzy Logic Berbasis Dan Lautan. Jurnal Kelautan, 3(1),
Penginderaan Jauh Dan Sistem 18–28.
Informasi Geografi (Studi Kasus : Tangke, U., Karuwal, J. C., Zainuddin, M.,
Kabupaten Semarang). Geodesi & Mallawa, A. (2015). Sebaran Suhu
Undip, 6(4), 2337–2845. Permukaan Laut Dan Klorofil-a
Putri, D. R., Sukmino, A., & Sudarsono, Pengaruhnya Terhadap Hasil
B. (2018). Analisis Kombinasi Citra Tangkapan Yellowfin Tuna
(Thunnus albacares) Di Perairan
Laut Halmahera Bagian Selatan.
Ipteks psp, 2(3), 248–260.
Wang, Q., & Atkinson, P. M. (2018).
Spatio-temporal fusion for daily
Sentinel-2 images. Remote Sensing
of Environment, 204, 31–42.
https://doi.org/10.1016/j.rse.2017.10.
046
Zainab, S., Wibisana, H., & Casita, C. B.
(2019). Studi Perbandingan
Konsentrasi Klorofil-a di
Semenanjung Blambangan
Kabupaten Banyuwangi
Menggunakan Data Citra Sentinel
Aqua Modis. Geomatika, 25(1), 17–
26.

Anda mungkin juga menyukai