Anda di halaman 1dari 22

POLA SEBARAN KLOROFIL-A MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL-2A DI

PERAIRAN MUARA SUNGAI MUSI PROVINSI SUMATERA SELATAN

Muhammad Irfan Zuharya, Ellis Nurjuliasti Ningsihb, Riris Aryawatib


a
Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FMIPA, Universitas Sriwijaya, Inderalaya, Indonesia
b
Jurusan Ilmu Kelautan, FMIPA, Universitas Sriwijaya, Inderalaya, Indonesia

ABSTRAK

Muara Sungai Musi merupakan bagian dari Sungai Musi dimana tempat bertemunya
beberapa anak sungai yang bermuara ke laut Bangka, tepatnya di daerah Sungsang.
Pendugaan konsentrasi klorofil-a di Perairan Muara Sungai Musi perlu dilakukan
menggunakan metode yang lebih efektif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pola
sebaran klorofil-a di Perairan Muara Sungai Musi, Provinsi Sumatera Selatan
menggunakan citra Sentinel-2a multi-temporal, menentukan algoritma yang sesuai untuk
pendugaan konsentrasi klorofil-a. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2020
menggunakan citra sentinel-2a tahun 2018-2020. Penelitian ini dilakukan dengan metode
survei lapangan dan pengolahan data citra. Hasil penelitian menunjukkan korelasi antara
konsentrasi klorofil-a insitu dan klorofil-a citra menggunakan algoritma Pentury (1997)
sebersar r = 0.563 menunjukkan bahwa korelasi tersebut memiliki hubungan yang cukup
kuat. Meskipun demikian, nilai RMSE dari algoritma Pentury (1997) tersebut sebesar 0.01
yang berarti memiliki hasil yang lebih akurat. Tahun 2018 sebaran klorofil-a cenderung
rendah pada daerah sungai dan semakin tinggi menuju laut. Sedangkan pada Tahun 2019
dan 2020 memiliki pola sebaran klorofil-a yang hampir sama yakni, klorofil-a cenderung
tinggi pada daerah sungai dan semakin rendah menuju laut.

Kata Kunci : Muara Sungai Musi, Klorofil-a, Sentinel-2a, Multi-temporal.

ABSTRACT

The Musi River Estuary is a part of Musi River. This estuary is located in Sungsang and
has been the meeting point of some tributaries to Bangka sea. Estimation of Chlorophyll-a
Concentration in Musi River Estuary using effective are required to be conducted. The
purpose of this study was to investigate the distribution patterns of Chlorophyll-a in Musi
River Estuary with Multi-temporal Sentinel-2a Imagery. A suitable algorithm was
determined to calculate the Chlorophyll-a Concentration.. The research was carried out in
February 2020 using the 2018-2020 Sentinel-2a imagery. Methods were developed to reach
the purpose. The Fields survey method and the Optical Imagery Data Processing. These
methods showed the correlation between the Insitu result with the imagery result using
Pentury Algorithm (1997) at r = 0.563, indicating a high relationship. The RSME value from
Pentury Algorithm (1997) is 0.01, proving the result was highly precise. In 2018 the
distribution of chlorophyll-a tended to be low in river areas and higher towards the sea.
Meanwhile, in 2019 and 2020, the distribution pattern of chlorophyll-a was almost the same,
namely, chlorophyll-a tends to be high in river areas and lower towards the sea.

Keyword: Musi River Estuary, Chlorophyll-a, Sentinel-2a, Multi-Temporal


1. PENDAHULUAN masyarakat sangat mempengaruhi
Salah satu sungai yang berada di kandungan klorofil-a. Pendugaan
Provinsi Sumatera Selatan adalah konsentrasi klorofil-a di Perairan
Sungai Musi. Muara Sungai Musi Muara Sungai Musi bertujuan untuk
adalah salah satu muara yang mendapatkan informasi mengenai
menjadi tempat bertemunya tingkat kesuburan perairan. Perairan
beberapa anak sungai. Muara Sungai dengan klorofil-a yang cukup tinggi
Musi merupakan bagian dari Sungai menunjukkan perairan tersebut
Musi yang bermuara ke laut Bangka, sesuai sebagai habitat berkumpulnya
tepatnya di daerah Sungsang. Sungai ikan-ikan karena tersedianya sumber
Musi merupakan sungai yang menjadi pakan alami bagi ikan tersebut.
muara beberapa sungai besar dan Penginderaan jauh adalah sebuah
sungai kecil lainnya, baik di Bengkulu metode solusi yang memberikan
maupun Sumatera Selatan. informasi mengenai permukaan bumi
Sungai Musi memiliki panjang dengan cakupan spasial dan temporal
sekitar 720 kilometer dan melintasi yang terus berkembang. Citra
kota Palembang. Berbagai aktivitas Sentinel-2a memiliki resolusi spasial
Industri seperti pertambangan, yang lebih tinggi dari citra Landsat-8
perkebunan, pertanian, aktivitas sehingga dapat diperoleh hasil yang
rumah tangga, maupun aktivitas lebih akurat dan penggunaan citra
alami yang masuk ke perairan sungai satelit sentinel-2A multi-temporal
musi berdampak terhadap biota dapat membantu dalam analisis pola
perairan dan kesehatan (Windusari sebaran klorofil-a.
dan Sari, 2015 dalam Angraini et al. Sehingga penelitian ini bertujuan
2018). untuk Menganalisis pola sebaran
Klorofil-a merupakan salah satu klorofil-a dengan menggunakan citra
parameter yang sangat menentukan Sentinel-2A multi-temporal dan
produktivitas primer di laut. menentukan algoritma yang sesuai
Sihombing et al. (2013) mengatakan untuk pendugaan konsentrasi
kondisi oseanografi suatu perairan klorofil-a di Perairan Muara Sungai
sangat berkaitan dengan tinggi Musi, Provinsi Sumatera Selatan.
rendahnya sebaran konsentrasi
klorofil-a. Tingkat intensitas cahaya 2. METODA PENELITIAN
matahari dan nutrien di perairan 2.1 Lokasi Penelitian
merupakan salah satu parameter Penelitian ini dilaksanakan pada
fisika dan kimia perairan yang dapat Bulan Februari 2020 di Perairan
mempengaruhi sebaran klorofil-a. Muara Sungai Musi, Provinsi
Konsentrasi klorofil-a yang ada di Sumatera Selatan (Gambar 1).
suatu perairan sangat berpengaruh Pengolahan data citra Sentinel-2A
pada kesuburan perairan. Masukan dilakukan di Laboratorium
nutrien serta limbah buangan dari Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografis Kelautan. Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan,
Penyaringan sampel dilakukan di Fakultas Matematika dan Ilmu
Laboratorium Bioekologi Kelautan Pengetahuan Alam, Universitas
dan analisis kandungan klorofil-a Sriwijaya. Peta lokasi kajian
dilakukan di Laboratorium penelitian disajikan pada Gambar 1.
Oseanografi dan Instrumentasi

Gambar 1. Lokasi Penelitian


2.2 Alat dan Bahan milipore 0.45, tabung reaksi,
Alat dan bahan yang digunakan erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes,
dalam pengolahan data yaitu aluminium foil, sampel air, aquades,
Laptop/Komputer, software QGIS 3.6, larutan blanko, larutan aseton 90%,
software ArcGIS 10.5, software ER- alat tulis.
Mapper 7.0, microsoft excel 2010, data
citra Sentinel-2A (Path 124/Row 62) 1. Prosedur Penelitian
tahun 2018, 2019 dan 2020 pada Tahap yang dilakukan dalam
bulan Februari. penelitian ini yaitu analisis klorofil-a
Alat dan bahan yang digunakan di laboratorium untuk mengetahui
dalam pengambilan sampel di konsentrasi klorofil-a dan
lapangan adalah GPS Hand, botol mengolahan data citra Sentinel-2A
gelap 500 ml, water sampler, cool box, untuk mengetahui pola sebaran
sabak/ table sheets, kompas, floating klorofil-a.
drauge, stopwatch, DO meter, 2.1.1 Pra Pengolahan Data Citra
handrefraktometer, pH meter, secchi Sentinel-2A
disk, termometer digital, kapal, Ekstrak data citra Sentinel-2A
kamera, es batu, label kertas, data data citra yang diunduh merupakan
prediksi pasut. file kompresan dalam format data
Alat dan bahan yang digunakan *.rar, ekstrak data perlu dilakukan
dalam analisis sampel air adalah untuk membuka file *.rar. Selanjutnya
spectrofotometer, sentrifuge, vaccum pengolahan data citra Sentinel-2A,
pump, lemari pendingin, kertas saring dapat didownload pada link
https://scihub.copernicus.eu/
melalui QGIS agar langsung kajian. Kemudian masking citra untuk
terkoreksi atmosferik dan bernilai memisahkan antara objek daratan
reflektan. Lalu penggabungan band dan lautan dengan membuat nilai
(stacking) dan cropping untuk daratan menjadi 0 dan nilai lautan
mempermudah dalam analisis data sesuai dengan nilai spektral.
sehingga semua band akan tergabung Selanjutnya penggunaan algoritma
dalam satu data. Cropping dilakukan pada penelitian ini menggunakan 3
untuk memotong citra ke daerah algoritma, algoritma yang digunakan
pada penelitian ini yaitu :
No Algoritma Referensi Keterangan
1 Chl = 2,3868 (B3/B2) – 0,4671 Pentury (1997) Reflektansi
2 Chl=0,2818 x ((B5+B6)/B4) 3.497 Nuriya et al. (2010) Reflektansi
3 Log(Chl-a)=-0,9889 (B2/B3)+ Jaelani dan Ratnaningsih Reflektansi
0,3619 (2018)
2.1.2 Penentuan Titik Stasiun Bulan Januari, hal ini dikarenakan
Penentuan titik stasiun tidak adanya data citra yang bersih
menggunakan metode purposive dari awan di daerah kajian pada
sampling, yaitu dengan pertimbangan musim barat dalam tahun 2020.
mewakili daerah tersebut yang Penentuan titik stasiun dilakukan
tersebar dari bagian muara Sungai bertujuan melihat pengaruh aktivitas
Musi yang masih terpengaruh kondisi masyarakat (alur transportasi) pada
pasang surut. Lokasi ditentukan perairan tersebut terhadap
berdasarkan hasil pra pengolahan konsentrasi klorofil-a. Peta Tentatif
data citra Sentinel-2A tahun 2019 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta tentatif titik lokasi sampling


2.1.3 Pengambilan dan Pengukuran analisis kandungan klorofil-a
Data Insitu menggunakan metode sampling
Pengambilan sampel dan pengukuran komposit. Pada setiap stasiun terlebih
parameter lingkungan pada kondisi dahulu dilakukan prosedur sterilisasi
pasang dan kondisi surut. botol polietilen hitam dengan
Pengambilan sampel air untuk menggunakan alkohol 70%. Sampel
air diambil sebanyak 3 kali  Kemudian ditambahkan
pengulangan menggunakan water pelarut aseton 90% sebanyak 10 ml
sampler pada kedalaman 1 meter, ke dalam tabung 15 ml yang telah
lalu diletakkan ke dalam ember. berisi kertas filter, lalu simpan pada
Selanjutnya botol gelap tempat yang kedap cahaya.
dimasukkan ke dalam air yang berada  Sampel yang telah dilarutkan
dalam ember untuk diisi sampai kemudian digerus menggunakan
penuh dan ditutup saat berada dalam alat penggerus hingga halus agar
air kemudian botol yang telah berisi fitoplankton pecah dan dapat
air disimpan ke dalam cool box yang ditangkap oleh aseton.
telah diberi es (Semedi dan safitri,  Setelah itu larutan
2015). dihomogenkan menggunakan alat
parameter lingkungan centrifuge dengan kecepatan 4000
digunakan sebagai parameter rpm dengan waktu 30-60 menit.
pendukung. Adapun parameter  Kemudian dilakukan
lingkungan yang diukur adalah pengukuran nilai absorbansi dari
kecerahan, suhu, salinitas, oksigen klorofil-a menggunakan alat
terlarut, pH, arah dan kecepatan arus. spektrofotometer pada panjang
gelombang (664,, 647 dan 630 nm)
2.1.4 Analisis Kandungan Klorofil-a kemudian dikurang dengan
Menurut Hutagalung et al. absorbansi panjang gelombang 750
(1997), prosedur pengukuran nm. Hal ini bertujuan untuk
konsentrasi klorofil-a yang mendapatkan nilai absorbansi untuk
didasarkan pada penyerapan 3 klorofil-a, dikarenakan pada
panjang gelombang (trichomotric) panjang gelobang 750 nm tersebut
yaitu 664, 647 dan 630 nm dengan tidak terdapat penyerapan yang
menggunakan pelarut aseton. Adapun dilakukan oleh klorofil-a.
langkah-langkah dalam pengukuran Perhitungan kandungan klorofil-a
konsentrasi klorofil-a yaitu : menggunakan rumus dari Hutagalung
 Penyaringan sampel air et al. (1997).
sebanyak 500 ml yang disimpan Klorofil-a (mg/m3) =
dalam botol gelap menggunakan
kertas saring milipore ukuran 0,45
µm dengan bantuan vacuum pump,
Keterangan :
dengan tekanan hisap 30 cm Hg.
 Setelah selesai proses E664 : Absorbansi 664 nm – absorbansi
penyaringan, kertas filter dibungkus 3

menggunakan aluminium foil, 750 nm (mg/m )


kemudian simpan dalam lemari
pendingin.
E647 : Absorbansi 647 nm – absorbansi antara data hasil lapangan dan data
3

750 nm (mg/m ) citra, menggunakan persamaan :

E630 : Absorbansi 630 nm – absorbansi Regresi Linear : y = a + bx


3
2
750 nm (mg/m ) Pol. Orde 2 : y = a + bx + cx
3 2
Ve : Volume ekstrak aseton (10 ml)
Pol. Orde 3 : y = a + bx + cx + dx

Vs : Volume contoh air yang disaring


Keterangan :

(500 ml)
y : Variabel terikat (data lapangan)

d : Tebal larutan yang dilalui panjang


x : Variabel bebas (data citra)

gelombang (1 cm)
a, b, c, d : koefisien regresi

2.1.5 Analisis Data


Kemudian dimasukan kedalam

Nilai konsentrasi klorofil-a


perhitungan uji validasi.

insitu dan citra satelit yang telah

diolah untuk mendapatkan


Ket : Zi = Data hasil analisis citra
konsentrasi klorofil-a menggunakan
Zj = Data lapangan
perangkat lunak perangkat lunak ER-
n = Jumlah data
Mapper 7.0 dibandingkan tiap titik
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
stasiun (validasi).
3.1 Pendugaan Konsentrasi
Regresi data dilakukan setelah Klorofil-a di Muara Sungai

analisis data citra dengan algoritma Musi Menggunakan Citra

dan data hasil lapangan, regresi data Sentinel-2A

bertujuan untuk melihat keakuratan


Pendugaan konsentrasi klorofil-a Jaelani dan Ratnaningsih (2018). Peta

di muara Sungai Musi menggunakan pendugaan sebaran konsentrasi

citra satelit Sentinel-2A dengan klorofil-a menggunakan ke-3

waktu perekaman 3 Maret 2020. Pada algoritma ditampilkan pada Gambar

penelitian ini seharusnya 3.

menggunakan data citra pada bulan

Februari atau pada musim barat

tetapi pada musim tersebut Jumlah

tutupan awan lebih dari 30%

sehingga sulit untuk dilakukan

pengolahan data.

Penggunaan algoritma dilakukan

untuk mengetahui nilai konsentrasi


Gambar 3. Peta pendugaan sebaran
klorofil-a di perairan muara Sungai
konsentrasi klorofil-a menggunakan
Musi, beberapa algoritma yang
Algoritma Pentury, Nuriya serta Jaelani
digunakan yaitu Algoritma Pentury
dan Ratnaningsih.
(1997), Nuriya et al (2010) serta

Tabel 1. Nilai pendugaan sebaran konsentrasi klorofil-a menggunakan Algoritma

Pentury, Nuriya serta Jaelani dan Ratnaningsih

Stasiun Algoritma Pendugaan Konsentrasi Klorofil-a

Pentury Nuriya et al Jaelani dan Ratnanningsih


(1997) (2010) (2018)

1 2,35 13,13 6,22

2 2,56 13,59 6,58

3 2,49 13,3 6,47

4 2,34 13,61 6,21

5 2,44 13,32 6,38

6 2,35 14,12 6,22

7 1,81 16,15 5,09

8 2,33 13,9 6,18

9 2,43 14,38 6,36

10 2,38 14,14 6,27

Berdasarkan Tabel 1 nilai menghasilkan nilai konsentrasi

reflektansi klorofil-a dengan klorofil-a yang berbeda. Hal ini

menggunakan algoritma Pentury disebabkan masing-masing algoritma


3

sebesar 1,29 – 2,82 mg/m . Algoritma dikembangkan sesuai dengan

Nuriya menghasilkan kisaran klorofil- karakteristik perairan wilayah kajian.


3

a sebesar 5,82 – 28,91 mg/m ,


3.2 Hubungan Klorofil-a dengan
sedangkan algoritma Jaelani dan
Parameter Oseanografi
Ratnaningsih menghasilkan kisaran
Pengukuran parameter fisikan
klorofil-a sebesar 3,75 – 7,01 mg/m3.
dan kimia yaitu kecepatan arus, arah
Nilai klorofil-a yang diperoleh
arus, DO, kecerahan, pH, salinitas, dan
dari masing-masing algoritma
suhu yang dilakukan pada saat pasang dan surut (Tabel 2 dan 3).

. Nilai parameter fisika dan kimia pada kondisi pasang


Tabel 2

Stasiu Kecepatan Arah DO Kecerahan Salinitas Suhu Klorofil-a


pH
n (m/s) (°) (mg/l) (%) (ppt) (°C) (mg/m³)

1 0.44 S 7.28 11.70 6.59 2 28.49 0.84

2 0.48 B 7.90 8.79 7.61 7 27.38 1.16

3 0.60 S 6.95 15.03 6.72 1 28.45 0.96

4 0.14 BD 6.16 10.87 7.12 2 28.10 0.92

5 0.15 S 6.14 9.58 6.84 2 28.17 0.87

6 0.11 BD 7.24 3.48 7.13 4 28.03 0.87

7 0.34 T 5.89 4.27 7.07 3 28.37 0.69

8 0.45 TG 5.07 4.13 6.75 3 28.23 1.36

9 0.16 TG 6.72 4.19 7.13 4 28.11 0.82

10 0.22 S 6.58 4.28 7.04 3 28.04 1.16

Rata-
0.31 - 6.59 7.63 7.00 3.10 28.14 0.97
rata
. Nilai parameter fisika dan kimia pada kondisi surut
Tabel 3

Kecepatan Arah DO Kecerahan Salinitas Suhu Klorofil-a


Stasiun pH
(m/s) (°) (mg/l) (%) (ppt) (°C) (mg/m³)

1 0.53 U 7.03 5.71 7.48 6 28.64 0.94

2 0.27 TL 7.90 15.69 7.33 8 28.90 1.91

3 0.08 U 6.52 5.96 6.97 5 28.95 1.03

4 0.42 TL 7.24 4.25 7.19 5 28.64 0.52


5 0.13 BL 5.58 5.67 7.17 5 28.50 1.64

6 0.13 U 5.70 2.44 6.99 3 28.45 0.72

7 0.11 TL 5.52 5.62 7.08 3 28.56 0.80

8 0.12 BL 6.09 3.60 6.90 4 28.55 0.49

9 0.14 T 5.57 4.70 7.06 3 28.52 0.82

10 0.12 U 6.89 3.61 7.03 2 28.62 0.88

Rata-rata 0.21 - 6.40 5.72 7.12 4.37 28.63 0.98


Secara spasial konsentrasi klorofil-a pada kondisi pasang dan surut digambarkan pada Gambar
4.

a. Pasang b. Surut

Gambar 4 Sebaran konsentrasi klorofil-a insitu kondisi pasang dan surut


3

Berdasarkan hasil pengukuran di 1,36 mg/m dengan rata-rata sebesar


3

lapangan, konsentrasi klorofil-a pada 0,97 mg/m . Pada kondisi surut

kondisi pasang berkisar antara 0,69 – konsentrasi klorofil-a berkisar antara


3

0,49 – 1,91 mg/m dengan rata-rata mengarah ke Utara hingga Timut Laut
3

sebesar 0,98 mg/m . Stasiun 8 yang (ke arah laut) di mana arus

berada pada daerah pertemuan anak mendorong pasokan nutrien dari

Sungai Musi dan Sungai Banyuasin sungai menuju ke laut.

memiliki kondisi yang unik karena Salinitas yang didapat pada

pada kondisi pasang konsentrasi kondisi pasang tergolong rendah

klorofil-a tertinggi yaitu sebesar 1,36 yakni berkisar 1-7%₀ sedangkan pada
3

mg/m dan pada kondisi surut kondisi surut 2-8%₀ hal ini

memilki konsentrasi terendah disebabkan kondisi cuaca yang hujan


3

sebesar 0,49 mg/m . pada saat sampling serta beberapa

Fenomena disebabkan karena titik stasiun yang dekat dengan

pada kondisi pasang arah arus daratan sehingga terpengaruh dari

mengarah ke bagian Selatan hingga adanya pemukiman yang

Barat Daya dengan kecepatan rata- menghasilkan air pembuangan.

rata sebesar 0.31 m/s yang mampu Pada kondisi pasang nilai DO

membawa bahan organik serta berkisar antara 5,07 – 7,90 mg/L.

nutrien berkumpul di stasiun 8 Nilai DO tertinggi berada pada stasiun

sebelum mengalir ke Sungai Musi 1 dengan nilai 7,90 mg/L sedangkan

dan Sungai Banyuasin. Namun nilai DO terendah berada pada

sebaliknya pada saat surut arus stasiun 8 dengan nilai 5,07 mg/L.
konsentrasi DO di perairan muara surut yakni berkisar 28,45-28,95 °C,

Sungai Musi tergolong sesuai untuk dimana suhu yang didapat masih

biota laut. Keputusan Menteri Negara dalam kondisi normal, apabila suhu

Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 air mencapai kisaran 35-40 °C

untuk kehidupan biota laut dengan merupakan suhu kritis bagi

nilai DO >5 mg/l. kehidupan organisme dan dapat

PH pada kondisi pasang berkisar menyebabkan kematian (Patty et al.

6.59-7.61 sedangkan pada kondisi 2019).

surut pH berkisar 6.90-7.48. pH Pengukuran konsentrasi klorofil-

cenderung rendah pada stasiun yang a pada suatu perairan digunakan

berada didekat daratan, disebabkan untuk melihat tingkat kesuburan

adanya aktivitas dari pemukiman perairan tersebut.


Tabel 4. Status kesuburan perairan
yang menghasilkan limbah. berdasarkan Bohlen dan Boynton

Pada kondisi pasang nilai Klorofil-a Status Perairan

< 1 mg/m³ Kurang Subur


kecerahan berkisar 3,48-15,03 % dan
1 - 15 mg/m³ Bagus
pada kondisi surut berkisar 2,44-
15 - 30 mg/m³ Sedang
15,69 %. Pengambilan data suhu
≥ 30 mg/m³ Eutrofikasi

perairan kondisi pasang Diketahui bahwa status perairan

menunjukkan suhu berkisar antara muara Sungai Musi tergolong Kurang

27,38-28,49 °C sedangkan kondisi Subur karena nilai rata-rata total


yang didapat sebesar 0.96 mg/m³.

Sihombing (2013) dalam

penelitiannya di perairan Sungsang

mendapatkan nilai konsentrasi Gambar 5. Grafik nilai konsentrasi

klorofil-a dengan kisaran 5,10 – 6,32 klorofil-a di perairan muara Sungai Musi

mg/m³ pada kondisi surut, dan Pada Gambar 5 menunjukkan

dilakukan penelitian serupa oleh nilai klorofil-a pada saat kondisi

Rahmi (2019) dalam penelitiannya di menuju surut lebih tinggi

perairan muara Sungai Musi dibandingkan pada saat kondisi

mendapatkan nilai konsentrasi menuju pasang. Pada saat kondisi

klorofil-a pada kondisi pasang menuju pasang, nilai konsentrasi

berkisar 12,15 – 25,17 mg/m³ dan klorofil-a berkisar 0,69 – 1,15 mg/m³

pada kondisi surut berkisar 12,65 – sedangkan pada saat kondisi menuju

21,77 mg/m³. surut nilai konsentrasi klorofil-a

Perbandingan nilai konsentrasi berkisar 0,49 – 1,90 mg/m³.

klorofil-a di perairan muara Sungai


3.3 Penentuan Algoritma di Perairan
Musi secara insitu pada kondisi
Muara Sungai Musi
pasang dan kondisi surut dapat
Penentuan algoritma yang sesuai
dilihat pada Gambar 5.
untuk menggambarkan sebaran

klorofil-a di perairan muara Sungai


Musi dilakukan dengan dengan data citra menggunakan algoritma

Pentury (1997).
membandingkan hasil pengukuran di

lapangan dengan olahan data citra


2

Sentinel-2A 2020. Apabila nilai R

yang diperoleh mendekati 1 maka

Gambar 7. Grafik regresi Polynomial Orde 3


menunjukkan hubungan yang
antara nilai konsentrasi klorofil-a lapangan
semakin erat. Pendekatan model
dengan data citra menggunakan algoritma
regresi polynomial digunakan untuk
Nuriya et al (2010).

mendapatkan hasil terbaik yang

sesuai dengan kajian (Gambar 6, 7dan

8).

Gambar 8. Grafik regresi Polynomial Orde 3

antara nilai konsentrasi klorofil-a lapangan

dengan data citra menggunakan algoritma

Jaelani dan Ratnaningsih (2018).

Gambar 6. Grafik regresi Polynomial Orde 3

antara nilai konsentrasi klorofil-a lapangan


lapangan
Tabel 5. Hasil regresi data citra dengan data
2 2 2

Regresi Pentury R Nuriya R Jaelani R

y = 0.4638x - y = -0.0753x + y = 0.2251x -


0.411
Linear 0.1686 0.428 1.974 0.208 0.4742
2 2 2

Pol. y = 0.6908x - y = -0.0707x + y = 0.2123x -

Ordo 2 2.5141x + 2.9864 0.469 1.9962x - 13.106 0.371 2.227x + 6.5337 0.461
3 3 3

y = 15.144x - y = 0.2046x - y = 2.6825x -


2 2 2

Pol. 100.91x + 8.9861x + 131.03x 47.722x +

Ordo 3 222.56x - 161.34 0.563 - 633.63 0.555 281.73x - 550.68 0.560

Tabel 5 menunjukkan model data penginderaan jauh dari

regresi dari algoritma Pentury algoritma Pentury dilakukan dengan


3 2

memiliki nilai koefisien determinasi persamaan (y = 15,144x – 100,91 x

paling tinggi pada polynomial orde 3 + 222,56x – 161,34) (Tabel 5).

sebesar 0,563. Setelah dilakukannya Konsentrasi klorofil-a di perairan

validasi menggunakan model muara Sungai Musi sebelum dan

persamaan linear, orde 2 dan 3 hasil sesudah validasi data citra

yang paling mendekati yaitu dari ditampilkan pada Tabel 6.

regresi polynomial orde 3. Validasi


Tabel 6. Nilai konsentrasi sebelum dan sesudah validasi data citra.

Data Citra Satelit


Data Lapangan
Stasiun Sebelum Validasi Setelah Validasi
(mg/m³)
(mg/m³) (mg/m³)

1 2.35 0.94 0.84

2 2.56 1.16 1.16

3 2.49 0.98 0.96

4 2.34 0.95 0.92

5 2.44 0.92 0.87


6 2.35 0.94 0.87

7 1.81 0.70 0.69

8 2.33 0.94 1.36

9 2.43 0.92 0.82

10 2.38 0.92 1.16

Setelah dilakukan proses validasi (2018)

dengan melalui regresi, kemudian Hasil perhitungan RMSE diatas

dilanjutkan dengan perhitungan uji menunjukkan algoritma Pentury

validasi yang merujuk pada penelitian memiliki nilai RMSE yang sama

Prasetiyo et al. (2019) yakni RMSE dengan Jaelani dan Ratnaningsih

(Root Mean Square Error) yang yaitu sebesar 0,01. Namun koefisien

merupakan besarnya nilai kesalahan regresi menunjukkan algoritma

dari hasil pendugaan menggunakan Pentury lebih baik (0,563)

citra, semakin kecil nilai RMSE maka dibandingkan Jaelani dan

hasil pendugaan akan semakin Ratnaningsih (0,560). Maka algoritma

akurat. Pentury dipilih sebagai dasar analisis


. Nilai akurasi hasil pendugaan
Tabel 7 algoritma yang baru.
klorofil-a dengan algoritma

Algoritma RMSE 3.4 Pola Sebaran Konsentrasi

Pentury (1997) 0.01 Klorofil-a Citra Sentinel-2A

Nuriya et al (2010) 0.02 Multitemporal Menggunakan

Jaelani dan Ratnanningsih 0.01 Algoritma Pentury (1997)


Penentuan sebaran konsentrasi menggunakan citra Sentinel-2A tahun

klorofil-a di perairan muara Sungai 2018, 2019, 2020 ditampilkan pada

Musi berdasarkan hasil regresi yang Gambar 9.

sesuai dengan algoritma Pentury

(1997). Algoritma tersebut

menggunakan regresi polynomial

orde 3, kemudian model persamaan

tersebut diterapkan pada citra

Sentinel-2A dengan path 124 row 62

dengan tanggal perekaman 09

Desember 2018, 08 Januari 2019 dan

03 Maret 2020.

Sebaran konsentrasi klorofil-a di


Gambar 9. Pola sebaran konsentrasi
perairan muara Sungai Musi klorofil-a di perairan muara Sungai Musi
menggunakan citra Sentinel-2A tahun 2018
- 2020.

Tabel 8. Konsentrasi klorofil-a perairan muara Sungai Musi tahun 2018 - 2020

Stasiun Desember 2018 Januari 2019 Maret 2020

1 1.01 8.12 0.94

2 1.18 20.29 1.16

3 1.08 11.46 0.98

4 1.1 19.47 0.95

5 1.05 12.83 0.92

6 1.02 4.5 0.94

7 1.28 12.78 0.70


8 1.29 13.93 0.94

9 1.27 10.22 0.92

10 1.22 15.61 0.92

Rata-rata 1.15 12.92 0.94

Nilai konsentrasi klorofil-a di mg/m³ dengan nilai terendah 0.70

perairan muara Sungai Musi, mg/m³ dan tertinggi 1.16 mg/m³.

Kabupaten Banyuasin, Provinsi Nilai sebaran klorofil-a tahun

Sumatera Selatan pada tahun 2018 – 2018 cenderung rendah

2020 secara keseluruhan berada pada dibandingkan daerah muara hingga

kisaran 0.04 – 26.09 mg/m³. menuju percabangan anak sungai

Fluktuasi konsentrasi klorofil-a sampai masuk ke daerah sungai dan

selama 3 tahun terjadi naik turun, nilai sebaran klorofil-a semakin

pada tahun 2018 konsentrasi klorofil- meningkat menuju laut di sekitar

a rata-rata 1.15 mg/m³ dengan nilai Tanjung Carat. Tahun 2019 nilai

terendah 1.01 mg/m³ dan tertinggi sebaran klorofil-a cenderung tinggi,

1.29 mg/m³. tetapi jika dilihat lebih rinci nilai

Tahun 2019 terjadi kenaikan klorofil-a lebih tinggi pada daerah

konsentrasi klorofil-a dengan rata- yang mendekati daratan Upang.

rata 12.92 mg/m³ dengan nilai Hal ini disebabkan karena di

terendah 4.5 mg/m³ dan tertinggi daerah ini tidak ada pemukiman

20.29 mg/m³. Sedangkan pada tahun warga sehingga aktivitas pemukiman

2020 terjadi penurunan nilai tidak mempengaruhi nilai klorofil-a

konsentrasi klorofil-a, nilai rata-rata dan semakin rendah pada daerah

konsentrasi klorofil-a yakni 0.94 Tanjung Carat sampai daerah


Sungsang hingga percabangan anak Sedangkan tahun 2020 nilai sebaran

sungai dan sekitar Pulau Payung. klorofil-a pada badan sungai sampai

Berdasarkan BMKG (2019), pada ke muara rendah, tetapi cenderung

Januari tahun 2019 terjadi anomali meninggi mendekati daratan hingga

positif suhu muka laut Pasifik bagian percabangan anak sungai.

tengah (El Nino) di Samudera Pasifik


KESIMPULAN DAN SARAN
ekuator bagian tengah yang
3.1 Kesimpulan
mengakibatkan terjadinya kekeringan
Berdasarkan hasil penelitian
pada daerah tersebut. Menurut
yang dilakukan di perairan Muara
Seprianto et al. (2016), ketika El Nino
Sungai Musi, Kabupaten Banyuasin,
kuat bersamaan IOD (+) akan
Provinsi Sumatera Selatan
menimbulkan suhu permukaan laut
didapatkan kesimpulan sebagai
lebih tinggi.
berikut :
Rendahnya curah hujan
1. Tahun 2018 sebaran klorofil-a
mengakibatkan intensitas penyinaran
cenderung rendah pada daerah
lebih efektif dan permukaan laut
sungai dan semakin tinggi menuju
yang tenang membuat penetrasi
laut. Sedangkan pada Tahun 2019
panas ke dalam air sehingga
dan 2020 memiliki pola sebaran
menyebabkan suhu permukaan
klorofil-a yang hampir sama yakni,
mencapai maksimum, sehingga hal ini
klorofil-a cenderung tinggi pada
yang membuat tinggi-rendah nya
daerah sungai dan semakin rendah
konsentrasi klorofil-a pada bulan
menuju laut.
Desember 2018–Januari 2019.
2. Algoritma yang sesuai untuk
DAFTAR PUSTAKA
pendugaan konsentrasi klorofil-a

di perairan muara Sungai Musi Angraini D, Purwoko A, Sagala EP.

menggunakan citra Sentinel-2a 2018. Kelimpahan

yaitu model algoritma Pentury Makrozoobenthos Di Intertidal

(1997) yang telah dikembangkan Muara Sungai Musi Kecamatan

(y=(15.144*(2.3868*(B3/B2)-0.46 Banyuasin II Kabupaten

71)*(2.3868*(B3/B2)-0.4671)*(2. Banyuasin Provinsi Sumatera

3868*(B3/B2)-0.4671))- Selatan. Jurnal Penelitian Sains

(100.91*( 2.3868*(B3/B2)- Vol. 20 (2) : 50-57.

0.4671)*(2.3868* (B3/B2)-
BMKG. 2019. Refleksi 2019: Kejadian
0.4671))+(222.56*(2.386
Bencana Terkait Cuaca, Iklim
8*(B3/B2)-0.4671))-161.34.).
dan Gempabumi yang

4.2 Saran Signifikan.

Pada penelitian selanjutnya (https://www.bmkg.go.id/press

sebaiknya waktu pengambilan data -release/?p=refleksi-2019-

lapangan disesuaikan dengan tanggal kejadian-bencana-terkait-cuaca-

serta jam perekaman citra agar hasil iklim-dan-gempabumi-yang-

yang didapat lebih sesuai serta signifikan&tag=press-

pngolahan data dilakukan release&lang=ID)

menggunakan software yang berbeda


Hutagalung HP, Deddy S, Riyono SH.
agar dapat dilihat apabila hasil yang
1997. Metode Analisa Air Laut,
didapat tersebut sama atau berbeda.
Sedimen dan Biota. Pusat Patty SI, Ibrahim PS, Yalindua FY.

Penelitian dan Pengembangan 2019. Oksigen Terlarut Dan

Oseanologi. Jakarta : Lembaga Apparent Oxygen Utilization Di

Ilmu Pengetahuan Indonesia Perairan Waigeo Barat, Raja

(LIPI). Ampat. Jurnal Technology and

Entrepreneur Vol. 7 (2) : 52 – 57.


Jaelani LM, Rantaningsih RY. 2018.

Spatial and Temporal Analysis Pentury R. 1997. Algoritma

of Water Quality Parameter Pendugaan Konsentrasi

using Sentinel-2A Data; Case Klorofil-a di Teluk Ambon

Study: Lake Matano and Towuti. menggunakan Citra Landsat

International Journal on [Tesis]. Bogor : Institut

Advanced Science Engineering Pertanian Bogor. 52 hal.

Information Technology Vol. 8


Rahmi M. 2019. Sebaran Klorofil-a
(2) : 547 – 553.
Menggunakan Citra Satelit

Nuriya H, Hidayah Z, Nugraha WA. Landsat Multi-Temporal di

2010. Pengukuran Konsentrasi Muara Sungai Musi Provinsi

Klorofil-a dengan Pengolahan Sumatera Selatan [skripsi].

Citra Landsat ETM-7 dan Uji Indralaya : Universitas

Laboratorium di Perairan Selat Sriwijaya. 75 hal

Madura. Jurnal Kelautan Vol. 3 Semedi B, Safitri NM. 2015. Estimasi

(1) : 60 – 66. Distribusi Klorofil-a di Perairan

Selat Madura Menggunakan


Data Citra Satelit Modis dan Selatan. Maspari Journal Vol. 5

Pengukuran In Situ Pada Musim (1) : 34 – 39.

Timur. Research Journal Of Life

Science Vol. 2 (1) : 40-49.

Sihombing RF, Aryawati R, Hartoni.

2013. Kandungan Klorofil-A

Fitoplankton Di Sekitar Perairan

Desa Sungsang Kabupaten

Banyuasin Provinsi Sumatera

Anda mungkin juga menyukai