Anda di halaman 1dari 9

Manusia dan Lingkungan, Vol. XI, No. 2, Juli 2004, hal.

64-72
Pusat Studi Lingkungan Hidup
Universitas Gadjah Moda
Ytg1tallq71t, I ndon es ia

FAKTOR-FAKTOR LINGKTJNGAN ABIOTIK DAN KEANEKARAGAMAN


PLANKTON SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS PERAIRAN DANAU TOBA
(Environmental Abiotic Factors and the Diversity of Plnnkton
as Water Quality Indicators in Lake Toba, Nort Sumatera, Indonesia)

Ternala Alexander Barus


Jurusan Biologi Fakultas Matem6tika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara, Medan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan dan keanekaragaman plankton sebagai
indikator kualitas petairan Danau Toba, Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei
2003 pada 3 stasiun pengambilan sampel (Parapat, Simanindo dan Balige) Dari hasil penelitian diidentifikasi
sebanyak 93 genera plankton (7 kelompok fitoplankton dan 2 kelompok zooplankton). Dari hasil perhitungan nilai
indeks keanekaragaman Shannon-Wiener memperlihatkan bahwa komunitas plankton di ketiga lokasi pengamatan
adalah mirip. Nilai indeks keanekaragaman menunjukkan bahwa perairan mengalami pencemaran sedang.

Kata kunci: faktor lingkungan, plankton, indikator kualitas air, ekosistem danau.

Abstract

The aim of the study is to investigate lhe environnrental obiotic .factors and the diver.sitt, oJ'plankton ils water
quality indicators in Lake T-oba ecosystem, North of Sunntera. T'he studl n'as done on April to Mav, 2003
in three sanrpling stations (l'arapat, Simanindo and Balige).Ninel,- three genera of plankton (seven groups
of phvtoplankton and two groups of z.ooplankton) were identified. I'he calailated values of diversity index
(Shannon-Wiener) shon,ed that plankton co,n,nutity itt three stations is quite sinrilar. T'he sc'ores of diversitv
index were calegorized into nnderalely polluted by organic matters.

Kev words: environmental factors, plonkton, v'ater Erulitv indicators, lake ecos.vstem.

I. PENDAHTILUAN di sekitar ekosistern air ini. Pennasalahan utama


yang dialami ekosistem Danau Toba terutama
Pesatnya proses industrialisasi yang dibarengi adalah penurunan kualitas air akibat dari berbagai
dengan laju pertambahan penduduk dunia yang limbah yang clibuang ke dalarn danau sehingga
sangat cepat, telah menimbulkan berbagai dampak menimbulkan pencemaran, seperti limbah rumah
negatif terhadap mutu dan keberadaan sumber tangga, limbah pertanian, lirnbah dari budidaya
daya alam dan lingkungan. perikanan di dalam keramba serta limbah rninyak
Ilkosistem air yang merupakan bagian dari yang berasal dari aktivitas transportasi air. t{al ini
sumber daya alam juga tidak luput dari segala terutama dapat dilihat cli kawasan sekitar Parapat
darnpak negatif yang ditimbulkan oleh peningkatan dan Balige.
aktivitas manusia dalam mengeksploitasi surnber Selain itu terjadi perusakarr karvasan hr.rtan. be-
daya alam dan lingkungan tersebut. nrpa penebangan hutan untuk berbagai keperluan.
Danau Toba yang merupakan suatu ekosistem di sekitar danau yang menyebabkan terjadinya fluk-
air telah banyak mengalami perubahan terutama tuasi alirau air yang rnasuk ke dalarn danau.
akibat dari berbagai aktivitas manusia yang terclapat

64
Faktot-Faktor Lingkungan Abiotik

Danau Toba yang mempunyai luas permukaan ragaman plankton pada beberapa kawasan perairan
lebih kurang 112.970 ha, merupakan danau yang Danau Toba yang digunakan sebagai indikator untuk
paling luas di Indonesia. Secara geografis Danau menentukan kualitas perairan tersebut.
Toba terletak diantara 98o - 99' Bujur Timur dan
2" - 3" Lintang Utara, berjarak sekitar 175 km dari
kota Medan, terletak pada ketinggian 995 m di atas II. METODE PENELITIAN
permukaan laut, dengan kedalaman maksimum
yaitu 525 m yang terdapat di kawasan perairan Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei
Haranggaol. Danau ini merupakan sumber daya air 2003 di tiga stasiun pengamatan di kawasan Danau
yang mempunyai nilai yang sangat parting ditinjau Toba yang terletak di perairan Parapat, Simanindo
dari fungsi ekologis serta fungsi ekonomis. Hal ini dan Balige. Simanindo merupakan kawasan yang
berkaitan dengan fungsi Danau Toba sebagai ha- belum banyak terkena aktivitas manusia, sementara
bitat berbagai jenis organisma air, fungsi air Danau Parapat dan Balige mewakili kawasan Danau Toba
Toba sebagai sumber air minum bagi masyarakat dengan aktivitas masyarakat yang tinggi. Peng-
sekitarnya, sebagai sumber air untuk kegiatan per- ambilan sampel dilakukan sebanyak 2 kali dengan
tanian dan budi daya perikanan serta untuk me- selang waktu tiga minggu. Pada setiap stasiun
nunjang berbagai jenis industri (misalnya kebutuhan pengamatan dilakukan pengambilan sampel pada
air untuk industri pembangkit listrik Sigura-gura, dua titik sampling yaitu pada zona permukaan (0
Asahan). Tak kalah pentingnya adalah fungsi Danau m) dan pada kedalaman 5 m.
Toba sebagai kawasan wisata yang sudah terkenal Faktor biotik yang diamati adalah plankton, se-
ke mancanegara dan sangat potensil untuk pengem- dangkan faktor-faktor abiotik lingkungan meliputi
bangan kepariwisataan di Propinsi Sumatera Utara. temperatur air, kelarutan oksigen, BOD5, COD,
Plankton merupakan organisma air yang hidup- pH, nitrit, nitrat dan fosfat.
nya melayang-layang dalam air dan pergerakannya Penghitungan jumlah plankton dilakukan di
terutamadipargaruhi oleh pergerakan air (Schwoerbel, bawah mikroskop dengan menggunakan alat haemo-
1987). Dikenal 2 jenis plankton yaitu fitoplankton cytometeq dan denganmenggunakan rumus menurut
dan zooplankton. Fitoplankton adalah organisma Isnansetyo & Kurniastuty (1995) dalam Purba
p lankton y ang bersi fat sebagai tumbuh-tumbuhan, (1998) yang dimodifikasi dilakukan penghitungan
sedangkan zooplankton adalah organisma plankton kelimpahan plankton:
yang bersifat hewan. Perbedaan diantara keduanya
terletak pada kemampuan fitoplankton dalam me- TxPxVxl
lakukan proses fotosintesis dengan tersedianya
klorofil dalam sel-sel organisma tersebut. Dalam L*pxvxW
rantai makanan di suatu ekosistem air, fitoplankton
termasuk ke dalam kelompok produsen karena N : Kelimpahan plankton per liter
kemampuannya melakukan fotosintesis tersebut. T : Luas penampang permukaan
Oleh karena itu keberadaan fitoplankton di suatu haemocytometer (mm2)
ekosistem air menjadi sangat penting terutama L : Luas satu lapang pandang (mm2)
dalam mendukung kelangsungan hidup organisma P : Jumlah plankton yang dicacah
air lainnya, seperti zooplankton, benthos ikan dan p : Jumlah lapang yang diamati
sebagainya. V : Volume konsentrasi plankton dalam
Sebagai organisma air, plankton mempunyai bucket (ml)
kisaran toleransi tertentu terhadap perubahan ber- v : Volume konsentrat di bawah gelas
bagai faktor lingkungan abiotik seperti temperatur penutup (ml)
air, pH, kadaroksigen terlarut (DO) dan sebagainya. W : Volume air sampel yang disaring melalui
Sehingga perubahan nilai dari berbagai faktor netplankton (liter)
lingkungan abiotik tersebut secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi ke- Untuk mengetahui keanekaragaman plankton
anekaragaman plankton. maka dilakukan analisis dan penghitungan lndeks
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fluk- Keanekaragaman dan lndeks Kesamaan, dengan
tuasi berbagai faktor abiotik lingkungan dan keaneka- nrnus perhitungan sebagai berikut (Michael, 1984):

65
Ternala Alexander Barus

. Indeks Keanekaragaman (H') pada permukaan dengan nilai pada kedalaman 5 m


H': - I pi ln pi adalah berbeda nyata.
pi : Perbandingan antara jumlah suatu jenis Nilai kelarutan oksigen (DO) pada ketiga lo-
dengan jumlah seluruh jenis (niN). kasi pengamatan berkisar antara 5,85 - 6,66 mgl.
Nilai terendah diperoleh pada lokasi Parapat (ke-
. Indeks Keseragaman dalaman 5m) sedangkan nilai tertinggi pada lokasi
H' Balige (kedalaman 5 m). Kisaran nilai kelarutan ok-
t-:
- sigen ini menunjukkan kualitas perairan yang masih
Hmax baik. Berdasarkan sistem saprobi (Schwoerbel,
H' : Indeks Keanekaragaman J., 1987) dalam menentukan kualitas suatu eko-
Hmax : Indeks Keanekaragaman maksimum sistem perairan, nilai kelarutan oksigen yang meng-
(:nS) indikasikan kualitas perairan yang baik adalah pada
S : Jumlah spesies kisaran 6 - 8 mg/I. Salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi kelarutan oksigen dalam air adalah
temperatur air.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Apabila temperatur meningkat maka kelarutan
oksigen akan menurun dan sebaliknya. Dengan
l. Faktor Fisik dan Kimia Perairan demikian maka khususnya untuk ekosistem perairan
H asil pengukuran terhadap faktor-faktor abiotik
di daerah tropis yang umumnya mempunyaitemper-
perairan di
lokasi sampling dapat dilihat pada atur yang relatiftinggi akan mempunyai keterbatasan
Tabel l. Nilai temperatur air berkisar antara 23'C - dalam menyerap oksigen.
25,5oC. Kisaran nilai temperatur ini sesuai dengan Dari hasil uji statistik terlihat bahwa nilai ke-
temperatur perairan umumnya yang terdapat di ka- larutan oksigen pada kedalaman yang berbeda
wasan tropis. Dari fluktuasi nilai temperatur pada (antara permukaan dengan kedalaman 5 m) tidak
kedalaman yang berbeda terlihat bahwa pada la- menunjukkan nilai yang berbeda nyata. Sumber
pisan permukaan (0 m) nilai temperatur lebih utama oksigen dalam air berasal dari proses foto-
tinggi dibandingkan dengan nilai temperatur pada sintesis dan adanya kontak air dengan udara
kedalaman 5 m, dan ini berlaku pada ketiga lokasi (khusus pada air di lapisan permukaan). Hal ini
pengamatan. Pola temperatur perairan terutama di- menunjukkan bahwa suplai oksigen untuk lapisan
pengaruhi oleh intensitas cahaya matahari (Brehm air di permukaan sebanding dengan laju fotosintesis
& Meijering, 1990), sehingga umumnya pada la- yang masih berlangsung pada kedalaman 5 m.
pisan permukaan perairan akan mempunyai tem- Fotosintesis yang berlangsung pada kedalaman 5 m
peratur yang lebih tinggi dibandingkan pada la- terjadi terutama karena penetrasi cahay ayangmasih
pisan air yang lebih dalam. Dari hasil uji statistik cukup tinggi mengingat kondisi air Danau Toba
terhadap faktor abitotik lingkungan yang diamati yang relatif masih jernih pada lokasi pengamatan,
(Tabel 2), terlihat bahwa nilai rata-rata temperatur disertai dengan kehadiran fitoplankton.

Tabel l. Nilai beberapa Parameter Lingkungan di Tiga Stasiun Pengamatan di


Perairan Danau Toba
No. Parameter Parapat Simanindo Balige
0m 5m 0m 5m 0m 5m
1 Temperatur Air ('C) 25,5 23,5 25,5 23,0 24,5 22,00
2 Oksigen Terlarut (mg/L) 6,09 5,85 6,22 6,55 6,43 6,66
3 BOD5 (mg/L) 4,49 4,55 1,95 1,86 3,11 2,97
4 CoD (ms/L) 18,35 19,44 10,34 11,43 14,23 13,55
5 pH 7,8 7,9 7,9 7,8 7,7 7,8
6 Nitrit (mg/L) 0,187 0,1 65 0,111 0,089 0,152 0,1 50
7 Nitrat (mg/L) 0,542 0,611 0,245 0,234 0,441 0,398
8 Fosfat (mg/L) 0,441 0,472 0,222 0,213 0,314 0,332

66
Faktor-Faktor Lin gkun gan Abiotik

Hasil pengukuran terhadap nilai BOD5 menggambarkan kebutuhan oksigen untuk total
menunjukkan bahwa nilai terendah sebesar 1,86 oksidasi, baik terhadap senyawa yang dapat di-
mglL diperoleh pada lokasi Simanindo (kedalaman uraikan secara biologis maupun terhadap senyawa
5 m), sedangkan nilai tertinggi sebesar 4,55 mglL yang tidak dapat diuraikan secara biologis (Baur,
diperoleh pada lokasi Parapat (kedalaman 5 n). l e87).
Nilai BOD5 yang diperoleh pada lokasi pengamatan Dari uji statistik terhadap nilai COD diperoleh
menunjukkan indikasi tentang kadar bahan organik bahwa nilai rata-rata COD pada kedalaman yang
di dalam air, yang berasal dari limbah cair yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia. Nilai Pengukuran terhadap nilai pH air di lokasi
yang tinggi pada lokasi Parapat sangat berhubungan pengamatan menunjukkan bahwa pH air berkisar
dengan pencemaran air danau oleh limbah yang antara 7,7 - 7,9 (Tabel I ). Secara umum nilai pH
dihasilkan oleh penduduk (limbah domestik), yang didapatkan masih dalam kisaran toleransi
dibandingkan dengan nilai yang lebih rendah pada biota perairan.
lokasi Simanindo. Hal inijuga menunjukkan bahwa Dari uji statistik terhadap nilai pH diperoleh
pada lokasi-lokasi tertentu di kawasan Danau Toba bahwa nilai rata-rata pH pada kedalaman yang ber-
telah terjadi pencemaran air yang menyebabkan beda tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
terjadinya penruunan kualitas air danau. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa konsen'
Dari uji statistik terhadap nilai BOD5 diperoleh trasi nitrit pada lokasi pengamatan berkisar antara
bahwa nilai rata-rata BOD5 pada kedalaman yang 0,089 mg/l pada lokasi Sirnanindo (kedalaman 5 m)
berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang sampai 0,187 mg/l pada lokasi Parapat (kedalaman
nyata. 0 m). Selanjutnya pada Tabel I juga dapat dilihat
Dari hasil pengukuran terhadap nilai COD bahwa konsentrasi nitrat pada lokasi pengamatan
diperoleh bahwa nilai terendah sebesar 10,34 mgl berkisar antara 0,234 mglL pada lokasi Simanindo
L terdapat pada lokasi Simanindo (kedalaman 0 m) (kedalaman 5 m) sampai dengan 0,61 I mg/L pada
sedangkan nilai tertinggi sebesar 18,44 mgilterdapat lokasi Parapat (kedalaman 5 m). Jika mengacu
pada lokasi Parapat (kedalaman 5 m). pada nilai arnbang batas pada Peraturan Pemerintah
Nilai COD menunjukkan jumlah total oksigen Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kua-
yang dibutuhkan untuk proses oksidasi yang ber- litas Air dan Pengendalian Pencemaran, maka kon-
langsung secara kimiawi. Dengan demikian maka sentrasi nitrit yang diperoleh berada diatas nilai
umumnya nilai COD akan selalu lebih besar di- baku mutu untuk air semua kelas yaitu sebesar
bandingkan dengan nilai BOD5, karena nilai BOD5 0,06 mgil. Adanya kegiatan budidaya ikan dalam
terbatas hanya terhadap bahan organik yang bisa di- keramba yang banyak terdapat di perairan Danau
uraikan secara biologis saja, sementara nilai COD Toba ternyata menghasilkan limbah organik yang

Tabel 2. Hasil Uji Signifikan (uji t) terhadap Faktor-faktor Abiotik Lingkungan


pada Kedalaman yang Berbeda
Paired t df sig.
Differences (2-tailed)
Mean std. Std. Error 95% Confidence lnterval
Deviation Mean of the Difference
Lower Upper
Pair 1 TO-T5 2.3333 28868 16667 1.6162 3.0504 14.000 2 005
Pair 2 DOO - DOs -.1 067 30436 't7572 -.8627 6494 -.607 2 606
Pair 3 BODO - BODs .0900 1 5000 08660 -.2826 .4626 1.039 2 408
Pair 4 coDo - coDs -.1 667 88749 51 239 -2.3713 2.0380 -.325 2 776
Pair 5 PHO - PHs -.0333 11547 06667 -.3202 .2535 -.500 2 667
Pair 6 NO2_0 - NO2_5 .0133 01155 00667 -.0154 .0424 2.000 2 184
Pair 7 NO3_0 - NO3_5 - 0033 05859 03383 -.1489 .1422 -.099 2 930
Pair 8 PO4 0-PO4 5 -.0133 02082 01202 -.0650 .0384 -1 .1 09 2 383

Ket.: Nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 rnenunjukkan nilai yang berbeda nyata

67
Ternala Alexander Barus

tinggi dan pada akhirnya akan menghasilkan se- Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai ke-
nyawa nitrit yang tinggi pada perairan melalui limpahan pada permukaan dibandingkan dengan
proses nitrifikasi. nilai kelimpahan pada kedalaman 5 m adalah tidak
Dari uji statistik terhadap nilai nitrit dan nitrat berbeda nyata (Tabel 6).
diperoleh bahwa nilai rata-rata nitrit dan nitrat Nilai indeks keanekaragaman (H') plankton
pada kedalaman yang berbeda tidak menunjukkan yang diperoleh berkisar antara 1,2 (Baligei5 m) -
perbedaan yang nyata. l,7l (Simanindo/5 m) seperti terlihat pada Tabel
Konsentrasi fosfat pada lokasi pengamatan 5. Nilai indeks keanekaragaman pada ketiga
berkisar antara 0,213 mglL pada lokasi Simanindo lokasi pengamatan tersebut relatif hampir sama,
(kedalaman 5 m) sampai dengan 0,472 mg/L pada dengan tingkat keanekaragaman rendah. Dikaitkan
lokasi Parapat (kedalaman 5 m). dengan tingkat pencemaran, maka nilai indeks
Jika mengacu pada nilai ambang batas pada Per- keanekaragaman yang berkisar antara 1,6 - 2,0
aturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang diklasifikasikan sebagai tercemar ringan, se'
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pen- dangkan nilai antara 1,0 - 1,6 diklasifikasikan se-
cemaran, maka konsentrasi fosfat yang diperoleh bagai tercemar sedang. Dengan demikian maka pada
berada diatas nilai baku mutu untuk air semua kelas ketiga lokasi pengamatan berdasarkan nilai indeks
yaitu sebes ar 0,2 mgl L.Ti ng gi ny a kons entras i fosfat keanekaragaman plankton dapat diklasifikasikan
pada lokasi Parapal karena pada lokasi tersebut sebagai perairan yang tercemar ringan sampai
selain terjadi pembuangan limbah minyak, juga sedang.
banyak dibuang limbah organik yang mengandung Nilai indeks keanekaragaman plankton di ke-
fosfat yang berasal dari berbagai aktivitas manusia tiga lokasi penelitian menunjukkan bahwa jenis
di sekitamya. Adanya aktivitas transportasi airjuga dan jumlah individu plankton adalah rendah, dan
dapat mengurangi populasi tumbuhan air sehingga ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
mengurangi pemanfaatan fosfat sebagai bahan nu- hanya sedikit terdapat jenis ikan dengan jumlah
trisi tumbuhan air dan menyebabkan tingginya kon- populasi yang relatif rendah yang dapat hidup di
sentrasi fosfat dalam perairan. Danau Toba. Berdasarkan studi terhadap fluktuasi
Dari uji statistik diperoleh bahwa tidak ada per- faktor abiotik lingkungan di perairan Danau Toba,
bedaan yang nyata nilai konsentrasi fosfat yang di- Ginting (2002) menyatakan bahwa Danau Toba ter-
ukur pada kedalaman yang berbeda. masuk danau yang bersifat Oligotroikf (miskin zat
hara). Oleh karena itu maka pengembangan budi-
2. Jenis-jenis Plankton yang Ditemukan daya ikan di Danau Toba hanya mungkin dilakukan
Dari hasil penelitian dijurnpai sebanyak 93 melalui suplai nutrisi yang cukup.
genera plankton yang terdiri dari 7 filum fito- Hasil perhitungan terhadap nilai indeks kese-
plankton (Chrysophyta, Chlorophyta, Cyanophyta. ragaman diperoleh kisaran antara 0,57 (Simanindo/O
Euglenophyta, Phaeophyta, Pynophyta, Rhodo- m)-0,78 (Simanindo/5 m). Nilai indeks keseragaman
phyta) dan 2 filum zooplankton (Arthropoda dan secara urnuln berkisar antara 0 - l. Nilai yang men-
Protozoa) seperti terlihat pada Tabel 3. dekati I
menunjukkan tingkat keseragaman jenis
Jenis plankton yang banyak dijumpai adalah yang semakin tinggi. Dengan dernikian maka ber-
{itoplankton dari filum Chrysophyta dan Chloro- dasarkan nilai indeks keseragaman, maka jenis
phyta, masing-masing sebanyak 32 genera. plankton yang ada pada masing-masing lokasi
Dari hasil perhitungan didapat bahwa nilai pengamatan tidak terlalu merata.
kelimpahan total plankton berkisar antara 2244 - Dari hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai
5 I 68 Ind./L (Tabel 4). Nilai terendah diperoleh pada
indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman
lokasi Parapat (kedalaman 5 m) dan tertinggi pada pada pennukaan dibandingkan dengan nilai pada
lokasi Simanindo (kedalaman 0 m/permukaan). keclalaman 5 m adalah tidak berbeda nyata (Tabel 6).

68
Faktor-Faktor Lingkungan Abiotik

Tabel 3. Klasifikasi Plankton yang Ditemukan di Perairan Danau Toba

FtLutr,t Geruus JuruuH


FroplRrurroru
Achanthes, Cocconeis, Asterionella, Tabellaria,
Melosira, Cymbella, Denticula, Ephitemia,
Gamphonema, Eunotia, Diatom, Fragillaria,
Chrysophyta Synedra, Amphipleura, Diatomella,Diploneis, 32
Navicula, Pinnularia, Stauroneis, Nitzchia, Surirella,
Cymatopleura, Anthophysis, Chrysococcus,
Dinobryon, Characiopsis, Chlorosaccus, Chlorobotrys,
Mischococcus, Tetradriella, Vaucheria, Monocillia.

Chlorococcum, La gerh eim ia, Tetraped ia, Acetabu la ria,


Exentrosphaera, Schizogonium, Characium,
Ankistrodesmus, Chodatella, Closteriopsis, Oosystis,
Chlorophyta Tetraedon, Gloeocystis, Enteromorpha, Monostroma, 32
Ectochaeta, Microthamnion, Coleochaeta, Horminidium,
Ulotrix, Clamydomonas, Crusicenia, Eudorina, Volvox,
Closteridium, lchtiodontum, Staurastrum, Tetmemorus,
Netrium, Mougeotia, Spirogyra, Gonotozygon.

Cyanophyta Chroococcum, Coeleosphaerium, Synnecoccus, 7


Oscillatoria, Spirullina, Anabaena, Gloeotrichia.

Euglenophyta Euglena, Peranema, Lepocyndis. 3

Phaeophyta Lithoderma 1

Pyrrophyta Gymnodinium I

Rhodophyta Bangia, Eudoniella, Lemanea. J

Zoopt-Rr.txtox

Arthropoda Synopla, Streptophalus, Peracantha. 3

Steinella, Paramecium, Arnoeba, Raphidocystis,


Protozoa Astramoeba, Arcella, Centrophysis, Cochliopodium, '11
Microclamys, Encentrum, Notholca.
TorRl 93

69
Temala Alexander Barus

Tabel 4. Kelimpahan Plankton di Tiga Stasiun Pengamatan di Perairan Danau


Toba (Ind./L).

No Keras Pnnapnr Sttr,lRtttttOO Bnlrcg


0n,t 5 tut 0u 5u 0 tr,t 5 ttl

Frropllruxroru
1 Bacillariophyceae 170 136 204 136 952 1734
2 Chlorophyceae 1530 1190 2380 1598 2754 1530
3 Chrysophyceae 34 34
4 Cyanophyceae 442 340 714 612 306 306
5 Dinophyceae 170 136 204
6 Euglenophyceae 272 510 aaz
7 Phaeophyceae 'lo 34 '10 ':u
I Rhodophyceae 34 6B 34
I Xanthophyceae 204 136 340 238 34
JunuH 2856 2142 4488 2924 .4488 3740
ZooplRNxroru
10 Crustaceae 34 34 34 68 68
11 Ciliata ,: 340 340 68
12 Cilliophora 6B 68 34
13 Monogononta 34 34 34 68
14 Rhizopoda 34 34 204 238 io
Jut',tt-lt-t 170 102 680 680 170 102
Jur',uH Toral 3026 2244 5168 3604 4658 3842

Tabel 5. Nilai Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Plankton di


Tiga Stasiun Pengamatan di Perairan Danau Toba.
No PnuuereR Pnnapar Srunrutruoo BnucE
0 trt 5 tvt 0u 5u 0 t*,t 5u
1 lndeks Keanekaragaman (H') 1,69 1,54 1,51 1 ,71 1,23 1,20
2 lndeks Keseragaman (E) 0,68 0,70 0,57 0,78 0,59 0,62

Tabel 6. Hasil Uji Signifikan (uji 0 terhadap Nilai Kelimpahan Plankton, Indeks
Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman pada Kedalaman yang Berbeda

Paired t df sig.
differences (2-tailed)
Mean std. Std. Error 95% Confidence lnterval
Deviation Mean of the Difference
Lower Upper
Pair 1 K_0 K_5 1054 442 25s.1 888 -43.9889 2151.9889 4.130 2 054
Pair 1 HO H5 -.0067 .17786 .10269 -.4485 .4352 -.065 2 954
Pair 1 EO E5 -.0867 .10693 .06173 -.3523 .1790 -1.404 2 295

70
Faktor-Faktor Lingkungan Abioti k

Tabel 7. Analisis Korelasi Antara Faktor-faktor Abiotik Lingkungan dengan Nilai


Incleks Keanekaragaman pada Masing-masing Kedalaman Air
HO TO DO0 BODO CODO PHO NO2_0 NO3 0 PO4 0
HO Pearson Correlation 1 .922 1.000** .434 .403 .604 .388 .220 .482
Sig. (2-tailed) .254 .006 .7'14 .736 .587 .746 .859 .680
N 3 3 3 3 3 3 3 3 3

H5 T5 DO5 BOD5 coDS PH5 NO2_5 NO3_5 PO4_5


H5 Pearson Correlation 1 .786 -.310 -.189 -.109 .189 -.577 -.269 -.285
Sig. (2'tailed) .425 .799 .879 .930 .879 .609 .826 .816
N 3 3 3 3 3 3 3 3 3
** f'nrrelatinn is qisnificnnt
Correlation iq sign vel (Z-tar

Dari hasil analisis korelasi antara faktor- Danau Toba minimal selama satu tahnn, untuk
faktor abiotik lingkungan dengan nilai indeks memberikan gambaran yang jelas tentang
keanekaragaman di peroleh bahwa untuk kedalaman keberadaan plankton di perairan Danau Toba.
0 m (permukaan) nilai indeks keanekaragaman . Perlu dilakukan monitoring terhadap fluktuasi
berkorelasi positif dengan faktor lingkungan faktor-faktor abioti k I i n gku ngan sec ara period i k
oksigen terlarut ('tabel 7). Artinya bahwa untuk dapat memberikan garnbaran tentang
meningkatnya kelarutan oksigen dalam air akan kualitas air Danau Toba yang lebih akurat.
meningkatkan keanekaragaman plankton. . Mengingat sernakin banyaknya aktivitas
masyarakatdi sekitar kawasan Danau Toba,
maka perlu dilakukan pengelolaan terpadu
PENUTUP untuk dapat menjaga kualitas perairan Danau
Toba agar tetap terpelihara dengan baik.
Kesimpulan:
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
. Berdasarkan nilai faktor-faktor abiotik yang
diamati rnaka perairan Danau Toba di lokas Barus, T.A., 2004. Pengantar L.imnologi. Studi
penelitian dikategorikan sebagai tercemar Tentang Ekosistern Air Daratan. Penerbit USU
Press, Medan.
ringan sarnpai sedang.
. Faktor abiotik lingkungan yang memberikan Baur, W.H. ( 1987): Gewhsserglite bestimmen
perbedaan yang nyata antara nilai pada und beurteilen. - 2. Aufl. - Paul Parey Verlag,
permukaan dengan nilai pada kedalaman 5 m Harnburg - Berlin.
adalah temperatur air. Brehm, J. &. Meijering, M.P.D. ( 1990).
. Dijumpai 93 genera plankton dengan nilai FlieBgewflsserkunde. - 2. Aufl., Qr"relle & Meyer
indeks keanekaragaman yang berkisar antara Verlag, Heidelberg - Wiesbaden.
1,2 - l,7l dan termasuk kategori rendah dengan
Ginting, 8., 2002. Pengaruh Aktivitas Manusia
tingkat pencemaran ringan sampai sedang. Terhadap KualitasAir Di Perairan Parapat Darrau
. Dari hasil analisis korelasi diperoleh bahwa Toba. Tesis Prograrn Studi PSL, Pascasarjana
nilai indeks keanekaragaman berkorelasi positif USU, Medan.
dengan faktor lingkungan oksigen terlarut
Michael, P. (1984). Ecological nretlrods lor field and
(Do)
laboratory investigations.'lata McGraw-Hill
Publishing Conrpany, LJSA.
Saran:
. Purba, R., T.A. Barus. N. Pasaribu, 1998. Studi
Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam
Terrtang Komposisi dan Distribusi Komunitas
tentang flLrktuasi musiman plankton di perairan

1l
Ternala Alexander Barus

Plankton di Perairan Danau Toba Kecamatan Biologis Terhadap Kualitas Perairan Danau
Simanindo Kabupaten Toba Samosir. Univ. Toba, Daerah Parapat, Pangururan, Tamba.
Sumatera Utara, Medan, Univ. Sumatera Utara, Medan.
Situngkir, M.E., T.A. Barus, N. Pasaribu, 1999. Schwoerbel,J.(1987).EinftihrungindieLimnologie.
Struktur Komunitas Plankton Sebagai Indikator - 6. Aufl. - Gustav Fischer Verlag, Sruttgart.

72

Anda mungkin juga menyukai