Disusun oleh:
Nama : Ghurrotul Bariroh
NPM : 17320050
Kelas : 6B
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MIPA DAN TI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2019
1.1 Judul
Uji Resistensi
1.3 Tujuan
Menentukan resistensi tidaknya suatu bakteri terhadap jenis antibiotika atau
antiseptic
- Plastik bening
1.6 Cara Kerja
1. Memberikan perlakuan ke beberapa kapas.
- Memberikan larutan hand sanitizer ke kapas-1
- Memberikan larutan antifungi ke kapas-2
- Memberikan larutan antibiotic ke kapas -3
- Memberikan larutan sabun cair ke kapas- 4
- Memberikan larutan detergen ke kapas-5
- Tidak memberikan perlakuan ke kapas-6
2. Meniriskan masing-masing kapas
3. Mengusapkan masing-masing kapas ke gagang pintu yang berbeda
- Kapas-1 pada gagang pintu kamar mandi sebelah kanan
Kapas 3 - - - - -
Kapas 4 - - - - -
Keterangan:
Kapas 1 : kapas dengan pemberian hand sanitizer
Kapas 2 : kapas dengan pemberian anti fungi
Kapas 3 : kapas dengan pemberian antibiotic
Kapas 4 : kapas dengan pemberian sabun cair
Kapas 5 : kapas dengan pemberian detergen
Kapas 6 : kapas tanpa pemberian perlakuan
1.8 Pembahasan
Uji resistensi merupakan suatu uji yang dilakukan untuk mengukur ketahanan
atau kepekaan suatu mikroorganisme terhadap suatu antibiotic. Pada praktikum ini
menggunakan media berupa kapas, yang berperan sebgaai tempat tumbuhnya
mikroorganisme. Sedangkan jenis bahan yang digunakan untuk megukur resistensi
tidak hanya menggunakan antibiotic, melainkan juga antiseptic (hand sanitizer dan
sabun cair), antifungi, dan disinfektan (detergen). Uji resistensi disini tidak hanya
untuk menguji resistensi bakteri, melainkan juga bakteri sebagai mikroogansiime
lainnya.
Dalam prosedurnya, perlakuan dilakukan sebanyak 5 sampel, dengan satu
sampe sebagai control, yaitu tidak diberikan perlakuan apa pun. Hal ini untuk
membandingkan apakah tanpa adanya pemberian bahan antibiotic bakteri dapat
tumbuh, kemudian bagaimana dengan pertumbuhannya jika dibandingkan dengan
dengan sampel lain, sehingga dapat ditarik sebagai kesimpulan. Kapas sebagai media
pertumbuhan bakteri dilakukan pada gagang pintu yang berbeda, hal ini dilakukan
karena jika menggunakan satu gagang pintu saja maka kapas terakhir atau berikutnya
akan terkena cairan antibiotic dari kapas sebelumnya, selain itu kemungkinanan
adanya mikroorgansime pada gagang pintu sudah terambil semua oleh kapas
sebelumnya.
Berdasarkan data hasil praktkum dapat diketahui bahwa hanya dua jenis kapas
yang melihatkan adany mikroorganisme yang muncul, yaitu pada sampel kontrol dan
sampel dengan pemeberian hand sanitizer. Pada kapas yang tanpa pemberian
perlakuan bakteri baru muncul pada hari keempat. Kemudian pada hari ke-5
mikroorgansime tersebut terlihat lebih jelas. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
antibiotic atau jenis zat penghambat mikroorgansime lainya benar-benar mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang ada. Hal ini dapat dibuktikan pada
beberapa jenis kapas lainnya yang mana diberikan perlakuan dengan pemberian
antibiotic, antifungi, dan disinfektan. Meskipun demikian terdapat satu jenis kapas
lagi dengan penambahan antiseptic berupa hand sanitizer yang juga memperlihatkan
adanya mikroorganisme yang tumbuh.
Jenis hand sanitizer yang digunakan, kadar alcohol yang digunakan yaitu 60%.
Kandungan alcohol yang efektif membunuh mikroorganisme yaitu lebih dari 60%.
Kadar alcohol yang kurang dari 60% tidak dapat membunuh bakteri maupun virus
secara efektif (Srikartika, 2016). Berdasarkan hal tersebut maka bakteri resisten
terhadap antiseptic yang diberikan, ditambah dengan kadar alcohol yang rendah.
Alcohol merupakan zat yang memiliki aktivitas antimikroba spectrum luas dalam
membunuh bakteri, virus, dan jamur, tetapi tidak bersifat sporisidal. Mekanime kerja
alcohol yaitu dengan mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi dan juga
melarutkan lemak.
Jenis mikroorganisme yang muncul pada kedua jenis kapas yaitu jenis jamur,
hal ini bisa diidentifikasi karena adanya hifa pada bakteri tersebut. Persebaran
jamur/fungi pada kedua jenis kapas tersebut tidak begitu banyak, hanya satu koloni
saja yang tumbuh dan dalam ukuran yang kecil. fungi yang muncul pada media kapas
dengan tambahan hand sanitizer muncul pada hari terakhir pengamatan, yaitu pada
hari ke-5, hal ini menunjukkan bahwa sifat dari antiseptic terssebut yang tidak tahan
lama, atau memunculkan sifat resisten pada bakteri jika hanya satu kali
pemberian/penggunaan, meskipun dalam lingkungan yang tertutup. Sedangkan fungi
yang muncul pada media kapas tanpa tambahan bahan antibuotik apapun
persebarannya lebih luas jika dibandingkan dengan kapas dengan hand sanitizer.
Secara umum jamur dapat mengalami resistensi secara intrinsic terhadap resisteni
primer, yaitu jenis antifungi atau resistensi dapat terjadi sebagai respon terhadap
antifungi selama pengobatan atau disebut sebagai resistensi sekunder (Aspari, 2013).
1.9 Kesimpulan
Uji resistensi merupakan suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui adanya sifat
resistensi mikroorgansime terhadap suatu antibiotic. Berdasarkan hasil praktikum, media
yang ditumbuhi bakteri yaitu media kapas dengan pemberian hand sanitizer dan kapas
yang tanpa perlakuan. Munculnya jamur pada kapas tanpa pemberian perlakuan
menunjukkan bahwa mikroorgansime tersebut dapat tumbuh dengan media atau
lingkungan yang sesuai, sedangkan jamur pada kapas dengan pemberian hand sanitizer
menunjukkan adanya sifat resisten mikroorganisme terhadap antiseptic yang diberikan.
Hal ini dikarenakan kadar alcohol pada hand sanitizer tersebut adalah 60%, yang mana
dengan kadar tersebut mikroorgansime lebih mudah untuk resisten. Sedangkan pada
kapas lainnya yang tidak memunculkan adanya mikroba menunjukkan bahwa
mikroorgansime tidak dapat menahan pemberian antibiotic, yang menunjukkan antibiotic
ersebut bekerja aktif dalam membunuh mikroba.
Daftar Pustaka
Alfitra, Ryan. 2013. Uji Resistensi.
https://www.academia.edu/8324057/UJI_RESISTENSI
Aspari, A.S., et al. 2013. Resistensi Antijamur dan Strategi Untuk Mengatasi. Jurnal Ilmu
Kesehatan Kulit 40(2): 89 – 95
Chaidir J, Munaf S. 1994. Obat antimikroba. In: Munaf S, eds. Farmakologi Unsri.
Jakarta: EGC
Srikartika, P. 2016. Kemampuan Daya Hambat Bahan Aktif Beberapa Dagang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 5(3): 540-545
Stainier, et al. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
https://books.google.co.id
Lampiran
Gambar 5. Pengamatan hari ke-5 Gambar 6. Jamur pada kapas hand sanitizer