Anda di halaman 1dari 5

EnviroScienteae 8 (2012) 30-34 ISSN 1978-8096

KEBERADAAN DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON


SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KESUBURAN LINGKUNGAN PERAIRAN
DI WADUK RIAM KANAN

Dini Sofarini

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan


Universitas Lambung Mangkurat

Keywords : abundance index, phytoplankton, Riam Kanan Basin, waters fertility

Abstract

Evaluated from fitoplankton abundance index, has known that the condition of territorial
Riam Kanan Basin water can be classified as a good condition or pertained at light
contamination, where fitoplankton as first producer represent the especial link in giration the
underwater food chain. Hence, obtainable territorial waters fertility with the make-up of
amount of fitoplankton or the fitoplankton abundance index in territorial water represent one
of indicator of territorial waters fertility.

Pendahuluan yang ada diharapkan mampu meningkatkan


produktivitas perairan.
Perairan dalam usaha pengelolaannya
meliputi juga pembentukan lingkungan Perumusan Masalah
yang dapat menunjang keberhasilan hidup
ikan. Salah satu unsur perairan tawar Pembangunan waduk merupakan satu
adalah waduk. Waduk merupakan danau usaha dalam memanfaatkan sumberdaya air
atau badan air buatan yang terbentuk akibat semaksimal mungkin. Agar kualitas
pembendungan aliran sungai. Penetapan sumberdaya perairan tersebut tetap lestari
kawasan perairan Waduk Ir. Pangeran dan menguntungkan, maka untuk
Muhammad, atau sering disebut Waduk memanfaatkan perairan tersebut perlu
Riam Kanan, sebagai daerah penelitian diketahui tingkat kesuburan dan faktor-
merupakan suatu langkah awal untuk faktor pendukung lainnya seperti
mengetahui tingkat kesuburan fitoplankton kandungan fitoplankton sebagai produsen
sebagai indikator kesuburan perairan. primer (Davis, 1995). Apakah keberadaan
Menurut Samingan (1993), dan jumlah fitoplankton pada perairan itu
fitoplankton merupakan dasar dari akan menunjukkan tingkat kesuburan suatu
kehidupan organisme di perairan dan dalam badan air atau waduk ? Apakah fitoplankton
sistem aliran energi menempati tropical dapat dijadikan salah satu indikator
level yang pertama. Sebagai dasar dari kesuburan perairan dan mengapa kesuburan
rantai, maka ada hubungan yang erat antara suatu perairan turut ditentukan oleh
jumlah fitoplankton yang tersedia dengan kelimpahan fitoplanktonnya? Itulah kunci
produksi ikan (Cholik, 1991). masalah yang akan dibahas pada penelitian
Menurut Anonim (1987), perubahan ini.
perairan sungai yang mengalir menjadi Mengingat pentingnya keberadaan
perairan waduk yang tergenang merupakan fitoplankton sebagai suatu bagian dari
salah satu faktor yang meningkatkan rantai makanan utama di perairan, maka
populasi fitoplankton, sehingga dengan penelitian untuk mengetahui apakah
terbentuknya waduk populasi fitoplankton keberadaan fitoplankton di perairan
merupakan upaya untuk menunjang
Dini Sofarini/EnviroScienteae 8 (2012) 30-34 31

penggalian dan pendayagunaan suatu Untuk perhitungan kelimpahan


perairan ini dilakukan. fitoplankton, digunakan rumus yang
dikemukakan Hardy (1970) di dalam
Tujuan dan Manfaat Penelitian Nurhaniah (1998), yaitu:

Tujuan dari kegiatan penelitian ini N = n/m x s/a x 1/v


adalah untuk mengetahui keberadaan dan
kelimpahan fitoplankton sebagai salah satu Keterangan :
indikator kesuburan perairan di Waduk N = Jumlah sel atau individu per liter
Riam Kanan. n = Jumlah sel atau individu yang
Hasil penelitian ini diharapkan berguna ditemukan
sebagai gambaran dan informasi mengenai m = Jumlah tetes sampel yang diperiksa
kesuburan perairan berdasarkan indikator s = Jumlah sampel dengan pengawetnya
fitoplankton serta sebagai data referensi a = Volume tiap tetes air sampel
bagi penelitian selanjutnya yang v = Volume air yang tersaring
berhubungan dengan produktivitas perairan
khususnya perairn waduk, dan sebagai Faktor-faktor fisika dan kimia air
bahan pertimbangan untuk kebijaksanaan yang diukur adalah suhu, kecerahan,
pemerintah dalam pengelolaan dan oksigen terlarut (DO), pH, fosfat dan nitrat.
pemanfaatan lingkungan perairan tersebut.

Hasil dan Pembahasan


Metode Penelitian
Keberadaan dan Kelimpahan Plankton
Metode pengambilan contoh
fitoplankton dan pengukuran parameter Berdasarkan hasil identifikasi terhadap
fisika dan kimia perairan ditetapkan pada 3 sampel fitoplankton di perairan Waduk Riam
stasiun dan stasiun tersebut terdiri dari : Kanan, ditemukan sebanyak 36 genera
Stasiun I : Alimpung organisme fitoplankton yang termasuk dalam 4
filum, yaitu Chrysophyta (5 genera),
Stasiun II : Tiwingan
Chlorophyta (17 genera), Chyanophyta (13
Stasiun III : Gunung Janar genera) dan Euglenophyta (1 genera). Rerata
Penetapan stasiun dilakukan secara kelimpahan fitoplankton yang ditemukan di
purposive yaitu dengan menetapkan tempat- perairan Waduk Riam Kanan berdasarkan filum
tempat terpilih yang dianggap dapat selama masa pengamatan dapat dilihat pada
menggambarkan kondisi perairan Waduk Tabel 1 berikut.
Riam Kanan.

Tabel 1. Rerata Kelimpahan Fitoplankton yang Ditemukan di Perairan Waduk Riam Kanan
Berdasarkan Filum
Kelimpahan (sel/l)
No Filum Genera
I II
1. Chrysophyta 5 488,33 370,00
2. Chlorophyta 17 3.342,00 2.757,66
3. Chyanophyta 15 24.749,66 20.328,66
4. Euglenophyta 1 140,66 44,66
Jumlah 36 28.720,66 23.500,98
Keterangan: I = pengambilan pertama; II = pengambilan kedua
Sumber: data primer
32 Dini Sofarini /EnviroScienteae 8 (2012) 30-34

Dari data pada tabel diatas, dapat dilihat ditemukan dibanding pada perairan lainnya.
bahwa jumlah fitoplankton yang didapatkan Namun demikian dari jumlah selnya, maka
sangat besar, terutama pada pengambilan filum Chyanophyta (blue green algae)
pertama. Hal ini disebabkan karena merupakan yang paling besar. Nontji (1987)
pengambilan sampel dilakukan pada waktu menyatakan bahwa filum Chyanophyta jarang
siang hari, saat matahari bersinar cerah, dimana dijumpai tetapi sekali muncul populasinya
ini merupakan saat yang baik untuk sangat besar. Sedangkan Sachlan (1982)
fitoplankton melakukan proses fotosintesis, berpendapat bahwa filum Chrysophyta
sehingga fitoplankton melakukan migrasi merupakan jenis plankton yang lebih mampu
vertikal ke permukaan air untuk melakukan beradaptasi terhadap perubahan intensitas
fotosintesis. cahaya matahari dibandingkan jenis plankton
Dari Tabel 1 tersebut terlihat juga bahwa lainnya.
golongan fitoplankton yang jumlah generanya Selanjutnya, Rerata kelimpahan
tertinggi adalah filum Chlorophyta. Hal ini fitoplankton di setiap stasiun pada masing-
sesuai dengan pendapat Davis (1995) bahwa masing kedalaman dan waktu pengambilan
pada perairan yang tenang Chlorophyta selama masa pengamatan dapat dilihat pada
merupakan filum yang paling banyaki Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Rerata Kelimpahan Fitoplankton yang Ditemukan di Perairan Waduk Riam Kanan
Berdasarkan Kedalaman Selama Masa Pengamatan
Pengamatan Stasiun 0.5 (m) 1.0 (m) 1.5 (m) 2.0 (m) 2.5 (m) Rerata
I I 7,189 5,744 5,032 5,864 6,220 6,009.8
II 4,132 2,578 5,709 6,797 5,322 4,907.6
III 2,145 8,010 462 3,888 5,609 4,040.8
II I 400 8,010 9,499 1,311 822 4,008.2
II 2,344 6,789 1,144 7,488 1,400 3,833.0
III 7,999 9,422 8,477 4,121 1,377 6,279.0
Rerata I 3,794.5 6,877 7,265.5 3,587.5 3,521 5,009.1
II 3,238 4,683.5 3,426.5 6,992.5 3,361 4,340.3
III 5,072 8,010 4,469.5 4,004.5 3,493 5,009.8
Sumber : data primer

Berdasarkan Tabel 2 diatas, rerata berlangsungnya proses fotosintesis.


kelimpahan fitoplankton yang tertinggi terdapat Kelimpahan fitoplankton merupakan petunjuk
pada Stasiun I pengamatan pertama, yaitu dari kesuburan di suatu lingkungan perairan.
sebesar 9,499 sel/l. Hal ini diduga karena Kategori perairan subur adalah apabila
tingkat kecerahan yang tinggi sehingga kelimpahan
menunjang proses fotosintesa bagi fitoplankton > 40 x 106/m3, kesuburan sedang apabila
dan stasiun tersebut kedalamannya lebih kelimpahan 0.1- 40 x 106/m3, dan kurang subur
dangkal dari 2 stasiun yang lainnya. Selain itu apabila kelimpahan < 0.1 x 106/m3 (Lund di
juga karena adanya sumber energi dan dalam Nurhaniah, 1998).
kandungan hara yang mendukung pertumbuhan Berdasarkan pernyataan di atas dapat
fitoplankton tersebut. dihitung untuk menilai kelimpahan
Kelimpahan terendah terjadi pada Stasiun I fitoplankton, yaitu dari pengambilan pertama
pengamatan kedua pada kedalaman 0.5 m dan kedua, kisaran kelimpahan fitoplankton
sebesar 400 sel/l. Hal ini terjadi diduga karena antara 19,165 – 31,396 sel/l, dikonversi ke
pada saat pengambilan sampel, hari masih pagi dalam sel/m3 menjadi 19,165,000 – 31,396,000
dan cuaca mendung sehingga fitoplankton tidak sel/m3 atau 19,165 x 106/m3 – 31,396 x
dapat berfotosintesis dan fitoplankton lebih 106/m3. Dari perhitungan tersebut, maka
suka bermigrasi vertikal ke bawah. kesuburan fitoplankton di perairan Waduk
Menurut Welch (1992), pertumbuhan Riam Kanan tergolong sedang.
fitoplankton dipengaruhi oleh cahaya dari segi
kualitas dan kuantitas cahaya, dan cahaya
matahari merupakan syarat utama untuk
Dini Sofarini/EnviroScienteae 8 (2012) 30-34 33

Sifat Fisika dan Kimia Perairan Riam Kanan tersebut, dapat dikatakan mampu
mendukung kehidupan ikan dan jasad
Suhu makanannya.
Hasil dari pengukuran yang telah
dilakukan terhadap suhu air disetiap stasiun pH
selama masa pengamatan yang terdapat di Derajat keasaman atau pH menunjukkan
perairan Waduk Riam Kanan diperoleh kisaran kadar asam atau basa dalam suatu larutan
suhu antara 30.1°C – 30.7°C dengan rata-rata melalui konsentrasi atau aktivitas ion hidrogen.
sebesar 30.4°C. Dari rerata tersebut dapat Dari hasil pengukuran pH didapatkan kisaran
dianggap baik untuk pertumbuhan plankton, antara 7.14 – 7.73 dan reratanya 7.44. Menurut
dimana hal ini sesuai dengan pendapat Ray dan Pescod (1973) di dalam Nurhaniah (1998), agar
Rao (1964) di dalam Nurhaniah (1998) bahwa kehidupan ikan dan jasad makanannya
secara umum suhu optimal untuk berlangsung secara wajar diperlukan kisaran pH
perkembangan plankton adalah 20°C - 30°C. antara 5.0 – 9.0. Berdasarkan niali pH dan
kriteria yang telah ditentukan, maka pH di
Kecerahan perairan Waduk Riam Kanan dapat mendukung
Kecerahan menunjukkan adanya kehidupan ikan dan jasad makanannya, dalam
kemampuan intensitas cahaya matahari untuk hal ini adalah fitoplankton.
menembus suatu perairan sehingga diketahui
sampai berapa jauh dapat terjadi asimilasi Fosfat
tumbuhan air. Dari hasil pengukuran terhadap Fosfat merupakan unsur zat hara yang
kecerahan air, menunjukkan nilai kecerahan berperan penting terrhadap produktivitas suatu
yang berkisar antara 1.92 – 2.65 m, dengan perairan. Unsur ini termasuk salah satu unsur
rerata 2.27 m. Nilai kecerahan yang baik bagi esensial dalam pembentukan protein, lemak dan
kelangsungan hidup organisme perairan adalah metabolisme organisme. Dalam jumlah yang
> 45 cm (Asmawi, 1985). seimbang, fosfat dapat menstimulasi
Nilai kecerahan yang tinggi menunjukkan pertumbuhan dari mikroorganisme perairan
bahwa air cenderung jernih dengan kandungan yang berfotosintesis (Asmawi, 1994).
partikel terlarut yang rendah, selain itu Hasil pengukuran kandungan fosfat di
pengukuran dilakukan pada siang hari dan perairan Waduk Riam Kanan menunjukkan
cuaca cerah. Hal ini sesuai dengan pendapat kisaran nilai 0.18 – 0.39 mg/l. Menurut
Soeseno (1984) bahwa yang menentukan besar Joshimura di dalam Nurhaniah (1998), tingkat
kecilnya nilai kecerahan adalah benda-benda kesuburan perairan dapat diduga berdasarkan
tersuspensi, jasad-jasad renik dan warna kandungan orthofosfat yang terlarut dalam
perairan itu sendiri. perairan. Kesuburan perairan termasuk rendah
Jadi dapat dikatakan bahwa nilai kecerahan apabila kandungan orthofosfat (PO4) 0.100 –
yang didapatkan selama pengamatan di perairan 0.200 mg/l. Berdasarkan data ini, maka di
Waduk Riam Kanan mampu mendukung perairan Waduk Riam Kanan termasuk dalam
pertumbuhan dan kelangsungan hidup plankton klasifikasi kesuburan perairan sangat baik.
serta organisme perairan lainnya.
Nitrat
Oksigen Terlarut Zat hara sangat diperlukan fitoplankton
Oksigen merupakan salah satu komponen untuk tumbuh dan berkembang biak,
utama bagi metabolisme jasad-jasad perairan diantaranya adalah nitrogen dalam bentuk
dan oksigen dihasilkan dari proses fotosintesa nitrat, serta perannya dalam proses sintesa
algae dan makrofita. Data hasil pengukuran protein hewan dan tumbuh-tumbuhan. Hasil
oksigen menunjukkan nilai yang berkisar antara pengukuran kadar nitrat di Waduk Riam Kanan
6.4 – 7.1 mg/l dengan rerata 6.86 mg/l. menunjukkan kisaran 0.33 – 0.83 mg/l.
Sylvester (1958) dan NTAC (1968) di dalam Menurut Wardoyo (1985), berdasarkan
Nurhaniah (1998) menyatakan bahwa agar kandungan nitrat kesuburan perairan dapat
perairan dapat mendukung kehidupan ikan dibagi menjadi 3 golongan, yaitu kurang subur
dengan layak dan kegiatan perikanan berhasil (0.0 – 0.1 mg NO3/l), sedang (0.1 – 5.0 mg
maka kandungan oksigen terlarut tidak boleh NO3/l) dan subur (5.0 – 50.0 mg NO3/l).
kurang dari 4 ppm atau 4 mg/l. Berdasarkan Berdasarkan data diatas, maka perairan Waduk
rerata kandungan oksigen di perairan Waduk
34 Dini Sofarini /EnviroScienteae 8 (2012) 30-34

Riam Kanan termasuk dalam klasifikasi Kebudayaan. Fakultas Perikanan


kesuburan perairan sedang. Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru.
_________ (1994) Kualitas Air untuk
Kesimpulan Perikanan. Fakultas Perikanan
Universitas Lambung Mangkurat.
Dari hasil penelitian, dapat diambil Banjarbaru.
kesimpulan sebagai berikut: Cholik F, Artati dan Arifuddin R (1991)
1. Dari hasil pengamatan terhadap Pengelolaan Kualitas Air Kolam
komposisi fitoplankton di perairan Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan.
tersebut ditemukan 36 genera Davis C (1995) The Marine and Fresh
fitoplankton yang termasuk dalam 4 Water Plankton. Associate Profesor
filum, yaitu Chrysophyta, Chlorophyta, of Biology Western Reserve
Chyanophyta dan Euglenophyta. University. Michigan State
Kelimpahan fitoplankton untuk University press.
pengambilan pertama berkisar antara Nontji A (1987) Laut Nusantara. Penerbit
24,538 sel/l – 30,119 sel/l dan Djambatan. Jakarta.
pengambilan kedua berkisar antara Nurhaniah (1998) Kelimpahan dan
19,165 sel/l – 31,398 sel/l. Distribusi Vertikal Plankton di
2. Hasil analisis kelimpahan fitoplankton Perairan Tergenang. Fakultas
yang ditemukan selama penelitian dapat Perikanan Universitas Lambung
diketahui bahwa kondisi perairan di Mangkurat. Banjarbaru.
peraitan Waduk Riam Kanan dapat Sachlan (1982) Planktonologi.
digolongkan pada kondisi baik atau Correspondence Course Center.
pencemaran ringan, dimana fitoplankton Jakarta.
sebagai produsen pertama merupakan Samingan T (1993) Fundamental of
mata rantai utama dalam rotasi rantai Ecology. In Odum P.E. (1959)
makanan di dalam air. Maka, kesuburan (Transl.). Dasar-dasar Ekologi. Edisi
perairan dapat diperoleh dengan Ketiga Gajahmada. Yogyakarta.
peningkatan jumlah fitoplankton atau Soeseno (1984) Limnologi. Departemen
kelimpahan fitoplankton di perairan Pertanian. Direktorat Jenderal
merupakan salah satu indikator Perikanan SUPM. Bogor.
kesuburan perairan. Wardoyo S T H (1985) Pengelolaan
3. Hasil pengukuran terhadap parameter Kualitas Air. Fakultas Perikanan
fisika dan kimia air yang mencakup Institut Pertanian Bogor.
pengukuran suhu, kecerahan, oksigen Welch (1992) Limnology. Mc Graw Hill.
terlarut (DO), pH, fosfat dan nitrat Company New York. USA.
mempunyai kisaran nilai yang optimum
dan ideal bagi kehidupan fitoplankton.

Daftar Pustaka

Anonim (1987) Buletin Perikanan Darat


(Edisi Khusus). Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Perikanan, Balai Penelitian Perikanan
Air Tawar. Bogor.
Asmawi S (1985) Ekologi Ikan.
Departemen Pendidikan dan

Anda mungkin juga menyukai