Anda di halaman 1dari 34

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian audio mixer

Audio mixer adalah suatu peralatan audio yang dipergunakan sebagai alat

untuk mencampur berbagai sumber suara, mengola suara, mengatur, mengontrol

input dan memperkuat sinyal suara menjadi suatu hasil keluaran yang diinginkan.

Audio mixer populer disebut mixing, dalam hal ini audio mixer adalah alat yang

mampu menerima beberapa masukan atau input dan dapat diproses secara

bersamaan serta memiliki satu jalur yakni master out.

Audio mixer menerima dari berbagai sumber suara , bisa dari microphone , alat

musik, cd player dan tape deck . dari sini dengan mudah dapat dilakukan

pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari sangat lembut sampai keras.

Audio mixer secara luas digunakan dalam berbagai keperluan, termasuk studio

rekaman, sistem panggilan publik (public address), sistem penguat bunyi, dunia

penyiaran baik radio maupun televisi, dan juga pasca produksi pembuatan film,

suatu contoh yang penerapan sederhana, dalam pertunjukan musik misalnya

sangatlah tidak efisien jika menggunakan masing-masing amplifier untuk

menguatkan setiap bagian baik suara vocal penyanyi dan alat musik yang

dimainkan oleh band pengirimnya.

2.2. Fungsi dari audio mixer

Mixer berfungsi sebagai pencampur suara, sebuah mixing console, apakah itu

analog maupun digital, atau juga disebut soundbroad / mixing desk.

6
7

(papan suara), adalah sebuah peralatan elektronika yang berfungsi memadukan

(lebih populer dengan istilah “ mixing”), pengaturan jalur (rounting) dan

mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio . sinyal-sinyal yang

telah diubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat amplifier.

2.3 Jenis-jenis mixer sound system

Mixer secara luas diklasifikasikan menjadi tiga jenis :

1. Analog mixer

Gambar 2.1. analog mixer (Allen & health, 2005)

Mixer sinyal Analog adalah sebagai pencampur sinyal-sinyal analog dari

beberapa sumber input sinyal menjadi satu output sinyal campuran.mixer sinyal

prinsif kerjanya sama dengan mixer audio pada perangkat sound system.
8

Analog Signal

Amplitude (volts)

Gambar 2.2. Analog signal ( Ayuh sinau,2015).

Beberapa sinyal melalui sebuah hambatan ( resistor ) tidak berpengaruh terhadap

perubahan frekuensi sinyal. jika sinyal melalui sebuah mixer maka sinyal

akanditambahkan dengan sinyal yang lain seperti rumus matematika berikut :

A. Sinyal

Sinyal adalah suatu besaran yang merupakan fungsi waktu, ruangan atau

beberapa variabel (Harlianto Tanudjaja,2007:1). Dalam beberapa kasus, sinyal

berhubungan dengan data-data dari alam seperti gelombang audio, gelombang

radio, getaran gempa bumi ( Seismic vibrations) proses kimia, intensitas cahaya,

potensial listrik, gambar (visual images) dan lain sebagainya. sinyal tersebut dapat

didefinisikan dengan suatu fungsi yang jelas dan beberapa juga tidak dapat dilihat

hubungan fungsi secara nyata dan sangat komplek.

contohnya,sinyal- sinyal suara manusia termasuk dalam audio frequenzy dapat

ditulis sebagai fungsi penjumlah dari beberapa gelombang sinus dengan

amplitudo yang berbeda. Suatu sinyal mempunyai beberapa jenis informasi yang
9

dapat diamati misalnya, amplitudo , frekuensi, perbedaan fase dan gangguan

noise. Sinyal listrik dapat dipresentasikan sebagai getaran yang dinyatakan dalam

tegangan dan arus. Sinyal dapat dipresentasikan sebagai beberapa gelombang

seperti gambar berikut

Gambar 2.3. Gelombang sinus (Sudeepta pramanik, 2011).

Sinyal tersebut dapat diamati secara langsung dengan peralatan alat ukur

elektronik seperti osiloskop dan spectrum analyzer yang memanfaatkan model

matematik dari sinyal tersebut. Sinyal dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu

sinyal analog (continue) dan sinyaldiskrit ( digital). Sinyal yang berasal dari alam

kebanyakan merupakan sinyal analog, sinyal listrik yang dapat direpresentasikan

sebagai getaran.pada umumnya sinyal dinyatakan dalam bentuk tegangan dan

arus. Persamaan sinyal analog dinyatakan dalam persamaan berikut :

Y= A sin (ωτ+φ) ................... (2.1)

Dimana

 A : amplitudo, adalah puncak simpangan fungsi dari posisi tengahnya


10

 ω : Frekuensi, sudut menunjukkan beberapa banyak gerak bolak-balik

dalam satu satuan waktu, dalam radian per detik.

 Φ : fase ,menunjukkan dimana posisi awal gerakan ketika t = 0.

Untuk memperoleh sinyal digital dari sinyal analog diperlukan proses sampling

atau pencuplikan. Frekuensi sampling (Fs ) harus memenuhi kriteria Nyquist :

Fs ≥2Fmax ( sinyal informasi ) ................ (2.2)

Dengan fmax adalah frekuensi tertinggi yang akan dilakukan proses sampling.

Frekuensi sampling yang lebih rendah dari kriteria Nyquist (kondisi yang

digambarkan oleh ketidaksetaraan), akan menyebabkan tidak tercupliknya

informasi secara penuh (utuh). gejala ini disebut dengan aliasing(dimana

spectrum untuk tiap-tiap Xs. dan jῼ pada tiap-tiap ῼs aliasing bertumpuk satu

dengan yang lain. Hasil sampling sinyal ini disebut sinyal digital yang dapat

dibaca dan diproses oleh sistem digital ( digital signal prosessing ) .

Gambar 2.4. Sampling sinyal (yulianto,2013).

Sinyal sinusoida analog dan digital dapat di tuliskan secara matematik berikut

X(t) = A cos (2 + ), untuk sinyal analog


Pencuplikan periodik dengan laju F/S= 1/T (cuplikan per sekon )
11

XanT) = X(n)= A cos ( + ) ................... (2.3)

X(n)= Acos = + ...................... (2.4)

Dimana :

Xa = Sinyal waktu diskrit bernilai kontinu.

Xn = Sinyal waktu kontinu pada saat diskrit.

Hubungan frekuensi (F) sinyal analog dan frekuensi (f) untuk sinyal diskrit

f= F/FS Ekuivalen = ῼ ..................... (2.5)

B . Frekuensi Audio

Frekunsi audio atau frekuensi suara adalah getaran getaran frekuensi yang

dapat didengar oleh manusia dengan jangkauan frekuensi antara 20 Hz sampai 20

KHz sinyal audio dapat berasal dari peralatan penghasil frekuensi audio , Audio

frekuensi Generator (AFG) dan peralatan elektronik lainnya seperti

radio,televisi,dan perangkat pemutar musik yang memproses frekuensi audio.

Karena jangkauan frekuensi audio 20 Hz - 20 KHz maka bandwidth yang

diperlukan oleh sebuah peralatan pemproses frekuensi audio lebih besar dari

frekuensi 20 KHz atau dua kali lebih besar dari frekuensi maksimum, sehingga

informasi dapat diproses dengan sempurna. memahami aliran sinyal dan dalam

operasi mixer analog biasanya merupakan proses intuitif.


12

2. Digital Mixer

Gambar 2.5. Digital mixer (Roland,2014)

Mixer digital memproses sinyal audio input dan mengatur volume dan nada ,

menggunakan teknologi pemprosesan sinyal digital. Berbagai macam nada

kontrol yang akan peralatan analog mungkin dapat diterapkan menggunakan

pengolahan digital. Mixer digital dapat menyimpan posisi fader dan tombol-

tombol, dan mengingat posisi ini dalam sekejap. Fader dan tombol-tombol

melakukan berbagai fungsi sehingga unit itu sendiri tetap kompak, bahkan jika

jumlah saluran meningkat umumnya mixer digital akan membutuhkan lebih

banyak pengalaman untuk mengatur secara efektif, tetapi akan menawarkan

fungsionalitas yang jauh lebih besar dari pada mixer analog.


13

3. Powerid mixer

Gambar 2.6. Powered Mixer (yandas music,2019).

Mixer bertegangan mixer analog dengan built-in power amplifier, untuk alasan

ini suara dapat dimainkan dengan mixer langsung terhubung ke speaker, dalam

kasus ini dimana peralatan yang sama yang selalu terhubung, dan mixer bertenaga

analog ini dapat digunakan hanya dengan memutar power ON, jadi operasi

disederhanakan dan nyaman, powered mixer adalah jenis mixer yang bagus

dipasang sebagai sound system lapangan. Dan audio mixer ini yang paling

sederhananya memiliki tiga bagian pokok yaitu bagian masukan, bagian

pengolahan sinyal dan bagian keluaran atau output. Input atau masukan audio

mixer terdiri dari mic dan line in, dan audio dilengkapi dengan :

 Kabel power, yaitu kabel yang digunakan untuk menghubungkan alat ini

dengan tenaga listrik. standar kabel power terdiri dari tiga kabel yaitu untuk

mengalirkan arus tegangan atau catudaya, nol atau netral dan ground Pin

koneksi grounding, untuk mengamankan operator, peralatan dari kebocoran,

lompatan listrik dan mengurangi noise.


14

 Sekering (fuse), untuk pengaman tegangan masuk, sekering ditempatkan

sesuai dengan tegangan tertentu dalam satuan ampere (A), dan akan putus

apabila terjadi lonjakan tegangan atau terjadi hubungan pendek .

 Tombol atau sakelar ON/OFF, yaitu untuk menghidupkan dan mematikan

alat . prinsip kerja dalam tombol ini adalah untuk menghubungkan atau

memutus arus listrik ke audio mixer.

 Tombol selector mic atau line, yaitu salah satu tombol yang berfungsi untuk

memilih jenis input yang hendak diproses.

 Tombol phatom 48v , yaitu tombol yang berfungsi untuk memberikan suplai

catu daya pada jenis microphone yang membutuhkan battery atau catu daya.

 Mic in, yaitu keneksi atau sambungan dari output atau keluaran sinyal

microphone.

 Line in, yaitu koneksi atau sambungan dari output atau keluaran dari

peralatan audio selain microphone ( sumber suara elektrik ).

 Stereo line in yaitu keoneksi sambungan dari output peralatan stereo yang

terdiri dari R dan L.

 Gain atau trim tau input, berfungsi untuk memproses atau mengatur besaran

masukan sinyal (input) pada audio mixer.

 Tombol PAD yaitu untuk mengurangi gain input yang terlalu besar, jika

tombol ini diaktifkan maka akan terjadi mpengurangan gain input berkisar

20dB - 30 dB.

 Effect atau auxiliary return, yaitu koneksi atau sambungan dari output atau

keluaran audio prosesor external.


15

A. Proses sinyal atau bagian pengolahan sinyal suara pada audio mixer terdiri dari

 EQ / Equalizer yaitu pengolahan warna suara yang berasal dari input

terdiri dari pengaturan frekuensi high, mid dan low.

 Pan yaitu untuk mengatur perbandingan besaran sinyal suara kiri atau

kanan.

 Fader atau level monitor , yaitu mengatur besaran keluaran untuk speaker

monitor atau control audio monitor.

 Fader atau level channel berfungsi untuk menaikkan tegangan sinyal

suara setelah proses Equalizer (EQ).

 Effect atau auxiliary yaitu untuk mengatur perbandingan besaran sinyal

audio processer external.

B. Bagian pengeluaran audio mixer , terdiri dari :

 Monitor out yaitu koneksi keluaran sinyal untuk di teruskan ke speaker

monitor atau control monitor.

 Rec out yaitu koneksi ke peralatan rekam.

 Master out yaitu koneksi keluaran utama sinyal audio hasil olahan audio

mixer untuk diteruskan ke power amplifier.

 Phones yaitu koneksi untuk alat kontrol mengolah suara (headphone).

 Fader atau volume master berfungsi untuk mengatur besaran tegangan

keluaran sinyal hasil olahan suara untuk diteruskan ke power amplifier.

 Fader atau volume phone berfungsi untuk mengatur besaran tegangan

keluaran sinyal hasil olahan suara ke headphone.


16

2.4. Pengertian Gain (Penguatan)

Gain disebut besaran yang dihasilkan oleh perbandingan antara besaran

sinyal keluaran dan sinyal masukan dalam bilangsan logsritmis 10 dengan satuan

dB, dimana sinyal keluaran lebih besar dari sinyal masukan (rizal,2015).

 P2 = 1000 mW ; P1 = 20 mW

 G = 10 Log P2/P1 dB

 G = 16,99 dB

Sinyal keluaran (P2) lebih besar dari pada sinyal masukan (P1) dan hasil

logaritmis perbandingannya adalah positif maka blok sistem sistem tersebut

dinyatakan memberikan penguatan/ Gain. fungsinya adalah untuk menentukan

seberapa sensitive input yang di inginkan diterima oleh console. apakah berupa

signal mic atau berupa signal line ( keyboard, tape deck. dan lainnya ). Tombol ini

akan sangat membantu untuk mengatur signal yang akan masuk ke console. Bila

signal lemah, maka dapat dilakukan penambahan, bila terlalu kuat dapat

dikurangi. untuk penyanyi yang suaranya lemah atau tidak memiliki power yang

baik, diperlukan penambahan gain yang lebih. Sedangkan klick drum, mungkin

dilakukan dengan sedikit penambahan, ini dilakukan agar menjaga setiap input

yang masuk ke mixer tetap optimal. Input gain yang terlalu besar akan

menyebabkan distorsi ( ketidak samaan ), sedangkan kalau terlalu lemah akan

membutuhkan penambahan yang bila berlebihan akan menyebabkan noise.


17

Jadi input gain stage adalah hal yang paling penting dan kritis karena dari sinilah

semua suara yang berkualitas dimulai. Maka diusahakan untuk menjaga agar

setiap input tetap clean dan clear sebisa mungin, sebab noise dan distorsi yang

diakibatkan dalam poin ini akan mengalir terus ke seluruh sistem dan membuat

seluruhnya jadi terganggu. bila ternyata input gain sangat besar atau bahkan

terlalu besar sehingga setelah dikurangi juga masih saja terlalu kuat, maka untuk

itu terdapat switch PAD pada console yang fungsinya adalah untuk menurunkan

gain input signal mulai 20 dB sampai 30dB.

Gambar 2.7 . gain (Allent & health,2005).

2.4.1 EQ Pada Channel

Pada setiap channel dimixing console selalu terdapat Equalizer section.

Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk memodifikasi suara yang

masuk pada channel tersebut. Umumnya sound engineer melakukan

perubahan sound melalui Equalizer bertujuan

1. Untuk mengubah sound instrument menjadi sound yang lebih

disukai.

2. Untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya

feedback, dengung , overtune dan lain sebagainya.


18

Pengaturan yang sangat mendasar dari Equalizer adalah berupa low dan high

kemudian penambahan dan pengurangan ( boos/cut ), atau ada juga yang lebih

kompleks dengan 4 ( empat ) jalur dengan fungsi yang full parametric, namun tak

perduli seperti apa tipe Equalizer yang terdapat dalam console, karena tetap dalam

tujuan yang sama untuk membantu menemukan sound yang baik.

2.4.2. Equalizer yang fix

Equalizer denga fix diatas adalah pada equalizer tersebut tidak memiliki

tombol untuk memilih frekuensi yang akan disetting.

Pembagian frekuensi pada Equalizer jenis ini mirip dengan pembagian

yang terdapat pada crossover, hanya terdiri dari atas

1. Low dan high pada Equalizer 2way

2. Low , mid dan high pada Equalizer 3way

3. Low, low mid, high mid dan high pada EQUALIZER 4WAY

Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 dB

tergantung mixing console apa yang digunakan.

2.4.3. Sweepable Equalizer

Bisa disebut Quasi parametric atau semi parametric ( bukan full

parametric karena tanpa pengatur bandwitch ), pada Equalizer yang full

parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya, apakah

itu parameter frekuensi, bandwitch ataupun parameter level Equalizer. Tipe ini

mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan

pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau jalur 4 Cara kerjanya adalah :

1. Melakukan pemutaran pada tombol frequenzy untuk memilih Frequenzy

yang akan diatur.


19

2. Memutar tombol boot/cut untuk penambahan atau pengurangan pada

frekuensi yang telah dipilih.

3. Membiarkan frekuensi lain tetap pada sound flat.

4. Memutar tombol boot/ cut sampai habis kekiri atau kira-kira jm 7

5. Memutar tombol frekuensi sampai sound yang terdengar booy tadi

terdengar hilang.

6. Setelah frekuensi yang dicari dipeloreh, melakukan pengaturan lagi pada

tombol boost/cut, karena melakukan pemotongan yang terlalu ekstrim pada

frekuensi low mid bisa mengakibatkan sound yang terdengar kosong, juga

dapat melakukan pengaturan untuk vokal pada frekuensi 3,5 KHz saja

tanpa mengurangi keseluruhan frekuensi high mid lainnya. Mixing console

dengan pengaturan mid tunggal biasanya bisa dibeli dengan harga yang

ekonomis, sementara mixing console versi lain yang dilengkapi dengan

pengaturan Low mid dan High mid agak lebih mahal. ada juga model

pengaturan Equalizer dengan tombol mid yang sebenarnya sama saja

dengan tipe sebelumnya, hanya saja tombol pemilih prekuensi dan tombol

cut/ boost berada dalam satu tempat. untuk frekuensi diatatur oleh tombol

yang sebelah luar, sedangkan untuk boost atau cut dilakukan oleh tombol

sebelah dalam tipe ini juga sering terdapat pada mixing Console yang full

parametric Equalizer dengan system 4way.


20

2.4.4. Pengaturan Pada Channel 48v Phatom

Ada beberapa tipe microphone yang salah satunya adalah mic condenser,

mic jenis ini dibutuhkan tenaga tambahan untuk membuatnya bekerja. untuk

itulah tombol 48v phatom berfungsi yang bila diaktifkan akan mengirim 48 DV

ke micropnone sebagai penyuplai tenaga, atau juga ke di Box aktif. karena pada

beberapa mixing console tidak switch phantom secara individual, melainkan hanya

terdapat satu tombol saja untuk mengaktifkan phantom bagi seluruh channel,

maka periksalah terlebih dahulu, bila semua kabel yang terkonek ke console

adalah merupakan input balance, ini tidak akan menimbulkan masalah.

Tetapi bila salah satu atau beberapa diantaranya mrupakan tindakan balance,

maka akan menimbulkan masalah.

2.4.5. PAD

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, tombol ini berfungsi untuk

mengurangi gain input dari 20dB sampai 30dB. Tombol ini bukan merupakan

tombol putar yang bisa diatur pengurangannya, melainkan tombol tekan, bila

tombol PAD gain input akan akan berkurang antara 20dB sampai 30dB tergantung

mixer (baca :manual booknya).

Gambar .2.8 PAD(Allent & health,2005).


21

kurang teliti, ini akan menyebabkan mic jadi tidak terdengar karena pengurangan

tersebut. Jadi tombol PAD memerlukan hanya untuk signal yang overload. Dan

itupun bila setelah dikurangi pada tombol gain ternyata masih tetap terlalu kuat.

2.5. Mic / line

Switch tekan ini untuk mengubah sikuit gain control. Tergantung apakah

yang menjadi input adalah mic, effect return atau tape deck/CD. banyak mixing

console terdapat terminal input yang terpisah antara mic dan line input pada

channel yang sama. input mic biasanya menggunakan tipe balans 3 pin XLR atau

kadang basa disebut jack canon, Sedangkan line input menggunakan jack seperti

yang dipakai jack gitar.

untuk menghubungkan dua input yang berbeda dalam satu channel, dan switch ini

untuk mengaktifkan salah satu input yang di inginkan diantara keduanya. sebagai

contoh, dapat mencolokkan effect return dengan gain yang diset rendah pada mic

input kemudian mencolokkan lagi tape deck pada line input channel yang sama.

disaat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan, tinggal men-switch

tombol tersebut pada posisi mic, kemudian pada saat band selesai dan butuk

playback musik dari tape deck/ CD, hanya tinggal men-switch pada posisi line. Ini

bisa dilakukan untuk menghemat channel, khususnya apabila console yang

digunakan tidak terlalu besar.

2.5.1. High Pass Filter

High pass filter akan memotong frekuensi rendah dari input yaitu dari

80Hz ke bawah, ini dapat diaktifkan (IN) bila dari sumber suara tidak

memproduksi suara dengan jangkauan frekuensi rendah itu. Misalnya hit-

hat, vocal, guitar 9 khususnya akustik ). namun tidak perlu diaktifkan


22

(out) terhadap channel drum (kick dan beberapa tom), dan bass gitar.

Karena bila diaktifkan akan mengakibatkan channel tersebut kehilangan

frekuensi rendah.

2.5.2. EQ IN/ Out

Merupakan switch sederhana untuk mengaktifkan dan menonaktifkan

section Equalizer pada channel. Juga berguna untuk membandingkan sound yang

telah di Equalizer hanya dengan menekan tombol tersebut bolak balik.

2.5.3. Group Assigns

Group assigns adalah group yang menentukan kemana signal channel

akan dikirim apakah ke group atau ke master L/R. dalam sebuah mixing console

yang memiliki 4 group dapat mengirim semua channel drum ke group 1, atau

gitar dan bas ke group 2, keyboard ke group 3 dan vocal ke group 4. sedangkan

bila tersedia 8 group, dapat melakukan hal yang sama namun semuanya dalam

stereo. yang kemudian seluruhnya dikirim ke master L/R. misalnya pada saat

sound check, telah mem-balance dan menyeimbangkan seluruh channel dan

kemudian menggabungkan dengan bass gitar dalam group 1 -2. disaat

pertunjukan sedang berlangsung, hanya perlu mengawasi group 1-2 untuk

mengontrol level keseluruhan channel drum dan bass. begitu juga dengan backing

vocal atau instrument yang digabungkan dalam group yang sama , sebagian besar

group assigns juga dilengkapi dengan pan control individual.

2.5.4. PFL dan SOLO

Tombol PFL ( pre fade listening ) akan membantu untuk mendengar

(melalui headphone ) channel yang tombol PFL. juga untuk mengecek gain signal

pada channel. Misalnya pada saat soundcheck, sebelum membuka fader dari
23

channel, tekan tombol PFL, maka pada led indikator channel akan terlihat

seberapa besar gain input yang masuk (apakah overload atau terlalu kecil)

sebelum suara dikirim ke saluran sistem.

Dalam beberapa tipe mixing console terdapat hanya tombol solo yang berguna

pada saat soundcheck dan berfungsi untuk mengirim hanya channel yang ditekan

tombol solonya ke master L/R. dan memastikan tombol ini dalam posisi out

sebelum band mulai bermain.

2.5.5. Auxiliary Sends

Dari tombol putar ini dapat dikirim signal dari channel tersebut keluar

mixing console ( melalui terminal aux out pada terminal keluaran di panel

belakang mxer ), kemudian dari tombol ini juga dapat dikontrol level signal yang

dikirim. Signal yang dikirim ini terpisah sama sekali dari keluaran master. Ini

berguna mengirim signal ke monitor , atau juga berbagai unit effect . dan dari

keluaran effect dikirim lagi ke channel yang berbeda pada mixing console. Mixer

yang pasing sederhana sekalipun, sedikitnya memiliki satu atau dua aux send.

Satu untuk mengirim signal kemonitor dan satu untuk mengirim effect pada (echo,

reverb ). Sedangkan pada mixing console yang lebih besar memiliki 4-6 atau 8

aux send yang kemudian dibagi lagi atas pre Fade atau post fade.

2.5.6. Pre Fade

Pada mixer besar umumnya terdapat auxiliary yang berbagai atas pre fade

atau post fade . signal yang dikirim dari pre fade tidak mengalamami pengaruh

dari channel atau belum mengalami proses dari channel. maka itulah pre fadeyang

Equalizer baik dan ideal digunakan untuk mengirim signal ke monitor section.
24

2.5.7. Post Fade

Post fade adalah kebalikan dari pre fade. Yang semua signal yang

dikirim melalui post fade adalah terlah melalui proses dari channel atau

ikut pengaruh dari channel fader, baik Equalizer maupun levelnya. Post

fade sering digunakan untuk mengirim signal ke effect, atau mengirim

signal ke mixer yang terpisah untuk keperluan broadcast (Stasiun TV

atau Radio), dan lainnya tidak ada keterikatan dalam pemilihan

penggunaan auxiliary send.

Bisa saja menggunakan pre fade untuk mengirim signal ke effect karena

akan mendapatkan level origional dari input. Hanya saja tetap terus

melakukan pengontrolan level dari effect pada saat yang bersamaan.

2.5.8. Auxiliary Master

Setiap auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai

pengatur level untuk keseluruhannya. Misalnya auxiliary 1 channel memiliki

master aux1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1setiap channel. begitujuga

dengan auxiliary lainnya. yang berarti bila mixer memiliki 4 auxiliary out , maka

akan dapat 4 auxiliary master. merhatikan beberapa tombol sejenis seperti

auxiliry master, effect master,monitor master, atau sesuatu yang kurang lebih

adalah berfungsi yang sama. untuk pen-settingan awal putar tombol tersebut pada

posisi jam 2 dan lakukan pen-settingan pada channel.

2.5.9. Auxiliary return

Signal yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit effect apakah delay ,

reverb atau lainnya akan dikirim kembali ke mixing console untuk

menghubungkan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari signal source
25

tadi. walaupun cukup banyak juga mixing console yang memiliki pengaturan

effect return secara khusus biasanya bukan dalam bentuk silinder (potensio geser).

Bila memang masih terdapat channel yang dapat digunkan sebagai masukan

effect, dapat melakukan pengaturan dengan slider yang lebih memudahkan seperti

melakukan pengaturan pada channel standar. Namun pengaturan dengan auxiliary

return juga sama seperti yang di lakukan pada channel, hanya dengan memutar

kearah kanan dan kiri untuk menambah dan mengurangi level effect.

dan perlu diperhatikan, bila membuka sedikit saja auxiliary send dari channel

yang telah digunakan sebagai effect return, akan mengakibatkan feed back dan

noise. atasi segera dengan menurunkan level dari channel, kemudian periksa

auxiliary send pada channel.

2.6. Teknik Setting Gate

Salah satu perangkat yang sering digunakan dalam sound system adalah

gate. terutama setting sound drum, dimana komponen seperti snare,hihat,tom,kick

dan lainnya letaknya berdekatan dan rawan kebocoran bunyi. secara singkat gate

adalah alat yang tidak akan meneruskan sinyal (dalam satuan dB), apabila nilai

level signal nya dibawah nilai threshold dan ditentukan yang utama adalah.

 Threshold : kontrol ini yang akan menentukan di level berapa signal

diperoleh masuk ke gate. Apabila dibawah nilai ini, maka signal akan

ditutup dan tidak diteruskan. Semakin besar dB yang di set, semakin

besar signal yang dibutuhkan untuk membuka gate .

 Attack : mengontrol kecepatan gate bereaksi apabila signal sudah

memasuki ambang threshold.


26

 Release : Menentukan seberapa kecepatan gate kembali menutup setelah

sebuah signal dibiarkan melewati gate.

Gate biasanya disisipkan di insert dengan melewati insert mixer, berarti signal

sudah melalui proses treatment gain / trim. hal ini akan mempermudah apabila

ada permasalahan yang timbul di tengah pertunjukan.pada setting gate untuk

mendapatkan struktur gain dengan meminta pemain drum untuk mencoba terlebih

dahulu satu per satu mulai dari kick, snar,hihat,tom. Setelaah itu melakukan

sedikit equalisasi sampai sound dari masing-masing channel dianggap

memuaskan, dan setelah itu baru menentukan setting threshold. untuk mengetahui

lebih dalam tetang meng-Equalizer instruments antara lain sebagai berikut :

 Kick Drum : 60-80 Hz Bottom dept, 2,5 KHz Slap attack

 Snare Drum : 240 Hz Fatness; 2-3 KHz Crispness

 Hit-Hat Cymbal : 200Hz Clank; 2,4 KHz Stick hit metal, 6-8 KHz

Harsness; above 8 KHz Shimmer

 Rack toms : 240 Hz Fullness ; 2-4 KHz Attack; 8 KHz Overtones

 Floor toms : 120 Hz Fullness ; 2-4 KHz Attack; 8 KHz Overtones

 Bass Guitar : 60-80 Hz Bottom ; 700-1KHz Attack or Pluck ; 2,5 KHz

String noise or pop

 Acoustic Guitar : 80-120 Hz Bottom ; 240 Hz Body ; 2,5-5 KHz

Clarity

 Electric Guitar : 100-250 Hz Body; 2,5-3 KHz Clarity ; 6-8 KHz

Presence

 Electric organ : 80-120 Hz Bottom, 240 Body ; 2,5 KHz Clarity


27

 Piano : Bottom at 80-120 Hz ; Clarity at 2,5-5 KHz ; Honky Tonk ’’

sound with high ’’Q’’ at 2.5 KHz.

 Horns : Fullness at 120-240 Hz ; Shrill at 5-8 KHz

 Strings : Fullness at 240 Hz ; Scratchiness at 7-10 KHz

 Conga / Bango : Resonance at 200-280 Hz ; presence/slap at 2-4 KHz.

 Vocal : Fullness at 120 Hz ; Boominess at 200-280 ; Presence at 5

KHz ; Sibilance at 6-7 KHz.

2.7. ADC ( analog to digital converter )

ADC (analog to digital converter) adalah perangkat elektronik yang

berfugsi untuk mengubah sinyal analog ( sinyal kontinyu ) menjadi sinyal digtal,

perangkat ADC ( analog to digital convertion ) dapat membentuk suatu modul

atau rangkaian elektronika maupun suatu chip IC , ADC ( analog to digital

converter ) berfungsi untuk menjembatani pemprosesan sinyal analog oleh system

digital. Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi kontrol preses

adalah yang menerjemahkan informasi analog to digital begitu juga sebaliknya.

sebagian besar pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini

yang menerjemahkan informasi mengenai variabel ke bentuk sinyal listrik analog.

Untuk menghubungkan sinyal sinyal ini dengan sebuah komputer atau rangkaian

logika digital.

ADC ( analog to digital converter ) adalah pengubah input analog menjadi

kode-kode digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses

industri,komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. umumnya ADC

digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan

sistem komputer seperti sensor cahaya, tekanan/ berat aliran dan sebagainya.
28

Kemudian diukur dengan menggunakan sistem digital ( komputer ). ADC (analog

to digital converter ) memiliki dua karakter prinsip yaitu kecepatan sampling dan

resolustion yaitu :

1. Kecepatan sampling ADC adalah kecepatan sampling suatu ADC yang

menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal

digital pada selang waktu tertentu, kecepatan sampling biasanya

dinyatakan dalam sample per second ( sps ).

Gambar 2.9. Ilustrasi kecepatan sampling ADC (Zona elektro, 2014)

2. Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC sebagai

contoh : Adc 8 bit akan memilki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal

input dapat dinyatakan dalam 255 ( -1) nilai diskrit. ADC 12 bit

memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input dapat

dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. dari contoh diatas ADC 12 bit akan

memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik dari ADC

8 bit.
29

2.7.1. Prinsip kerja ADC

Prinsip kerja ADC adalah menkonvesi analog ke dalam bentuk besaran

yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. sebagai

contoh , bila tegangan referensi 5 volt dan tegangan input 3 volt rasio input

terhadap referensi adalah 60% jadi jika menggunakan Adc 8 bit dengan skala

maksimum 255 akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 =153 (bentuk

desimal) atau 10011001 ( bentuk biner) Signal = (sample/max value) x referensi

voltage = ( 153/2550) x 5 = 3 volts.

2.7.2. Komparator ADC

Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog

adalah piranti ( biasanya berupa IC) disebut komparator. piranti ini yang

diperlihatkan secara skematik pada gambar dibawah, secara sederhana

membandingkan dua tegangan pada kedua terminal inputnya. bergantung pada

tegangan mana yang lebih besar. Outputnya akan berupa sinyal digital 1( high)

atau 0 ( low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alam ke

komputer atau sistem pemprosesan digital. elemen ini juga merupakan satu bagian

dengan konverter analog ke digital dan digital ke analog nanti.

Gambar 2.8. Konsep komparator pada ADC ( analog to digital converter ).

Gambar diatas memperlihatkan sebuah komporator merupakan keadaan logika

output sesuai fungsi tegangan input analog. Sebuah komparator dapat tersusun

dari sebuah OP AMP yang memberika output terpotong untuk menghasilkan level
30

yang diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0). komporator komersil didesain

untuk memiliki level logika yang diperlukan pada bagian outputnya.

2.7.3. Jenis ADC ( analog to digital converter )

A. ADC Simulatan

ADC simutan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter .

input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara

simultan pada sisi + pada komporator tersebut, dan input pada sisi-

tergantung pada ukuran bit converter. ketika Vi melebihi tegangan input

dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya

akan memberikan output low.

Gambar 2.10. ADC Simulatan (Zona elektro,2014).

Bila V ref diset pada nilai 5 volt, maka dari gambar dapat didapatkan

V (-) untuk C7 = V ref * ( 13/14 ) = 4,64

V (-) untuk C6 = V ref * ( 11/14 ) = 3,93

V (-) untuk C5 = V ref * ( 9/14 ) = 3,21


31

V (-) untuk C4 = V ref * ( 7/14 ) = 2,5

V (-) untuk C3 = V ref * ( 5/14 ) = 1,78

V (-) untuk C2 = V ref * ( 3/14 ) = 41,07

V (-) untuk C1 = V ref * ( 1/14 ) = 0,36

Misalnya :

V in diberikan sinyal analog 3 volt maka output dari C7=0, C6=0, C5=0, C4=1,

C3=1, C2=1, C1=1 sehingga didapatkan output ADC yaitu 100 biner.

Tabel 2.1. output ADC Simultan (Zona elektro, 2014).

Output comparator Output translator

C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 2 2 2

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

0 0 0 0 0 1 1 0 1 0

0 0 0 0 1 1 1 0 1 1

0 0 0 1 1 1 1 1 0 0

0 0 1 1 1 1 1 1 0 1

0 1 1 1 1 1 1 1 1 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Ada beberapa konsep dasar dari Analog to digital converter ( ADC) adalah

dengan cara Counter Ramp ADC, Successive aproximation ADC dan lain

sebagainya.
32

1. Counter Ramp ADC

Gambar 2.11. Blok diagram counter Ramp ADC(Suprianto,2015).

Pada gambar diatas ditunjukkan blok diagram counter Ramp ADC didalamnya

terdapat DAC yang diberi masukan dari counter. Masukan counter dari sumber

clock dimana sumber clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan

keluaran comporator. Comparator membandingkan antara tegangan masuk yang

akan dikonversi belum sama dengan tegangan keluaran dari DAC maka keluaran

comparator =1 sehingga clock dapat memberikan masukan counter dan hitungan

counter naik. misal akan dikonversi tegangan analog 2 volt dengan

mengasumsikan counter reset, sehingga keluaran pada DAC juga 0 volt. Apabila

konversi dimulai maka counter akan naik dari 0000 ke 0001 karena mendapatkan

pulsa masuk dari clock oscillator dimana saat itu keuaran comparator = 1.

Karena mendapatkan kombinasi biner dari counter 0001 maka tegangan

keluaran DAC naik dan dibandingkan lagi denga tegangan masukan demikian

seterusya nilai counter naik dan keluaran tegangan DAC juga naik hingga suatu
33

saat tegangan masukan dan tegangan keluaran DAC sama yang mengakiatkan

keluaran comparator = 0 dan clock tidak masuk. Nilai counter saat itulah yang

merupakan hasil konversi dari analog yang dimasukkan. Kelemahan dari counter

tersebut adalah lama. Karena harus melakukan trace mulai dari 0000 hingga

mencapai tegangan yang sama sehingga butuh waktu.

Gambar 2.12. Blok diagram SAR ADC (Suprianto ,2015)

Pada gambar diatas ditunjukkan diagram ADC jenis sar yaitu dengan memakai

konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan

trace dngan cara tracking dengan ngeluarkan kombinasi bit MSB = = = > 1000

0000. Apabila belum sama 9 kurang dari tegangan analog input maka bit MSB

berikutnya = 1 = = = > 1100 0000 ) dan apabila tegangan analog input ternyata

lebih kecil dari tegangan analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang

dihasilkan DAC makalangkah berikutnya menurunkan kombinasi bit = = =

10100000.
34

Untuk mempermudah pengertian dari metode ini dberikan contoh seperti

timing diagram gambar 6 misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84 volt dan

tegangan referensi ADC 10 votl sehingga apabila keluaran tegangan sebagai

berikut.

Jika D7 =1 Vout = 5 volt

Jika D6 =1 Vout = 5 volt

Jika D5 =1 Vout = 2,5 volt

Jika D4 =1 Vout = 1,25 volt

Jika D3 =1 Vout = 0,625 volt

Jika D2 =1 Vout = 0,3125 volt

Jika D1 =1 Vout =0,078125 volt

Jika D0 =1 Vout = 0,0390625 volt

Gambar 2.13. timing diagram urutan SAR ADC(Zona elektro,2014)


35

Setelah diberikan start maka konversi dimulai dengan memberikan kombinasi

1000 0000 ternyata menghasilkan tegangan 5 volt dimana masih kurang dari

tegangan input 6,84 volt.

Kombinasi berubah menjadi 1100 0000 sehingga = 7,5 volt dan ternyata lebih

besar dari 6,84 sehingga kombinasi menjadi 1010 0000 tegangan vout = 6,25 volt

kombinasi naik lagi 1011 0000 demikian seterusnya hingga mencapai teganga

6,8359 volt dan membutuhkan hanya 8 clock. uraian diatas merupakan konsep

dasar dari ADC ( analog to digital converter ).

2.8. Jenis softwere yang digunakan

2.8.1. Cakewalk Sonar LE

Cakewalk Sonar Le adalah suatu softwere dari cakewalk berupa audio

mixing digital yang dapat meng convert dari analog ke digital. dan

softwere ini banyak di gunakan karena dapat merekam audio dari Zed

mixer analog menjadi audio mixer digital dengan cara menghubungkan

USB port dari Zed mixer analog ke komputer. Softwere ini sangat berguna

karena dapat mempermudah cara kerja pada Zed audio mixer analog

sehingga tidak memiliki kesulitan apabila ingin mengatur Zed mixer

tersebut. Sebagai contoh gambar cakewalk Sonar LE berikut.

Gambar 2.14 Cakewalk Sonar LE( Allen & health,2005)


36

2.8.2. Cara merekam suara dari mixer ke komputer

Pada aktivitas perekaman audio diperangkat komputer atau PC,

dibutuhkan sebuah softwere atau aplikasi atau aplikasi perekam, ada banyak

program dapat digunakan dalam proses audio recording tersebut. Ada

beberapa macam softwere perekam diantaranya seperti , adobe audition,

ableton live, sony vegas, cakewalk Sonal le dan aplikasi recorder lainnya.

A. Persiapan yang diperlukan

Ada beberapa alat yang diperlukan sebelum memulai perekaman suara

dengan mixer dan komputer . dua alat ini harus dipersiapkan terlebih

dahulu.

 Komputer yang telah terpasang / yang diinstal salah satu softwere yang

telah disebut diatas.

 Kabel audio 3,5 mm male ( stereo ) to 2RCA male berfungsi sebagai

penghubung antara audio mixer dengan komputer atau PC.

B. Langkah-langkah merekam suara dari mixer ke komputer

Setelah semua peralatan telah tersedia , langkah selanjutnya memulai

proses perekaman audio atau suara. Pada dasarnya cara merekam audio

dibagi menjadi dua bagian yaitu, langkah pertama pengambilan output

dari audio mixer dan langkah kedua proses perekaman dengan personal

computer (PC) .

1. Pengambilan output dari mixer

Pasang kedua jack RCA sesuai channel L/R-nya. Channel L artinya

kekiri berwarnaa putih dan channel R kanan berwarna merah dan bisa
37

juga menggunakan kabel USB selanjutnya mengecilkan volume output

pada level terendah ( satu step / satu garis ).

Sebab pada softwere editting menaikkan level suara akan lebih mudah

dilakukan. tujuan mengecilkan volume adalah untuk menghindari hasil

rekaman clipping / over.

2. Proses perekaman dengan komputer

Setelah proses pengambilan output dari mixer telah selesai dilakukan, akan

memasuki mekanisme atau cara merekam suara dari mixer ke komputer ,

langkah pertama menghubungkan jack 3,5 mm dari mixer atau kabel USB

ke channel input line di komputer, selanjutnya menghubungkan softwere

yang sudah terinstal dan memulai rekaman, dan memastikan harus

mengenal atau mengetahui menu-menu yang terdapat pada softwere

tersebut atau program tersebut. Sehingga nantinya biasa mengoperasikan

dan memainkan programnya. Untuk masalah setting device, sistem operasi

windows 7 dan 8 telah mampu melakukan setting otomatis saat jack

dicolokkan/ dihubungkan ke channel line-in. Namun memastikan terlebih

dahulu apakah device yang aktif dalah line-in atau microphone internal

dari komputer. Untuk memastikannya buka setting recording pada

windows 7 dan 8 lalu mengklik kanan pada ikon speaker yang terdapat

pada taskbar windows, pilih recording device dan mengklik pada pilihan

line-in, lalu jadikan default dengan menekan tombol set default dan meng

klik ok untuk menyimpan settingan, dengan begitu komputer hanya akan

merekam suara yang masuk melalui channel line-in dan jika mengalami
38

permasalahan terkait soundcard, bisa diatasi dengan menggunakan USB

soundcard.

Gambar 2.15. perekaman audio dari mixer ke komputer

Tabel 2.2. Specification Audio mixer Allen & Health Zed 420, Zed 428, Zed 436.

SPECIFICATIONS
OPERATING LEVELS
Input
Mono channel (XLR) input +6 to -63dBu for nominal (+17 dBu in max)
Mono channel line input (jack socket) +10 to -26dBu (+30dBu maximum)
Insert point (TRS jack socket) 0dBu niminal +21dBu maximum)
Stereo input (jack sockets) 0dBu nominal (control = off to +10dB)
Stereo input (phono sockets) 0dBu nominal (control = off to +10dB)
2 track input (phono sockets) 0dBu nominal +21dBu maximum
Output
L, R & mono output (XLR) +4dBu nominal. +27dBu maximum
L, R & M insert (TRS jack sockets) -2dBu nominal. +21dBu maximum
39

Group outputs (jack sockets) +4dBu nominal. +27dBu maximum


Group insert (TRS jack sockets) -2dBu nominal. +21dBu maximum
Aux outputs (jack sockets) -2dBu nominal. +21dBu maximum (Bal
option +4 )
Matrix outputs (jack sockets) -2dBu nominal. +21dBu maximum (Bal
option +4 )
2 track output (phono sockets) 0dBu nominal. +21dBu maximum.
Direc out (TRS jack sockets) 0dBu nominal. +21dBu maximum.
HEADROOM
Analogue headroom from nominal 0Vu 21dB
USB in & out headroom from nominal 0Vu 14dB
FREGUENZY RESPONSE
Mic in to mix L/R out, 30dB gain +0,5/-1dB 20Hz to 20kHz
Line in to mix out 0dB gain +0,5/-1dB 10Hz to 30kHz
Stereo in to mix L/R out +0,5/-1dB 20Hz to 30kHz
THD+n
Mic in to mix L/R out, 0dB gain 1kHz+10dBu 0,004%
out
Mic in to mix L/R out, 30dB gain 1kHz 0,014%
Line in to mix L/R out 0dB gain 0dBu 1kHz 0,005%
Stereo in to mix L/R out 0dB gain+10dBu1kHz 0,003%
USB AUDIO CODEC (CODER/DECODER)
USB audio in/ out USB 1.1 complient 16 bit
Sample Rate 32, 44,1 or 48kHz
NOISE
Mix noise, L/R out, 16 channels routed , ref -90dB (-86dBu)
+4dBu, 22-22kHz
Mix noise, L/R out, 24 channels routed , ref -89dB(-85dBu)
+4dBu, 22-22kHz
Mix noise, L/R out, 16 channels routed , ref -88dB(-84dBu)
+4dBu, 22-22kHz
Mic pre ein @ max gain 150R input z 22- -127dBu
22kHz

Anda mungkin juga menyukai