Anda di halaman 1dari 32

 Untuk memahami karakteristik dari suatu sistem transmisi, perlu terlebih

dahulu mengenal parameter‑parameter transmisi.


 Parameter‑parameter pokok dari suatu sistem transmisi antara lain :
 Power (Daya)
 Redaman (Loss)
 Penguat (Gain)
 Lebar Pita Frekuensi (Bandwidth)
 Masing‑masing parameter tersebut mempunyai satuan‑satuan yang lazim
digunakan misalnya: Watt, dBw, dBm, dB, Neper, Hz dan lain‑lain.
 Untuk kualitas transmisi pada digunakan ukuran‑ukuran "Signal to Noise
Ratio" atau S/N untuk transmisi analog, dan "Bit Error Rate" (BER) untuk
transmisi digital.
 Dalam mentransmisikan suatu sinyal, selalu dijumpai ganguan‑gangguan yang
mungkin timbul antara lain :
 Noise
 Distorsi
 Echo/Singing
 Gangguan‑gangguan lainnya.
 Untuk mengatasi dan memperbaiki gangguan terhadap sinyal (informasi),
digunakan rangkain‑rangkaian yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas
transmisi.

ParameterTransmisi
Power (Daya)
Suatu besaran sinyal, yang merupakan perkalian arus dan tegangan, dan
dapat dinyatakan dalam satuan Watt atau dBW.

 Redaman (Loss)
Menurunnya/berkurangnya daya sinyal setelah melalui media tertentu
 Penguatan (Gain)
Bertambahnya daya (mutlak atau relatif) setelah melalui media tertentu.
Contoh :
 Penguatan (mutlak) Amplifier 10 dB

P-in P-out

Artinya: P‑out (dBW) = P‑in (dBW) + 10 dB

Amplifier, Gain 10 dB
 Penguatan (relatif) Antena 40 dB

P-out (1) P-out (2)

P-in P-in

P‑out(1) 40 dB relatif terhadap P‑out(2) dari antenna tertentu


(misal : antena isotropic), dengan P-in yang sama.
 Lebar Pita Frekuensi (Bandwidth)
Merupakan lebar dari spektrum frekuensi yang diduduki oleh suatu sinyal
(informasi).
Contoh : Bandwidth 1 kanal telepon 3,1 KHz

f1= 0,3 f2= 3,4

Bandwidth = f2 – f1 = 3,4 ‑ 0,3 = 3,1 KHz

Satuan‑satuan Transmisi
Decibel (dB)
Adalah satuan yang menunjukkan perbandingan dua sinyal secara logaritmis
berbaris 10.
Contoh : 1
Maka dapat dikatakan network tersebut memberikan penguatan (gain)
sebesar :
P  out 2
Gain (dB)  10 Log  10 Log  3dB
P  in 1
Contoh: 2

Network tersebut memberikan redaman (loss) sebesar :

P  in 2
Loss (dB)  10 Log  10 Log  3dB
P  out 1
 Neper (N)
Adalah satuan yang menunjukan perbandingan dua sinyal secara logaritmis
berbasis bilangan e = 2,718
1 P  out
N  ln
2 P  in
Hubungan antara dB dan Neper adalah 1 Neper = 8,686 dB
Satuan Neper banyak digunakan di Eropa Utara
 dBm
Adalah satuan daya, yang dibandingkan secara logaritmis berbasis 10
terhadap daya referensi 1 mW.
Misalnya :
Daya sebesar 100 mW dapat dinyatakan dalam dBm sebesar : 20 dBm
Jadi untuk daya sebesar I mW = 0 dBm.
 dBW
Adalah satuan daya, yang dibandingkan secara logaritmis berbasis 10 terhadap
daya referensi 1 Watt.
Contoh :
Daya sebesar 10 Watt jika dinyatakan dalam dBW adalah : 10 dBW
Hubungan antara dBm dan dBW adalah :
0dBW = + 30 dBm
-30 dBw = 0 dBm
 Volume Unit (VU)
Adalah unit yang digunakan untuk mengukur level daya (volume) pada
program musik atau pembicaraan pada sistem siaran (broadcast).
0 VU adalah daya 1 mW pada impedansi 600 Ohm dari gelombang sinusoida
dengan frekuensi antara 35 ‑ 10.000 Hz.

 Zero Test Level Point (0TLP)


 Adalah sebuah titik (pada suatu sistem/rangkaian) dimana level test‑tone
(sinyal test) = 0 dBm. Dari 0TLP, titik‑titik lain dinyatakan dengan unit dBr
(dB referensi).
Misalnya titik + 3 dBr artinya mempunyai level + 3 dB diatas referensi. Jadi
titik 0TLP = 0 dBr.
 Hubungan antara dBm, dBr dan dBmo dapat dinyatakan dengan formula:
dBm = dBm0 + dBr
 Noise
Noise adalah sinyal‑sinyal yang tidak diinginkan yang selalu ada dalam
suatu sistem transmisi. Level Noise yang cukup besar akan terasa
mengganggu pada sisi Penerima. Oleh karena itu, noise menjadi faktor
yang dominan dalam menentukan kualitas transmisi.
Jika dilihat dari sumber asal timbulnya noise dapat dibedakan menjadi 2
bagian yaitu :
 Internal Noise
Noise yang berasal dari dalarn perangkat (peralatan) itu sendiri.
 External Noise
Noise yang sumbernya berada diluar dari sistem
Yang termasuk dalam internal noise ini antara lain :
 Thermal Noise
Noise yang berasal dari struktur gerakan acak elektron bebas pada
komponen‑komponen elektronik. Besarnya level noise ini sebanding
dengan temperatur. Secara matematis daya thermal noise dinyatakan
dengan rumus
Pn =k.T.B (Watt)
dimana:
k = konstanta Boltzman =1,3803 .10‑23 Joule/K
T = temperatur (oK)
B = lebar pita frekuensi (bandwidth), Hz.
Pn = Power noise

 Noise intermoduIasi
Noise ini disebabkan oleh ketidaklinieran pada sistem. Hal ini dapat terjadi
baik pada peralatan kirim (pemancar) maupun pada peralatan terima
(penerima).
 Crosstalk Noise
Noise yang disebabkan oleh hubungan (coupling) secara elektris antara
lintasan (kanal) sinyal. Crosstalk (bicara‑silang) yaitu sinyal (informasi)
yang disalurkan melalui suatu kanal transmisi, yang menyeberang ke
kanal yang lain.

 Impulse Noise
Noise yang keberadaannya tidak kontinyu (tidak tentu).
Yang termasuk dalarn noise ini antara lain :

 Atmospheric Noise
Noise yang disebabkan kondisi atmosfir (awan, petir, medan magnit) yang
dapat mempengaruhi kualitas penerimaan.

 Extraterestrial Noise
Terdiri dari solar noise, yang diakibatkan oleh radiasi sinar matahari dan
cosrnic noise yaitu gelombang radio yang berasal dari planet lain atau
galaxi, sering juga disebut dengan sinar cosmic.

 Man Made Noise


Noise yang dibangkitkan oleh peralatan‑peralatan lain buatan manusia.
Misalnya : pengapian mobil, motor‑motor listrik, transmisi tegangan tinggi,
interferensi dan lain‑lain.
 Dalam menentukan kualitas transmisi, digunakan parameter "Signal to
Noise Ratio" (S/N) atau "Bit Error Rate" (BER). Signal to Noise Ratio adalah
perbandingan antara daya sinyal terhadap daya noise pada suatu titik yang
sama.
Contoh :
Pada 0 TLP(Test Level Point), noise vang dipersyaratkan dalam transmisi
sinyal telepon adalah maksimum 10.000 pW = -50 dBm. Sehingga
S/N = 0 - (‑50) dB = 50 dB.
 Bit Error Rate (BER) yaitu laju kesalahan yang terjadi dalam
mentransmisikan sinyal digital (bit).
Contoh :
Jika suatu sistem transmisi digunakan untuk menyalurkan sinyal digital dengan
kecepatan 1 Mbit/detik, dengan BER = 10-6 berarti dalam setiap 1 juta bit
yang ditransmisikan hanya terdapat kesalahan sebanyak 1 bit.
 Hybrid
Adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengubah sistem hubungan 2
kawat menjadi 4 kawat dan sebaliknya.

BN = balancing Network yaitu impedansi penutup agar match dengan saluran


2 kawat.
Redaman (Loss) pada Hybrid :
‑ Dissipation Loss = 3 dB (3 dB = 1/2 daya)
‑ Insertion Loss = 0,5 dB
Total = 3,5 dB
 Filter
Adalah sirkit/rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan frekuensi atau band
frekuensi tertentu.

Dilihat dari fungsinya, Filter dapat dibedakan menjadi :


 Low Pass Filter (LPF)
 High Pass Filter (HPF)
 Band Pass Filter (BPF)
 Band Stop Filter (BSF) atau Band Rejection Filter (BRF)

Simbol‑simbol filter dalam suatu rangkaian adalah sebagai berikut:


Karakteristik dari filter adalah sebagai berikut :
 Peredam
Adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk memberikan redaman pada
sinyal yang dilewatkannya, sehingga diperoleh level sinyal sesuai dengan
yang diinginkan.
Ada dua type peredam, yaitu :
(a) yang besar redamannya tetap yang disebut PAD dan
(b) yang besar redamannya dapat diatur yang ATT (Attenuator).
Disamping, mempunyai nilai redaman, biasanya PAD dan ATT juga
mempunyai nilai impedansi input dan impedansi output tertentu. MisaInya
75 Ohm, 150 Ohm atau 600 Ohm.
Simbol dari PAD dan ATT adalah sebagai berikut :
 Equalizer
Merupakan suatu rangkaian yang berfungsi untuk menyamaratakan Ievel sinyal
yang diterima. Pada sistem transmisi dengan media saluran fisik,
karakterisktik dari saluran akan memberikan redarnan yang lebih besar
pada daerah frekuensi tinggi.
Untuk mengkompensasi redaman saluran tersebut digunakan penguat dengan
karakteristik pengerasan frekuensi masing-masing (inclined frequency gain
chracteristic). Proses ini disebut "Penyamarataan" atau Equalization.
 Compander
Kata Compander barasal dari Compressor dan Expander. Compressor
berfungsi untuk mengkompres Intensitas range dari sinyal suara pada arah
kirim dengan memberikan gain yang lebih besar pada bagian‑bagian sinyal
yang lemah, dibandingkan dengan sinyal yang kuat. Sedangkan pada sisi
terima terjadi proses yang sebaliknya yaitu sinyal tersebut di‑expand
secara proposional sesuai dengan sisi kirim.

Keuntungan pada pemakaian compandor adalah :


 Dapat meningkatkan "Signal to Noise Ratio" pada sirkit suara yang banyak
noise.
 Mernperkecil kemungkinan terjadinya "crosstalk".
 Memperkecil kemungkinan "overload" karena "dynamic power range"
sinyal suara yang besar.
Gambaran dari fungsi compandor dapat dilihat pada gambar berikut :

Contoh blok diagram sederhana dari compandor adalah sebagai berikut :

Gambar 3.9 (a) Compressor dan (b) Expandor


Contoh karakteristik input‑output Compandor ditunjukan pada gambar berikut

Gambar 3.10 Karakteristik input‑output Compandor


 Echo Suppressor dan Echo Canceller
Adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk menghilangkan pengaruh negatip
dari echo. Echo terjadi karena impedansi saluran (2W) dengan sirkit hybrid
tidak "match".
Hal tersebut mengakibatkan terjadi refleksi sinyal (suara), yang apabila diterima
kembali oleh pengirim dengan level serta "delay" yang cukup besar akan
terasa sangat mengganggu.
Misalnya dalam komunikasi melalui satelit, jika rangkaian echo suppressornya
tidak berfungsi dengan baik, maka akan terdengar suara pantulan (echo)
setelah beberapa saat.
Proses terjadinya Echo

Sinyal yang diinginkan

Sinyal echo
Untuk menghilangkan pengaruh dari echo digunakan rangkaian Echo Suppressor
atau.Echo Canceller.
Prinsip Dasar Echo Suppressor

Bagian Transmit (kirim)


Jika pada arah kirim terdapat sinyal yang akan ditransmisikan, maka sinyal
tersebut disampel, levelnya dideteksi dan diproses oleh rangkaian kontrol. Level
yang berada diatas batas yang telah ditentukan, akan menyebabkan output
rangkaian kontrol menghidupkan switch S1 dan memadamkan switch S2.
Sehingga redaman pada bagian kirim tidak diaktifkan (di‑bypass) dan pada arah
terima diredam 6 dB.
Prinsip Dasar Echo Canceller

Bagian Receive (terima)


Sinyal yang diterima pada Rx‑in, diambil sampelnya untuk diproses pada
rangkaian kontrol. Jika level dari sinyal sampel mencapai harga yang telah
ditentukan maka rangkaian kontrol akan mengaktifkan switch S2 dan mematikan
switch S1. Akibatnya redaman pada arah terima di‑bypass dan pada arah kirim
diredam 60 dB.

Prinsip Dasar Echo Canceller


Prinsip Dasar Echo Canceller

 Apabila hanya pada sisi terima saja yang terdapat sinyal pembicaraan
(singletalk), maka sinyal tersebut dianggap sebagai sample. Sinyal sampel ini
diambil replikanya (y) oleh adaptive filter dan selanjutnya merupakan replika
echo.
 Sementara itu sinyal echo (y) yang berasa dari hybrid dijumlahkan dengan
replika echo ( y ) oleh rangkaian penjumlah. Hasil penjumlahan ini dibuat
sedemikian rupa sehingga hasil y + y saling meniadakan. Dengan demikian
echo yang berasal dari hybrid tersebut terhapus sehingga tidak diteruskan.
 Apabila pada sisi kirim dan sisi terima terdapat level yang hampir sama
(double talk), maka proses penghapusan echo akan tetap terjadi. Misal sinyal
pada sisi kirim terdiri dari sinyal informasi ( z ) dan ditambah dengan echo
yang tejadi (y), maka sinyal sisi kirim menjadi z + y. Sinyal ini kemudian
dijumlahkan dengan replika echo ( y ), akibatnya echo akan terhapus dan
yang diteruskan hanya sinyal informasi z saja.
Prinsip Dasar Echo Canceller

 Pre Emphasis dari De Emphasis


 Rangkaian ini pada umumnya digunakan pada sistem transmisi yang
menyalurkan sinyal FDM (Frequency Division Multiplex) atau sinyal yang
dengan band yang lebar (TV). Tujuannya adalah agar diperoleh kualitas S/N
yang sama pada semua kanal dalam band frekuensi yang disalurkan.
 Pre Emphasis dipasang pada bagian kirim, menekan level pada frekuensi
rendah dan menaikan level pada frekuensi tinggi. Sedangkan De Emphasis
dipasang pada bagian terima, mempunyai karakteristik berlawanan dengan
Pre Emphasis.
Contoh karakteristik Pre Emphasis dan De Emphasis adalah seperti gambar
berikut :

karakteristik (a) Pre Emphasis dan (b) De Emphasis


Prinsip Dasar Echo Canceller

 Automatic Gain Control (AGC)


 Adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk memberikan pengaturan
otomatis terhadap level yang keluar dari repeater atau pesawat penerima.
Contoh pemakaiannya adalah untuk mengatasi adanya level terima yang
berubah-ubah vang disebabkan oleh berubah‑ubahnva redaman saluran
karena perubahan temperatur atau sebab‑sebab lain.
 Salah satu caranya adalah dengan mendeteksi level sinyal output sesuai
dengan perubahan "loss" yang terjadi, kernudian diumpanbalikkan (feed back)
ke rangkaian penguat.

Blok Diagram AGC


Prinsip Dasar Echo Canceller

 Automatic Frequency Control (AFC)


 Adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk memberikan pengaturan secara
otomatis terhadap perubahan‑perubahan frek‑uensi dari suatu oscillator.
Tujuannya adalah agar dapat diperoleh frekuensi output yang stabil.
 Prinsip dasar cara kerja AFC adalah seperti gambar berikut :

VCO : Voltage Controlled Oscillator (Osciilator yang frekuensi


outputnya bisa diatur dengan tegangan bias)
Prinsip Dasar Echo Canceller

 Frekuensi output dari, oscilator akan dibandingkan dengan frekuensi


referensi (stabil), sehingga output dari phase detector adalah berupa
sinyal dc (arus searah) yang berubah‑ubah sebanding dengan perubahan
frekuensi dari VCO. Sinyal dc tersebut dicatukan kembali ke rangkaian
VCO sebagai tegangan bias.

 Rangkaian Squelch
Rangkaian ini berfungsi untuk menghilangkan noise yang keluar dari pesawat
penerima, jika level sinyal inputnya dibawah batas minimum yang
dipersyaratkan.
Prinsip Dasar Echo Canceller

Prinsip kerja rangkaian Squelch adalah sebagai berikut :

Sebagian dari sinyal input dideteksi, kemudian dibandingkan oleh rangkaian


komparator dengan tegangan referensi tertentu. Jika level dari sinyal input kecil
sekali sehingga berada dibawah batas level minimum, maka komparator akan
mengcutoff sinyal output yang berisi noise yang sangat mengganggu. Pada
gambar diperlihatkan penyaluran sinyal dianalogikan dengan"open" atau "close"
switch S1 yang dikontrol oleh rangkaian komparator.

Anda mungkin juga menyukai