Anda di halaman 1dari 20

SISTEM

KOMUNIKASI
SATELIT
KULIAH 07©
Edi Soerjanto, Ir. MSi
KULIAH 07©
PARAMETER ANTENA
 Effisiensi Antena
 Focal Length Ratio
 Radiation Pattern
 Beamwidth & Gain

SATUAN PENGUKURAN
Eficiency Antena
Perhitungan efisiensi suatu antena umumnya diasumsikan terhadap antena
berbentuk parabola jenis Cassegrain, dengan beberapa factor berikut :

 Primary spillover efficiency, disebabkan oleh hilangnya sebagian energi/


power yang diradiasikan oleh feeder di luar subreflector.
𝐏𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫𝐜𝐞𝐩𝐭𝐞𝐝 𝐛𝐲 𝐬𝐮𝐛𝐫𝐞𝐟𝐥𝐞𝐜𝐭𝐨𝐫
ηs =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐩𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐫𝐚𝐝𝐢𝐚𝐭𝐞𝐝 𝐛𝐲 𝐭𝐡𝐞 𝐟𝐞𝐞𝐝

 Secondary spillover efficiency, hilangnya sebagian energi akibat terhambur


oleh subreflector di luar main reflector.
𝐏𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫𝐜𝐞𝐩𝐭𝐞𝐝 𝐛𝐲 𝐫𝐞𝐟𝐞𝐜𝐭𝐨𝐫
ηm =
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐩𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐫𝐞𝐟𝐥𝐞𝐜𝐭𝐞𝐝 𝐛𝐲 𝐬𝐮𝐛𝐫𝐞𝐟𝐥𝐞𝐜𝐭𝐨𝐫
Efficiency
Antena
Efficiency
 Illumination efficiency, hilangnya sebagian energi akibat amplitude dan phase
illumination yang non-uniform dari bidang aperture. Karena illumination dan
phase efficiency didefinisikan pada bidang aperture reflector, maka effect dari
error dari permukaan reflector juga termasuk di dalamnya.
[‫𝟐]𝑨𝒅 𝑭 ׬‬
ηI = F illlumination distribution function
𝑨 ‫𝑨𝒅 𝟐 𝑭 ׬‬
 Surface accuracy efficiency, diakibatkan terhamburnya sebagian energi dari main
beam akibat tingkat kekasaran (roughness) permukaan main reflector dan
subreflector yang tidak homogen. Dinyatakan sebagai :
𝟒𝝅𝝈 2
ηa = exp ( - ) 𝜎 = rms total error λ free space wavelength
𝝀
 Blockage efficiency, hilangnya sebagian energi yang dihasilkan akibat aperture
shadowing (kondisi energi terblokir/terhalang oleh subreflector berikut
penyangganya) yang dinyatakan sebagai
𝑨𝒃 2
ηb = (1 - ) Ab blocked area Ag total aperture area
𝑨𝒈
Shadowed Area
Efisiensi Antena Parabola
Faktor-faktor yang membatasi effisiensi antena parabola adalah :
 Primary spill over efficiency - ηs
 Secondary spill over efficiency – ηm
 Illumination efficiency - ηI
 Surface accuracy efficiency - ηa
 Blockage efficiency - ηb
 Radiation efficiency – ηr

Total Efficiency : η = ηs . ηm . ηI . ηa . ηb . ηr
Focal Length Ratio
 Pertimbangan teknis lain dalam desain antena adalah pengaruh
perbandingan jarak fokus terhadap diameter antenna yang disebut
sebagai Focal Length ratio.
 Perbandingan ini memberikan suatu pengukuran kedalaman (depth)
atau kedangkalan (shallowness) dish antena.
 Jika nilai perbandingan (f/d) berkisar 0,4-0,5 maka nilai efisiensi
antena tersebut cukup besar.
 Jika nilai perbandingan (f/d) berkisar antara 0,25-0,35 maka nilai
efisiensi antenna tersebut cukup kecil.
Perbandingan f/d

f
f

d
d
Radiation Pattern Antena
 Menggambarkan directive gain Rasio antara diameter antena dengan panjang
antena sebagai fungsi sudut off- gelombang λ, dimana :
beam
 Melihat interferensi yang tidak Jika D/λ > 100, rumus yang digunakan
dikehendaki akibat pola  G(θ) = 32 – 25 log θ dBi 1o<θ<48 o
sidelobe.
 G(θ) = – 10 dBi 48o<θ<180 o
 Rekomendasi ITU-R 465
memberikan acuan pola radiasi
Dan jika D/λ < 100, digunakan rumus
 G(θ) = [52 – 25 log (D/λ) - 25 log θ] dBi 1o<θ<48 o
 G(θ) = – 10 - 10 log (D/λ) dBi 48o<θ<180 o
Beamwidth
 Beamwidth adalah lebar
berkas pancaran mainlobe
antena yang dihitung dari nilai
3 dB down level terhadap
puncak mainlobe.

 Besaran beamwidth dihitung


berikut :
𝟕𝟎 𝝀
BW3dB = θ3dB = derajat
𝒅
Gain Antena
Gain (penguatan) antena dihitung dari rumus berikut
G = η (πd/λ)2 atau G = 10 log η (πdf/c)2 dBi
dimana :
η = efisiensi antena (50%-70%)
d = diameter antena (m)
λ = panjang gelombang

Atau dapat dinyatakan dalam bentuk logaritmik berikut


G (dBi) = 20,4 + 10 log η + 20log f + 20 log d
Antenna Gain Roll-Off
 Antenna gain roll-off adalah berkurangnya
nilai gain antena sebagai akibat adanya
penyimpangan arah antena dari arah yang
sebenarnya (boresight).

 Nilai gain roll-off dapat dihitung dengan


rumus berikut :
∆G = -0,027 (b.f.d)2

b = besar penyimpangan sudut


f = frekuensi (GHz)
d = diameter antena (m)
Contoh Spesifikasi Antena

Band Diameter Gain Efficiency Antenne


(m) (dBi) % Type
Ku 1,8 44 57 Prime focus
C 1,8 34 56 Prime focus
Ku 2,3 46.5 54 Prime focus
C 2,3 38.3 66 Prime focus
Ku 5.0 51.2 33 Prime focus
C 5.0 44.5 58 Prime focus
Source AVComm
Satuan Pengukuran
Decibel (dB)
 Suatu saluran menyatakan besaran perbandingan logaritmik daya output dengan
daya input, dimana daya tersebut merupakan harga relatif. Dari definisi tersebut,
misalkan suatu peralatan mempunyai gain 2 kali (input 1W, output 2W) bila
dinyatakan dalam dB, maka gain tersebut = 3 dB, yang didapat dari :
P𝑜𝑢𝑡 2
Gain (dB) = 10 log = 10 log = 3.0103 dB
P𝑖𝑛 1

 Misalkan suatu peralatan mempunyai redaman 1/1000 kali (input =1000W,


output =1W), bila dinyatakan dalam dB, maka gain tersebut = -30 dB, yang
didapat dari :
𝑃2 1
Gain (dB) = 10 log = 10 log = -30 dB
𝑃1 1000
Karena hasilnya negatif, maka peralatan tersebut bukan gain tapi bersifat redaman/loss
dBm
Satuan harga mutlak suatu perbandingan suatu daya sebesar 1 milliwatt dituliskan
dengan rumus
𝑑𝑎𝑦𝑎 (𝑚𝑊)
Daya (dBm) = 10 log
1 𝑚𝑊
Contoh
Suatu amplifier mempunyai penguatan 1 mW. Berapa dBm besar gain tersebut?
1
Daya (dBm) = 10 log = 0 dBm, jadi 1 mW = 0 dBm
1

dBW
Satuan harga mutlak suatu daya terhadap daya 1 Watt
𝑑𝑎𝑦𝑎 (𝑊𝑎𝑡𝑡)
Daya (dBW) = 10 log
1 𝑊𝑎𝑡𝑡
Contoh
Misal diketahui daya 13 Watt, berapa dBW daya tersebut?
13𝑊
Daya (dBW) = 10 log = 11.13 dBW
1𝑊
dBmO
 dBmO adalah satuan harga mutlak suatu daya dalam dBm yang mengacu pada
0TLP (Zero Test Level Point). 0TLP setiap titik mempunyai nominal level yang
berbeda-beda dan dinyatakan dalam dBr (dB referensi). Sebagai misal, nominal
level Tx VF = -16 dBr = -16 dB.
 Hubungan dBm, dBm0 dan dBr dinyatakan dalam rumus berikut
dBm = dBm0 + dBr

Contoh
Suatu titik pengukuran terukur level -26 dBm, dimana level nominal referensi dari titik ukur tersebut
adalah -16 dBm.
Maka harga pengukuran tersebut bila dinyatakan dalam dBm0 adalah -10 dBm0, yang artinya level
pada titik pengukuran tersebut berada 10 dB dibawah nominal level.

-10 dBm0 0TLP

-26 dBm -16 dBm


Menghitung Gain Menghitung
Antena Beamwidth Antena
 Menghitung gain antena dimaksudkan  Lebar berkas antena disebut beamwidth
untuk mengetahui karakteristik antena θ3dB. Nilai tersebut berarti nilai penguatan
yang digunakan stasiun bumi dengan pada sudut sesuai pengarahan dimana
rumus di bawah, sehingga dapat gain akan bernilai setengah dari nilai
diketahui sidelobenya. maksimumnya.
 Hitung gain antena yang mempunyai  Semakin lebar diameter antena maka nilai
diameter mulai dari sebesar 2,4 m θ3dB akan semakin kecil, artinya berkas
signal yang dipancarkan akan semakin
sampai dengan diameter 1,7 m. koheren.
 Diasumsikan, nilai η adalah 0,6 dan  Untuk antena dengan diameter masing-
frekuensi yang digunakan adalah masing yang berbeda di samping, hitung
uplink C-band sebesar 6 GHz. juga besarnya beamwidth, dengan rumus
beamwidth :
𝟕𝟎 𝝀
G = 10 log η (πdf/c)2 dBi BW3dB = θ3dB = derajat
𝒅
Hitung Gain & Beamwidth Antena

Diameter (m) Gain (dBi) Beamwidth θ3dB (deg)


2.4
2.2
2.1
2.0
1.8
1.7
Gain & Beamwidth Antena

Diameter (m) Gain (dBi) Beamwidth θ3dB (deg)


2.4 41.334 1.458
2.2 40.589 1.59
2.1 40.185 1.67
2.0 39.760 1.75
1.8 38.846 1.94
1.7 38.350 2.05

Anda mungkin juga menyukai