Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA

LAPORAN PRAKTIKUM IV
KOMUNIKASI SERIAL
(KOMUNIKASI KOMPUTER DENGAN KOMPUTER)

Disusun oleh :

Disusun oleh :
Latifa Dwi Ana Ningrum
1431130005
2B

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016

1
I. Tujuan Khusus
 Mampu melakukan komunikasi antara dua komputer menggunakan
interface serial RS 232
 Memahami sistem pengkabelan untuk menghubungkan dua komputer
melalui port serial
 Memahami standarisasi komunikasi serial RS 232
 Memahami prosedur untuk melakukan komunikasi serial RS 232

II. Tujuan Umum


 Memahami komponen untuk melakukan komunikasi serial RS 232
menggunakan Delphi
 Mampu melakukan instalasi komponen komunikasi serial RS 232 (Cport)
 Mampu membuat program untuk komunikasi antara komputer dengan
komputer

III. Alat dan Bahan


 Program Delphi versi 6 keatas
 Komponen komunikasi serial (CPORT)
 Konektor DB9 female 2 buah
 Kabel (secukupnya)
 Komputer 2 unit

IV. Teori Penunjang


A. Komunikasi Serial (RS232)
Komunikasi serial merupakan komunikasi yang pengiriman datanya
dikirimkan per elemen. Dengan transmisi serial pengiriman data jarak jauh
menjadi lebih efektif dibandingkan dengan transmisi paralel. Data paralel internal
komputer dimasukkan ke pengubah paralel ke serial. Saluran serial mengirimkan
setiap karakter per elemen sehingga hanya diperlukan satu atau dua
penghantar,yaitu kirim data (TX) dan terima data (RX). Contoh transmisi serial
ditunjukkan pada Gambar 1.

2
Paralel/serial Paralel/serial konverter
8 bit dikirim satu
konverter
per elemen
R
S E
E C
. .
N E
. .
D I
0 1 1 0 1 0 0 1 0 0
E V
0 0
R E
. .
Dibutuhkan 1 line mengirimkan 8 bit R

Gambar 1. Transmisi Serial


Sumber : Donny Arius & Rum Andy K. R. , 2008

Pada Gambar 2 ditampilkan bahwa transmisi serial membutuhkan


waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan transmisi paralel, hal
ini dikarenakan untuk komunikasi serial hanya menggunakan satu saluran.
Berikut ini gambar arah transmisi dari komunikasi serial.
Arah transmisi
Bit-bit yang ditransmisikan

Panjang karakter 8 bit Stop


Start
MARK

1 1 0 1 0 0 1 0
SPACE

Gambar 2. Arah transmisi komunikasi serial


Sumber : Donny Arius & Rum Andy K. R. , 2008

Sebagai contoh, jika akan dikirim data serial 10011010, maka agar data
tersebut dapat dikirim dan diterima dengan baik, selang waktu yang digunakan
oleh pengirim dari penerima satu dengan yang lain harus sama. Jika penerima
telah menerima penyesuaian bit, maka seharusnya juga harus segera menerima
penyesuaian karakter, dan penerima juga harus mengetahui awal dan akhir blok
data yang dikirim. Penyesuaian yang diperlukan dapat diperoleh secara sinkron
maupun asinkron, data yang dikirim oleh terminal komputer lewat jalur RX
dimasukan ke pengubah seri ke paralel sebelum diteruskan ke komputer.

3
B. Parameter Komunikasi Serial
Pada komunikasi serial data yang dikirimkan berupa bit ‘1’ ( high) atau bit
‘0’ (low), untuk bit ‘1’ diwakili sebagai tegangan +3 s/d +15 volt dan bit ’0’
diwakili sebagai tegangan -3 s/d -15 volt dengan demikian tegangan dalam
komunikasi serial memiliki ayunan tegangan maksimal sebesar 30 volt.
Suatu karakter yang akan ditransfer harus didahului oleh kondisi (high) ke
rendah (low) yang dinamakan start bit, yang digunakan untuk mensikronkan
antara pengirim dan penerima. Setelah start bit, selanjutnya berisi karakter yang
diikuti dengan parity bit dan terakhir adalah stop bit. Berikut ini contoh sinyal
informasi komunikasi serial RS232 pada pengiriman huruf ”A” dalam format
ASCII tanpa bit paritas.

Logic ‘0’ +15 Volt


Start
0 Volt
1 0 0 0 0 0 1 0 Stop
Logic ‘1’ -15 Volt
Gambar 3. Gelombang informasi komunikasi serial
Sumber : Forum Komunitas Teknisi Ponsel Indonesia

Gambar 3 menunjukan bentuk gelombang komunikasi serial dengan


format 8N1, yaitu 8 bit-data, tanpa parity dan 1 stop bit. Pada keadaan idle atau
menganggur, jalur RS232 ditandai dengan mark state atau logika high.
Pengiriman data diawali dengan start bit yang berlogika nol ‘0’ atau low,
berikutnya data dikirimkan bit demi bit mulai dari LSB (Least Significant Bit) atau
bit ke-0 (nol). Pengiriman setiap byte diakhiri dengan stop bit yang berlogika
high. Gambar 3 memperlihatkan kondisi low setiap stop bit, ini adalah start bit
yang menandakan data berikutnya akan dikirimkan. Jika tidak ada lagi data yang
ingin dikirim, maka jalur transmisi ini akan dibiarkan dalam keadaan high. Ada
yang disebut break sinyal, yaitu keadaan low yang lamanya cukup untuk
mengirimkan 8-bit data. Jika pengirim menyebabkan jalur komunikasi dalam

4
keadaan seperti ini, penerima akan menganggap ini adalah break sinyal atau
sinyal rusak.
Data yang dikirimkan dengan cara seperti gambar 2.11 ini disebut data
yang terbingkai (to be framed) oleh start dan stop bit. Jika stop bit dalam keadaan
low, berarti telah terjadi framing error. Biasanya hal ini terjadi karena perbedaan
kecepatan komunikasi (baudrate) antara pengirim dan penerima. Berikut ini
beberapa parameter dari komunikasi serial :
 Data Bits
Jumlah bit yang akan ditransmisikan mempunyai nilai adalah 5 sampai 8
bit.
 Parity Bit
untuk mendeteksi kesalahan (error) yang berbentuk odd (ganjil), even
(genap) atau tanpa parity (no parity).
 Start bit dan Stop bit.
Start Bit digunakan untuk singkronisasi penerima, start bit berukuran 1 bit.
Stop Bit menandakan akhir dari data yang dikirimkan, stop bit berukuran 1
bit, 1.5 bit atau 2 bit.
 Baud rate atau kecepatan data (bps).
Merupakan kecepatan transmisi data dari transmitter ke receiver,
mempunyai nilai antara (50 s/d 19,2 kbps).

C. Konfigurasi Pengkabelan Komunikasi Serial antara 2 komputer


Untuk dapat melakukan komunikasi serial antara dua komputer
maka di butuhkan media kabel untuk mengirimkan informasi. Dalam
komunikasi serial antara dua komputer dibutuhkan media kabel serta
konektor yang berupa DB9 (female). DB9 (female) memiliki 9 pin out
yang tiap-tiap pin out memiliki fungsi masing-masing. Pada Tabel 1.
dibawah ini, menunjukan konfigurasi pin out beserta fungsi dari masing-
masing pin.

5
Tabel 1. fungsi dari masing-masing pin keluaran
Fungsi Pin Out Keterangan Fungsi
TX Transmit Untuk pengiriman data serial
Data
RX Receive Untuk penerimaan data serial
Data
CTS Clear To Digunakan untuk memberitahukan
Send bahwa modem siap untuk melakukan
pertukaran data
CD Carrier Saat modem mendeteksi suatu ‘carrier’
Detect dari modem lain (dari tempat lain) maka
sinyal ini akan diaktifkan
DSR Data Set Memberitahukan UART bahwa modem
Ready siap untuk melakukan komunikasi (Link)
DTR Data Kebalikan dari DSR, untuk
Terminal memberitahukan bahwa UAT siap untuk
Ready melakukan hubungan komunikasi
RTS Request To Sinyal untuk menginformasikan modem
Send bahwa UART siap untuk melakukan
pertukaran data
RI Ring Akan aktif jika modem mendeteksi
Induktor adanya sinyal dering dari saluran telepon

Sumber: Forum Komunitas Teknisi Ponsel Indonesia


Untuk konfigurasi pin out antara DB9 (female) dengan DB9 (female) yang
lain ditunjukan pada gambar berikut :

TX RX
PIN 1 : CD PIN 1 : CD

PIN 2 : RX PIN 2 : RX

PIN 3 : TX PIN 3 : TX

PIN 4 : DTR PIN 4 : DTR

PIN 5 : SG PIN 5 : SG

PIN 6 : DSR PIN 6 : DSR

PIN 7 : RTS PIN 7 : RTS

PIN 8 : CTS PIN 8 : CTS 6

PIN 9 : RI PIN 9 : RI
Gambar 4. Konfigurasi pin out DB9

Pada gambar 4 diatas merupakan konfigurasi untuk komunikasi antara dua


komputer yang menggunakan koneksi point-to-point, artinya hanya
komunikasi dalam mode half duplex.

D. Installasi Komponen Cport pada delphi


Untuk melakukan komunikasi serial komputer ke komputer
menggunakan program Delphi dibutuhkan komponen serial, terdapat
banyak sekali komponen komunikasi serial yang dapat digunakan, salah
satunya adalah cport. Untuk mendapatkannya, dapat diunduh di alamat
www.progdigy.com. File yang diperoleh masih dalam format terkompresi,
sehingga unuk menggunakannya dan melakukan instalasi ke program
delphi diperlukan tahapan sebagai berikut :

Cara menginstall Komponen Serial


1. Unkompres file cport yang telah di download.
2. Copy file cport hasil unkompres ke folder dimana program delphi
diinstall, biasanya terdapat di C:\Program Files\Borland\Delphi7
3. Ubah nama folder menjadi comserial (optional), sehingga menjadi
C:\Program Files\Borland\Delphi7\comserial
4. Jalankan program delphi. Setelah itu klik ke sub menu tools →
Environment Options

Gambar 5. Tampilan Environment Options

7
5. Pada environment window klik ke library

Gambar 6. Tampilan Environment Windows Library

6. Pada tab library pilih tanda (browse) pada library path

Gambar 7. Tampilan Library path

7. Klik tanda (browse) pada Directories

Gambar 8. Tampilan Directories

8. Arahkan ke file cport (sesuai dengan penempatan file cport


uncompress)
9. Setelah itu tekan tombol ADD

Gambar 9. Tampilan tombol ADD pada Directories

10. Buka file CportLib7 pada folder file cport uncrompress ditempatkan,
disini ditempatkan pada C:\Program
Files\Borland\Delphi7\comserial

8
11. Setelah itu tekan tombol install

Gambar 10. Tampilan tombol Install

12. Buka DsgnCport7 pada folder file cport uncrompress ditempatkan,


disini ditempatkan pada C:\Program
Files\Borland\Delphi7\comserial

Gambar 11. Tampilan tombol Install

13. Cek di program delphi apakah komponen sudah terinstall, jika proses
install sukses akan tampak seperti gambar dibawah.

Gambar 12. Tampilan komponen Cport pada Delphi

V. Langkah Percobaan
4.1 Menginstall cport terlebih dahulu

4.2 Membuat tampilan dengan icon image sesuai dengan ketentuan


pada form

4.3 Membuat tampilan dengan icon edit, label, memo,button

4.4 Mengedit caption,name

4.5 Memasukkan program

9
4.6 Mengecek apabila terjadi error

4.7 Menjalankan program tersebut

VI. Flowchart Program


VII. Listing Program
unit Unit1;

interface

uses

Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls,


Forms,

Dialogs, StdCtrls, CPort;

type

TFrmpctopc = class(TForm)

comersial: TComPort;

Label1: TLabel;

Label2: TLabel;

Mekirim: TMemo;

meterima: TMemo;

Btsend: TButton;

Btsetup: TButton;

Btexit: TButton;

Edinputteks: TEdit;

10
procedure comersialRxChar(Sender: TObject; Count: Integer);

procedure FormCreate(Sender: TObject);

procedure BtsendClick(Sender: TObject);

procedure BtsetupClick(Sender: TObject);

procedure BtexitClick(Sender: TObject);

private

{ Private declarations }

public

{ Public declarations }

end;

Var

Frmpctopc: TFrmpctopc;

implementation

{$R *.dfm}

procedure TFrmpctopc.comersialRxChar(Sender: TObject; Count:


Integer);

var

str:string; //Variabel menyimpan data yang diterima

begin

Comserial.ReadStr(Str,Count);

meterima.Text:=meterima.Text+str;

11
end;

procedure TFrmpctopc.FormCreate(Sender: TObject);

begin

Comserial.Open;

end;

procedure TFrmpctopc.BtsendClick(Sender: TObject);

var

i,n:integer;

str;string;

begin

Str :=edinputteks.Text;

Comserial.WriteStr(Str);

mekirim.Lines.Add('Pengirim :' + edinputteks.Text );

end;

procedure TFrmpctopc.BtsetupClick(Sender: TObject);

begin

Comserial.ShowSetupDialog;

end;

procedure TFrmpctopc.BtexitClick(Sender: TObject);

begin

Comserial.Close; //menutup port com

12
application.Terminate; //keluar dari program

end;

end.

VIII. Hasil Percobaan

IX. Kesimpulan
Untuk mengkomunikasikan antar devais, periperal ke
periperal diperlukan port penghubung RS232 sebagai  jalur I/O
(input/output). Dan setiap jalur I/O pada periperal dilengkapi dengan
konektor standar DB9 birisi 9 pin atau DB25 berisi 25 pin. Aplikasi
RS-232 sebagai protokol komunikasi antar 2 komputer atau perangkat
yang lain.

13

Anda mungkin juga menyukai