Anda di halaman 1dari 4

Resume 4 Presentasi Antena dan Propagasi

Anindita Tsabita HS

4103181028

2 MMB A

a. Noise
 Noise merupakan suatu ukuran yang digunakan dalam sains dan merupakan teknik untuk
membandingkan tingkat sinyal yang diinnginkan dengan kebisingan latar belakang.
 Rumus :
Psignal
- SNR =
Pnoise
Psignal A𝑠𝑖𝑔𝑛𝑎𝑙2
- SNR = =
Pnoise A𝑠𝑖𝑔𝑛𝑎𝑙2
 Rumus Desible :
-

 Contoh soal :
- BW= 3400-300 = 3100Hz
SNR = 25 dB setara dengan S/N
Jawab : SNR = 10 log S/N
25 = 10 log S/N
2,5 = log S/N
S/N = 10^2,5
S/N = 316

C = BW log2 (1+S/N)
C = 3100 log2 (1+316)
C = 3100 log2 317
C = 25.755 bps

 A merupakan root mean square (RMS) amplitudo (misalnya, tegangan RMS). Jadi amplitude
itu dari gambar sinyal yang lembah sama puncak itu, amplitude kan antara puncak ke puncak.
 Untuk bentuk gelombang yang rumit, terutama pada sinyal yang tidak berulang seperti noise,
amplitudo RMS biasanya digunakan karena keduanya tidak ambigu dan memiliki signifikansi
fisik. Seperti contoh daya rata - rata yang ditransmisikan oleh gelombang akustik atau
elektromagnetik atau oleh sinyal listrik sebanding dengan kuadrat dari amplitudo RMS.

b. BIT
 BIT merupakan unit satuan terkecil dalam komputasi digital. Dan Bit Error Rate adalah ratio
dari bit error terhadap total keseluruhan bit yang dikirimkan dalam satu waktu.
 Bit Error Ratio (BER) dipengaruhi oleh :
- Noise
- Interferensi
- Distorsi
- Atenuasi
- Fading
 BER sendiri merupakan nilai bit error lalu dibagi dengan total bit yang dikirimkan, jadinya kan
tidak mungkin nilai BER melebihi satu, karena tidak mungkin nilai bit error melebihi bit yang
dikirimkan, lalu solusi agar memperkecil nilai BER adalah dengan cara memperbaiki kualitas
komunikasi, seperti mengurangi noise, efek fading, dan memperbesar dayanya.
 untuk mendeteksi error bisa dengan cara
a. parity check : dengan menambahkan bit agar jumlah bitnya ganjil (odd parity)
atau genap (even parity)
b. Checksum : membandingkan hasil penjumlahan bit transmisi dengan bit yang
diterima oleh receiver
c. CRC : sama dengan checksum, bedanya disini ada penambahan r bitnya
d. Hamming code : menggunakan metode XOR
e. BER tester, alat ini menggunakan konsep kerja sama dengan checksum yaitu
membandingkan penjumlahan bit yang ditransmisikan dan bit yang diterima.
 Untuk menghitung BER sendiri tidak perlu dihitung secara manual yaitu dengan,
menghitungnya satu satu karena yang menghitungnya adalah computer.

c. Fading Margin
 Fading margin merupakan level daya yang harus dicadangkan yang besarnya merupakan
selisih antara daya rata-rata yang sampai di penerima dan level sensitivitas penerima.
 Rumus :

Pth = level daya ambang atas (threshold) (dB)


RSL = level daya terima (dBm atau dBW)
 Fade margin digunakan pada saat ada perambatan gelombang radio akan terjadi pemantulan
oleh permukaan bumi, sehingga pada penerima akan menerima 2 gelombang yang berbeda
yaitu gelombang langsung dan gelombang pantul yang jarak tempuh dan waktu perambatan
yang berbeda sehingga menimbulkan level daya yang diterima berbeda pada ujung penerima.
Maka dari itu dibutuhkan nya fade margin untuk memperoleh sinyal yg bagus, dengan prinsip
level daya penerimaan (received signal level) lebih besar atau sama dengan level threshold.
Salah satu cara termudah untuk memperbesar nilai fade margin dengan memperbesar daya
pancar sinyal yang akan diterima di sisi penerima. lalu dapat menggunakan teknologi
diversity, repeater, serta dapat melakukan perhitungan saat memasang antena menghindari
gangguan/halangan (prinsip Loss).
 Daya penerimaan dibawah level threshold mungkin bisa terjadi, oleh karena itu perlu ada
nya fade margin. Sehingga dengan memperbesar daya pancar sinyal yang diterima disisi
penerima, maka nilai penerimaan sinyal tidak akan lebih dari level threshold nya.

d. EIRP
 EIRP atau Effective/Equivalent Isotropic Radiated Power merupakan nilai maksimum daya
yang dapat dipancarkan dari sebuah antenna pada arah tertentu.
 Rumus :

EIRP ERP
Menggunakan antenna isotropic Menggunakan antenna half wave dipole
Gain mengunakan satuan dBi Gain mengunakan satuan dBd

- EIRP(dBm) = ERP(dBm) + 2,15

 Contoh soal erp


- perhitungan erp dengan eirp itu sama menggunakan rumus :
Pt - L + G
- Setelah diketahui nilai ERP baru dicari nilai EIRP dengan rumus EIRP = ERP + 2,15 (bila
dikatahui satuan dB) atau EIRP = ERP x 1,64 (bila dikatahui satuan watt).
e. Carrier to Noise
 Carrier to Noise Ratio merupakan rasio daya sinyal pembawa termodulasi yang diterima C
terhadap daya noise yang diterima N setelah filter penerima.
 Rumus :

 Jika kedua Carrier dan Noise diukur pada impedensi yang sama

 Rasio C/N sering dispesifikasikan dalam decibel

 Rasio CNR yang tinggi memberikan kualitas penerimaan yang baik . Jika CNR tinggi, maka hasil
transmisinya juga baik. Jika CNR rendah, maka hasil transmisi juga buruk. Rasio C / N
umumnya digunakan dalam sistem komunikasi satelit untuk mengarahkan atau meluruskan
antena penerima.
 Gambar sinyal CNR :

Anda mungkin juga menyukai