Salah satu parameter dalam perhitungan link adalah EIRP, yaitu besarnya daya
suatu carrier yang dipancarkan oleh suatu antena. Bila daya yang diperlukan tidak
lebih dari 20 Watt biasanya digunakan SSPA, untuk daya 600 Watt akan
digunakan TWT, sedangkan untuk daya sampai 3 kiloWatt digunakan Klystron.
Di mana:
Harga EIRP adalah hasil penjumlahan antara daya keluaran HPA dengan
penguatan antena dikurangi dengan redaman IFL (Interfacility Link). Atau dapat
dinyatakan dengan:
Di mana:
Memperpanjang/memperpendek IFL.
Pada arah down-link satelit akan memancarkan carrier (Cd) dengan EIRP
bekerja pada titik operasi saturasinya.Sedangkan pada saat melewati lintasan
sepanjang (satelit-SB) akan mendapatkan redaman sebesar Ld. Besarnya (C/N)d
adalah:
Di mana:
Low Noise Amplifier (penguat yang berderau rendah) adalah bagian dari
sistem penerima yang menimbulkan noise (noise temperature), bila
dikombinasikan dengan gain antena penerima maka akan diperoleh nilai G/T dari
sistem penerima. Dengan kemajuan teknologi solid state saat ini sudah dapat
diperoleh LNA dengan noise temperature 35°K sedangkan yang banyak
digunakan saat ini adalah LNA dengan noise temperature sistem 55°-80oK.
Free space loss tergantung pada besamya jarak antara SB dan Satelit dan
juga besamya frekuensi operasinya. Sedangkan redaman atmosphere dan redaman
hujan untuk sistem satelit yang beroperasi pada frekuensi C-band tidak
menimbulkan pengaruh yang berarti.
7. Suhu Derau (T)
Suhu derau atau Noise Temperature atau disebut juga Equivalent Noise
Temperature adalah faktor yang berpengaruh dalam perhitungan besarnya daya
total dari noise yang timbul pada suatu konduktor. Noise temperatur antena dapat
didefinisikan sebagai temperatur suatu tahanan yang dapat memberikan daya
derau yang sama kepada terminal input penerima. Seperti halnya antena yang
dihubungkan dengan penerima itu. Noise atau derau merupakan gerakan acak dari
elektron-elektron suatu konduktor karena kenaikan suhu diatas 0 ºK. Besarnya
daya total derau (Pn) yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pn(Watt) = k.T.B
Di mana:
Bila terjadi keadaan dimana ada dua sumber derau maka daya total derau
merupakan jumlah daya derau sumber tersebut. Bila dimisalkan bahwa semua
benda yang dapat menyerap radiasi dapat membangkitkan derau, maka antena,
atmospfir serta bumi dapat dianggap sebagai sumber derau. Hal ini berarti tanah
sekitar antena stasiun burni juga merupakan suatu sumber derau, sehingga tanah
tersebut dapat dianggap memiliki ekivalen suhu derau. Besamya suhu derau
tersebut dihitung dengan rumus berikut:
Tc(ºK) = Tp (1 – R)
Di mana:
Di mana:
Suatu peredam merupakan suatu elemen yang menyerap energi, karenanya juga
memiliki suhu derau. Besarnya redaman dan suatu peredam dapat didefinisikan
sebagai, Bila ingin mengetahui besarnya suhu derau dan suatu peredam. Selain
impedansi input dan impedansi output sama besar” juga impedansi internal
sepanjang peredam tersebut sama besar dan konstan. Tiap seksi dalam peredam
tersebut selalu match satu dengan yang lain. Oleh karena itu besarnya noise pada
input Ni sama dengan besarnya noise pada output No. Jadi:
→ L (dalam ratio)
Terlihat bahwa faktor derau dan suatu peredam (pasif) sama dengan
besarnya redamannya dalarn ratio. Dengan kata lain bahwa noise figure peredam
tersebut sama besar dengan besarnya redaman dalam dB. Besarnya suhu derau
peredam tersebut adalah:
Tf= (L -1) To
dimana : L dalam ratio bukan dalam dB.
Bila peredam tersebut bertingkat, maka besarnya faktor derau dan suhu
deraunya dapat dihitung sebagai berikut:
Faktor derau:
Suhu Derau:
Tn= (F1-1)To
Sistem penerimaan dari suatu stasiun bumi tersusun alas beberapa jenis
peralatan yaitu mulai dari antena, saluran transmisi, LNA, serta receiver dan lain-
lain. Suhu derau suatu sistem penerimaan secara keseluruhan dapat dihitung
sebagai berikut:
Di mana:
G1 = gain feeder I
G2 = gain feeder II
Suhu derau sistem sangat dipengaruhi oleh suhu derau antena, berarti
sangat dipengaruhi oleh sudut elevasi antena.Suhu derau sistem sangat
dipengaruhi oleh suhu feeder dari antena ke LNA, berarti dipengaruhi oleh loss
feeder dari antena ke LNA. Makin panjang feeder dari antena ke LNA, makin
besar loss-nya berarti makin tinggi suhu derau sistemnya. Oleh karena itu dapat
dimengerti jika letak LNA pada stasiun bumi sangat dekat dengan antena.Suhu
derau sistem juga sangat dipengaruhi oleh suhu derau LNA, makin kecil suhu
derau LNA makin rendah suhu derau sistem, oleh karena itu diusahakan agar suhu
derau LNA serendah mungkin. Pada umumnya LNA tidak hanya terdiri atas satu
tingkat penguat, maka suhu derau penguat LNA tingkat I sangat menentukan suhu
derau LNA.
Untuk suatu penguat yang juga merupakan sumber derau, maka selain
suhu derau juga dikenal istilah “FAKTOR DERAU” atau “NOISE FACTOR”
atau “NOISE FIGURE”. Jika noise factor dinyatakan tanpa satuan (hanya
perbandingan dalam kali atau ratio), maka noise figure biasanya dinyatakan dalam
satuan dB. Atau dapat dinyatakan dengan:
Di mana:
Di mana:
To = 290ºK
Pada sistem komunikasi satelit, LNA harus sanggup menerima sinyal yang
sangat lemah dari satelit dan harus mampu memperkuat sinyal tersebut sampai
beberapa puluh dB agar dapat dicapai level yang cukup untuk diberikan ke
perangkat penerima. Yang menyebabkan lemahnya level sinyal dari satelit,
yaitu:Daya pancar satelit sangat terbatas.Jauhnya letak satelit terhadap lokasi
stasiun bumi sehingga propagasi dari satelit ke stasiun bumi sinyal tersebut
mengalami redaman lintasan yang cukup besar.
Besarnya level sinyal yang diterima oleh stasiun bumi tergantung pada
daya pancar satelit yang dinyatakan sebagai EIRP satelit dan tergantung pada
besarnya gain terima stasiun bumi. Level sinyal yang diterima oleh stasiun bumi
dari satelit dapat diketahui dari rumus:
Jika dilihat dari persamaan di atas maka dapat diketahui besarnya loss
lintasan tergantung pada jarak dari satelit ke stasiun bumi clan frekuensi kerja
yang dipergunakan dalam link satelit. Loss lintasan juga dipengaruhi oleh keadaan
atmosfer dimana pada saat cuaca buruk dan hujan lebat redaman atmosfer akan
bertambah besar jika dibandingkan dengan keadaan cuaca cerah, umumnya
diambil besamya loss atmosfer pada saat udara cerah adalah 0,3 dB dan pada saat
cuaca sangat buruk diambil harga 2 dB sid 2,5 dB.
13. Redaman Ruang Bebas (Free Space Loss -Lfs)
Di mana:
D = jarak lintasan
G/T = G – 10 log Ts
Gain antena parabola (penguatan daya pada antena parabola) dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus:
Di mana:
Di mana: