Anda di halaman 1dari 8

KK4

Nama : Farrel Nabilzi


Kelas : XI TJA 1

Absen : 9

EIRP (Effective isotropic Radiated Power)


EIRP adalah besarnya daya suatu carrier yang dipancarkan oleh suatu antena,
satuannya dinyatakan dalam dB Watt. Ha EIRP adalah hasil penjumlahan antara
daya keluaran HPA denga penguatan antenna, dikurangi dengan redaman IFL
(Interfacility Link).
Besarnya EIRP dapat dirumuskan sebagai berikut:
EIRP = P out HPA (dBw) + G antena (dB) - loss IFL (dB)
Harga EIRP dapat diperkecil atau diperbesar dengan cara: •
Memperkecil/memperbesar output HPA.
Memperkecil/memperbesar penguatan antena. •
Memperpanjang/memperpendek IFL.
Contoh perhitungan EIRP:
Output HPA = 30 Watt; Gain antena = 43 dB; Loss IFL = 1,5 dB. Berapakah
besarnya EIRP?
EIRP = 14,7 dBw + 43 dB - 1,5 dB = 56,2 dBw.
Noise Figure
Seperti yang diuraikan di atas, setiap sirkuit pasif dan aktif pada setiap media transmisi
menyumbangkan noise pada sistem
transmisi.
Noise figure adalah perbandingan antara noise yang dihasilkan perangkat dalam kenyataan
dibandingkan dengan
Noise pada perangkat ideal. Untuk perangkat linier, noise figure (NF) dinyatakan:
S/N in NF =
atau 10 log NF (dB) S/N out

Dalam dB: NF = S/N in (dB) - S/N out (dB)


Contoh (menghitung S/N in):
Receiver dengan:
NF = 10 dB dan S/N out = 50 dB
NF = S/N in - S/N out
10 = S/N in - 50 S/N in = 60 dB
4.3 SATUAN PENGUKURAN TRANSMISI SATELIT
a. Desibel (dB)
Suatu saluran menyatakan besaran perbandingan logaritnik daya keluar dengan daya masuk,
dimana daya tersebut merupakan harga relatif. Dari definisi tersebut, misalkan suatu peralatan
mempunyai penguatan 2 kali (input = 1 W, output 2 W), bila dinyatakan dalam dB, maka
penguatan tersebut = 3 dB. Harga tersebut didapat dari penurunan rumus:
Pub

Gain (dB) = 10 logo


= 10 log 2/1in
= 3,0103 dB.
4.7 MENENTUKAN LEBAR BERKAS (BEAMWIDTH)
O3dB
Lebar berkas suatu antena sering disebut dengan beamwidth Ogde. Harga
ini berarti harga penguatan pada posisi sudut sesuai pengarahan dimana
gain akan bernilai setengah dari nilai maksimumnya. Semakin lebar
diameter antenanya, maka nilai akan semakin kecil, artinya berkas sinyal
yang dipancarkan akan semakin koheren. Untuk menghitung besarnya
lebar berkas, digunakan masing-masing diameter antena berbeda dengan
nilai lebar berkasnya. Hasil perhitungan besarnya lebar berkas berdasarkan
diameter antena adalah:
0348= 70(N/D) = 70(c/fD) derajat
DIAMETER ANTENA NILAI 03dB

2,4M 1,458°

2.2M 1,59°

2.1M 1,67°

2M 1,75°

1,8M 1,94°

1,7M 2,05°

4.9 PENGHITUNGAN LINK BUDGET


A. Penghitungan Sisi Up Link
1. Menentukan Free Space Loss
Untuk menentukan besarnya nilai free space loss up link, digunakan asumsi
slant range kota Purwokerto ke satelit Telkom! 2 dan frekuensi yang digunakan 6
GHz. Maka perhitungannya sebagai berikut:

Lu= [47fd
Dimana:
L. = free space loss up link
d = slant range up link (m)
1. = panjang gelombang up link (m)
f = frekuensi up link (Hz)
C = kecepatan cahaya (2,997925 x 10 m/s)
Sehingga untuk menghitung Lu Purwokerto ke Telkom 2 dengan frekuensi yang digunakan 6 Ghz adalah:

Lu = 4 x 5 x 16 x 10) x (35934, 72 x 10)


2,997925 x 10" = 8,167 x 101 = 10 log 8,167 x 101
= 199, 121 dB.
2. Menentukan Daya Carrier Up Link
Daya carrier up link adalah daya yang diterima oleh antena pada satelit, setelah daya
carrier yang dikirim Stasiun Bumi mengalami redaman-redaman pada saat up link. Nilai
dava carrier up link dirumuskan sebagai berikut:
Cu = (EIRP). 4 refudu Gu
L 1 c dengan:
C = daya carrier up link (dB) EIRP = Effective isotropic Radiated Power (dBW) L = loss
tracking + atmosphere attenuation (1,2-1,5 dB) C = kecepatan cahaya (2,997925 x 108
m/s) f = frekuensi up link (Hz) d. = slant range up link (m) G = penguatan antena satelit
(dBi).
Untuk mencari nilai daya carrier up link, terlebih dahulu dicari nilai EIRP. Dengan
asumsi output HPA (High Power Amplifier) sebesar 30 Watt, gain antenna sebesar
43 dB dan loss IFL sebesar 1,5 dB, maka besarnya nilai EIRP adalah:
EIRP = 10 log 30 + 43 - 1,5
= 56,27 dBW.
Kemudian untuk mencari besarnya nilai daya carrier up link digunakan asumsi slant
range kota Purwokerto ke satelit
Telkom 2, frekuensi yang digunakan 6 GHz dan loss tracking +
atmosphere sebesar 1,5 dB, maka akan diperoleh nilai sebagai
berikut:
156,27 - 1,5) + 20 log ((4 X Tt X (35934, 72x 10') x (6 x 10°))/(2,997925 x 10"))+43
= 296,891 dBW.

3. Menentukan Noise Power Up Link!


Noise power up link dapat diartikan sebagai noise yang memengaruhi atau mengurangi
daya pada saat suatu Stasiun Bumi mengirimkan sinyal ke satelit. Nilai noise power up
link dirumuskan sebagai berikut:
N = km B
dengan:
k
= konstanta Boltzman (1,38 x 10-23 J/K).
T = noise temperatur (K).
B = noise bandwidth (Hz).
Untuk mencari besarnya nilai noise power up link digunakan asumsi noise temperatur
300°K dan noise bandwidth 36 MHz, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
N
= (1,38 x 10-23) x 300 x (36 x 106)
= 1,49 x 10-13
= 10 log 1,49 x 10-13 = -128,266 dB.
4. Menentukan Carrier Power Flux Density
Parameter SFD menyatakan besarnya kerapatan daya pa
car Stasiun Bumi untuk menjenuhkan/saturasi transponder. Pa
rameter ini menunjukkan tingkat kepekaan (sensitivitas) suatu
transponder. Nilai dari daya carrier power flux density dirumus
kan sebagai berikut:
EIRP

4rdL
dengan:
n = daya carrier power flux density (W/m2). EIRP = Effective isotropic Radiated
Power (dBW).
d = slant range up link (m).
L = loss tracking + atmosphere attenuation (1,2 - 1,5 dB).
Untuk mencari besarnya nilai carrier power flux density digunakan asumsi pada
perhitungan mencari daya carrier up link di atas (EIRP = 56,27 dBW, slant range
= 35934,72 km, loss tracking + atmosphere = 1,5 dB), maka diperoleh nilai
sebagai
berikut:
Q = 56,27 - 10 log (4 x TX (35934, 72 x 103)2 x 1,5)
= -107,59 dBW/m.
5. Menentukan Carrier to Noise Ratio (C/N)
pan
Pa
atu
US
Carrier to Noise Ratio (C/N) up link merupakan nilai perbandingan antara carrier yang
diterima dengan sinyal noise yang dihasilkan dalam suatu link. Persamaan up link! untuk
transmisi ke satelit dapat ditulis secara langsung dengan mensubstitusi nilai-nilai
parameter sistem komunikasi satelit ke dalam persamaan dasar link: C/N.1p =
EIRP/(dBW)-2010g 476.0 GdB/ K -10log K -10log B-L-BO,dB
(T

atau jika diketahui nilai dari daya carrier power flux density: C/N
yn=_(dBW/m?) – 10 log 4 Eur (dB/K) - 10 log k – 10 log B - BO
dengan:
EIRP = Effective isotropic Radiated Power (dBW)
= carrier power flux density (dBW/m2)
f
= frekuensi up link (Hz)
= slant range up link (m)

GTk
= kecepatan cahaya (2,997925 x 108 m/s) = penguatan antena satelit
(dBi) = noise temperatur (K) = konstanta Boltzman (1.38 x 10-23 J/°K)
= noise bandwidth (Hz)
BO = back off input (dB) L = loss tracking + atmosphere attenuation (1,2-1,5 dB)
Untuk mencari besarnya nilai C/N up link digunakan asumsi EIRP sebesar 80
dBW, loss tracking + atmosphere sebesar 1.2 dB, frekuensi sebesar 6 GHz, slant
range sebesar 35934,72 km G/T sebesar 1,6 dB dan noise bandwidth 36 MHz,
maka akan diperoleh nilai sebagai berikut: CN - BO - 1,2- 20 log 4 x U (6 x 10x
(35934, 31 10 + 1,6 -
2.997925 x 10" 10 log (1,38 x10 ") - 10 log (36 x 10% = 34,32 dB.
B. Penghitungan Sisi Down Link
1. Menentukan Free Space Loss
Free space loss down link adalah redaman yang dialami sinyal yang dikirim satelit
ketika sedang mengirim sinyal kembali ke suatu Stasiun Bumi (saat di angkasa).
Besarnya nilai loss tersebut dirumuskan sebagai berikut:
dengan:

1. = free space loss down link d, = slant range down link (m)
10 = panjang gelombang down link (m)
Untuk mencari besarnya nilai noise power down lint digunakan rumus seperti demikian N. = k T.
B, dengan asumsi noise temperatur 300 K dan noise bandwidth 36 MHZ. diperoleh hasil
sebagai berikut:
Nd = (1,38 x 1023) x 300 x (36 x 106)
= 1,49 x 10-13
= 10 log 1,49 x 10-13
= -128,266 dB.
3. Menentukan Carrier to Noise Ratio (C/N)
Carrier to Noise Ratio down link merupakan perhitungan perbandingan daya carrier dengan
daya noise dari sisi antena pemancar satelit di sisi space segment, dengan user yang berada di
ground segment. Kalkulasi link down link bisa diperoleh dengan mensubtitusikan nilai-nilai
parameter ke dalam persamaan dasar link:

C/N .= EIRPaturs, (dBW) – 20 log Anlada +


(dB/K) -10 log k – 10 log B - BO
(dB) - L (dB)
dengan:
EIRP = Effective isotropic Radiated Power (dBW) saturasi fd = frekuensi
down link (Hz) dd = slant range down link (m)
Untuk mencari nilai C/N total adalah dengan mensubstitusikan nilai C/N up link dan C/N
down link di atas ke dalam rumus, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
C/N, = ((34,32)2 + (30,80))-1
= 16,23 dB.
C. Contoh Perencanaan
Pada contoh perencanaan, penulis menggunakan data
c = kecepatan cahaya (2,997925 x 108 m/s) G/T = figure of merit (dB/K)
k
= konstanta Boltzman (1.38 x 10-23 J/OK)

B = noise bandwidth (Hz) BOO = back off output (dB)


L
= loss tracking + atmosphere attenuation (1,2 - 1,5
dB).
Untuk mencari besarnya nilai C/N down link digunakan rumus tertentu, dengan menggunakan asumsi
EIRP saturasi sebesar 40 dBW, loss tracking + atmosphere sebesar 0,9 dB, frekuensi sebesar 4 GHz,
slant range sebesar 35934,72 km, gain antenna sebesar 56,3 dB, noise temperatur sebesar 160 K, back
off output 0 dB dan noise bandwidth 36 MHz, maka akan diperoleh nilai sebagai berikut: C/N d = 40 -0,9 -
20 log 4 x TX (4 x 10°) (35934, 72 x 10°) +
2.997925 x 10 (34 - 10 log 160) – 10 log (1,38 x10-23) - 10 log (36 x 109)
= 30,80 dB.

4. Menentukan C/N Total


Nilai dari C/N total merupakan penjumlahan dari C/N up link dan C/N down
link dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

C/N, = ((C/N_)+ +(C/N..) 4-1

Anda mungkin juga menyukai