WILAYAH MEDAN
Disusun oleh:
SURABAYA
2022
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pada era digital jaringan seluler sanggat dibutuhkan dalam proses
pengiriman suatu data, teknologi ini sudah memiliki klasifikasi generasi dari
generasi pertama higga saat ini adalah generasi ke empat yang sering disebut
dengan 4 LTE (Long Trem Evolution). Layanan jaringan dibuat dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan user dalam melakukan sebuah komunikasi digital
serta tidak lupa dengan meningkatkan performa pada setiap generasi,
Generasi 4G LTE (Long Term Evolution) adalah teknologi layanan
seluler dengan berfokuskan pada performa standar komunikasi nirkabel untuk
akses data dengan kecepatan tinggi untuk layanan perangkat mobile.
Kemampuan akses data pada generasi LTE pada sisi downlink mencapai 100
Mbps dan sisi uplink mencapai 50 Mbps. Sehingga pada penelitan ini dengan
menggunakan frekuensi 1800 MHz dan bandwidth 10 MHz yang akan
disimulasikan pada software Atoll untuk wilayah Provinsi Sumatra Utara
dengan berfokus pada Kota Medan.
A. Tujuan
B. Tinjauan Pustaka
a) Pengertian 4G LTE
LTE (Long Term Evolution) adalah generasi keempat dalam telekomunikasi
seluler dan merupakan pengembangan dari teknologi 3G atau generasi ketiga dengan
standar terbaru dalam teknologi jaringan seluler dibandingkan GSM/EDGE dan
UMTS/HSPA. teknologi generasi keempat ini memberikan kecepatan uplink hingga
50 Mbps dan downlink 100 Mbps.
C. METODOLOGI PENELITIAN
D. FLOWCHART
1. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini dilakukan penelitian data wilayah Medan berupa luas
wilayah dan jumlah penduduk. Data ini berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota
Medan.
2. Perhitungan berdasarkan Coverage
Pada penelitian berdasarkan coverage menggunakan beberapa tahapan yaitu
menentukan daerah layanan, menghitung MAPL (Maximum Allowable
Pathloss), perhitungan jari-jari dan luas sel serta perhitungan jumlah sel.
3. Perhitungan berdasarkan Capacity
Pada penelitian berdasarkan capacity menggunakan beberapa tahapan yaitu
menentukan estimasi jumlah pelanggan, klasifikasi model layanan dan
perhitungan kapasitas sel.
4. Perbandingan dan Analisa
Melalukan analisa dari hasil perhitungan analisa coverage dan capacity.
5. Simulasi Software Atoll
Melakukan simulasi berdasarkan data yang telah terkumpul menggunakan
software planning and optimization 5G. Simulasi ini merancang eNodeB yang
telah dihitung pada wilayah Medan.
6. Optimisasi
Melakukan optimisasi adalah mengoptimalkan hasil perhitungan dan simulasi.
Optimisasi dilakukan berdasarkan hasil simulasi apabila hasil simulasi tidak
dapat mengcakup wilayah Medan, maka dilakukan optimisasi baik dengan
mengubah parameter pada link budget atau dengan penambahan eNodeB.
7. Kesimpulan
Hasil dari penelitian adalah perencanaan jaringan 4G di Medan dengan
menggunakan software planning and optimization 5G.
= 43 + 18 – 3 = - 58 dBm
𝑆𝑅 = 𝐾. 𝑇. 𝐵 + 𝑁𝐹 + 𝑆𝐼𝑁𝑅 (1.3)
Keterangan:
K = Konstanta Boltzman = 1,38 𝑥 10−23
T = Temperatur = 2900 Kelvin
B = 10 Hz = 1000 kHz = 10.103
Maka:
kTB = 10 log(1,38 𝑥 10 −23 𝑥 2900 𝑥 10. 103
= -153,98 ( untuk DL dan UL)
Kemudian, untuk Noise Figure :
Diketahui:
NF DL = 8 dB
SINR = -8 Db
NF UL = 4 dB
SINR = -8 dB
𝑆𝑅 𝑈𝐿 = 𝑘𝑇𝐵 + 𝑁𝐹 + 𝑆𝐼𝑁𝑅 (1.5)
Keterangan :
MAPL = Maximum allowable Pathloss
EIRP = Equivalent Isotropic Radiated Power
RS = Receiver Sensitivity UE
IM = Interference Margin
FeederLoss = Body Loss
G-shad = Gain Against Shadowing
Maka :
Downlink:
𝑀𝐴𝑃𝐿 = 30,22 − ( −152,98) − (−16,8) − 2 + 0 + 0 = 198 𝑑𝐵
Uplink :
𝑀𝐴𝑃𝐿 = −5,8 − ( −157,98)— (19,2) − 2 + 18 + 3 = 190,38 𝑑𝐵
Tabel 1.1 Parameter link budget LTE frekuensi 1800 MHz
Downlink Parameter Uplink Parameter
Parameter Nilai Parameter
Transmitter – eNodeB
Tx Power (dBm) 43 23
Tx Antena Gain(dBi) 18 0
Body Loss(dB) 3 1
EIRP (dBm) 58 22
EIRP per Subscarrier(dBm) 30,22 -5,8
Receviver – eNodeB
Noise Figure(dB) 8 4
SINR at cell LTE (dB) -7 -8
Receiver Sensitivity (dBm) -152,98 -157,98
Interference Margin(dB) -16,8 -19,2
Body Loss/ Feeder Loss
2 2
(dB)
Rx Antenna Gain(dB) 0 18
Additional Gain(dB) 0 3
MAPL 198 190,38
b) Perhitungan Pathloss
Menggunakan model propagasi COST 231 pada frekuensi 1800 MHz, seperti
berikut:
Diketahui:
𝑓𝑐 = Frekuensi Carrier (1800MHz)
ℎ𝑡 = Tinggi Antena Transmitter (30 m)
ℎ𝑟 = Tinggi Antena Receiver (1,75 m)
𝑑 = Jarak Antara Transmitter (BS) (20 km)
𝑎 = Faktor Koreksi Tinggi Antena ℎ𝑟
𝐶𝑚 = Dense urban (3 dB)
• 𝑎(ℎ𝑟 ) = 8,29 (log(1,54 𝑥 𝑎(ℎ𝑟 )2 ) − 1,1
= 8,29 log (2,695)² - 1,1
= 1,53681 – 1,1
= 0,4368
𝐿𝑈𝑟𝑏𝑎𝑛 = 46,3 + 33,9 log(𝑓𝑐 ) − 13,82 log ℎ𝑇 − 𝑎(ℎ𝑟 ) + (44,9 −
6,55 𝑙𝑜𝑔 ℎ𝑇 ) log 𝑑 + 𝐶𝑚 (1.7)
= 46,3 + 33,9 (log 1800) – 13,82 (log 0,4368) + (44,9 – 6,55 log (30 ) log 20
+ 3 dB
= 210,4536
2) Capacity Planning
1) Forecasting Number of Services
Adalah memprediksi jumlah pelanggan di suatu daerah dalam waktu yang
ditentukan. Penelitian ini menggunakan perhitungan dari tahun 2020
sampai 2023.
Tabel 1.3 Data penduduk 2020
Populasi
Kota
Laki-laki Perempuan L+P
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 ( 1 + 𝐺𝐹)𝑛 (1.8)
Maka:
Keterangan :
𝑃𝑜 = Populasi awal tahun 2020 (2.435.252)
𝐺𝐹 = Faktor Pertumbuhan ( 4,46%)
𝑛 = Jumlah tahun prediksi ( 5 tahun)
dan seterusnya.
Keterangan:
SUT = Signal User Ratio
BHSA = Busy Hour Session attempt for single user
PAR = Peak to Average Ratio
Penetration Ratio = Proportion of Service type
3600 = time, 1 hour (3600 second)
𝑈𝐿𝑁𝑇 (𝐼𝑃)
𝑈𝐿𝑁𝑇 (𝑀𝐴𝐶 𝐿𝑎𝑦𝑒𝑟) = (𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦)
(1.12)
𝐷𝐿𝑁𝑇 (𝐼𝑃)
𝐷𝐿𝑁𝑇 (𝑀𝐴𝐶 𝐿𝑎𝑦𝑒𝑟) = (𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦)
(1.10)
Keterangan :
Relative Efficiency = 0,98
𝑈𝐿𝑁𝑇 (𝐼𝑃) = (9,508655758)𝑥 (13416804)
= 127575770,6085 kbps → 127575,771 mbps
127575,771
𝑈𝐿𝑁𝑇 (𝑀𝐴𝐶 𝐿𝑎𝑦𝑒𝑟) = = 130179,35816 mbps
0,98
488021,388
𝐷𝐿𝑁𝑇 (𝑀𝐴𝐶 𝐿𝑎𝑦𝑒𝑟) = = 497981,00 mbps
0,98
4) DL & UL Capacity
𝐷𝐿 𝑐𝑒𝑙𝑙 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 + 𝐶𝑅𝐶 = (168 − 36 − 12)𝑥 (𝐶𝑜𝑑𝑒 𝑏𝑖𝑡𝑠)𝑥
(𝑐𝑜𝑑𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒)𝑥 𝑁𝑟𝑏 𝑥 𝐶𝑥 1000
𝑈𝐿 𝑐𝑒𝑙𝑙 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 + 𝐶𝑅𝐶 = (168 − 24) 𝑥 (𝑐𝑜𝑑𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒)𝑥 𝑁𝑟𝑏 𝑥 𝐶 𝑥 1000
Keterangan :
CRC = 24
168 = Resource element dalam 1 ms
36 = Control channel RE dala 1 ms
12 = Reference Signal RE dalam 1 ms
Code bits =Modulation efficiency
Code rate = channel coding rate
Nrb = Number Resource block
C = antenna MIMO
F. Analisis
Dari hasil perhitungan teori dan perancangan jaringan 4G LTE di daerah
Medan, nilai dari sebuah transmiter memperoleh hasil minimal sinyal yang
baik dimulai dari -65dBm dengan jarak 10km dan maksmimal -105dBm
dengan jarak 108. pada perancangan ini diperoleh nilai sinyal yang baik
pada kisaran -80 hingga -75dbm pada jarak 20 hingga 40km. Pada nilai
sinyal tetsebut juga memperoleh hasil dari pengiriman sebuah paket data
dengan nilai sebesar 12.390.23 - 14.382.61. Dari nilai data tersebut dapat
kita tingkatkan nilai downlink dengan rata rata 6.53 pada setiap BTS.
G. Kesimpulan
Pada perancangan ini dapat disimpulkan bahwa peletakan BTS pada
wilayah atau daerah yang tidak strategis juga dapat mempengaruhi hasil
dari nilai DL dan UL. Maka harus mengetahui medan/tempat lokasi agar
perancangan layanan jaringan dapat bekerja secara maksimal.
H. Lampiran