Anda di halaman 1dari 7

Tekhnik Audio

Audio secara arti kata berarti penerimaan bunyi atau pendengaran.


Dalam dunia elektronik, tekhnik audio mencakup tekhnik tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengolahan sinyal-sinyal suara dalam rangka menghasilkan reproduksi
suara pada level atau karakteristik tertentu untuk didengarkan oleh manusia.
Tekhnik audio tidak bisa dilepaskan dari berbagai tekhnik elektronika lainnya sejalan dengan
adanya kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi atau merasakan sesuatu melalui
pendengarannya. Di dalam televisi ada audio, di dalam radio-radio komunikasi ada audio, di
dalam perangkat komputer ada bagian audio, di dalam setiap hand-phone ada audio, di rumahrumah, di gedung-gedung, bahkan di dalam kendaraan darat-laut-udara membutuhkan
perlengkapan perangkat audio. Jadi, selama manusia masih mempunyai kuping, audio akan
ada di mana-mana...
Tekhnik audio senantiasa berurusan dengan sinyal-sinyal suara, yaitu gelombang listrik ac sinus
kompleks dari suara yang diproses secara elektronik. Dengan tekhnik audio, dilakukan
reproduksi suara sebagaimana yang diinginkan baik secara langsung ataupun secara tidak
langsung (dengan proses recording).
Audio Amplifier
Sinyal-sinyal suara mempunyai frekwensi antara 20Hz hingga 20kHz. Dalam proses
pengolahannya hingga teraplikasi sebagai getaran-getaran pada speaker yang menjadi suara
yang terdengar, tercakup di dalam sebuah perangkat elektronik yang disebut Audio Amplifier
(penguat audio). System audio amplifier adalah system yang penting di dalam tekhnik audio.
Dalam audio amplifier ada tiga tahapan fungsi utama, yaitu :
1.Menangkap suara hingga menjadikannya berbentuk gelombang-gelombang listrik ac kompleks
secara utuh
2.Memprosesnya hingga menghasilkan nada bunyi sesuai dengan keperluan
3.Menjadikannya sebagai bunyi yang nyata terdengar oleh manusia dalam kekuatan bunyi
(sound level) tertentu.
Karena itu dalam system audio amplifier yang standard dikenal tiga perangkat modul yang
utama, yaitu:
1.Pre-amplifier (penguat depan)
2.Tone control (pengatur nada)
3.Power amplifier (penguat daya).

1. Pre-amplifier
Pre-amplifier (disingkat : pre-amp) adalah perangkat terdepan pengolahan sinyal suara. Pre-amp
bertugas memungut sinyal suara yang sangat lemah dari pick-up elektronik seperti head
magnetik, mikrofon, dan lain-lain untuk dikuatkan level sinyalnya agar cukup untuk diberikan
kepada tahap selanjutnya yaitu tone control.
Biasanya level hasil penguatan ini berkisar 150mV atau lebih (level umum auxiliary).
Setiap pre-amp yang dibuat selalu disesuaikan dengan keperluan masukan (input) dan keperluan

keluarannya (output), karena itu setiap pre-amp mempunyai karakteristik tertentu yang mencakup
impedansi masukan (Z in, dinyatakan dalam Ohm), impedansi keluaran (Z out, dinyatakan dalam
Ohm), faktor penguatan, cacat keluaran (distortion) dan lain-lain. Biasanya sebuah pre-amp
disetel mempunyai impedansi masukan yang tinggi dan impedansi keluaran yang rendah.
Semakin tinggi impedansi masukannya, semakin peka inputnya. Semakin rendah impedansi
keluarannya, semakin fleksibel ia terhadap impedansi input tahap selanjutnya.
Antara satu pre-amp dengan pre-amp lainnya tidaklah selalu sama dan mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. Sebagai contoh sebuah pre-amp head magnetik (untuk pita cassette) tidak bisa
dipakai atau difungsikan sebagai pre-amp mic meskipun judulnya sama-sama pre-amp, begitu
pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan impedansi masukan pre-amp yang khusus, di mana
kepekaannya telah disesuaikan dengan pick-up tertentu.

Pada gambar di atas diperlihatkan dua macam contoh pre-amp yang sederhana, namun cukup
mampu memungut sinyal lemah dari pick-up untuk diberikan kepada masukan tone control.

Skema pertama adalah sebuah pre-amp untuk mikrofon dinamik dan skema yang kedua adalah
sebuah pre-amp untuk head magnetik pita cassette (dalam gambar diperlihatkan hanya untuk
satu unit/mono. Untuk versi stereo dibuat dua kali).
Dua skema rangkaian tersebut cukup populer dan banyak terdapat pada amplifier-amplifier dan
tape deck-tape deck lokal beberapa waktu yang lalu.
Selain dibuat dengan transistor-transistor lepas, pre-amp juga ada yang berbentuk IC.
Banyak type-type IC yang khusus dibuat sebagai pre-amp, seperti LA3160, M5152, TA7325,
KA2261 dan lain-lain.

Pre-amplifier (2)
Proses pemungutan sinyal dari pick-up oleh pre-amp termasuk hal yang penting karena akan
mempengaruhi hasil pengolahan dan penguatan sinyal audio di tahap-tahap berikutnya.
Pada rancangan-rancangan pre-amp standard selalu diupayakan agar pre-amp menguatkan
seluruh frekwensi pada spektrum audio dengan penguatan yang sama (kurva penguatannya
datar). Namun ada kalanya juga penguatan pada frekwensi-frekwensi tertentu disesuaikan
dengan karakteristik pick-up dalam memungut sinyal. Yang seperti ini biasanya ada pada
rancangan-rancangan pre-amp paten dari merk-merk tertentu di mana dalam satu paket sudah
ditentukan pula alat pick-upnya dari merk tersebut. Namun ketika pick-up tidak ditentukan
spesifikasinya, rancangan pre-amp biasanya dibuat standard, yaitu dengan penguatan yang
(diusahakan) sama pada seluruh frekwensi audio.
Sehubungan dengan hal ini dalam tekhnik audio dikenal istilah tanggapan frekwensi (frequencyresponse), yaitu karakteristik sebuah rangkaian dalam menerima dan menguatkan frekwensifrekwensi.
Dalam rangkaian-rangkaian pre-amp mengupayakan tanggapan frekwensi yang baik utamanya
dilakukan dengan menyelenggarakan untaian umpan balik positif (positive feedback loop).
Umpan balik positif adalah menginjeksikan sebagian sinyal keluaran yang se-fasa dengan sinyal
masukan kepada bagian masukan pre-amp. Perhatikan gambar berikut :

Tampak pada gambar umpan balik dilakukan oleh untaian Ca bersama Ra dan Rb. Umpan balik
ini diambil dari kolektor transistor kedua yang keluarannya se-fasa dengan masukan transistor
pertama, baik pada basis maupun pada emitornya (dalam hal ini umpan balik dimasukkan
kepada emitor). Ca menentukan frekwensi-frekwensi tinggi yang diumpan-balikkan. Semakin
besar nilai Ca akan semakin banyak frekwensi tinggi audio yang diumpan-balikkan. Efeknya
adalah nada-nada tinggi (treble) akan semakin besar dikuatkan. Sebaliknya jika Ca dikecilkan
hingga nilai tertentu, umpan balik akan terjadi hanya pada frekwensi-frekwensi yang lebih tinggi
dan efeknya adalah semakin sedikitnya nada-nada treble yang dikuatkan.
Ra mempengaruhi umpan balik terhadap nada-nada rendah (bass), sedangkan Rb menentukan
level umpan balik yang diselenggarakan Ca dan Ra.

Pada gambar di atas diperlihatkan sebuah pre-amp head dengan IC. Umpan balik
diselenggarakan oleh Ca bersama dengan resistor 2M2 dan 1k.
Ca menentukan seberapa besar umpan balik untuk frekwensi-frekwensi tinggi audio diumpan
balikkan. Semakin besar kapasitas Ca maka semakin besar pula pengumpan balikkan frekwensi
tinggi audio yang dilakukan sehingga berefek semakin besarnya penguatan terhadap frekwensifrekwensi tinggi audio itu.

Pada gambar selanjutnya adalah pre-amp mic bertransistor dengan umpan balik yang
terselenggara oleh Ca, Cb, Ra dan Rb.

Anda mungkin juga menyukai