Anda di halaman 1dari 54

Review Kebijakan

Anggaran Kesehatan Nasional

Apakah merupakan Anggaran


Yang “Kurang” atau “Berlebih”?
Pendahuluan
Pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat di
Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini 7 Triliun di tahun 2005
melonjak drastis. menjadi hampir 27 Triliun
. ditahun 2011 ini
25

20

15

Alokasi
10

0
Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010*

Sumber Data: Profil Anggaran Kesehatan Kementrian Kesehatan 2004-2010


Pendahuluan
• Kenaikan ini dipicu oleh adanya berbagai
kebijakan pemerintah untuk meningkatkan
proporsi pembiayaan untuk kesehatan.
• Kaitan lainnya adalah untuk mengejar
ketertinggalan Indonesia dalam pencapaian
target indicator MDG.
Sumber Dana Pemerintah dibanding dengan
sumber dana lainnya
160
Trillions

140

120

100
Pengeluaran Rumah Tangga
NGO/LSM
80
Asuransi Swasta
Perusahaan swasta dan BUMN
60
Jaminan Sosial Kesehatan
Sumber dana pemerintah (pusat dan daerah)
40

20

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Source: National Health Account Country Table, WHO 2009
Tujuan Seminar
1. Mereview anggaran kesehatan kementrian
kesehatan beberapa tahun terakhir

2. Membahas usulan strategi kebijakan


penganggaran Kementrian Kesehatan 4 tahun
mendatang (2011 – 2014)
Materi Seminar
Pembicara 1. Review Umum Kebijakan Anggaran
Kesehatan Kemkes Saat Ini
Pembicara 2. Usulan untuk Kebijakan Anggaran
Kesehatan Indonesia 5 tahun mendatang.

Diskusi umum arah kebijakan pembiayaan dan


penganggaran kesehatan di masa mendatang
Pembicara 2:

Usulan untuk Kebijakan


Anggaran Kesehatan
Indonesia 5 tahun
mendatang?
Bahan Diskusi (Pembicara 2)
1. Apakah anggaran ini dapat terserap dengan
baik?
2. Bagaimana analisis anggaran dan penyerapan
dalam konteks desentralisasi?
3. Apakah ada potensi untuk dinaikkan lagi
mengingat amanah UU Kesehatan yang 5%
dari APBN.
Penutup: Usulan Kebijakan
Pertanyaan 1
Apakah anggaran ini dapat terserap dengan
baik?
Grafik Serapan Anggaran
Kementrian Kesehatan 2004-2010
25

20

15

Alokasi
Realisasi
10

0
Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010*

Sumber Data: Profil Anggaran Kesehatan Kementrian Kesehatan 2004-2010


Data Alokasi dan Realisasi Dana Pemerintah
per Kementrian tahun 2010

Alokasi Realisasi Serapan Serapan Sisa (triliun


Kementrian
(Triliun Rp) (Triliun Rp) Kuartal 2(%) Kuartal 4(%) Rp)

Pendidikan 63.4 52.0 28.4% 82.00% 11.4

Pertahanan 42.9 39.2 24.2% 91.30% 3.7


Pekerjaan
Umum 36.1 29.7 41.4% 98.40% 0.6

Kepolisian 27.8 24.4 27.8% 87.90% 3.4

Kesehatan 23.8 22.5 23.1% 94.50% 1.3

Perhubungan 17.6 16.9 23.9% 95.80% 0.7

Keuangan 15.4 14.6 32.7% 95.00% 0.8


Sumber data: Analisis Penyerapan Anggaran Kementrian dan Lembaga, Kemenkeu, 2010
Grafik Serapan Anggaran tahun 2010
70.0

60.0

50.0

40.0

Alokasi (Triliun Rp)


30.0
Realisasi (Triliun Rp)

20.0

10.0

-
Kementrian Kementrian Kementrian Kepolisian Kementrian Kementrian Kementrian
Pendidikan Pertahanan Pekerjaan Kesehatan Perhubungan keuangan
Umum
Sumber data: Laporan Analisis Penyerapan Anggaran Kementrian dan Lembaga, Kemenkeu, 2010
Gambaran Serapan Dana Pemerintah
untuk Sektor Kesehatan
25.00

20.00

15.00

alokasi
10.00
realisasi

5.00

Dana Kementrian Dana DAK Kesehatan Dana Dekonsentrasi


Kesehatan Kesehatan
Sumber Data: Indonesia Revised Budget Note, MoF, 2011
Pembagian Dana Kementrian Kesehatan
Sumber Data: Profil Anggaran Kesehatan Kementrian Kesehatan 2010

JAMKESMAS Inspektorat jenderal


30.42% 0.34%
Setjen Bin Kesmas (diluar
10.67% BOK dan Jamkesmas)
6.68%

PPSDM
11.12%

Bin Yanmed (diluar


Jamkesmas)
29.40%
Litbangkes
1.01% Binfar dan Alkes P2PL
4.35% 6.01%
Grafik Serapan Anggaran Kemenkes per unit utama
(tahun 2009, dlm Triliun Rp)
7.00
Thousands

6.00

5.00

4.00

Alokasi
3.00
Realisasi

2.00

1.00

-
Setjen Inspektorat Bin Kesmas Bin Yanmed P2PL Binfar dan Litbangkes PPSDM
jenderal Alkes

Sumber Data: Profil Anggaran Kesehatan Kementrian Kesehatan 2010


Bagaimana keadaa di daerah?
Studi Kasus Alokasi dan Realisasi Anggaran
Program KIA di beberapa Propinsi Tahun
2009
Komposisi Alokasi-Realisasi Anggaran Belanja Program Prop. Nusa Tenggara
Timur (juta Rupiah)
Alokasi APBN Realisasi APBN
Alokasi APBD Realisasi APBD
Dekonsentrasi Dekonsentrasi TOTAL Alokasi TOTAL Realisasi
Dinkes Prop NTT Dinkes Prop NTT
Column1 Prop NTT Prop NTT SISA
MNCH - Health
Care Services 461.06 238.00 1,000.00 538.00 1,461.06 776.00 685.06
MNCH -
Prevention and
Health Promotion 387.45 200.00 - - 387.45 200.00 187.45
MNCH - Program
Management and
Administration 749.71 387.00 3,327.14 1,790.00 4,076.85 2,177.00 1,899.85
MNCH - Advocacy
Communication
Social
Mobilization - - 364.31 196.00 364.31 196.00 168.31
MNCH -
Investment - - 284.39 153.00 284.39 153.00 131.39
MNCH - Drugs,
MedEquip, Nut
Suppl. 2,615.27 1,350.00 - - 2,615.27 1,350.00 1,265.27
MNCH - Human
Resource
Improvement - - 1,983.27 1,067.00 1,983.27 1,067.00 916.27
MNCh -
Monitoring
Evaluation - - 1,178.44 634.00 1,178.44 634.00 544.44

TOTAL 4,213.48 2,175.00 8,137.55 4,378.00 12,351.03 6,553.00 5,798.03

Penyerapan 53.06%
Komposisi Alokasi-Realisasi Anggaran Belanja Program Prop. Nusa Tenggara Timur
(juta Rupiah)

14,000.00

12,000.00

10,000.00
MNCh - Monitoring Evaluation

8,000.00 MNCH - Human Resource


Improvement

6,000.00 MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl.

MNCH - Investment
4,000.00

MNCH - Advocacy Communication


2,000.00 Social Mobilization
MNCH - Program Management and
Administration
-
MNCH - Prevention and Health
Promotion
MNCH - Health Care Services
Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program
Prop. Jawa Barat (juta Rupiah), 2009
APBN
APBD Dinkes Prop Dekonsentrasi Realisasi
Realisasi APBD Prop Dekonsentrasi TOTAL Alokasi TOTAL Realisasi
MNCH - Health Care
Services 1,300.00 1,243.71 - - 1,300.00 1,243.71
MNCH - Prevention
and Health
Promotion 814.00 778.75 2,072.00 1,098.16 2,886.00 1,876.91
MNCH - Program
Management and
Administration - - 551 275.50 551 275.50
MNCH - Advocacy
Communication
Social Mobilization - - 368 191.36 368 191.36

MNCH - Investment - - - - - -
MNCH - Drugs,
MedEquip, Nut
Suppl. 234.00 223.87 1,718.00 927.72 1,952.00 1,151.59
MNCH - Human
Resource
Improvement - - 3,913.00 1,917.37 3,913.00 1,917.37
MNCh - Monitoring
Evaluation - - 286 145.86 286 145.86

SERAPAN 95.67% SERAPAN 51.14% SERAPAN 60.43%


Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja
Program Prop. Jawa Barat (juta Rupiah), 2009
10.00
Thousands

9.00

8.00 MNCh - Monitoring Evaluation

7.00 MNCH - Human Resource Improvement

6.00 MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl.

5.00 MNCH - Investment

4.00 MNCH - Advocacy Communication Social


Mobilization

3.00 MNCH - Program Management and


Administration

2.00 MNCH - Prevention and Health Promotion

1.00 MNCH - Health Care Services

-
APBD Dinkes Prop Realisasi APBD APBN Dekonsentrasi Realisasi
Prop Dekonsentrasi
Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program
Prop. Kalimantan Barat (juta Rupiah), 2008
APBN
APBD Dinkes Prop Dekonsentrasi Realisasi
Realisasi APBD Prop Dekonsentrasi TOTAL Alokasi TOTAL Realisasi
MNCH - Health Care
Services 1,500.00 1,350.00 - - 1,500.00 1,350.00
MNCH - Prevention
and Health
Promotion 650.00 617.50 2,000.00 1,400.00 2,650.00 2,017.50
MNCH - Program
Management and
Administration - - 650 455.00 650.00 455.00
MNCH - Advocacy
Communication
Social Mobilization - - 400 280.00 400.00 280.00

MNCH - Investment - - - - 0.00 -


MNCH - Drugs,
MedEquip, Nut
Suppl. 500.00 485.00 1,500.00 900.00 2,000.00 1,385.00
MNCH - Human
Resource
Improvement - - 3,900.00 1,950.00 3,900.00 1,950.00
MNCh - Monitoring
Evaluation - - 400 280.00 400.00 280.00
SERAPAN 92.55% SERAPAN 59.49% SERAPAN 68.56%
Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program
Prop. Kalimantan Barat (juta Rupiah), 2008
10.00
Thousands

9.00

8.00 MNCh - Monitoring Evaluation

7.00 MNCH - Human Resource Improvement

6.00 MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl.

5.00 MNCH - Investment

4.00 MNCH - Advocacy Communication Social


Mobilization

3.00 MNCH - Program Management and


Administration

2.00 MNCH - Prevention and Health Promotion

1.00 MNCH - Health Care Services

-
APBD Dinkes Prop Realisasi APBD APBN Dekonsentrasi Realisasi
Prop Dekonsentrasi
Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja Program
Prop. Papua (juta Rupiah), 2008
APBD Dinkes Prop
Realisasi APBD APBN OTSUS Prop Realisasi OTSUS TOTAL Alokasi TOTAL Realisasi
MNCH - Health Care
Services 10,220.00 7,869.40 - - 10,220.00 7,869.40
MNCH - Prevention
and Health
Promotion - - - - - -
MNCH - Program
Management and
Administration - - - - - -
MNCH - Advocacy
Communication
Social Mobilization - - - - - -

MNCH - Investment - - - - - -
MNCH - Drugs,
MedEquip, Nut
Suppl. - - 4,522.00 4,120.00 4,522.00 4,120.00
MNCH - Human
Resource
Improvement - - 2,536.00 2,485.00 2,536.00 2,485.00
MNCh - Monitoring
Evaluation - - - - - -
SERAPAN 77.00% SERAPAN 93.58% SERAPAN 83.77%
Komposisi Realisasi Alokasi Anggaran Belanja
Program Prop. Papua (juta Rupiah), 2008
12.00
Thousands

10.00 MNCh - Monitoring Evaluation

MNCH - Human Resource Improvement


8.00
MNCH - Drugs, MedEquip, Nut Suppl.

MNCH - Investment
6.00
MNCH - Advocacy Communication Social
Mobilization

4.00 MNCH - Program Management and


Administration
MNCH - Prevention and Health Promotion

2.00
MNCH - Health Care Services

-
APBD Dinkes Prop Realisasi APBD APBN OTSUS Prop Realisasi OTSUS
Penafsiran (1)
• Setiap tahun ada sisa di seluruh Kementrian
• Sisa yang paling sedikit adalah di Kementrian
Pekerjaan Umum
• Kementerian PU dan Kementerian Kesehatan
mempunyai ciri yang sama: menjalankan
kegiatan publik yang banyak di luar gedung
(Public Work dan Public Health)
• Perbedaannya: Kementerian PU menggunakan
model kontrak untuk menjalan kegiatannya.
Penafsiran (2)
• Laju percepatan anggaran
di semester 3 dan 4 sangat
cepat
• Ada kecenderungan setiap
tahun realisasi berusaha
mengejar anggaran di 25
ujung tahun
• Ada pertanyaan mengenai 20
efisiensinya
15

Alokasi
10
Realisasi

0
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
Penafsiran (3)
• Sisa anggaran terjadi di daerah sulit seperti
NTT
• Ada kemungkinan kekurangan SDM untuk
menjalankan anggaran kesehatan
• Apabila tidak dilakukan intervensi dapat
menyebabkan semakin parahnya ketidak
adilan geografis
Diskusi 2

Bagaimana analisis anggaran


dan penyerapan dalam
konteks kebijakan
desentralisasi?
Analisis kebijakan menggunakan Segitiga Kebijakan

Context

Actors

Isi (Content) Process


Analisis Kebijakan Pembiayaan
Pemerintah untuk Kesehatan
Analisis Isi (Content):
Penganggaran kesehatan pemerintah selama ini terdiri
dari berbagai sumber dana yaitu:
1. Dana Pemerintah Pusat dalam APBN: Dana
Kementrian, Dana Dekonsentrasi, Dana Tugas
Pembantuan.
2. Dana Pemerintah Pusat yang menjadi APBD: Dana
Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus
3. Dana Bantuan Sosial; Jamkesmas, Jampersal, BOK
(?)

Setiap isi kebijakan mempunyai berbagai masalah


tersendiri.
Konteks Penyusunan Kebijakan
Penganggaran Kesehatan
• Kebijakan penganggaran kesehatan berada dalam
suasana desentralisasi kesehatan.
• Pada tahun 2004 sampai dengan 2009, berada
dalam lingkup UU 33 tahun 2004, PP mengenai
Dana Perimbangan (PP 55 tahun
2005), Permenkeu mengenai DAK 175/2009.
• Pada tahun 2008 terbit PP 7 yang mengatur
mengenai Dana Dekonsentrasi.
• Kebijakan penganggaran di tahun 2011-2014
harus mengacu pada berbagai aturan di atas
Proses Kebijakan
• Kebijakan penganggaran kesehatan dalam rangka
percepatan pencapaian indikator MDG
ditetapkan dengan keputusan politik presiden.
Ditetapkan sejak 2003
• Untuk tahun 2010-2014 telah dinyatakan pagu
anggaran dengan kenaikan sangat besar
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
• Penentuan kegiatan penganggaran tahunan
dilakukan dalam siklus tahunan. Dana harus
dialokasikan berdasarkan jenisnya
(DAU, DAK, Dana Dekonsentrasi, Tugas
Pembantuan, Jamkesmas, BOK, dll).
Pelaksanaan kebijakan penganggaran (1)
Dana Dekonsentrasi
• Sebagian besar dana pemerintah pusat yang
berasal dari Dana Dekonsentrasi mengalami
hambatan dalam pencairan (biasanya sekitar
bulan Agustus tahun berjalan).
• Absorbsi anggaran dekon yang relatif lebih
rendah dibandingkan dengan dana lainnya
• Berbagai laporan di daerah menyatakan tidak
terserapnya dana dekonsentrasi secara optimal.
• Sebagian pejabat belum memahami makna dana
dekonsentrasi sesuai PP 07/2008
Pelaksanaan kebijakan penganggaran (2)
DAK
• Kebijakan Dana Alokasi Khusus terbatas pada
fasilitas fisik, peralatan, dan obat.
• Juknis DAK terbaru untuk kesehatan juga masih
menyatakan hal yang sama  hanya
ditambahkan titik berat kegiatan adalah untuk
percepatan indikator MDG
• Kelemahan DAK; membutuhkan semacam
dana pendamping APBD yang menyedot
anggaran kesehatan untuk fisik, peralatan, dan
obat
• Akibatnya terjadi kekurangan dana untuk
operasional dan di beberapa daerah
dilaporkan adanya kelebihan anggaran untuk
fisik. (Kelas III di RSD dapat lebih baik
dibanding kelas I)
Pelaksanaan Kebijakan (3)
Dana Tugas Pembantuan
Dana BOK: belum dapat dilihat
Aktor Pelaku dalam berbagai dana (1)
• Dana Dekonsentrasi:
Kebijakan penggunaan dana dekonsentrasi
terutama dipegang oleh Kementrian
Kesehatan.
Dana dekonsentrasi terutama digunakan untuk
tugas pemerintah pusat yang dilimpahkan ke
propinsi.
Penggunaannya dibatasi oleh PP 7 tahun 2008
yang tidak boleh melimpahkan ke
Kabupaten/Kota.
• Dana Alokasi Khusus:
Terlihat Pemegang kebijakan utama adalah
Kementrian Keuangan dan DPR.
Kementrian Kesehatan tidak terlalu berperan
dalam menentukan aturan pengelolaan DAK
Dalam UU seharusnya justru Kementerian
Kesehatan yang menentukan aturannya..
Aktor Pelaku dalam berbagai dana (2)
• Dana Tugas Pembantuan:
Selama ini dipergunakan untuk RS melalui DitJen Bina Upaya
Kesehatan, sebagian besar untuk peralatan kesehatan di Rumah
Sakit. Ada beberapa masalah hukum terkait dengan Dana TP
• Dana Jamkesmas:
Kebijakan berada di Pusat Jaminan PembiayaanKesehatan di
Kementrian Kesehatan. Alokasi berdasarkan penggunaan fasilitas
oleh masyarakat miskin (pelayanan kuratif). Sebagian dipergunakan
untuk pelayanan operasional promosi di Puskesmas.
• Dana Jampersal:
Kebijakan dibawah direktorat kesehatan ibu, tetapi belum ada
analisis dan evaluasi awal tentang dana jampersal ini, terutama
terkait dengan alokasi anggarannya yang mencapai 1,2T
• Dana APBD:
Berada di pemerintah propinsi dan kabupaten/kota
Tantangan yang dihadapi di masa mendatang

Dana dekonsentrasi:
• Masih ada kemungkinan terlambat
diturunkan,
• Dana Dekon mungkin sulit dilaksanakan,

Akibatnya mempunyai risiko tidak terserap


kembali
Dana Alokasi Khusus
• Meningkatkan proyek-proyek fisik dan obat,
• Tidak dapat dipergunakan untuk
meningkatkan kegiatan operasional.
• Ada kemungkinan masih bertumpu pada fisik
sehingga terjadi pembangunan berkelibihan
(Kasus di beberapa tempat di Indonesia Timur memperlihatkan bahwa DAK
yang pro-poor ini justru menimbulkan masalah (contoh:Kelas III lebih
bagus di bandingkan Kelas I atau bahkan VIP, pembelian Inkubator tiap
tahun, dsb)
Tantangan umum yang dihadapi di masa
mendatang
• Timing penyaluran
• Penyerapan anggaran yang masih terkesan
berakselerasi di akhir tahun.
• DAK yang masih belum bisa operasional
• TP yang dijadikan tempat BOK
Diskusi 3:

Apakah ada potensi untuk


dinaikkan lagi mengingat
amanah UU Kesehatan yang 5%
dari APBN
Peningkatan anggaran di masa
mendatang:
• Perlu dikaji secara keseluruhan
• Ada kemungkinan sulit dilakukan peningkatan
anggaran apabila situasi tidak berubah
Penutup
Usulan-usulan untuk Kebijakan Pembiayaan
Kesehatan di tahun-tahun mendatang:
1. Terkait dengan aturan penyaluran dana pusat ke
daerah berdasarkan kebijakan desentralisasi
2. Terkait dengan anggaran khusus untuk daerah
yang sulit.
3. Melibatkan berbagai komponen masyarakat
(civil society) untuk membantu mengarahkan
pembiayaan kesehatan
Usulan 1
• Terkait dengan aturan penyaluran dana pusat
ke daerah berdasarkan kebijakan
desentralisasi
Usulan Kebijakan Bagi Pemerintah Pusat (1)
Dana Dekonsentrasi:
•Secara umum diharapkan untuk mengurangi besaran
Dana Dekonsentrasi dan mengalihkan ke Dana Alokasi
Khusus.
•Hal ini sesuai dengan UU Keuangan dalam Desentralisasi
(UU 33 tahun 2004).
•Dana Dekonsentrasi ditujukan untuk membiayai kegiatan
pusat yang dilimpahkan ke daerah sesuai dengan PP 7
tahun 2008 kepada pemerintah propinsi untuk memenuhi
fungsi supervisi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi.
•Diharapkan ada penurunan sisa anggaran dari dana
dekonsentrasi
Usulan Kebijakan Bagi Pemerintah Pusat (2)
Dalam DAK ada beberapa usulan
1. Alokasi anggaran pusat DAK dapat dipergunakan untuk
operasional. Usulan ini dilakukan oleh Kemenkes
2. Dana pendamping dari daerah disesuaikan dengan
tingkat kemampuan fiskal daerah. Semakin besar
kemampuan fiskal maka prosentasenya diharapkan
semakin besar.
3. Mengacu ke SPM Kesehatan
4. Alokasi anggaran diharapkan menggunakan formula
yang berbasis pada variabel variabel yang
mempengaruhi besarnya biaya operasional, kemampuan
fiskal daerah, dan status kesehatan ibu dan anak di
daerah.
5. BOK sebaiknya masuk ke DAK bukan TP.
Catatan untuk Kemampuan fiskal
• Di berbagai daerah terdapat bukti adanya
kemampuan fiscal tinggi untuk kesehatan
• Namun kemampuan fiskal ini tidak
dipergunakan untuk kesehatan
• Daerah tetap bertumpu pada pemerintah
pusat
• Perlu terus dipicu dengan berbagai kebijakan
Usulan Kebijakan Bagi Pemerintah Pusat (3)

Catatan:
• BOK sebaiknya masuk sebagai DAK untuk
menjamin sustainabilitas
• Perlu evaluasi terhadap Jampersal, khususnya
target, benefit dan outcomes yang dituju.
Usulan 2
• Penganggaran untuk daerah sulit
Untuk daerah yang sulit seperti NTT
dan Papua
• Meningkatkan dana investasi untuk sarana
kesehatan
• Menggunakan model model inovasi untuk
pengadaan SDM secara jangka
pendek, dengan cara kontrak berkelompok
• Mendidik dan melatih tenaga kesehatan
setempat
Usulan 3
Untuk Civil Society
• Lebih aktif membantu Kementerian Kesehatan
dalam melakukan hubungan kerja dengan DPR
dan Kementerian Keuangan
• Lebih aktif membantu Dinas Kesehatan dalam
melakukan hubungan kerja dengan DPRD dan
PemDa
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai