Anda di halaman 1dari 6

ADVOKASI ISU KESEHATAN

REPRODUKSI REMAJA

Artha Claudia Marpaung G1B013011


Annisa Fildzah Defanty I1A015001
Dewi Wulandari I1A015007
Rafita Nur Afifah I1A015022
Dhita Rachmawati I1A015069
Mairina Yulistiani I1A015097
Muhammad Fajri Adhianto I1A015107
Langkah-langkah Advokasi
 1. Permasalahan:
a. Pengetahuan umum tentang KB masih rendah
b. Angka pernikahan di bawah umur masih tinggi
c. Tingginya angka kehamilan tak diinginkan
d. Akibat dari dua permasalahan di atas adalah
tingginya angka aborsi
2. Information Gathering:

Di Indonesia pada tahun 2008, persentase perempuan pernah kawin usia 20 – 24 tahun
yang menikah sebelum usia 18 tahun mencapai 27,4 persen. Pada tahun 2015, angka
tersebut turun menjadi 23 persen dan yang paling tinggi terdapat di Provinsi Kalimantan
Selatan dengan persentase 33,68 persen (BPS, 2015).

3. Legal Research:

a. Meninjau UU Kesehatan, UU No 36/2009 untuk memastikan bahwa pendidikan


kesehatan reproduksi dimasukkan dalam kurikulum sekolah dan bahwa larangan
pelayanan keluarga berencana bagi kaum muda lajang harus diangkat.

b. UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, yang memberikan wewenang kepada


perempuan berusia 16 tahun dan laki-laki berusia 19 tahun untuk menikah, juga harus
ditinjau ulang.
4. Interpretation and feedback to the client:
Woman Research Institute telah melakukan beberapa upaya, yaitu :
a. Mengembangkan database mengenai partisipasi perempuan di dua
kabupaten percontohan akan kebutuhan kesehatan seksual dan
reproduksi.
b. Memberikan pelatihan dalam hak-hak reproduksi dan analisis anggaran
kepada anggota Forum Komunitas. Forum Komunitas telah menjadi
wadah bagi perempuan dan remaja untuk menginformasikan Dinas
Kesehatan Kabupaten mengenai masalah pelayanan kesehatan
reproduksi.
5. Active negotiation and Advocacy:

Dengan cara meyakinkan pemerintah untuk merevisi batasan umur minimal pada Undang-
undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan agar dapat menekan angka kehamilan di
luar nikah, kehamilan dibawah umur, kehamilan yang tidak dikehendaki, serta aborsi dan
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

6. Litigation:

a. Karya-karya WRI dalam dua proyek percontohan di Lombok Tengah dan Gunungkidul
telah didokumentasikan oleh WRI dalam bentuk film dokumenter yang dapat digunakan
sebagai alat yang efektif untuk pendidikan masyarakat tentang Hak Kesehatan Seksual
dan Reproduksi remaja dan alat advokasi terhadap pembuat keputusan serta mendidik
anggota masyarakat lainnya.

b. Penyampaian materi terkait kesehatan reproduksi remaja dengan metode peer group di
Forum Pemuda di daerah setempat.
Thank you
Any questions???

Anda mungkin juga menyukai