Anda di halaman 1dari 46

Mizna Sabilla, SKM, M.

Kes
DEFINISI KESEHATAN
REPRODUKSI
Menurut WHO
• Suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi dan prosesnya.
Menurut ICPD (1994)
• keadaan sehat sejahtera secara fisik,
mental, dan sosial dan tidak hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan dalam segala
hal yang terkait dengan sistem, fungsi
serta proses reproduksi.
Menurut Undang-Undang RI Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
• keadaan sehat secara fisik, mental dan
sosial secara utuh, tidak semata-mata
bebas dari penyakit atau kecacatan yang
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan
proses reproduksi pada laki-laki dan
perempuan
HAK - HAK REPRODUKSI
Hak– Hak Kesehatan Reproduksi
menurut Depkes RI (2002)
• A. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan
reproduksi yang terbaik. Ini berarti penyedia pelayanan harus
memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas
dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin
keselamatan dan keamanan klien.
• b. Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau
sebagai individu) berhak memperoleh informasi selengkap-
lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek
samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan
untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah kesehatan
reproduksi.
• c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang,
efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa
paksaan dan tidak melawan hukum
• . d. Setiap perempuan berhak
memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkannya, yang memungkinkannya
sehat dan selamat dalam menjalani
kehamilan dan persalinan, serta
memperoleh bayi yang sehat.
• e. Setiap anggota pasangan suami-isteri
berhak memilki hubungan yang didasari
penghargaan.
• f. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan
dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama
tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
• g. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak
memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang
reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam
menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
• h. Tiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat
informasi dengan mudah, lengkap, dan akurat mengenai
penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS
• i. Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus
mengambil langkah yang tepat untuk menjamin semua
pasangan dan individu yang menginginkan pelayanan
kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya
terpenuhi.
• j. Hukumdan kebijakann harus dibuat dan dijalankan
untuk mencegah diskriminasi, pemaksaan dan
kekerasan yang berhubungan dengan sekualitas dan
masalah reproduksi
• k. Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk
mengetahui haknya, mendorong agar pemerintah dapat
melindungi hak-hak ini serta membangun dukungan atas
hak tersebut melalui pendidikan dan advokasi.
• l. Konsep-konsep kesehatan reproduksi dan uraian hak-
hak perempuan ini diambil dari hasil kerja International
Women’s Health Advocates Worldwide.
RUANG LINGKUP KESPRO
• From Womb to Tomb
Menurut ICPD (1994)
• 1) kesehatan ibu dan bayi baru lahir,
• 2) keluarga berencana,
• 3) pencegahan dan penanganan infertilitas,
• 4) pencegahan dan penanganan komplikasi keguguran,
• 5) pencegahan dan penanganan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
Infeksi Menular Seksual (IMS), dan HIV AIDS,
• 6) kesehatan seksual,
• 7) kekerasan seksual,
• 8) deteksi dini untuk kanker payudara dan kanker serviks,
• 9) kesehatan reproduksi remaja, serta
• 10) kesehatan reproduksi lanjut usia dan pencegahan praktik yang
membahayakan seperti Female Genital Mutilation (FGM).
Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Terpadu
– KIA
– KB
– KRR
– Pencegahan penganggulanan IMS,
HIV– AIDS
– Kespro lansia
– dan berbagai aspek kesehatan reproduksi
lainnya
• Kekerasan berbasis gender
• Pencegahan dan penanganan
Infertitilitas
• Pencegahan dan penanganan
komplikasi Aborsi
Melalui pelaksanaan PKRT diharapkan

• dapat memenuhi hak reproduksi perorangan


sepanjang siklus hidupnya, agar tersedia
pelayanan kesehatan reproduksi yang
berkualitas,
• dapat meningkatkan cakupan
pelayanan/program kesehatan reproduksi yang
pada akhirnya akan meningkatkan kinerja, dan
dapat terpenuhi kesetaraan dan keadilan gender
dalam pelayanan kesehatan reproduksi.
KESEHATAN IBU
DAN BAYI BARU
LAHIR
Target SDGs
PENYEBAB KEMATIAN IBU
lanjutan,..
Selain itu beberapa sebab yang tidak langsung
berkaitan dengan masalah kesehatan ibu
yaitu:
“4 Terlalu” dalam melahirkan yaitu: Terlalu
muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu
banyak.

“ 3 Terlambat “ yaitu: terlambat mengambil


keputusan, terlambat untuk dikirim ke
tempat pelayanan kesehatan,dan terlambat
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Angka Kematian Bayi
• Penyebab utama kematian (thn 2016)
adalah: prematur, komplikasi terkait
persalinan (asfixia atau kesulitan
bernafas saat lahir), infeksi dan cacat
lahir (birth defect)
KELUARGA
BERENCANA
Situasi pelayanan KB saat ini
Sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, pada pasal 78 disebutkan bahwa pemerintah
bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan
pelayanan keluarga berencana yang aman bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat.
• Kesiapan layanan KB
– Alat dan obat kontrasepsi (Alokon) →kondom , AKDR &
susuk gratis di 7 provinsi (Aceh, NTB, NTT, Maluku,
Maluku Utara, Papua, Papua Barat)
• Fasilitas kesehatan → 97,5% puskesmas telah
melaksanakan pelayanan KIA/KB
Lanjutan,..
• Kualitas layanan
– Pemilihan Metode
pemakaian kontrasepsi non-MKJP lebih besar
dibandingkan dengan pemakaian kontrasepsi MKJP.
Padahal Couple Years Protection (CYP) Non-MKJP
yang berkisar 1-3 bulan memberi peluang besar untuk
putus penggunaan kontrasepsi (20-40%). Mungkin
Dikarenakan penggunaan metode ini membutuhkan
tindakan dan keterampilan profesional tenaga
kesehatan yang lebih kompleks
- Kepuasan penggunaan KB → masalah/efek
samping yang timbul.
Lanjutan,..
• Dampak
– Pengetahuan pengguna KB → suntik dan pil
adalah cara KB modern yang paling diketahui
oleh masyarakat di semua golongan usia &
tingkat pendidikan (SDKI, 2012)
KESEHATAN
REPRODUKSI
REMAJA
• BKKBN, 2012:
• 64 juta remaja Indonesia rentan
memiliki perilaku seks bebas
• 46 persen remaja berusia 15-19
tahun sudah berhubungan
seksual
• di kalangan remaja SMP dan SMA
di 17 kota besar di Indonesia,
• 97 persen mengatakan pernah
menonton pornografi,
• 93,7 persen mengaku sudah tidak
perawan.
• 21,26 persen sudah pernah
melakukan aborsi.
Perilaku Seksual
• Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017
melaporkan bahwa pada remaja usia 15-24 tahun sebanyak
2% wanita dan 8% pria pernah melakukan hubungan seksual
sebelum menikah
• Dalam SDKI 2017, dilaporkan 30% wanita dan 50% pria
melakukan ciuman bibir, serta 5% wanita dan 21% pria
pernah meraba/diraba tubuhnya.
Dalil larangan berzina
• Allah berfirman dalam surat Al-Israa’ ayat
32,

• Artinya:
• “Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk.”
PKPR
• Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) merupakan pelayanan kesehatan
yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh
remaja, menyenangkan, menerima remaja
dengan tangan terbuka, menghargai
remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan
kebutuhan terkait dengan kesehatannya
serta efektif dan efesien dalam memenuhi
kebutuhan tersebut (DepKes RI, 2005)
Kegiatan PKPR
• Pemberian Informasi dan edukasi.
• Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan
penunjang dan rujukannya.
• Konseling
• Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
• Pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya
• Pelayanan rujukan
• Monitoring dan Evaluasi.
• Pencatatan dan Pelaporan.
IMS & HIV-AIDS
LAYANAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
1. Layanan Voluntary Counseling & Tes ( VCT)
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
3. Program Terapi Rumatan Metadone (PTRM)
4. Program Pertukaran Jarum Suntik Steril (PJSS)
5. Prevention Mother to Child Transmission (PMTCT)
6. Program TB-HIV
7. Care, Support & Treatment (CST) di RS Rujukan HIV-
AIDS
8. Satelit ARV di Pukskesmas Kecamatan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai