Anda di halaman 1dari 113

MATA KULIAH

ENTOMOLOGI

BY

DR.H.M.YUSUF KARIM,M.Kes

PROGRAM PENDIDIKAN KEDOKTERAN


UNIVERSITAS JAMBI 2007
PENDAHULUAN

DEFINISI
Parasitologi
- Parasitos (Yunani) = Jasad yang mengambil makanan
- Logos = Ilmu
Parasitologi : ilmu yang mempelajari tentang jasad renik yang hidup
untuk sementara atau menetap, di dalam atau pada permukaan
jasad lain dengan maksud untuk mengambil makanan sebagian
atau seluruhnya dari jasad lain tersebut.
RUANG LINGKUP PARASITOLOGI

1. Parasitologi I (Entomologi) Serangga


(2 Sks)
2. Parasitologi ll (Helminthologi) Cacing
(2 Sks)
3. Parasitologi lll (Protozoa) Protozoa
(2 Sks)
Total: 6 Sks, 3 Semester (Sem 2,3 &4)

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


Entomologi by Dr.H.M.Yusuf Karim,M.kes

Mengapa parasitologi perlu dipelajari ? 2


Serangga
- Vektor penyakit
Demam berdarah dengue (DHF) Aedes sp
Malaria Anopheles sp
Cacing
- Prevalensi penyakit cacing di Indonesia mencapai 60-90%
- Rata-rata 70% penduduk Indonesia menyimpan cacing di dalam perutnya
Protozoa
- Plasmodium sp
- Toxoplasma gondii
- Amoeba
- Trichomonas vaginalis

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


Entomologi by Dr.H.M.Yusuf Karim,M.kes

PEMBAGIAN PARASIT PEMBAGIAN PARASIT


BERDASARKAN JASADNYA BERDASARKAN HOSPESNYA 3
Zooparasit berupa hewan ANIMAL PARASITE
- Protozoa : hewan yang bersel satu - Parasit yang menyerang hewan
- Metazoa : hewan yang bersel banyak PLANT PARASITE
Contoh: Helminthes, Arthropoda - Parasit yang menyerang tumbuhan
MEDICAL PARASITE
Fitoparasit --> berupa tumbuh-tumbuhan - Parasit yang menyerang manusia
- Bakteri
- Fungus (Jamur)
Spirochaeta dan Virus
4
SIFAT-SIFAT PARASIT

Berdasarkan tempat hidup


- EKTOPARASIT (Infestasi) : di luar tubuh hospes.
Contoh: Kutu (Pediculus humanus capitis)
- ENDOPARASIT (Infeksi) : di dalam tubuh hospes.
Contoh: Cadng (Ascaris lumbricoides, H. diminuta)
Berdasarkan ketergantungan akan hospes
- OBLIGAT : berdiam secara tetap pada tubuh
hospes & seluruh hiciupnya tergantung pada
hospes.
Contoh: Cacing perut, Tuma kepala
-FAKULTATIF : dapat hidup bebas dan dapat bersifat parasit.
Contoh: Nyamuk
5
Berdasarkan jumlah hospes yang dihinggapi
- MONOKSEN : hanya dapat hidup pada 1 macam
hospes.
Contoh: Cacing gelang
- POLIKSEN : dapat hiclup pada lebih dari 1 macam hospes.
Contoh: Serangga, Mikrofilaria
Berdasarkan lamanya menetap dalam tubuh hospes
- TEMPORER: hidup bebas & sewaktu-waktu mencari hospes
untuk mendapat makanan.
Contoh: Nyamuk, Lalat
- PERMANEN : hidup pada tubuh hospes sejak larva sampai
dewasa.
Contoh: Cacing
Parasit yang secara kebetulan bersarang pada suatu hospes 6
yang biasanya tidak dihinggapinya.
PSEUDOPARASIT : suatu Artefak yang disangka parasit.
PARASIT KOPROZOIK : suatu spesies asing yang melewati tractus
digestivus tanpa menyebabkan infeksi pada manusia.
Hospes definitif : hospes tempat hidup parasit, tumbuh menjadi dewasa &
berkembang biak secara seksual.
- Contoh: cacing
Hospes perantara : hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif &
siap ditularkan ke hospes lainnya.
- Contoh: udang, ikan, keong
Hospes reservoir : hewan yang mengandung parasit & menjadi sumber
penularan bagi manusia
-Contoh: babi, ikan, sapi
Hospes paratenik : hewan yang mengandung stadium infektif tanpa
menjadi dewasa & dapat ditularkan kppada hospes lainnya.
- Contoh: Keong
VEKTOR : Jasad (biasanya serangga) yang dapat menularkan
parasit pada manusia dan hewan.
7
- Contoh: Nyamuk

ZOONOSIS : Penyakit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia.


-Contoh: Balantidiosis, penyakit babi yang ditularkan oleh
-Balantidiurn coli dan sesekali menyerang manusia

KLASIFIKASI PARASIT
Parasit digolongkan secara bertingkat mengikuti
International Code of Zoological Nomenclature.
Tiap parasit digolongkan ke dalam:
FILUM - KELAS - ORDO - FAMILI - GENUS - SPESIES
Kadang digunakan pembagian lebih lanjut
- SUBORDO, SUPERFAMILI, SUBSPESIES.
Nama famili berakhiran "idea", superfamili "iodea" dan
subfamily berakhiran "inae".
PENULISAN NAMA PARASIT
Secara ilmiah menggunakan Bahasa Latin.
8
Nama spesies biasanya dipakai dua kata.
- MisaInya : Anopheles acomitus
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Colicidae
Genus : Anopheles
Spesies : Anopheles acomitus

Penyakit Parasit Yang Merupakan Masalah


Kesehatan Masyarakat Indonesia
Malaria
Filariasis, penyakit kaki gajah
Penyakit yg disebabkan oleh "Soil transmitted helminths"
diantaranya askariasis, ankilostomiasis dan trikuriasis
Amebiasis
ENTOMOLOGI 9
Definisi
- Ilmu yang mempelajari tentang vektor, penyakit & kelainan yang
disebabkan oleh serangga
Morfologi umum
Badan beruas-ruas
Umbai-umbai beruas tumbuh sesuai fungsi
Pada kepala Antena clan Mandibula
Pada thtorax Kaki clan Sayap
Pada abdomen Kaki pengayuh
Eksoskelet (chitin yang mengeras pada bagian tertentu di luar tubuh)
Fungsi:
- Penguat tubuh
- Pelindung alat dalam
-Tempat melekat otot
- Regulasi penguapan air
- Meneruskan rangsang eksternal
Bentuk badan simetris bilateral
Serangga mempunyai sistem pencernaan,
respirasi (insang/trachea), saraf, peredaran darah, reproduksi. 10
Selama pertumbuhannya, serangga mengalami perubahan
bentuk yang disebut METAMORFOSIS, yaitu:
1. Metamorfosis sempurna/lengkap
TELUR - LARVA - PUPA - DEWASA
(Beda morfologi dan biologi jelas)
2. Metamorfosis tidak sempurna/tidak lengkap
TELUR - LARVA - NIMFA - DEWASA
(Muda dewasa hampir sama)

PERANAN ARTHROPODA DALAM


ILMU KEDOKTERAN
1. Menularkan penyakit (vektor, hospes perantara)
2. Menyebabkan gangguan parasit
3. Menimbulkan kelainan karena toksin yang dikeluarkan
4. Menyebabkan alergi pada orang yang rentan,
5. Menimbulkan entomofobia
1. MENULARKAN PENYAKIT
11
Secara mekanik
-Berlangsung dari penderita ke orang lain dg
perantaraan bagian luar tubuh serangga (kaki, badan) tanpa
melalul pertumbuhan atau pembiakan.
- Contoh: Tinja (Telur Cacing, Bakteri usus) alat tubuh serangga (lalat)
makanan
Secara Biologik
- Dilakukan.setelah parasit yg dihisap serangga (vektor)
mengalami proses biologi dalam tubuh vektor.
Ada 4 macam yaitu:
1. Penularan PROPAGATIF
Didahului pembiakan parasit (membelah diri banyak) dalam
tubuh vektor.
- Contoh: Tikus Vektor (pinjal tikus = Xenopsyilla cheopls)
pasteurella pestis Manusia (Pest)
12
2. Penularan SIKLIKO-PROPAGATIF
Didahului pertumbuhan (berubah bentuk) dan
pembiakan parasit dalam vektor.
-Contoh: Manusia (malaria) Anopheles (Plasmodfum falcifarum)
Manusia sehat

3. Penularan SIKLIKO-DEVELOPMENTAL
Didahului perubahan parasit menjadi bentuk Infektif
- Contoh: Manusia (filariasis) Culex (mikrofilaria-Wucheria bancrofti)
Manusia sehat

4. Penularan TRANSOVARIAN / HEREDITER


Generasi yg terinfeksi menularkan pada generasi II yg bisa menginfeksi
manusia.- Contoh: Tikus (Rikettsiatsutsugamushi) L1 (tungau Trombicula)
N 1 D1 T2 L2 Manusia (Scrub typhus)
2. MENYEBABKAN GANGUAN PARASIT 13
*Dasar Habitat pada manusia
- Endoparasit hidup/mengembara di dalam jaringan tubuh
Contoh: Larva lalat penyebab miasis
- Ektoparasit hidup pada permukaan luar tubuh hospes
Contoh: Tuma, Pinjal,- Nyamuk

*Lama Hidup pada Hospes


- Permanen seluruh/sebagian besar hidupnya ada pada 1 hospes
Contoh: Tuma pada manusia, Pinjal pada binatang
-Periodik hidupnya berpindah-pindah dari satu hospes
ke hospes lain Contoh: Nyamuk

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


3. MENIMBULKAN KELAINAN KARENA TOKSIN YANG
DIKELUARKAN 14
Toksin masuk tubuh dengan cara:
- Kontak Langsung (ulat)
- Sengatan (lebah)
- Gigitan (laba-laba)
- Tusukan (triatoma)

Toksin serangga dapat menyebabkan gejala setempat atau gejala


- Gatal, urtikaria (nyamuk, kutu busuk)
- Hemolisis (kalajengking)
- Perdarahan (lebah)
- Gangguan saraf (kalajengking)
4. MENYEBABKAN ALERGI PADA ORANG YANG RENTAN 15
Tungau debu (Dermatophagoides) asthma
Gigitan nyamuk gatal

5. MENIMBULKAN ENTOMOFOBIA
Serangga dapat menimbulkan rasa ngeri,
rasa takut karena bentuk serangga yang dilihatnya.
Gangguan pikiran akibat mengkhayalkan penyakit yang mungkin timbul.
Bila gangguan ini berlangsung lama disebut entomofobia.
Perubahan kebiasaan (memakai kelambu) ,
KLASI FIKASI ARTHROPODA 16
*Berdasarkan pentingnya perannya dalam kedokteran. (yg dipakai)
1. Kelas Crustacea
2. Kelas Diplopoda
3. Kelas Chllopoda
4. Kelas Arachnida
5. Kelas Insecta

*Menurut Harold W. Brown *Menurut Craig and Faust's


1. Onychophora 1.Superkelas Crustacea
2. Myriapoda - Kelas Eucrustacea
3. Crustacea - Subkelas Copepoda
4. Aradhnlda - Ordo Decapoda
5. Insecta 2. Kelas Diplopoda
3. Kelas Chilopoda
4. Kelas Arachnida
5. Kelas Insecta
*Berdasarkan pentingnya perannya dalam kedokteran. (yg dipakai)
1. Kelas Crustacea
2. Kelas Diplopoda
3. Kelas Chllopoda
4. Kelas Arachnida
5. Kelas Insecta
17
1. KELAS CRUSTACEA

MORFOLOGI:
1. Tubuh terdiri dari cephalothorax dan abdomen
2. Mempunyai 2 pasang antena
3. Mempunyai 5 pasang kaki
SIKLUS HIIDUP: Metamorfosis Tidak Lengkap
[Telur Larva (3x Ecdysis) Nimfa Dewasa]
HABITAT : air tawar/air Laut
ORDO: A. ORDO COPEPODA
B. ORDO DECAPODA
A. ORDO COPEPODA
Yang paling penting dalam ilmu kedokteran:
* Genus Cyclops
* Genus Diaptomus
MORFOLOGI :
*2 pasang antenna
*5 pasang kaki untuk berenang
*pada betina terdapat kantung telur di kanan kiri abdomennya

Diaptomus

cyclops
Beda Genus Cyclops dan Genus Diaptomus: 18
Cyclops Diaptomus

Bentuk lonjong piriform Bentuk lonjong memanjang

Antena 2 pasang lebih pendek Antena 2 pasangan,


daricephalothorax 1 pasang > dari cephalothorax

PDIK : sebagai hospes perantara dari:


Cyclops sternuus : Cacing Diphyllobothrium latum (Eropa)
Cyclops spp : Cacing Guathostoma spinigerum (Indonesia)
Cacing Dracunculus medinensis (India)
Diaptomusgracilis : CacingDiphyllobothrium latum (Eropa)

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


B. ORDO DECAPODA 19
Yang paling penting dalam ilmu kedokteran:
Genus Potamon (Ketam)
Genus Cambarus (Udang)

MORFOLOGI:
*Cephalothorax ditutupi oleh "Carapace" yang keras
*Abdomen melipat ke arah ventral
*Pada Potamon 5 pasang kaki untuk berjalan/mengayuh
*Pada Cambarus kaki pada cephalothorax untuk berjalan
dan pada abdomen untuk mengayuh
*Pasangan kaki 1 menjadi alat penjepit
*Lipatan abdomen: betina agak membulat, jantan agak meruncing

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


Potamon
Cambarus

PDIK :
Potamon dehaani & Cambarus virilis yang hidup di air tawar
- Hospes perantara II cacing Paragonimus westermanii
Ketam darat (Cardisoma, Birgus) & Udang air tawar
- Larva infektif cacing paruz tikus (Angiostrongylus cantonensis)
Ordo Anoplura (tuma, lice) 20
Morfologi
*Bentuk : pipih dorsoventral
*Terdiri :kepaia, thorax dan abdomen
*Kepala : sepasang antenna, 5 segmen; sepasang mata
*Mulut : alat penusuk yg dapat ditarik ke dalam jil:a tidak terpakai
*Thorax :.3 segmen, tiap segmen sepasang kaki
*Kaki 5 segmen, terdapat kuku pada ujungnya
*Abdomen : beruas-ruas
*Lingkaran hidup: Metamorfosis tidak lengkap

Spesies : *Pediculus humanus capitis


*Pedirulus humanus corporis
*Pthirus pubis

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


1. Pediculus humanus capitis 21
(pada rambut dan kulit kepala)
Warna : abu-abu
Ukuran : 3 mm, 2 mm
Telur :50 - 150 butir di ramhut
Lingkar hidup : 3 Minggu
Nimfa dan dewasa :menghisap darah
Penyebaran : kosmopolit, di Indonesia banyak

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


2. Pediculus humanus corporis 22
(tuma badan,tuma pakaian)

Warna dan ukuran hampir =/> tuma kepala


Kepala < badan
Telur : 275 - 300 butir
Mengisap darah
Penyebaran kosmopolit:
Terdapat di daerah dingin karena pakaian
lebih tebal dan biasanya kurang Mandi

Tuma badan penting sebagai vektor


penyakit(louse borne disease):

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


23
Penyakit yg disebabkan Rickettsia

Epidermik typhus F R. prowazecki


Trench fever f- R. quintana
Rickettsia masuk ke dalam lambung tuma dg darah yg dihisapnya dan
berkembang biak dalam sel epitel, kemudian pecah.
Infeksi terjadi dengan:
Kontaminasi dengan tinja tuma pada Wit (posteiiorcontaminative)
Kontaminasi dengan badan tuma yang dimatikan (crushing)
Inokulasi dengan air liur tuma jika menggigit (ant eriorinocu/ative)

Louse borne relapsing fever yg disebabkan Borrelia recurrentis.


Spirochaeta berkembang biak didalam hemocoelum tuma dan
sesudah 6 hari dapat ditemukan diseluruh tubuh tuma.
Infeksi terjadi karena kontaminasi kulit dengan badan tuma
( crushing)

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


3. Phthirus pubis 24
(tuma kemaluan)

*Warna : putih
*Badan : pendeK menyerupai ketam
(crab louse)
*Telur : sampai 50 butir
*Lingkaran hidup : 22 - 27 hari
*Diternukan :
terutama pada rambut di kemaluan
bisa juga pada rambut di dada, ketiak, ails mata.
*Penularan : kontak langsung, terutama hubungan seksual.
*PDIK : tidak penting, hanya gangguan karena gigitan
*Penyakitnya disebut Pediculosis
*Gejala:
Gatal, terdapatpapula pada bekas gigitan
Pada yang rentan dapat terjadi inflamasi
Timbul reaksi alergi
*Terapi
Permethrin 1 % atau
Malathion 5 % (lindane)
Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi
Ordo Siphonaptera (Pinjal, fleas) 25
Morfologi
Bentuk : pipih, lateri-lateral, tidak bersayap
Ukuran :1,5 - 4 mm
Warna : coklat
Kepala : antenna, mata dan bulu mata
Bentuk mulut : tusuk isap
Beberapa spesies tdpt ctenidium (sisir) pada kepala, thorax dan abdomen
Kaki belakang : besar dan kuat, untuk melompat
Hidup sebagai ektoparasit tidak permanen pada manusia dan hewan
Lingkaran hidup : 2 - 3 minggu
Metamorfosis : lengkap
Hanya bentuk dewasa yang hidup sebagai parasit dan mengisap darah.

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


26
Spesies yang penting:

1. Pulex Irritans ( pinjal manusia )


2.Xenopsylla cheopis ( pinjal tikus di Asia )
3. Ctenocephalides canis ( pinjal anjing )
4. Ctenocephalides felis ( pinjal kucing )
5. Tungau penetrans (chigoe flea)
6. Nosopsyllus fasciatus (pinjal tikus di Eropa)
7. Diamanus montanus (pinjal binatang mengerat)

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


27

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


28

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


27

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


30

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


31

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


32

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


33

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


34

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


35

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


2. KELAS DIPLOPODA
3. KELAS CHILOPODA
Lactrodectus Mactans
Lactrodectus hesselti

Lactrodectus lilianaes

Lactrodectus corallinus Lactrodectus bishopi


Loxosceles rufescens
Loxosceles Laeta

Loxosceles reclusa Loxosceles Intermedia


PDIK
Sebagai ektoparasit, memberi gangguan karena gigitannya
36
dan penting sebagai vektor penyakit.
Pest (pes, plague , disebabkan Pasteurella pestisterutama
merupakan penyakit tikus dan binatang mengerat lainnya dan
dapat ditularkan pada manusia.
Penularan terjadi karena
Penularan secara langsung
Penularan melalui tinja pinjal
Penularan oleh pinjal yang tractus digestivusnya telah tersumbat
di P. pestis
Murine typhus (endemic typhus, flea typhus, Brill's disease)
disebabkan Rickettsia mooseri
Tularemia disebabkan Pasteurella tularensis pada binatang
mengerat ditularkan oleh D.montanus
Pinjal juga dapat menjadi HP : C.canis, C.felis, P.irritans
Yang menjadi HP H, diminuta : X.cheopis & N.1isciatus
X.cheopis, C.canis dan P.irritans mungkin menjadi HP H.nana

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


PENGENDALIAN VEKTOR
Pengendalian vector bertujuan :
1) mengurangi atau menekan populasi vector
serendah rendahnya sehingga tidak berarti lagi sebagai penular penyakit,

2) menghindarkan terjadingya kontak antara vector dan manusia.


Pengendalian vector dapat digolongkan dalam pengendalian alami
(natural control) dan pengendalian buatan (artificial = applied control).
Termasuk pengendalian alami adalah factor- factor ekologi yang
bukan merupakan tindakan manusia.faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah topografi,ketinggian (altitude),iklan dan musuh alami.

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


I.Pengendalian Secara Alami
Berbagai contoh yang berhubungan dengan factor ekologi
yang sangat penting artinya bagi pekembangan serangga adalah :
Adanya gunung, lautan danau dan sungai yang luas yang
merupalkan rintangan bagi penyebrang serangga.
Ketidakmampuan mempertahankan hidup beberapa
spesies serangga didaerah yang terletak di ketinggian
tertentu dari permukaan laut.
1. Perubahan musim yang dapat menimbulkan
gangguan pada beberapa spesies serangga.
2.Iklim yang panas, udara kering dan tanah tandus
yang tidak memungkinkan perkembnag biakan sebagian besar
serangga.Iklim yang panas atau yang dingin yang untuk beberapa
spesies tertentu tidak sesuai dengan kelestarian hidupnya.
3. Angin besar dan curah hujan yang tinggi yang dapat
mengurangi jumlah populasi serangaga di suatu daerah.
4. Adanya burung , katak ,cicak,binatang lain yang
merupakan pemangsa serangga
5. Penyakit serangga.

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


II.Pengendalian Secara Buatan

Cara pengendalian ini adalah cara pengendalian yang


dilakukan atas usaha manusia dan dapat di bagi menjadi:
1. Pengendalian lingkungan (environment control)
Pengendalian dilakukan dengan cara mengelola
lingkungan (environment management), yaitu
memodifikasi atau memanipulasi lingkungan, sehingga
terbentuk lingkungan yang tidak cocok atau
kurang baik yang dapat mencegah atau
membatasi perkembangan vector.
a. Modifikasi lingkungan (environmental modifilkkcasion)
Cara ini paling aman terhadap lingkungan,
yaitu tidak merusak keseimbangan alam
dan tidak mencemari lingkungan , tetapi
harus dilakukan terus menerus.

Bagian Parasitologi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi


Sebagai contoh misalnya:
a). Pengaturan system irigasi,
b). Penimbunan tempat-tempat yang menampung air
dan tempat-tempat pembuangan sampah,
c). pengaliran air yang menggenang menjadi kering,
d) pengubahan rawa menjadi sawah dan
e) pengubahan hutan menjadi tempat pemulkiman.
b. Manipulasi Lingkungan (environmental manipulasion)
Cara ini berkaitan dengan pembersihan atau pemeliharaan sarana fisik
yang telah ada supaya tidak terbentuk tempat-tempat perindukan atau
tempat istirahat serangga.
Sebagai contoh misalnya :
a). Membersihkan tanaman air yang terapung di danau
seperti ganggang dan lumut yang dapat menyulitkan
perkembangan An.Sundaicus,
b). Mengatur kdar garam di lagoon yang dapat menekan
populasi An.subpictus dan An.sundaicus,
c). Melestarikan kehidupan tanaman bakau yang membatasi
tempat perindukan An.sundaicus,
d). Membuang atau mencabut tumbuhan tumbuhan air yang
tumbuh di kolam atau rawa yang dapat menekan
populasi Mansonia spp.dan
e). Melancarkan air dalam got yang tersumbat agar
tidak menjadi tempat peindukan Culex.
2. Pengendalian Kimiawi
Untuk pengendalian ini digunakan bahan kimia yang berhasiat
membunuh serangga (insectisida )atau hanya untuk menghalau
serangga saja (repellent). Kebaikan cara pengendalian ini
adalahdapat dilakukan dengan segera, meliputi daerah yang
luas,sehingga dapat menekan populasi serangga dalam waktu yang singkat.
Keburukannya karena cara pengendalaian ini hanya bersifat sementara,
dapat menimbulkan pencaman lingkungan , kemungkinan timbulnya
resistensi serangga terhadap insektisida dan mengakibatkan
matinya beberapa pemangsa. Juga banyak penduduk yang menolak
rumah mereka disemprot, karena khawatir terjadinya kematian
binatang-binatang yang dipelihara. Contoh cara ini ialah:
a)Menuangkan solar atau minyak tanah di permukaan tempat
perindukan sehingga larva serangga tidak dapat menganbil
oksigen dari udara,
b)Pemakaian paris green, temefos, dan fention untuk
membunuh larva nyamuk,
c)Penggunaan herbisida dan zat kimia yang mematikan tumbuhan air
tempat berlindunglarva nyamuk di tempat perindukan dan
d)Penggunaan insektisida berupa residual spray untuk nyamuk dewasa,
e)Penggunaan gel silica dan lesitin cair.
3. Pengendalian mekanik
Cara pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan
alat yang langsung dapat membunuh,
menangkap atau menghalau, menyisir, mengelurkan
serangga dari jaringan tubuh. Menggunakan baju pelindung,
memasang kawat kasa di jendela merupakan cara untuk
menghindarkan hubungan (kontak) antara manusia dan vector.

4. Pengendalian fisik
Pada pengendalian ini digunakan alat fisika untuk pemanasan,
pembekuan dan penggunaan alat listrik untuk pengadaan angina,
penyinaran cahaya yang dapat membunuh atau untuk mengganggu
kehidupan serangga. Suhu 60 c dan suhu beku, akan membunuh serangga,
sedangkan suhu dingin menyebabkan serangga tidak mungkin melakukan
aktivitasnya. Di Indonesia cara ini dapat dilihat di hotel,
restoran dan pasar swalayan yang memasang hembusan angin keras
di pintu masuk. Memasang lampu kuning dapat menghalau nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai