Anda di halaman 1dari 5

Wenny Oktaviani NIM.

G1A113052
CATECHOL-O-METHYLTRANSFERASE INHIBITORS
Normalnya, metilasi dari levodopa oleh catechol-O-methyltransferase (COMT) menjadi 3-O-
methyldopa merupakan jalur minor untuk metabolisme levodopa. Namun, ketika aktivitas
dopamine decarboxylase perifer dihambat oleh carbidopa, konsentrasi 3-O-methyldopa yang
signifikan dibentuk yang berkompetisi dengan levodopa untuk transpor aktif menuju SSP.
Penghambatan COMT oleh entacapone menyebabkan penurunan konsentrasi plasma 3-O-
methyldopa, kenaikan uptake levodopa di pusat, dan konsentrasi dopamine otak yang lebih
besar.1 Dengan menghambat enzim COMT, inhibitor COMT membantu lebih banyak
levadopa mencapai otak, di mana levodopa akan diubah menjadi dopamine, memperbaiki
kontrol gejala penyakit Parkinson.2 Entacapone adalah derivat nitrocatechol yang secara
selektif dan reversibel menghambat COMT.1 Entacapone merupakan obat adjuvan ringan
dalam terapi penyakit Parkinson.2

Farmakokinetik: absorpsi oral entacapone terjadi langsung dan tidak dipengaruhi oleh
makanan. Obat ini secara luas terikat ke albumin plasma (>98%), dengan volume distribusi
yang terbatas. Entacapone menembus sawar darah otak dan menghambat COMT di SSP.
Entacapone lebih membutuhkan dosis yang sering ketimbang tolcapone, karena durasi
kerjanya lebih pendek. Metabolisme entacapone terjadi secara luas dan eliminasinya dalam
bentuk feses dan urin. Oleh karena itu, dosis perlu diperhatikan pada pasien dengan sirosis
sedang atau berat.1

Farmakokinetik3

Absorpsi: Entacapone secara cepat diabsorpsi, dengan Tmax kira-kira sejam. Bioavibilitas
absolut setelah pemberian oral adalah 35%. Makanan tidak mempengaruhi farmakokinetik
entacapone.
Distribusi: Volume distribusi entacapone pada steady state setelah injeksi intravena kecil (CO
L). Entacapone tidak terdistribusi luas ke dalam jaringan karena ikatan protein plasmanya
yang tinggi. Berdasarkan studi in vitro, ikatan plasma protein entacapone adalah 98% pada
konsentrasi dari 0,4 mcg per ml sampai 50 mcg per ml. Entacapone utamanya terikat ke
albumin serum.

Metabolisme dan eliminasi: Entacapone secara lengkap dimetabolisme sebelum ekskresi ,


dengan sejumlah kecil (0,2%) obat ditemukan tidak diubah di urin. Jalur metabolisme
utamanya adalah isomerasi ke cis-isomer, diikuti oleh glukuronidasi langsung dari induk dan
cis-isomer; konjugat glukuronida bersifat inaktif. Setelah pemberian oral entacapone, 10%
metabolit diekskresikan dalam urin dan 90% sisanya dalam feses.

Farmakodinamik3

Aktivitas entacapone di eritrosit: Penelitian pada orang sehat menunjukkan bahwa entacapone
secara reversibel menghambat aktivitas COMT di eritrosit manusia setelah pemberian
peroral. Penghambatan maksimum menjadi 82% setelah pemberian 800 mg dosis tunggal.
Dengan 200 mg dosis tunggal entacapone, penghambatan maksimum aktivitas COMT
eritrosit rata-rata 65% dengan kadar basal kembali dalam 8 jam.

Efek samping: entacapone menyebabkan efek samping yang diobservasi pada pasien yang
mendapat levodopa dan carbidopa, meliputi diare, hipotensi postural, nausea, anoreksia,
diskinesia, halusinasi, dan gangguan tidur. Entacapone tidak menyebabkan efek samping
serius seperti nekrosis hepar fulminans yang diakibatkan oleh tolcapone.1

Nama kimia entacapone adalah (E)-2-cyano-3-(3,4-hihydroxy-5-nitrophenyl)-N,N-diethyl-2-


propenamide. Formula empirisnya adalah C14H15N3O5 dan formula strukturnya adalah
sebagai berikut3:
Bahan inaktif yang terkandung dalam tablet entacapone terdiri dari microcrystalline
cellulose, mannitol, croscarmellose sodium, hydrogenated vegetable oil, hydroxypropyl
methylcellulose, polysorbate 80, glycerol 85%, sucrose, magnesium stearate, yellow iron
oxide, red iron oxide, and titanium dioxide.3

Kontraindikasi3

Entacapone dikontraindikasikan pada pasien yang menunjukkan hipersensitivitas terhadap


obat atau bahan-bahan yang terkandung di dalamnya.

Peringatan3

MAO dan COMT adalah dua sistem enzim utama yang terlibat dalam metabolisme
katekolamin. Secara teoretis mungkin, kalau kombinasi inhibitor COMT (entacapone) dan
inhibitor nonselektif MAO (phenelzine dan tranylcypromine) dapat berakibat pada
penghambatan jalur utama yang bertanggungjawab untuk metabolisme normal katekolamin.
Untuk alasan ini, pasien yang menggunakan entacapone tidak boleh diobati bersamaan
dengan agen inhibitor MAO. Entacapone dapat diberikan bersamaan dengan inhibitor selektif
MAO-B (selegiline).

Interaksi Obat3

Penelitian in vitro enzim CYP manusia menunjukkan bahwa entacapone dihambat oleh enzim
CYP 1A2, 2A6, 2C9, 2D6, 2E1 dan 3A hanya pada konsentrasi sangat tinggi. Entacapone
sangat terikat dengan protein (98%). Penelitian in vitro juga menunjukkan tidak ada
pemindahan ikatan antara entacapone dengan obat terikat protein lainnya, seperti warfarin,
asam salisilat, phenylbutazone, dan diazepam.

Indeks Kehamilan: C

Ibu menyusui: Pada penelitian hewan, entacapone diekskresikan ke dalam susu tikus. Tidak
diketahui apaka entacapone diekskresikan dalam susu manusia atau tidak. Karena banyak
obat diekskresikan dalam susu manusia, waspadai ketika entacapone diberikan pada ibu
menyusui.

Pediatrik: Keamanan dan efektivitas pada pasien anak belum ditetapkan.


Gejala overdosis3

Gejala dan tanda akut biasanya terlihat pada kasus yang meliputi somnolen dan penurunan
aktivitas, keadaan yang berhubungan dengan penurunan tahap kesadaran (contoh, koma,
bingung, dan disorientasi) dan diskolorasi kulit, lidah, dan urin, juga agitasi, dan agresi.

Tatalaksana overdosis3: Tatalaksana overdosis entacapone bersifat simtomatis, belum ada


antidotum untuk entacapone.

Dosis dan pemberian3

Dosis yang direkomendasikan untuk entacapone adalah 200 mg tablet yang diberikan bersama
dengan tiap dosis levodopa dan carbidopa dengan dosis maksimum 8 kali sehari (1600 mg/hari).
Entacapone harus selalu diberikan dengan levodopa dan carbidopa karena pemberian entacapone
saja tidak menghasilkan efek antiparkinson. Entacapone dapat diberikan dengan atau tanpa
makanan.

BSO: 200 mg tablet (COMTAN)

Sumber:
1. Finkel, Richard; Clark, Michelle A.; Cubeddu, Luigi X. Lippincott’s Illustrated Reviews
Pharmacology 4th Edition. US: Lippincott Williams & Wilkins; 2009
2. American Parkinson Disease Association. Parkinson’s Disease Handbook A Guide for
Patients and Their Families. New Jersey: APDA Association; 2010
3. Novartis Pharm. Comtan. USA; 2014 [diunduh dari:
https://www.pharma.us.novartis.com/sites/www.pharma.us.novartis.com/files/comtan.pdf]

Anda mungkin juga menyukai