Anda di halaman 1dari 9

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK PPK

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2021


UNIVERSITAS NUSA CENDANA

HYPERTROPHIC PYLORIC STENOSIS

Disusun oleh :

Yoseph Mariano Aprio Ngga, S.Ked

2008020058

Pembimbing :

dr. Woro Indri Padmosiwi, SpA

Dr. dr. Simplicia.M.Anggrahini, SpA (K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. DR. W.Z.JOHANNES
2021
2

LEMBAR PENGESAHAN

PPK dengan judul “Hypertrophic Pyloric Stenosis” diajukan oleh :


Nama : Yoseph Mariano Aprio Ngga, S.Ked
NIM : 2008020058
Telah berhasil dibacakan dan dipertahankan dihadapan para pembimbing klinik
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti ujian komprehensif
di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Pembimbing Klinik

1. dr. Woro Indri Padmosiwi, SpA 1. ………………….


Pembimbing Klinik I

2. Dr. dr. Simplicia M. Anggarahini, SpA (K) 2. ………………….


Pembimbing Klinik II

Ditetapkan di : Kupang

Tanggal : 27 Februari 2021


3

HYPERTROPHIC PYLORIC STENOSIS (HPS)

RSUD PROF. DR. Halaman


No Dokumen No. Revisi
W.Z JOHANNES 3-9
KUPANG
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ
Johannes Kupang
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS Tanggal Terbit
( PPK )
DR.drg.Mindo E.Sinaga, M.Kes
Pembina Tk.I
NIP.19640329 199312 1003
1. Pengertian (Definisi) Hypertrophic pyloric stenosis (HPS) adalah suatu kondisi
yang terjadi pada bayi dengan lambung bagian pylorus
mengalami penebalan yang abnormal dimana terjadi hipertropi
pada otot pylorus atau gastric outlet sehingga menyebabkan
obstruksi dan mengalami spasme ditandai dengan muntah
proyektil dan tidak mengandung empedu.
2. Etiologi a. Belum diketahui secara pasti.
b. Multifaktorial :
 Abnormalitas imunohistokimia;
 Faktor genetik;
 Teori infeksi;
 Teori hiperasiditas;
 Hipergastrinemia neonates
 Defisiensi Nitrit Oksida Sintase (NOS);
 Faktor lingkungan : pemberian asupan seperti
pemberian susu formula, variabilitas musiman, paparan
eritromisin dan azritomisin, dan pemberian makanan
transpilorik pada bayi prematur.
3. Faktor Risiko a. Anak laki-laki : perempuan 4:1;
4

b. Orang kulit putih > kulit hitam;


c. Prematuritas;
d. Riwayat keluarga yang pernah menderita HPS;
e. Ibu yang merokok selama masa kehamilan;
f. Penggunaan antibiotik dini golongan macrolid
(azitromisin dan eritromisin) pada anak awal masa
kehidupan atau pada ibu diakhir masa kehamilan;
4. Penegakan Diagnosis a. Gejala klinis :
 Sering terjadi pada bayi usia 3-8 minggu;
 Muntah proyektil dan tidak mengandung empedu (non
bilious) saat setelah makan/ menyusui;
 Lapar terus menerus setelah muntah;
 Tampak kontraksi peristaltik pada abdomen sesaat
setelah makan dan sebelum muntah;
 Dehidrasi pada kasus muntah persisten yang cukup
lama;
 Dapat terjadi masalah penambahan berat badan, bahkan
penurunan berat badan.
b. Pemeriksaan fisik :
 Kontur dan peristaltik lambung terlihat di abdomen
bagian atas
 Teraba tumor di daerah epigastrium atau hipokondrium
kanan (Olive sign). (Gambar terlampir)
c. Pemeriksaan penunjang :
1) Dapat ditemukan tanda anemia, gangguan
keseimbangan elektrolit dan asam basa.
2) USG : gambaran target sign dan antral nipple sign
(Gambar terlampir)
3) Barium UGI, dilakukan jika hasil USG diragukan.
Ditemukkan gambaran double tract sign, string sign,
shoulder sign, mushroom sign/ umbrella sign
(Gambar terlampir)
5. Tatalaksana a. Perbaikan keadaan umum
Pertahankan status hidrasi dan koreksi gangguan elektrolit
5

– asam basa
b. Terapi pembedahan
Terapi definitif untuk HPS dengan prosedur pembedahan
Pyloromyotomy Ramstedt. (Gambar terlampir)
c. Terapi konservatif
Pasca operasi, bila terjadi muntah proyektil diberikan
atropin IV 0,4 mg/kgBB/hari selama 1-10 hari, dilanjutkan
dengan atropin oral 0,8 mg/kgBB/hari selama 2 minggu.
6. Komplikasi a. Jika tidak dilakukan terapi definitif :
 Gastritis;
 Esofagitis;
 Sepsis;
 Gangguan tumbuh kembang.
b. Pasca operasi :
 Perforasi mukosa;
 Perdarahan;
 Muntah persisten.
7. Prognosis Ad Vitam: Bonam
Ad Sanationam : Bonam
Ad Fungsional : Bonam
8. Edukasi Pasca operasi :
a. Tingkatkan volume makan bertahap.
b. Pemantauan tumbuh kembang anak.
9. Unit terkait SMF Anak Divisi Gastro – Enterohepatologi
SMF Bedah Anak/ Bedah Digestif
10. Penelaah Kritis a. dr. Woro Indri Padmowisi, SpA
b. Dr. dr. Simplicia M. Anggrahini, SpA (K)
c. dr. Irene K.L.A. Davidz, SpA., M.Kes
d. dr. Hendrikus B. Tokan, SpA
11. Kepustakaan a. Ma’ruf F. Pemeriksaan Radiologi Pada Kasus Hipertrophy
Pyloric Stenosis (HPS). Jurnal Kedokteran. 2019;4(1):634.
b. Croteau L, Arkovits M, Berlin R, Joseps M. Pyloric
Stenosis. Cincinnati Childrens Hospital Medical Center.
2016 [cited 2021 Feb 2]; Available from:
https://www.cincinnatichildrens.org//
6

c. Resheed AS. Ultrasound Value in the Early Diagnosis and


Exclusion of Idiopathic Hypertrophic Pyloric Stenosis: 10
Years Experience at Babylon Governorate. Journal of
General Practice. 2017;05(04):2–5.
d. Nasrulloh MH, Jurnalis YD, Sayoeti Y. Laporan Kasus
Hypertrophic Pyloric Stenosis. Jurnal Kesehatan Andalas.
2019;8(4):279–84.
e. Marpaung WH, Sitorus P, Gaol LML, Agustriani N. Stenosis
Pilorik Hipertrofik: Suyono YJ, editor. Dalam: Ilmu Bedah
Anak : Kasus Harian UGD, Bangsal, & Kamar Operasi.
Jakarta: EGC; 2016. p. 43–61.
f. Pruthi S, Hoecker JL, Mattke A. Pyloric Stenosis. Mayo
Foundation for Medical Education and Research. 2018
[cited 2021 Feb 2]. Available from:
http://www.mayoclinic.org//
g. Nazer H. Pediatric Hypertrophic Pyloric Stenosis.
Medscape. 2017 [cited 2021 Feb 3]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/
h. Oussama S, Iskandarani F, Akoum M, Gerges R, Falou S,
Merhi BA, et al. Case Report of Late Onset Hypertrophic
Pyloric Stenosis in Lebanese Infant. SAR Journal Medical
Case Report. 2020;1(3 (Mei-Juni)):29–31.
i. Juffrie M. Saluran Cerna yang Sehat : Anatomi dan
Fisiologi. Anatomi dan Fisiologi. 2018;(June):1–12.
j. Back, Susan J. Imaging in Hypertrophic Pyloric Stenosis.
Medscape. 2018 [cited 2021 Feb 4]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/

Mengetahui,
Pembimbing Klinik I Pembimbing Klinik II
7

dr. Woro Indri Padmosiwi, SpA Dr. dr. Simplicia M. Anggrahini, SpA (K)
8

Lampiran 1 : Gambar Olive Sign

Lampiran 2 : Gambar Double Tract Sign

Lampiran 3 : Gambar String Sign

Lampiran 4 : Gambar Shoulder Sign


9

Lampiran 5 : Gambar Mushroom Sign/ Umbrella Sign

Lampiran 6 : Gambar Pyloromyotomi Ramstedt

Anda mungkin juga menyukai