LAPORAN KASUS
H PERTENSI URGENSI
Disusun Oleh :
dr Muamar Amirullah
Pembimbing :
dr ntonius Rumambi DK, M.Kes.
Disusun dalam rangka mengikuti Kegiatan Internsip Dok er
Indone
3.4K views 3 0 RELATED TITLES
KRISIS HIPERTENSI
Krisis hipertensi merupakan salah satu kegawatan di bidang
neurovaskular sering dijumpai di instalasi gawat darurat. Krisis hipertensi
ditandai dengan penin tekanan darah akut dan sering berhubungan dengan
gejala sistemik yang meru konsekuensi dari peningkatan darah tersebut. Ini
merupakan komplikasi yang serin
penderita dengan hipertensi dan membutuhkan penanganan segera untuk
(1)
me komplikasi yang mengancam jiwa .
EPIDEMIOLOGI
Duapuluh persen pasien hipertensi yang datang ke UGD adalah pasien
hip krisis. Data di Amerika Serikat menunjukkan peningkatan prevalensi
hipertensi dari
pada penduduk berusia 20-39 tahun, menjadi 65% pada penduduk berusia di atas 60
Data ini dari total penduduk 30% diantaranya menderita hipertensi dan hampir 1%-2
(1)
berlanjut menjadi hipertensi krisis disertai kerusakan organ target .
Sebagian besar pasien dengan stroke perdarahan mengalami hipertensi
krisis JNC VII tidak menyertakan hipertensi krisis ke dalam tiga stadium
klasifikasi hipe namun hipertensi krisis dikategorikan dalam pembahasan hipertensi
(1)
sebagai keadaan yang memerlukan tatalaksana yang lebih agresif .
(2)
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII
Kategori TD sistolik (mmHg) TD diastolik (mm
Normal < Dan < 80
120
Pre-hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi Stadium 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi Stadium 2 > 160 Atau > 100
DEFINISI
Terdapat perbedaan dari beberapa sumber mengenai definisi peningkatan darah akut. D
yang paling sering dipakai adalah :
1. Hipertensi emergensi (darurat)
Peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg atau diastolik > 120 mmHg secara me
3.4K views 3 0 RELATED TITLES
Dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan krisis hipertensi antara lain :
1. Hipertensi refrakter
Respon pengobatan yang tidak memuaskan dan tekanan darah > 200/110 mmHg, wal
telah diberikan pengobatan yang efektif (triple drug ) pada penderita dan
kepatuhan 2. Hipertensi akselerasi
Peningkatan tekanan darah diastolik > 120 mmHg disertai dengan kelainan funduskop
tidak diobati dapat berlanjut ke fase maligna.
3. Hipertensi maligna
Penderita hipertensi akselerasi dengan tekanan darah diastolik > 120-130 mmHg dan
k funduskopi disertai papil edema, peninggian tekanan intrakranial, kerusakan yang
cep vaskular, gagal ginjal akut, ataupun kematian bila penderita tidak mendapatkan
pengob Hipertensi maligna biasanya pada penderita dengan riwayat hipertensi
esensial at sekunder dan jarang pada penderita yang sebelumnya mempunyai
tekanan darah n 4. Hipertensi ensefalopati
Kenaikan tekanan darah dengan tiba-tiba disertai dengan keluhan sakit kepala
yang
penurunan kesadaran dan keadaan ini dapat menjadi reversibel bila tekanan
darah t diturunkan.
MEKANISME AUTOREGULASI
Autoregulasi merupakan penyesuaian fisiologis organ tubuh terhadap kebutuhan dan p
darah dengan mengadakan perubahan pada resistensi terhadap aliran darah
dengan be tingkatan perubahan konstriksi/dilatasi pembuluh darah. Bila tekanan darah
turun mak terjadi vasodilatasi dan jika tekanan darah naik akan terjadi
vasokonstriksi. Pada in
3.4K views 3 0 RELATED TITLES
Save Embed Share Print
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis krisis hipertensi berhubungan dengan kerusakan organ target yang ad
Tabel 2. Prevalensi kerusakan target organ
Pada pasien dengan hipertensi krisis dengan perdarahan intrakranial akan dijumpai k
sakit kepala, penurunan tingkat kesadaran dan tanda neurologi fokal berupa hemipares
paresis nervus cranialis. Pada hipertensi ensefalopati didapatkan penurunan
kesadar atau defisit neurologi fokal. Pada pemeriksaan fisik pasien bisa saja
ditemukan reti dengan perubahan arteriola, Perdarahan dan eksudasi maupun
papiledema. Pada se
pasien yang lain manifestasi kardiovaskular bisa saja muncul lebih dominan
seperti; akut miokardial infark atau gagal jantung kiri akut. Dan beberapa
pasien yang lain ginjal akut dengan oligouria dan atau hematuria bisa saja terjadi
(1,5,7)
.
(1)
Gambar 3. Papilledema. Pembengkakan optic disc dan margin kabur .
3.4K views 3 0 Urgensi H rtensi Urgensi
i Uploaded by
Laporan Kasus Laporan Original Title:
p musytazab
Laporan Kasus
Kasus: Hipertensi Hipertensi e HT urgensi Full
description RELATED TITLES
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Kemampuan dalam mendiagnosis hipertensi emergensi dan urgensi harus dapat
dila dengan cepat dan tepat sehingga dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat menunjukkan organ mana yang men
gangguan.
Anamnesis
Anamnesis tentang riwayat penyakit hipertensinya, obat-obatan anti hipertensi
yan diminum, kepatuhan minum obat, riwayat pemakaian obat-obatan yang
dapat men tekanan darah seperti kokain, phencyclidine (PCP), Lysergic Acid
Diethylamide amphetamin, atau obat-obat simpatomimetic lainnya. Gejala sistem
saraf (nyeri
perubahan mental, ansietas). Gejala sistem ginjal (BAK berwarna merah,
jumla
berkurang). Gejala sistem kardiovaskuler (adanya sesak napas, payah jantung,
konges oedema paru, nyeri dada). Riwayat penyakit yang menyertai dan
penyakit kardiova atau ginjal (glomerulonefritis, pyelonefritis) penting
dievaluasi. Hal yang juga perlu dievaluasi adalah r iwayat kehamilan untuk
mencari tanda eklampsia sebagai penyeba
3.4K views 3 0 RELATED TITLES
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah setelah beristirahat
pada (baring dan berdiri) pada kedua tangan. Begitu pula nadi diperiksa pada keempat
ekstre auskultasi paru untuk mencari edema paru, auskutasi jantung untuk mencari
murmur/ auskultasi arteri renalis untuk mencari bruit dan pemeriksaan
neurologis serta fundu Dilakukan funduskopi untuk melihat : edema retina,
perdarahan retina, eksudat pada atau papil edema. Pemeriksaan kardiovaskuler dinilai
apakah ada peningkatan tekana
jugularis, bunyi jantung 3, diseksi aorta, defisit nadi. Pemeriksaan neurologi
untuk tanda perubahan neurologis yang segera terjadi atau berkelanjutan.
Tanda hip ensefalopati seperti disorientasi, gangguan kesadaran, defisit
neurologis fokal dan fokal.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara, yaitu :
a. Pemeriksaan segera seperti :
Darah : Rutin, BUN, creatinine, elektrolit
Urine : Urinalisa
EKG : 12 lead : melihat tanda iskemi
Rontgen Thoraks : Rontgen thorax dapat dilakukan untuk menilai ukuran jantung
edema paru serta penapisan awal terjadinya diseksi aort a akut.
b. Pemeriksaan lanjutan (tergantung keadaan klinis dan hasil pemeriksaan pertama)
Dugaan kelainan ginjal : IVP, renal angiografi, biopsi renal
Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : CT scan
Bila disangsikan feokromositoma : urine 24 jam untuk khatekolamin,
meta Venumandelic Acid (VMA)
Echocardiografi dua dimensi : membedakan gangguan fungsi diastolik dari
gan fungsi sistolik ketika tanda gagal jantung didapatkan.
(1,2,5)
Berikut adalah bagan alur pendekatan diagnostik pada pasien hipertensi :
3.4K views 3 0 Urgensi R
EL
Uploaded by A
Laporan Kasus Laporan musytazab TE
D
Kasus: Hipertensi Hipertensi TI
HT urgensi Full
Urgensi description
TL
ES
Original Title: Laporan Kasus Hipertensi KRISIS- HIPERTENSI,
PENDAHULUAN H
Hipertensi Urgensi
L
A
P
O
R
A
N
Save Embed Share Print
Tidak Ya
Pre-hipertensi 1. Neurologi
TDS 120-139 TDD 80-89 Tanda Stroke I skemik/Hemoragik
Hipertensi stadium 1 TDS 140-159 Nyeri kepala
TDD 90-99 Muntah
Hipertensi stadium 2 TDS > 160 Penurunan kesadaran
TDD > 100 Kelumpuhan anggota gerak/paresis n. cranialis
Bicara pelo
Mulut mencong
Flapping Tremor
Jantung & Paru
Nyeri dada
Perbedaan TD lengan kanan/kiri > 20 mmHg (diseksi aor
2.
Auskultasi : murmur/mitral regurgitasi/gallop
Peninggian JVP
Tatalaksana Ronkhi basah/sesak napas
Ginjal
Edema perifer
Oliguria/anuria
Hematuria/proteinuria
3. Peningkatan ureum kreatinin
Mata
Funduskopi Keith-Wagner (KW) III atau IV
4.
Tidak Ya
PENATALAKSANAAN
1. Hipertensi Urgensi
A. Penatalaksanaan Umum
Manajemen penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi urgensi
membutuhkan obat-obatan parenteral. Pemberian obat-obatan oral aksi cepat akan m
manfaat untuk menurunkan tekanan darah dalam 24 jam awal Mean Arterial Pressure
dapat diturunkan tidak lebih dari 25%. Pada fase awal standard goal
penurunan t darah dapat diturunkan sampai 160/110 mmHg. Penggunaan obat-
obatan anti-hip
parenteral maupun oral bukan tanpa risiko dalam menurunkan tekanan darah.
Pem loading dose obat oral anti-hipertensi dapat menimbulkan efek akumulasi
dan pasie mengalami hipotensi saat pulang ke rumah. Optimalisasi
penggunaan kombinasi ob merupakan pilihan terapi untuk pasien dengan hipertensi
urgensi.
B. Obat-obatan spesifik untuk hipertensi urgensi
Captopril adalah golongan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
dengan mulai 15-30 menit. Captopril dapat diberikan 25 mg sebagai dosis awal
kemudian ting dosisnya 50-100 mg setelah 90-120 menit kemudian. Efek
yang sering terjadi yaitu hipotensi, hiperkalemia, angioedema, dan gagal ginjal
(khusus pada pasien dengan st
pada arteri renal bilateral).
Nicardipine adalah golongan calcium channel blocker yang sering digunakan pada
dengan hipertensi urgensi. Pada penelitian yang dilakukan pada 53 pasien
dengan hip urgensi secara random terhadap penggunaan nicardipine
atau placebo. Nicardipine m efektifitas yang mencapai 65% dibandingkan
placebo yang mencapai 22% (p= Penggunaan dosis oral biasanya 30 mg
dan dapat diulang setiap 8 jam hingga te tekanan darah yang diinginkan.
Efek samping yang sering terjadi seperti pa
berkeringat dan sakit kepala.
Labetalol adalah gabungan antara α1 dan β-adrenergic blocking dan memiliki
wakt mulai antara 1-2 jam. Dalam penelitian labetalol memiliki dose range
yang sanga sehingga menyulitkan dalam penentuan dosis. Penelitian secara
random pada 36 setiap grup dibagi menjadi 3 kelompok; diberikan dosis 100 mg,
200 mg dan 300 mg oral dan menghasilkan penurunan tekanan darah sistolik
dan diastolik secara sign
3.4K views 3 0 RELATED TITLES
2. Hipertensi Emergensi
A. Penatalaksanaan Umum
Terapi hipertensi emergensi harus disesuaikan setiap individu tergantung
pada ker organ target. Manajemen tekanan darah dilakukan dengan obat-obatan
parenteral secar dan cepat. Pasien harus berada di dalam ruangan ICU agar
monitoring tekanan dara dikontrol dan dengan pemantauan yang tepat. Tingkat
ideal penurunan tekanan darah
belum jelas, tetapi penurunan Mean Arterial Pressure (MAP) 10% selama 1
jam aw 15% pada 2-3 jam berikutnya. Penurunan tekanan darah secara
cepat dan berlebiha mengakibatkan jantung dan pembuluh darah orak mengalami
hipoperfusi. Untuk meng hal tersebut maka pemberian anti hipertensi yang lebih bisa
dikontrol secara intraven dianjurkan dibanding terapi oral atau sublingual
seperti Nifedipine. Tujuan penurun
bukanlah untuk mendapatkan TD normal, tetapi lebih untuk mendapatkan penurunan t
darah yang terkendali. Penurunan tekanan darah diastolik tidak kurang dari
100 m Tekanan sistolik tidak kurang dari 160 mmHg, ataupun MAP tidak kurang
dari 120 selama 48 jam pertama, kecuali pada krisis hipertensi tertentu (misal
: disecting aneurisma). Penurunan TD tidak lebih dari 20 % dari MAP
ataupun TD yang d Kemudian dilakukan observasi terhadap pasien, jika
penurunan tekanan darah awal diterima oleh pasien dimana keadaan klinisnya stabil,
maka 24 jam kemudian tekanan dapat diturunkan secara bertahap menuju angka
normal.
3.4K views 3 0 Kasus: H ertensi
Hiperten i Urgensi
Laporan Kasus Laporan
si p Original Title: Laporan
Kasus Hipertensi Urgensi Uploaded by RELATED TITLES
musytazab
emergensi
3.4K views 3 0 RELATED TITLES
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. NS
Umur : 57 tahun
Agama : Islam
2016
II. Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien datang ke UGD dengan keluhan keluar darah dari hidung sejak
1 jam S keluhan dirasakan tiba-tiba saat pasien sedang duduk nonton TV.
Darah yang
berwarna merah segar. Darah keluar dari kedua hidung dan saat pasien
meludah k kadang juga terdapat darah. Pasien merasa pusing. Pasien tidak
penglihatan nyeri dan gatal pada mata. Tidak terdapat adanya kelemahan
anggota gerak, tidak te rasa kesemutan, tidak terdapat lidah pelo, Buang air kecil
Pasien sebelumnya mengalami pilek dan sering kambuh. Pasien mengaku mem
riwayat darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu dan tidak rutin kontrol. Riwayat
penyakit as
Pasien mengaku tidak mengkonsumsi obat obatan dalam jangka waktu lama
Pasien mengaku terdapat anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti pasi
Genitalia
Tidak
dinilai
Ekstremitas
Akral hangat, CRT < 2”, arteri perifer teraba normal, edema ekstremitas -/-
Status
Neurologis
Saraf Cranial :
N. II (Optikus)
Refleks cahaya langsung : +/+ (pupil bulat,
isokor) Tajam penglihatan : sulit dinilai
Lapang penglihatan : baik dalam batas
normal Melihat warna : baik dalam batas
normal
Fundus okuli : Tidak dilakukan
N. III
(Occulomotor)
Pupil
Ukuran : 3mm
Bentuk : bulat
Isokor/anisokor : Isokor
Reflex cahaya tidak langsung : +/+
N. IV (Troklearis)
Pergerakan bola mata (Ke Bawah Dalam) : +/+
N. V (Trigeminus)
Membuka mulut : asimetris
Menguyah : baik dalam batas
normal Menggigit : baik dalam
batas normal Refleks kornea : baik
dalam batas normal Sensabilitas wajah :
baik dalam batas normal
3.4K views 3 0 RELATED TITLES
N VII (Facialis)
Mengerutkan dahi : simetris kanan-
kiri Menutup mata : simetris
kanan-kiri Memperlihatkan gigi :
simetris kanan-kiri
N IX (glosofaringeus)
N X (vagus)
N. XI (Asesorius)
Menengok (M. Sternocleidomastoideus): baik, dapat menengok kanan dan
kiri Mengangkat bahu (M. Trapezius) : baik
N XII (Hipoglossus)
Pergerakan lidah : baik, dapat menggerakan lidah ke segala
arah Lidah deviasi : tidak terdapat deviasi
Anggota gerak
atas Motorik:
Baik Pergerakan:
(+)/(+) Kekuatan:
5/5
Kekuatan: 5 / 5
Tonus: Normal
Refleks patologis :
Babinski :
(-)/(-)
Chaddock : (-)/(-)
Gondon : (-)/(-)
Oppenheim : (-)/(-)
Schiffer : (-)/(-)
IV. Pemeriksaan
Penunjang Laboratorium
(03/01/2016)
Hematokrit 44 37-43%
Ureum 18 10-50
Rontgen Thoraks
Kesan : C/P Normal
EKG
Axis normal
P wave N 0.08 detik
S V2 + R V6 > 35
Normal
V. Resume :
pusing. mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, tidak terkontrol.
perdarahan aktif (-)/(-). JVP tidak meningkat. Pemeriksaan fisik paru dan jantung dala
kranialis.
tid kelainan.
Hipertensi
urgensi
Epistaksis
VII. Pembahasan
1. Hipertensi Urgensi
Atas dasar : Didapatkan krisis hipertensi yang digolongkan pada
hip Urgensi, karena didapatkan peningkatan tekanan darah
tanpa d kecurigaan kerusakan organ.
Assesment :
Non farmakologis
o Di rawat di ruangan
o Istirahat baring
o Diet rendah garam
o Tujuan pengobatan hipertensi emergensi adalah
menu tekanan darah secepat dan seaman mungkin
yang dises dengan keadaan klinis penderita
Farmakologis
o Infus RL 10 tpm
o Amlodipine 10 mg 1 – 0 – 0
o Candesartan 8 mg 0 – 1 – 0
o Bisoprolol 5 mg ½ - 0 - 0
o Menurunkan MAP tidak lebih dari 25% dalam 1-
12 setelah tidak ada tanda hipoferfusi organ
penurunan d lanjutkan hingga 24-72 jam sampai
mendekati normal
2. Epistaksis
3.4K views 3 0 RELATED TITLES
VIII. Diagnosa
IX. Follow up
Tgl Pemeriksaan
04-01-2016
T : 170/120 mmHg
05-01-2016 T : 150/110mmHg
Mata: Ka -/-, SI -/-, edema palpebral -/-, lensa keruh -/- Hidung : perdarahan aktif (-)/
Leher : KGB tak, JVP tdk meningkat
Tho : VBS +/+ Rk -/- wh -/-, BJ 1 dan 2 sama murni regular. Murmur gallop -
Abdomen : cembung H/L tak membesar Akral hangat +/+
Kekuatan otot 5/5, 5/5 Terapi lanjut
Aff tampon hidung, inj. As tranexamat & ketorolac stop
26-05-2015 T : 140/90mmHg
3.4K views 3 0 RELATED TITLES
S : 36,6 C
Nyeri kepala (+), pandangan kabur (-), diplopia (-), mual muntah (+) 2x Kepala : Normoce
Mata: Ka -/-, SI -/-, edema palpebral -/-, lensa keruh -/- Leher : KGB tak, JVP tdk meningk
Tho : VBS +/+ Rk -/- wh -/-, BJ 1 dan 2 sama murni regular. Murmur gallop -
Abdomen : cembung H/L tak membesar
Hasil CT Sca n:
Tidak tampak tanda perdarahan, infark maupun S.O.L Terapi lanjut
X. Prognosis :
3.4K views 3 0
Laporan Kasus
Laporan Kasus: Hipertensi RELATED TITLES
Hipertensi Urgensi
Original Title: Laporan Kasus Hipertensi
Urgensi Uploaded by musytazab
PEMBAHASAN
enda asing, tumor jinak hidung, ataupun sebab sistemik adanya riwayat hipertensi. Pada pasien ini berdasarkan anamnesis, terjadinya epi dimu
ti. Selain itu dapat juga dengan cara menekan pangkal untuk menghentikan perdarahan tersebut. Pemberian antibiotik ceftriaxone injeksi ber untu
DAFTAR PUSTAKA