Anda di halaman 1dari 7

Needle Thoracocentesis

Needle Thoracocentesis merupakan aspirasi cairan pleura yang bermanfaat untuk memastikan diagnosis dan tujuan terapetik. Torakosentesis dapat dilakukan sebagai berikut1: a) penderita dalam posisi duduk dengan kedua lengan merangkul atau diletakkan diatas bantal; jika tidak mungkin duduk, aspirasi dapat dilakukan pada penderita dalam posisi tidur terlentang. b) Lokasi penusukan jarum dapat didasarkan pada hasil foto toraks, atau di daerah sedikit medial dari ujung scapula, atau pada linea aksilaris media di bawah batas suara sonor dan redup. c) Setelah dilakukan anastesi secara memadai, dilakukan penusukan dengan jarum berukuran besar, misalnya nomor 18. Kegagalan aspirasi biasanya disebabkan karena penusukan jarum terlampaui rendah sehingga mengenai diahfragma atau terlalu dalam sehingga mengenai jaringan paru, atau jarum tidak mencapai rongga pleura oleh karena jaringan subkutis atau pleura parietalis tebal

Adapun lokasi pemasangan Needle thoracocentesis dapat dilihat pada gambar dibawah ini4

Pengeluaran cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000-1500 cc pada setiap aspirasi. Untuk mencegah terjadinya edema paru akibat pengembangan paru secara mendadak. Selain itu pengambilan cairan dalam jumlah besar secara mendadak menimbulkan reflex vagal, berupa batuk, bradikardi, aritmi yang berat, dan hipotensi1. Terdapat empat pertimbangan ketika melakukan chest tube pada dada pasien atau chest tube insertion, yaitu1,3: 1. Gejala dan ukuran efusi 2. Integritas lokasi sisa yang terkena efusi 3. Status koagulasi penderita Selain itu, juga terdapat pertimbangan gejala dan ukuran, lokalisasi dimana jarum atau chest tube akan dimasukkan juga harus dipertimbangkan. Sisa jarum yang dimasukkan tidak terinfeksi karena jika jarum melalui epitel kulit terinfeksi, selanjutnya sawar epitrel atau epitel barrier akan memperluas infeksi yang telah ada1. Status koagulasi menjadi satu pertimbangan yang harus diperhatikan kecuali pada keadaan Tension Pneumothorax, walaupun data yang ada saat ini masih mempunyai banyak keterbatasan tentang keamanaan dari torakosintesis. Jadi, harus sangat diperhatikan bagi siapapun yang mempunyai jumlah platelet yang abnormal atau waktu pembekuan yang memanjang1,2. Indikasi Needle Thoracocentesis1,2 1. Sebagai diagnostik dan teurapetik (seperti pada efusi pleura dengan penyebab yang belum diketahui) 2. Untuk evakuasi segera udara atau cairan dari ruang pleura

Kontraindikasi1 1. ventilatory perforation (perforasi ventilasi) 2. infeksi kulit lokal 3. Status koagulasi abnormal 4. Menggunakan Positive Pressure Mechanical Ventilation (karena chest tube dapat meningkatkan resiko terjadinya robekan paru) Faktor Resiko, Komplikasi dan Penanganan1 Tingkat komplikasi diagnostic atau teurapetik menggunakan needle thoracocentesis < 0,5%, sehingga sangat diperhatikan keadaan pasien yang stabil dan persiapan yang baik. Adapun komplikasi mayor needle thoracocentesis meliputi1,4: 1. Pneumothoraks 2. Hemothoraks 3. Fistel Brokopleural 4. Edema paru unilateral 5. Hipotensi sistemik 6. Infeksi dan laserasi pembuluh darah atau organ 7. Komplikasi lainnya seperti nyeri dada, infeksi lokal, hematom subkutan dan kecemasan Komplikasi tersebut dapat dicegah dan ditangani melalui pembahasan tabel di bawah ini1,4:

No

Komplikasi needle thoracocentesis

Pencegahan/ penanganan

Pneumothoraks

Peletakan jarum yang tidak tepat dapat menyebabkan pneumothoraks. Pencegahan dapat dilakukan dengan memastikan lokasi jarum pada lokasi yang tepat

Hemothoraks Ini dapat disebabkan karena jarum merobek beberapa pembuluh darah dalam dinding dada. Jarum dimasukkan pada linea

midklavikula untuk mencegah laserasi arteri mammae dan sebaiknya memasukkan jarum diatas tulang iga (rib). Jika peradarahan

terjadi perdarahan masif saat memasukkan jarum, terkadang memerlukan intervensi bedah 3 Fistel Bronkopleura Disebabkan karena peletakan jarum yang tidak tepat. Pencegahan dapat dilakukan dengan memastikan lokasi jarum pada lokasi yang tepat 4 Edema Paru Unilateral Terjadi karena ekspansi paru karena

penggunaan tekanan negatif yang berlebihan 5 Hipotensi Sistemik Dapat terjadi bersamaan dengan Edema Paru Unilateral vasovagal 6 Infeksi Terjadi karena infeksi local pada kulit sehingga dapat dicegah melalui tehnik aspetik yang benar 7 Laserasi Jarum (paru, hepar, limpa) Disebabkan karena peletakan jarum yang tidak tepat. Pencegahan dapat dilakukan dengan memastikan lokasi jarum pada lokasi yang tepat dan tehnik memasukkan jarum yang benar 8 Emfisema Subkutan Terjadi ketika udara yang dilepaskan atau sebagai respon dari

terperangkap dalam jaringan subkutan 9 Emboli Paru Terjadi karena jarum memasuki pembuluh darah besar dalam dinding dada dan masuk dalam sirkulasi sentral

Pertimbangan Praktik dan Tehnik Needle Thoracentesis Peralatan: Ukuran jarum (tergantung pada usia pasien) Bayi #23 - 25 G butterfly needle atau #22 - 24 G IV catheter Anak-anak - # 18 G atau #18 G angiocath Dewasa - # 14 G (2" catheter-over-needle)

Larutan Pembersih atau Approved cleansing solution (seperti 2% chlorhexidine, povidone-iodine, 70% isopropyl alcohol) "T" connector/ anaesthetic extension tubing 3-way spuit 10 - 20ml 1% Lidocaine (0.5% ml/kg/dosis hingga maksimum 5 ml/injeksi tunggal) Sedasi jika diperlukan Aquabidest Sarung tangan steril dan masker Kasa steril ukuran 2" x 2" inchi atau 5x5 cm " paper tape Sterile drapes.

Persiapan umum 1. Harus mengikuti prosedur aspetik 2. Jelaskan pada pasien dan keluarganya tentang pemasangan needle

toracocentesis 3. Tentukan pemberian sedasi yang tepat 4. Letakkan peralatan pada sisi yang sama saat melakukan penusukan jarum Persiapan Pasien 1. Pasien dalam posisi terlentang/supine 2. Pertahangkan konsentrasi oksigen dan atau venlitasi jika dibutuhkan 3. Pemantauan denyut jantung dan saturasi oksigen Penting diperhatikan saat melakukan prosedur needle thoracocentesis yaitu: 1. Telah mempersiapkan seluruh peralatan 2. Menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun antimikroba dan dikeringkan dengan handuk steril 3. Melakukan tehnik aseptic

DAFTAR PUSTAKA

1. Thomsen, T, DeLaPena J, & Setnik, G. 2006. Thoracentesis. New England Journal of Medicine Vol 335 No 15. www.nejm.org at Health Science Info Consortium of Toronto. 2. Laws, D et al. (2003). BTS guidelines for the insertion of a chest drain. Thorax, 58;53-59. http://thorax.bmj.com/cgi/content/full/58/suppl_2/ii53#otherarticles. 3. Mancini, Mary (2006). Hemothorax. eMedicine. http://www.emedicine.com/med/TOPIC2915.HTML 4. Moore, E., Feliciano, D., Mattox, K. 2003. Trauma. New York City: McGrawHill Professional.

Anda mungkin juga menyukai