Anda di halaman 1dari 70

Pemeriksaan Fisik Sistem Urogenital

dr. Sumiardi Karakata, Sp.U (K)


Kontributor Blok Sistem Urogenital
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara
Pemeriksaan Fisik Sistem Urogenital

Materi Pelatihan terdiri dari :


Pemeriksaan Fisik Ginjal
Pemeriksaan Fisik Kandung Kemih
Pemeriksaan Fisik Genitalia Eksterna Pria
Pemeriksaan Colok Dubur
Pemeriksaan Fisik Ginjal
Topografi Ginjal :
Terletak di rongga retroperitoneum atas dan berjumlah
sepasang, pada sisi tubuh sebelah kanan dan kiri
Berbentuk seperti kacang merah dengan sisi cekungnya
(hilus) menghadap ke medial.
Letak ginjal pada abdomen posterior adalah di bawah
diafragma, dan lengkung iga, yaitu di antara vertebra
torakalis ke-12 hingga vertebra lumbalis ke-3, dengan
hilus setinggi vertebra lumbalis pertama
Ginjal kanan pada umumnya terletak 1-2 cm lebih
rendah dari ginjal kiri, karena adanya penekanan oleh
lobus kanan hepar (lobus hepatis dexter)
Pemeriksaan Fisik Ginjal
Teknik Pemeriksaan Fisik Ginjal :
Jelaskan prosedur pemeriksaan fisik ginjal yang
akan dilakukan secara lisan, dengan bahasa
yang dimengerti oleh pasien, dan mintalah
persetujuan tindakan medik
Aturlah posisi pemeriksaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Aturlah posisi pasien, dalam keadaan duduk
menghadap lurus ke depan, dengan posisi
pemeriksa berada di belakang pasien
Amatilah dengan seksama daerah pinggang dan
abdomen bagian atas (flank area), pada sisi
sebelah kanan maupun kiri
Perhatikanlah apakah terdapat perubahan
warna kulit yang abnormal pada daerah tersebut
misalnya, tanda-tanda peradangan dimana kulit
tampak hiperemis, abses, jejas trauma,
hematome, dan lain sebagainya
Inspeksi
Kemudian amatilah apakah flank area tampak
simetris atau asimetris, apakah tampak adanya
benjolan (massa) atau tidak
Bentuk yang asimetris, dan tampaknya benjolan
pada daerah daerah pinggang dan abdomen
bagian atas dapat disebabkan oleh hidronefrosis
yang berat, atau adanya tumor pada daerah
retroperitoneum
Inspeksi

Lokasi Anatomi Ginjal Massa Abdomen


Palpasi Ginjal
Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan
memakai dua tangan (palpasi bimanual)
Aturlah posisi pemeriksaan dengan cara
meminta pasien untuk berbaring dengan
posisi supine, dengan kedua tungkai
ditekuk pada lutut
Posisi pemeriksa untuk melakukan
pemeriksaan palpasi ginjal kanan maupun
kiri adalah di sebelah kanan pasien
Teknik Palpasi Ginjal Kanan
Letakkanlah telapak tangan kiri pemeriksa
dalam posisi supinasi di belakang regio lumbalis
kanan pasien, yaitu pada sudut kostovertebral
(sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan
tulang vertebra)
Kemudian letakkanlah telapak tangan kanan
dalam posisi pronasi pada regio lumbalis kanan
pasien, disebelah lateral muskulus rektus
abdominis, setinggi telapak tangan kiri
pemeriksa
Teknik Palpasi Ginjal Kanan
Selanjutnya secara bersamaan, tekanlah
dengan lembut, telapak tangan kiri ke arah atas,
dan telapak tangan kanan ke arah bawah, dan
mintalah pasien untuk menarik nafas dalam agar
ginjal terdorong ke bawah oleh diafragma,
sehingga kutub bawah ginjal dapat dirasakan di
antara kedua telapak tangan pemeriksa
Bila teraba massa pada retroperitoneal
dinamakan ballotement positif
Bila ginjal kanan teraba, tentukanlah ukuran,
lokasi, bentuk, permukaan, konsistensi,
mobilitas, dan apakah ada nyeri tekan atau tidak
Teknik Palpasi Ginjal Kanan
Ginjal kanan dapat teraba sebagai massa
berbentuk bulat, berkonsistensi padat di
antara kedua telapak tangan pemeriksa
Pada keadaan normal, ginjal tidak teraba
pada palpasi bimanual
Ginjal kanan dapat teraba pada keadaan :
Pembesaran ginjal
Pasien yang berperawakan sangat kurus
Teknik Palpasi Ginjal Kiri
Letakkanlah telapak tangan kiri pemeriksa
dalam posisi supinasi di belakang regio
lumbalis kiri pasien, yaitu pada sudut
kostovertebral (sudut yang dibentuk oleh
kosta terakhir dengan tulang vertebra)
Kemudian letakkanlah telapak tangan
kanan dalam posisi pronasi pada regio
lumbalis kiri pasien, setinggi telapak
tangan kiri pemeriksa
Teknik Palpasi Ginjal Kiri
Selanjutnya secara bersamaan, tekanlah
dengan lembut, telapak tangan kiri ke arah atas,
telapak tangan kanan ke arah bawah, dan
mintalah pasien untuk menarik nafas dalam,
sehingga ginjal kiri dapat dirasakan di antara
kedua telapak tangan pemeriksa
Seperti halnya pada palpasi ginjal kanan, bila
ginjal kiri teraba, tentukanlah ukuran, lokasi,
bentuk, permukaan, konsistensi, mobilitas, dan
apakah ada nyeri tekan atau tidak
Palpasi Bimanual Ginjal

Palpasi Bimanual Ginjal Kanan Palpasi Bimanual Ginjal Kiri


Perkusi Ginjal
Dinamakan juga dengan pemeriksaan
nyeri ketok CVA (costo-vertebral angle)
Mintalah pasien untuk duduk menghadap
lurus ke depan
Posisi pemeriksa berada di sebelah
belakang pasien
Teknik Perkusi Ginjal
Letakkanlah telapak tangan kiri pemeriksa
dengan posisi pronasi pada sudut kostovertebral
(kanan atau kiri) pasien
Pukullah secara lembut punggung telapak tangan
kiri dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan
pemeriksa
Tanyakanlah kepada pasien apakah pasien
merasa nyeri atau tidak saat perkusi ginjal
dilakukan.
Nyeri ketok ginjal dapat ditemukan pada kasus
batu ginjal, pielonefritis, hidronefrosis, atau tumor
ginjal
Perkusi Ginjal

Pemeriksaan Perkusi Ginjal (nyeri ketok CVA)


Pemeriksaan Fisik Kandung Kemih
Topografi Kandung Kemih
Pada saat penuh, vesika urinaria akan
terletak di daerah atas simfisis pubis
(suprasimfisis), sehingga dapat terlihat
pada pemeriksaan inspeksi, serta dapat
dipalpasi dan perkusi
Pada saat kosong, atau berisi kurang dari
150 ml, vesika urinaria berada di belakang
simfisis pubis sehingga menjadi sulit untuk
diperiksa dengan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Fisik Kandung Kemih
Teknik Pemeriksaan Fisik Kandung Kemih :
Jelaskan prosedur pemeriksaan fisik kandung
kemih yang akan dilakukan secara lisan, dengan
bahasa yang dimengerti oleh pasien, dan
mintalah persetujuan tindakan medik
Aturlah posisi pemeriksaan. Mintalah pasien
untuk berbaring dalam posisi supine, dengan
posisi pemeriksa berada di sebelah kanan
pasien
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Inspeksi
Perhatikanlah dengan seksama daerah
suprasimfisis, lakukanlah penilaian terhadap
permukaannya apakah rata, atau menonjol
Bila vesika urinaria dalam keadaaan kosong
pada orang yang normal, daerah suprasimfisis
tampak rata, karena vesika urinaria berada di
belakang simfisis pubis
Benjolan suprasimfisis dapat terlihat, bila vesika
urinaria (kandung kemih) dalam keadaan penuh,
adanya tumor pada kandung kemih, kista
ovarium, mioma uteri, atau pada wanita hamil
trisemester pertama
Palpasi Kandung Kemih
Pemeriksaan palpasi vesika urinaria dilakukan
secara bimanual
Sebaiknya dilakukan dalam keadaan anastesi
umum pada pemeriksaan karsinoma kandung
kemih pasca operasi
Pemeriksaan palpasi bimanual ini juga
merupakan pemeriksaan pilihan untuk
menentukan luas infiltrasi tumor pada kandung
kemih dan pelvis, serta untuk menentukan
mobilitas tumor
Bila tumor tidak dapat digerakkan, menandakan
tumor sudah berada pada stadium lanjut
Teknik Palpasi Kandung Kemih
Pertama-tama letakkanlah jari-jari tangan
kiri pemeriksa dengan posisi pronasi,
pada dinding abdomen anterior di atas
simfisis pubis
Kemudian masukkanlah jari telunjuk
tangan kanan dalam posisi supinasi ke
dalam anus atau vagina pada pasien
wanita, secara perlahan, sampai seluruh
jari pemeriksa masuk, dan berada pada
rektum atau vagina
Teknik Palpasi Kandung Kemih
Selanjutnya secara bersamaan, tekanlah jari-jari
tangan kiri yang berada pada dinding anterior
abdomen ke arah dalam, sedangkan jari telunjuk
tangan kanan menekan kandung kemih pada
dinding rektum atau vagina, ke arah luar
Bila kandung kemih terdistensi karena urin yang
banyak, akan teraba massa di antara abdomen
dan vagina pada pasien wanita, atau di antara
abdomen dan rektum pada pasien pria atau
wanita yang belum menikah (perawan)
Palpasi Bimanual Kandung Kemih

Palpasi Bimanual Kandung Kemih Pria


Perkusi Kandung Kemih
Merupakan pemeriksaan pilihan dalam
mendiagnosa kandung kemih yang
mengalami distensi, dan lebih mudah
dilakukan daripada pemeriksaan palpasi
Cara melakukan perkusi kandung kemih
adalah seperti perkusi pada umumnya,
dilakukan di atas simfisis pubis, mengarah
ke kranial
Perkusi Kandung Kemih
Batas atas kandung kemih yang
terdistensi karena penuh berisi urin dapat
ditentukan dengan adanya perubahan
suara perkusi, dari redup ke timpani
Kemudian dapat ditentukan batas-batas
kandung kemih sebagai daerah dengan
suara perkusi redup yang dikelilingi oleh
suara perkusi timpani pada bagian usus
yang terisi udara
Pemeriksaan Fisik Genitalia Eksterna

Topografi Genitalia Eksterna Pria


Pemeriksaan Fisik Genitalia Eksterna
Pemeriksaan Fisik Penis
Inspeksi
Palpasi
Pemeriksaan Fisik Skrotum dan isinya
Inspeksi
Palpasi
Transiluminasi
Pemeriksaan Fisik Penis
Jelaskanlah terlebih dahulu prosedur
pemeriksaan fisik penis yang akan
dilakukan secara lisan, dengan bahasa
yang dimengerti oleh pasien, kemudian
mintalah persetujuan pasien
Bila pasien setuju, mintalah pasien untuk
berdiri atau berbaring, dan membuka
pakaian bawahnya, sehingga abdomen dan
genitalia terbuka penuh
Posisi pemeriksa berada di sebelah kanan
pasien dan memakai sarung tangan steril
Inspeksi
Pada pasien yang telah disirkumsisi, dapat
terlihat langsung glans penis, korona, dan
orifisium uretra eksternum
Bila belum disirkumsisi, tariklah prepusium ke
arah atas, sehingga glans, korona, dan orifisium
uretra eksternum dapat terlihat
Prepusium harus dapat ditarik pada pasien yang
berusia di atas 9 tahun, untuk memastikan tidak
adanya kelainan seperti fimosis
Dan prepusium harus dapat dikembalikan ke
tempatnya semula untuk memastikan tidak
terjadinya parafimosis
Inspeksi
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
pemeriksaan inpeksi pada penis antara
lain adalah :
Ukuran dan bentuk penis
Lesi pada penis dan prepusium
Benda asing pada penis dan prepusium
Posisi orifisium uretra eksternum
Ada tidaknya batu pada fossa navicularis
Ukuran dan Bentuk Penis
Ukuran penis normal pria dewasa adalah
sekitar 10-23 cm
Perhatikan ada tidaknya kelainan ukuran
dan bentuk penis seperti :
Mikropenis
Makropenis
Hemafrodite atau alat kelamin ganda
Ukuran & Bentuk Penis

Mikropenis Hemafrodite
Lesi Pada Penis & Prepusium
Lesi pada penis dan prepusium :
Radang pada glans penis (balanitis)
Ulkus durum yang tidak nyeri pada sifilis primer
Ulkus molle (chancroid), dan herpes genitalis
yang terasa nyeri
Skabies
Karsinoma penis
Kondiloma akuminata
Fimosis
Parafimosis, yaitu edema prepusium yang
menjepit glans penis, dan menyerupai bentuk
kerah Spanyol
Lesi Pada Penis & Prepusium

Balanitis Parafimosis
Lesi Pada Penis & Prepusium

Karsinoma Penis Ulkus Molle (chancroid)


Lesi Pada Penis & Prepusium

Ulkus Durum Penis Skabies Pada Penis


Lesi Pada Penis & Prepusium

Kondiloma Akuminata Herpes Genitalis


Posisi Orifisium Uretra Eksternum
Pada keadaan normal, orifisium uretra terletak pada
ujung glans penis
Perhatikan ada tidaknya kelainan posisi orifisium, seperti
hipospadia, dimana orifisium uretra terletak pada ventral
penis, terdiri dari :
Tipe glanular
Tipe coronal
Tipe penile
Tipe penoscrotal
Tipe scrotal
Tipe perineal
Epispadia, dimana orifisium uretra terletak pada dorsum
penis
Stenosis orifisium uretra
Posisi Orifisium Uretra Eksternum

Hipospadia Tipe Skrotal Epispadia


Benda Asing Pada Penis & Prepusium

Perhatikanlah apakah tampak adanya


benda asing berbentuk ring yang menjerat
penis sehingga tidak bisa dilepaskan
(strangulasi penis)
Perhatikanlah ada tidaknya benda asing
yang sengaja dipasang untuk tujuan
kosmetik, misalnya piercing pada penis
Benda Asing Pada Penis & Prepusium

Strangulasi Penis Piercing Penis


Palpasi
Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan cara meraba,
atau menekan bagian penis, dan daerah disekitarnya
Palpasilah penis untuk menilai ada tidaknya, lempengan
yang teraba keras di daerah dorsum pedis, pada
penyakit Peyronie
Untuk melihat ada tidaknya sekret uretra, palpasilah
uretra dengan cara mengurutnya dari perineum ke glans
penis, yang akan menyebabkan keluarnya sekret
Palpasilah uretra anterior untuk meraba ada tidaknya
batu atau benda asing
Palpasilah juga daerah lipat paha untuk menilai ada
tidaknya pembesaran kelenjar getah bening inguinal
Palpasi

Sekret Uretra (discharge) Penyakit Peyronie


Pemeriksaan Fisik Skrotum
Jelaskanlah terlebih dahulu prosedur
pemeriksaan fisik skrotum yang akan dilakukan
secara lisan, dengan bahasa yang dimengerti
oleh pasien, kemudian mintalah persetujuan
pasien
Bila pasien setuju, mintalah pasien untuk berdiri,
dan membuka pakaian bawahnya, sehingga
abdomen dan genitalia terbuka penuh
Lakukanlah pemeriksaan dengan memakai
sarung tangan steril
Pemeriksaan Fisik Skrotum
Teknik Pemeriksaan Fisik Skrotum :
Inspeksi
Palpasi
Transiluminasi
Inspeksi
Perhatikanlah kesimetrisan skrotum untuk
menilai kedudukan testis di dalam skrotum
Pada keadaan normal, skrotum tampak simetris,
dan kedua testis dapat diamati dari luar, dengan
posisi testis kiri yang lebih rendah, dan sedikit
lebih besar dari testis kanan.
Pada kasus testis tidak turun (undescended
testis), salah satu ruang skrotum yang dalam
keadaan normal seharusnya terisi testis, terlihat
kosong
Inspeksi
Amatilah apakah terdapat pembesaran
pada skrotum yang dapat disebabkan :
Peradangan yang ditandai dengan adanya
tanda-tanda inflamasi
Massa (tumor)
Cairan abnormal di dalam skrotum,
misalnya pada kasus hidrokel, dan
hematoma
Kelainan lainnya seperti varikokel (dilatasi
vena pada pleksus pampiniformis), atau
hernia skrotalis
Inspeksi
Amatilah juga ada tidaknya kelainan pada
kulit skrotum seperti :
Perubahan warna kulit karena peradangan
(hiperemis), atau hematome
Skabies
Ulkus
Jamur kulit
Massa abnormal pada kulit skrotum
Inspeksi

Pembengkakan Skrotum Hidrokel


Inspeksi

Varikokel Hernia Skrotalis


Palpasi
Palpasi isi skrotum dilakukan dengan urutan
pemeriksaan dimulai dari palpasi testis,
epididimis, dan funikulus spermatikus
Dengan menggunakan kedua tangan palpasilah
setiap testis dengan hati-hati secara bergantian
Pada pemeriksaan palpasi, dapat dinilai apakah
kedua testis turun ke dalam skrotum
Bila salah satu testis tidak turun, palpasilah
kanalis ingunalis untuk mencari testis yang tidak
turun
Palpasi
Bila kedua testis terpalpasi, lakukan penilaian
terhadap ukuran kedua testis :
Apakah sama besar atau tidak
Apakah ukuran testis normal
Konsistensi testis yang pada keadaan normal
teraba kenyal, dan sama antara satu dengan
lainnya
Apakah palpasi menimbulkan nyeri atau tidak
Pembengkakan testis yang difus dan nyeri hebat
sewaktu dipalpasi ditemukan pada kasus orkitis
Testis yang tampak tertarik ke pangkal skrotum,
nyeri saat dipalpasi, dan terletak melintang,
ditemukan pada kasus torsio testis
Palpasi Skrotum

Undescended Testis Palpasi Kanalis Inguinalis Eksterna


Palpasi
Palpasi epididimis pada bagian belakang dan atas testis
Epididimis normal teraba lunak, dengan tekstur tidak
teratur dan granuler.
Lakukanlah penilaian untuk melihat ada tidaknya kelainan
seperti, epididimis yang teraba bengkak, padat, dan nyeri
saat dipalpasi
Funikulus spermatikus mengandung vas deferens dan
berkas neurovaskuler, dan dapat dipalpasi pada bagian
belakang testis
Vas deferens normal, teraba keras seperti tali, sehingga
dapat dibedakan dengan epididimis yang teraba lunak
Bila terdapat varikokel, akan teraba massa lunak seperti
segumpal cacing, bila pasien berdiri dan mengedan
Pada hidrokel akan teraba massa kistik, tidak nyeri, dan
testis sukar teraba
Transiluminasi
Pemeriksaan transiluminasi dilakukan untuk
membedakan pembengkakan skrotum disebabkan oleh
adanya cairan abnormal misalnya hidrokel, atau massa
padat
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan senter
pena di dalam ruangan yang gelap.
Sebelum melakukan pemeriksaan, mintalah pasien untuk
berbaring
Kemudian arahkanlah senter pena dari belakang kantung
skrotum
Jika isi skrotum tampak menerawang, menandakan
skrotum berisi cairan, dan dinamakan transiluminasi
positif
Sebaliknya jika sinar tidak dapat menembus skrotum,
menandakan adanya massa padat, yang dinamakan
transiluminasi negatif. Transiluminasi negatif didapatkan
pada kasus hernia skrotalis, tumor testis, dan hematokel
Transiluminasi

Transiluminasi Positif (+)


Pemeriksaan Colok Dubur
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk
menilai :
Tonus sfingter ani dan refleks
bulbokavernosus
Untuk menilai ada tidaknya massa di dalam
lumen rektum, misalnya hemorrhoid
internum, polip rekti, atau karsinoma
Menilai keadaan prostat, apakah normal
atau membesar (letak prostat tergantung
pada posisi pemeriksaan colok dubur)
Teknik Pemeriksaan Colok Dubur
Jelaskanlah terlebih dahulu prosedur
pemeriksaan colok dubur yang akan
dilakukan secara lisan, dengan bahasa
yang dimengerti oleh pasien, kemudian
mintalah persetujuan pasien
Bila pasien setuju, mintalah pasien untuk
membuka pakaian bawahnya, kemudian
aturlah posisi pemeriksaan pasien
Teknik Pemeriksaan Colok Dubur
Posisi pemeriksaan untuk melakukan colok
dubur bermacam-macam
Tiga posisi pemeriksaan yang sering dilakukan
adalah :
Berdiri dengan kedua kaki diregangkan sekitar
45 cm, kemudian membungkuk pada pinggang
sehingga dada menempel pada meja periksa
Posisi Sims. Pasien diminta berbaring pada sisi
tubuhnya ke kiri, dan menarik lututnya ke atas
ke arah dada
Posisi Knee-Chest, dimana lutut dan dada
pasien menyentuh meja periksa dengan melipat
pantatnya
Letak prostat yang terpalpasi tergantung dari
posisi pemeriksaan colok dubur
Posisi Pemeriksaan Colok Dubur

Posisi Pemeriksaan Colok Dubur (rectal toucher)


Teknik Pemeriksaan Colok Dubur
Agar pasien tidak merasa tegang,
mintalah pasien untuk bernafas dalam dan
perlahan melalui mulutnya
Berilah pengertian pada pasien bahwa,
walapun pemeriksaan colok dubur terasa
tidak menyenangkan, pemeriksaan ini
tidak menimbulkan rasa sakit
Mulailah melakukan pemeriksaan dengan
hati-hati dengan memakai sarung tangan
yang telah dilubrikasi
Teknik Pemeriksaan Colok Dubur
Sebelum memasukkan jari, inspeksilah
dengan cermat anus dan perineum pasien
Kelainan yang dapat ditemukan antara
lain prolaps recti, iritasi anus, fissura, atau
massa misalnya hemorrhoid, atau adanya
ano-cutan fistel
Letakkanlah bantalan jari pemeriksa (jari
telunjuk kanan) pada anus, dan mintalah
pasien untuk mengejan seperti sedang
buang air besar
Teknik Pemeriksaan Colok Dubur
Tekanlah jari telunjuk, dan gerakkan perlahan-
lahan ke depan melalui sfingter ani
Rasakanlah bagaimana tonus sfingter ani
Secara perlahan-lahan masukkanlah seluruh
panjang jari telunjuk pemeriksa
Rasakanlah mukosa rektum, apakah
permukaannya rata atau tidak rata, apakah
teraba massa atau tidak
Di bagian anterior akan teraba prostat. Pada
prostat normal, teraba massa berkonsistensi
kenyal, berpermukaan rata, dengan dua buah
lobus yang dipisahkan oleh sulkus (sulkus
medianus) di tengahnya
Teknik Pemeriksaan Colok Dubur
Pada pembesaran prostat jinak, prostat teraba menonjol,
sulkus tidak teraba, konsistensi kenyal, dengan
permukaan rata. Bila prostat sangat membesar, batas
atas prostat tidak teraba
Pada pembesaran prostat ganas, prostat teraba
menonjol, sulkus tidak teraba, konsistensi keras, dengan
permukaan berbenjol-benjol
Pada pembesaran prostat karena infeksi, prostat teraba
menonjol, sulkus tidak teraba, konsistensi lunak, hangat,
dan terasa nyeri saat disentuh. Bila dilakukan
pengurutan prostat, akan keluar sekret berwarna putih
keruh dari meatus uretra, yang menandakan adanya
infeksi prostat kronik
Teknik Pemeriksaan Colok Dubur
Setelah selesai, keluarkanlah jari tangan,
dan amatilah apakah terdapat feses,
darah, atau lendir
Bersihkanlah daerah anus dengan
menggunakan tissue atau kassa,
kemudian dokter mempersilahkan pasien
memakai pakaiannya kembali
Pemeriksaan Colok Dubur

Prolaps Recti Hemorrhoid Interna


Pemeriksaan Colok Dubur

Fissura Anus Fistula Ano-cutan


Pemeriksaan Colok Dubur

Pemeriksaan Colok Dubur

Anda mungkin juga menyukai