Anda di halaman 1dari 73

FOTO POLOS VERTEBRAE DAN

TENGKORAK
TITIP ELIA GUSTAMI
REZA RAHMAT AL AMIN
Anatomi Vertebra
• Tulang belakang  pilar atau tiang yg berfungsi
sebagai penyangga tubuh dan melindungi
medulla spinalis.
• Pilar 33 ruas tulang belakang tersusun
segmental
– 7 ruas tulang servikal (vertebra servikalis),
– 12 ruas tulang torakal (vertebra torakalis),
– 5 ruas tulang lumbal (vertebra lumbalis),
– 5 ruas tulang sakral yang menyatu (vertebra sakral),
– 4 ruas tulang ekor (vertebra koksigea).23
Anatomi Vertebra
Anatomi vertebra servikalis
Vertebra Thorakalis
Vertebra Lumbalis
Perbedaan Anatomis Vertebra
Os Sacrum dan Os Coccyx
Torachal
Lumbal
Cervikal
• Pemeriksaan radiografi cervikal
proyeksi AP dan lateral dan oblik
kanan kiri dengan hasil sebagai
berikut :

• Kelengkungan dan kedudukan vertebra


cervikal baik, tidak tampak listesis.
• Struktur dan bentuk vertebra cervikalis
baik. Densitas vertebra cervikal baik.
• Pedikel intak. Tidak tampak
fraktur,destruksi,lesi litik/blastik.
• Tak tampak pembentukan spur.
• Tak tampak penyempitan celah diskus
intervertebralis maupun foramen
intervertebralis
• Jaringan lunak sekitar cervikal baik.
THORAKAL
• Pemeriksaan radiografi cervikal
proyeksi AP dan lateral Thorakal:

• Kelengkungan dan kedudukan


vertebra thorakal baik, tidak
tampak listesis.
• Struktur dan bentuk vertebra
thorakal baik. Densitas vertebra
thorakal baik.
• Pedikel intak. Tidak tampak
fraktur,destruksi,lesi litik/blastik.
• Tak tampak pembentukan spur.
• Tak tampak penyempitan celah
diskus intervertebralis maupun
foramen intervertebralis
• Jaringan lunak sekitar thorakal baik.
Lumbosacral

Pemeriksaan radiografi lumbosacral dengan


hasil sebagai berikut :
Kelengkungan dan kedudukan vertebra
lumboscaral baik, tidak tampak listesis.
Densitas tulang baik
Tidak tampak fraktur,destruksi,lesi litik/blastik.
Tidak tampak spur formation.
Diskus intervertebralis tidak menyempit.
Jaringan lunak baik.

Kesan :
Tidak tampak kelainan pada radiografi
lumbosacral saat ini.
Expertise Rontgen
Radiografi cervikal proyeksi AP/ lateral dengan
hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan vertebra cervical melurus
• Tampak pergeseran korpus vertebra C3 ke
posterior terhadap C2 sejauh kurang dari ¼
korpus vertebra
• Densitas tulang menurun
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation di anterior C3-C6
• Diskus intervertebralis C3-C4 sampai C5-C6
tampak menyempit, C6-C7 sulit dinilai
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilolistesis posterior C2-C3
grade I
• Spondilosis cervicalis dengan
penyempitan diskus
intervertebralis C3-C4 sampai C5-
C6
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi
AP/ lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Tampak skoliosis ringan vertebrae
lumbal ke kiri
• Kedudukan tulang vertebra lumbal
dalam batas normal, tidak tampak
listesis
• Densitas tulang baik.
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tidak tampak spur formation
• Diskus intervertebralis tak tampak
menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Skoliosis ringan vertebrae lumbal
ke kiri
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral
proyeksi AP/ lateral dengan hasil
sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan
tulang vertebra lumbosacral normal,
tidak tampak listesis
• Densitas tulang menurun
• Tampak fraktur kompresi L1
• Tampak spur formation di anterior
dan lateral L1-L5
• Diskus intervertebralis L5-S1 sisi
posterior tampak menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra
normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan
penyempitan diskus
intervertebralis L5-S1 sisi
posterior
• Fraktur kompresi L1
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi AP/
lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan vertebra vertebra
lumbosacral normal
• Tampak pergeseran korpus vertebra L4 ke
anterior terhadap L5 sejauh kurang dari ¼
korpus verterbra, L2 ke posterior terhadap
L3 sejauh kurang dari ¼ korpus vertebra
• Densitas tulang baik.
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation minimal di anterior
L2-L5
• Diskus intervertebralis L2-L3 sampai L5-S1
tampak menyempit dengan vacum
phenomen pada diskus intervertebralis L5-
S1
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilolistesis posterior L2-L3 grade I dan
spondilolistesis anterior L4-L5 grade I
• Spondilosis lumbalis dengan penyempitan
diskus intervertebralis L2-L3 sampai L5-S1
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi
AP/ lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra lumbosacral normal, tidak
tampak listesis
• Densitas tulang menurun
• Tampak kompresi ringan L4
• Tampak spur formation di anterior dan
lateral L1-L5
• Diskus intervertebralis L2-L3, L3-L4 sisi
kanan, L4-L5 sisi kiri dan L5-S1 sisi
posterior tampak menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan
penyempitan diskus intervertebralis
L2-L3, L3-L4 sisi kanan, L4-L5 sisi kiri
dan L5-S1 sisi posterior
• Kompresi ringan L4
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi
AP/ lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra lumbosacral normal, tidak
tampak listesis
• Densitas tulang mulai menurun
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation di anterior dan
lateral L1-L5
• Diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1
sisi posterior tampak sedikit
menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan
penyempitan ringan diskus
intervertebralis L4-L5 dan L5-S1 sisi
posterior
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi AP/
lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra lumbosacral normal, tidak tampak
listesis
• Densitas tulang menurun
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation di anterior dan
lateral L1-L5
• Diskus intervertebralis L1-L2 dan L5-S1 sisi
posterior tampak menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan penyempitan
diskus intervertebralis L1-L2 dan L5-S1 sisi
posterior
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi
AP/ lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra lumbosacral normal, tidak
tampak listesis
• Densitas tulang baik.
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation minimal di
anterior L3-L5
• Diskus intervertebralis tak tampak
menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis
• Tidak tampak penyempitan diskus
intervertebralis
Expertise Rontgen
Radiografi cervikal proyeksi AP/ lateral
dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra normal, tidak tampak listesis
• Densitas tulang baik.
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Diskus intervertebralis tak tampak
menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra
normal.

Kesan :
• Tidak tampak kelainan pada radiografi
vertebra cervical saat ini
• Tidak tampak tanda-tanda fraktur
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi
AP/ lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra lumbosacral normal, tidak
tampak listesis
• Densitas tulang mulai menurun
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation minimal di L3-L5
• Diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1
sisi posterior tampak menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan
penyempitan diskus intervertebralis L4-
L5 dan L5-S1 sisi posterior
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi AP/
lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra lumbosacral normal, tidak tampak
listesis
• Densitas tulang mulai menurun
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation minimal di anterior
L3-L5
• Diskus intervertebralis L5-S1 sisi posterior
tampak menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan penyempitan
diskus intervertebralis L5-S1 sisi posterior
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi AP/
lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra lumbosacral normal, tidak tampak
listesis
• Densitas tulang menurun
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation di anterior dan
lateral L1-L5
• Tampak penyempitan diskus intervertebralis
L3-L4 dan L5-S1
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan penyempitan
diskus intervertebralis L3-L4 dan L5-S1
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi AP/
lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Tampak pergeseran korpus vertebra L4 ke
anterior terhadap L5 sejauh ¼ korpus
vertebra
• Densitas tulang menurun
• Tidak tampak fraktur,destruksi , lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation di anterior dan
lateral L1-L5
• Diskus intervertebralis Th12-L1 sampai L5-S1
tampak menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan penyempitan
diskus intervertebralis Th12-L1 sampai L5-S1
• Spondilolistesis L4-L5 grade I-II

Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi AP/
lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra lumbosacral normal, tidak tampak
listesis
• Densitas tulang mulai menurun
• Tidak tampak fraktur, destruksi, lesi
litik/blastik
• Tampak spur formation di anterior L3-L5
• Diskus intervertebralis L3-L4 sampai L5-S1
sisi posterior tampak menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan penyempitan
diskus intervertebralis L3-L4 sampai L5-S1 sisi
posterior
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi AP/ lateral
dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang vertebra
lumbosacral yang tervisualisasi normal, tidak
tampak listesis
• Densitas tulang masih baik
• Tampak sklerosis dengan curiga erosi endplate
inferior L1
• Tidak tampak spur formation
• Diskus intervertebralis L5-S1 tampak menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Sklerosis dengan curiga erosi endplate inferior L1 ec
• DD/- Degenerative disc disease
• Spondilitis
• Penyempitan diskus intervertebralis L5-S1 ec suspek
degenerative disc disease
• Saran : MRI lumbosacral
Expertise Rontgen
Radiografi vertebra lumbosacral proyeksi AP/
lateral dengan hasil sebagai berikut :
• Kelengkungan dan kedudukan tulang
vertebra lumbosacral yang tervisualisasi
normal, tidak tampak listesis
• Densitas tulang masih mulai menurun
• Tak tampak fraktur, destruksi, lesi litik/blastik
• Tampak spur formation di anterior dan
lateral L3-L5
• Diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1 sisi
posterior tampak menyempit
• Jaringan lunak sekitar vertebra normal.

Kesan :
• Spondilosis lumbalis dengan penyempitan
diskus intervertebralis L4-L5 dan L5-S1 sisi
posterior
KELAINAN
• Cervical injury
• Lumbar disc Herniasi
• Lumbar disc Nomenclature
• Myelopathy
• Thoracolumbar injury
• Spine injury (TLICS Classification)
Cervical Injury

• Perempuan 20 thn
dengan kecelakaan:
• Hiperflexi di C4C5
dengan pelebaran
interspinous space
• Subluxation di C4C5
sekitar 25% translasi
Cervical Injury

• Bilateral interfacetal
dislocation
• 50% anteroposition
C5C6 terlihat
dislokasi
• Jarak yang melebar
antara prosesus
spinosus C5C6
menunjukkan adanya
ruptur ligament
Cervical injury
• Tear drop
fracture
• Adanya
pergeseran
dari
anteroinferior
fragmen
tulang C2
Cervikal Injury
• Odontoid fraktur
type II
Cervical (Lateral View)
• Anterior contur line
• Posterior contur line
• Spinolaminar contur
line
Pelebaran dari jarak
antara procesus
Spinosus menandakan
adanya kerusakan
Dari ligamentum
Lumbar Disk Hernia
• Disc level
• Level of lateral
recess
• Foramen
• Extra foraminal
• Flavum ligamen
• Epidural Fat
Lumbar disc Hernia
• Stenosis spinal canal
Thoracolumbar Injury
Thoracolumbar injury
• Seorang
laki-laki
jatuh dari
atap yang
berjarak 5
meter:
• Hyperflexi
injury L1
Thoracolumbar injury
• Chance fracture II

Chance fracture III


Panah putih menunjukkan fraktur kompresi vertebralis tubuh akut.
Panah kuning menunjukkan fraktur kompresi tulang belakang kronis
Burst fracture of L4
dengan
penyempitan dari
retropulse
fragment.
Change fraktur, yang merupakan cedera tiga kolom
dengan orientasi horizontal fraktur.
Fraktur kompresi pada vertebra lumbal 2 ini terlihat
sebagai hilangnya tinggi badan vertebral di
anteroposterior serta pandangan lateral.

Anterior-posterior (A) dan lateral view (B) dari x-rays yang menunjukkan
lesi hyperdensity pada level L2, dengan bentuk irisan ringan pada T12 ke
tubuh vertebral L1
Thoracolumbar injury
Burs fracture:
Pelebaran jarak interpedicular
• Pada lateral
view, tampak
faced terpisah
Lain-Lain
Gambaran Gibbus pada tulang
belakang
Destrukdi corpus vertebra LI - LII dgn hilangnya discus
intervertebralis. Destruksi corpus vertebra terletak pd bagian
anterior corpus, menyebabkan deformitas khas berupa gibbus.
Gambar Destruksi vertebra disertai kyphosi.
• Deformitas
vertebrae
thorakal 7 dan
thorakal 12,
sugestif fraktur
kompresi
• Osteofit
vertebrae
thorakolumbal
SCHEDEL
Skull X-Ray

 To distinguish normal skull markings and sites of


calcification (pineal and choroid plexus)
Look for:
 Fractures
 Bone erosion
 Bone hyperostosis
 Abnormal calcification
 Midline shift
 Signs of raised intracranial pressure
 Configuration
More specific views:
 Base of skull (submentovertical)
 Optic foramina
 Sella turcica
 Petrous / internal auditory meatus
• Foto polos = x-ray.
• Foto polos: untuk bedakan gambaran normal dan
kalsifikasi, fraktur, pengikisan,
penebalan/pertumbuhan tulang tidak normal,
pergeseran struktur garis tengah, melihat penekanan
intrakranial ( mendatarnya sella turcica); melihat
dasar basis cranii, melihat foramen optoka dgan
pemeriksaan raese, meatus akusticus internus.
• ! Lihat sutura coronaria (kn ke kr), lambdoid, sagital
(di garis tengah).
• Kalsifikasi normal: kalsifikasi pada pineal.
• Vascular marking -> karena penekanan a. Menigea
media.
Standard’s View of skull X-Ray
 pasien dalam keadaan erect, letakkan
hidung dan dahi pasien menempel
pada kaset, Sudut sinar rontgen 15-20
derajat kraniokaudal dengan titik
keluarnya nasion.
• Tujuan : melihat gambaran di sinus paranasal (sinus maxilaris,
sinus frontalis, sinus etmoidalis, sinus sphenoidalis)
• foto water’s dilakukan dengan posisi berdiri, duduk, atau
berbaring tengkurep dengan dagu menempel pada kaset/maja.
Kepala pasien dengan dagu terletak pada titikpusat film
• Jarak ujung hidung ke kaset/meja kira-kira 2,5 cm. Garis orbita
metal (OML) berbentuk sudut 37 derajat dengan kaset.
• Foto waters umumnya dilakukan pada keadaan mulut tertutup.
Pada keadaan mulut terbuka akan dapat melihat dinding
posterios sinus sphenoid dengan baik.
Towne (occipital)
• Posisi towne diambil dengan berbagai variasi
sudut angulasi antara 30-60 kearah garis
orbitomeatal. Sentrasi dari depan kira-kira 8
cm di atas glabela dari foto polos kepala
dalam bidang midsagital

Anda mungkin juga menyukai