Anda di halaman 1dari 14

Talak Fimosis

• Fimosis dengan keluhan miksi, menggelembung ujung


preputium pada saat miksi, atau infeksi prostitis merupakan
indikasi untuk dilakukan:
– Sirkumsisi (membuang sebagian atau seluruh bagian kulit preputium)
– Atau preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa
memotongnya)

• Tidak dianjurkan melakukan retraksi yang dipaksakan pada


saat membersihkan penis, karena dapat menimbulkan luka
dan terbentuk sikatriksa pada ujung preputium sehingga dpt
membentuk fimosis sekunder.
Penatalaksanaan medis
• Fimosis yang disertai balanitis xerotika obliterans
dapat diberikan salep dexametason 0,1% yang
dioleskan 3 kali -> diharapkan setelah pemberian
6 minggu, prepuusium dapat retraksi spontan
• Bila fimosis tidak menimbulkan ketidaknyamanan
dapat diberikan penatalaksanaan non-operatif,
misalnya pemberian krim steroid topikal yaitu
betamethasone selama 4-6 minggu
• Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi
/ terjadi gelembung ujunng prepusium saat
miksi merupakan indikasi dilakukannya
sirkumsisi
• Tentunya pada balanitis / postitis harus diberi
antibiotik dahulu sebelum dilakukan sirkumsisi
Sirkumsisi
Manfaat Indikasi & Kontraindikasi
– Membuat penis menjadi • Indikasi
lebih bersih
– Agama
– Mengurangi resiko
– Fimosis
terkena HIV
– Parafimosis
– Mengurangi resiko
terkena karsinoma penis – Kondiloma akuminata
– Mengurangi terjadinya – Karsinoma penis
kanker serviks • Kontraindikasi
– Pencegah fimosis. – Hipospadia (muara uretra
eksterna berada di ventral
penis mulai dari glans penis
sampai perineum)
– Kelainan hemostasis
Persiapan operator : Persiapan pasien :
1. Operator memakai pakaian yang 1. Rambut di sekitar penis dicukur
bersih, jika mungkin baju kamar 2. Penis dan sekitarnya dibersihkan
bedah dengan air sabun
2. Mengenakan topi dan masker 3. Pada pasien anak-anak, sebelum
3. Mencuci tangan dengan antiseptik tindakan, perlu diadakan
4. Mengenakan sarung tangan steril pendekatan agar tidak cemas dan
5. Operator datang dari sebelah kiri gelisah
pasien, sesuai dengan posisi 4. Periksa apakah pasien mempunyai
operator pada operasi urologi riwayat alergi terhadap obat

Persiapan alat :
1. Kain kasa yang steril
2. Cairan disinfekstans, seperti povidon yodium
3. Kain steril untuk mempersempit daerah operasi
4. Tabung suntik beserta jarumnya serta obat anastesi
lokal
5. Satu set peralatan bedah minor
Pertama kali yg dilakukan yaitu:

1. Disinfeksi lapangan operasi dengan povidon yodium

2. Daerah operasi ditutup dengan kain steril

3. Pada anak yang lebih besar atau dewasa ,pembiusan dilakukan dengan
memaki anestesi local dengan menyuntikkan obat pada basis penis. Obat
anastesi disuntikkan di bawah kulit dan melingkari bawah kulit. Kemudian
ditunggu beberapa saat dan diyakinkan bahwa batang penis sudah terbius.

4. Jika terjadi fimosis, dilakukan dilatasi dulu dengan klem sehinggga


prepusium dapat ditarik ke proksimal. Selanjutnya prepusium dibebaskan
dari perekatannya dengan glands penis dan dibersihkan dari smegma atau
kotoran lain.

5. Pemotongan prepusium
Pemotongan preputium teknik dorsumsisi

1. Prepsium dijepit pada jam 11, 1 dan 6


2. Prepusium diinsisi di antara jam 11 dan 1 ke arah sulkus koronarius
glandis, sisakan mukosa-kulit 2-3 mm dari bagian distal sulkus;
pasanglah tali kendali
3. Insisi melingkar ke kiri dan ke kanan sejajar sulkus
4. Pada frenulum prepusium insisi dibuat agak runcing (membentuk
segitiga)
5. Perdarahan dirawat
6. Buatlah tali kendali pada jam 3 dan 9
7. Lakukan penjahitan frenlum-kulit dengan jahitan berbetuk angka 8.
8. Lakukan penjahitan mukosa-kulit di sekeliling penis
Keuntungan Kerugian
• Mudah mengatur panjang – Teknik sulit dan lebih rumit
– Insisi sering tidak rata, tidak
pendek pemotongan
simetris
mukosa – Waktu lebih lama
• Tidak melukai glan dan
frenulum
• Pendarahan bisa cepat
diatasi
• Baik untuk penderita
fimosis/paraphimosis.
Pemotongan preputium teknik klasik
1. Prepusium dijepit pada jam 6 dan 12
2. Klem melintang dipasang pada prepusium, secara melintang
dari sumbu panjang penis. Arah klem miring dengan
melebihkan bagian yang sejajar frenulum
3. Prepusium di bagian proksimal atau distal dari klem
melintang diinsisi
4. Perdarahan dirawat
5. Penjahitan mukosa-kulit di sekeliling penis
Keuntungan Kerugian
• Tekniknya relatif lebih • Pada operator yang tidak
sederhana terbiasa, mukosa dapat
berlebihan, sehingga
• Hasil insisi lebih rata memerlukan insisi ulang
• Waktu pelaksanaan lebih • Ukuran mukosa-kulit tidak dapat
cepat dipastikan
• Kemungkinan melukai glans penis
dan insisi frenulum yang
berlebihan lebih besat di
bandingkan teknik dorsumsisi
• Perdarahan biasanya lebih banyak

Anda mungkin juga menyukai