Anda di halaman 1dari 29

Journal Reading

Complication of
circumcision
kepaniteraan klinik bedah
RSUD Soreang
FK Yarsi

Oleh:
Khansa Haura
Muhammad Rachdian
Pembimbing:
Dr. Dik Adi Nugraha, Sp.B, M.Kes, FINACS

background

Banyaknya laporan akan keuntungan dari pelaksanaan


sirkumsisi seperti:
1.mencegah ISK, pielonefritis
2.menurunkan resiko ca penile
3.menurunkan kemungkinan transmisi HIV

Tetapi tetap memiliki komplikasi antaranya:


1.kelainan anatomi
2.penyakit penyulit
3.teknik bedah yang digunakan
4.usia pasien

Metode sirkumsisi

teknik sirkumsisi bergantung pada tingkat


kemampuan operator
Teknik yang sering digunakan pada bayi
adalah Gomco clamp, Mogen clamp, dan
Plastibell

Teknik gomco

Pada metode ini, penjepitan hanya dilakukan sebentar saja selama


operasi berlangsung dan segera dilepas lalu penjepit kemudian
dibuang (sekali pakai) sehingga tidak terjadi nekrosis
Tahapan teknik gomco clamp:
1. Persiapan dokter, pasien, dan alat.
2. Tindakan asepsis. Setelah itu, tutupi penis dengan kain steril yang
tengahnya berlubang.
3. Tindakan Anestesi.
4. Identifikasi pembukaan meatus dengan jelas. Hentikan prosedur jika
ada tanda hipospadia, karena prepusium dapat dimanfaatkan untuk
bedah plastik selanjutnya.
5. Identifikasi dengan jelas daerah bawah koronal. Ini merupakan
daerah frenulum dan dapat menjadi sumber perdarahan jika terlalu
banyak prepusium yang dihilangkan.
6. Masukkan probe pada bagian dalam prepusium (pastikan bahwa
probe jangan membuka uretra)


7. Dengan probe, bersihkan daerah sekitar prepusium secara
memutar untuk menghindari adanya perlekatan. Biasanya prepusium
melekat dengan glans penis maka dari itu dipisahkan
8. Dengan menggunakan klem lurus, jepit daerah punggung
prepusium. Ini digunakan untuk menjepit pembuluh darah agar
meminimalkan perdarahan. Pastikan uretra tidak terjepit
9. Dengan gunting, buat potongan sepanjang area pertengahan
prepusium yang di klem. Dengan ini, hemostatis masih utuh dan
perdarahan minimal. Ini digunakan untuk penyisipan bel pada klem
gomco. Hindari gunting masuk pada lubang meatus.
10. Gunakan kasa 2 x 2, tarik prepusium ke luar daerah koronal
11. Posisikan kembali prepusium. Jepit ujung dari tepi yang telah
dipotong dengan klem yang lurus
12. Pilih ukuran bel dan klem yang sesuai (gomco clamp)


13. Masukkan bel di bawah kulup
14. Klem tepi dari kulup yang terpotong dengan klem melengkung agar bel
terfiksasi
15. Tempatkan klem gomco di atas bel
16. Posisikan bel pada tempat gomco clamp
17. Cek apakah ada kelebihan frenulum yang nantinya akan di sirkumsisi
18. Bila sudah yakin dengan posisinya, kencangkan sekrup pada klem
19. Kencangkan klem dan tunggu lima menit untuk terjadi hemostatis
20. Setelah lima menit, dasar dari kulup dipotong dengan pisau bedah
sepanjang tepi klem
21. Ketika dipotong, bel dan klem masih di tempat
22. Pemotongan prepusium rata dan berdasarkan membran mukosa
23. Klem dilepas dengan bel masih pada tempatnya
24. Tarik kulit dari bel menggunakan kasa 2x2
25. Penis tersirkumsisi

Komplikasi teknik
gomco

Komplikasi dari sunat Gomco terutama akibat


berlebihan dalam pengambilan kulit
sebaiknya, ditandai kulit yang akan dipotong
dengan menggambar pada kulitnya

Teknik mogen

Biasanya digunakan dalam ritual sirkumsisi


yahudi
Dikerjakan oleh dokter Obsgyn
Mengurangi pendarahan

Teknik plastibell

Variasi dari teknik gomco,

Waktu Sunat

Komplikasi meningkat dengan bertambahnya


umur, diperkirakan karena faktor hormonal
yang meningkatkan ukuran penis, preputium
dan perdarahannya
Berdasarkan neonatal infant pain scale, jangka
waktu ideal untuk dilakukan sirkumsisi yaitu
pada minggu I kehidupan

Komplikasi

Komplikasi sirkumsisi dapat dikategorikan


menjadi:
1.early complication
2.late complication

Early complication

Minor dan dapat diobati:


Pendarahan
Nyeri
Inadequate skin removal
Infeksi lokal
Memerlukan tindakan operatif:
Chordee
Iatrogenic hypospadia
Nekrosis jaringan

Late complication

Kista inklusi epidermal


Traktus sinus suture
Chordee
Inadequate skin removal, yang menyebabkan redudansi
foreskin
Adhesi penis
Fimosis
Buried penis
Fistula uretrokutaneus
Meatitis
Meatal stenosis

kematian

Sangat jarang terjadi


Kematian :sepsis, tetanus

Pendarahan

Paling sering terjadi


Pada persambungan kulit saat dijahit
Pada bagian frenulum
Pendarahan post sirkumsisi dapat dikurangi
dengan cara menekan lokasi pendarahan
(deep)
Pada pasien dengan hemofilia, dipersiapkan
fibrin glue sebelum operasi

Infeksi

Oleh karena flora normal kulit


Infeksi dapat dicegah dengan cara:
1.persiapan pasien
2.penggunaan handscone
3.antiseptik
4.salep antibiotik

Infeksi pada dewasa disebabkan oleh polimikrobial,


digunakan antibioktik spektrum luas (aminoglikosid,
nafsilin, vankomisin, klindamisin)

Tanda infeksi

-eritema
-indurasi
-nyeri
-terkadang disertai takikardi
-leukositosis

Dehisensi luka

Perawatan luka
Sembuh sekunder

Concealed penis

Oleh karena fimosis sekunder (penutupan


progresif kulit diatas gland penis)
Operasi korektif

Redundant foreskin

Sirkumsisi yang inadekuat


Kelebihan kulit

Adhesi preputium

Stenosis meatitis

Meatitis adalah radang pada meatus, dapat


ditreatment dngn antibiotik
Pengobatan dengan bedah dilakukan jika
terdapat gejala seperti retensio urin, nyeri
saat berkemih, inkontinensia

Fistula
uretrokutaneus

Komplikasi yang jarang


Fistula memiliki tanda pancaran urin yang
bercabang

Nekrosis granular

Nekrosis dari glans biasa terjadi oleh karena


terkena kauter
Pada kasus ringan, dapat diberikan salep
antibiotik

Hipospadia

Penting untuk mengetahui letak It is important


that the proper plane be entered for
the initial lysis of adhesions so that the
meatus is not inadvertently entered and then
damaged.


Terima Kasih
dok.......

Anda mungkin juga menyukai