Anda di halaman 1dari 4

1.

Diferensial Diagnosis
Hal yang perlu digaris bawahi pada spondilitis TB adalah nyeri punggung
nonspesifik, deformitas kifotik, kompresi medula spinalis yang sering menjadi alasan
penderita untuk datang berobat. Karena itu, pemikirian kemungkinan diagnosis
banding harus didasarkan pada hal ini. Sangat penting untuk membedakan spondilitis
TB dari penyakit lainnya, karena terapi dini yang tepat dan akurat dapat mengurangi
angka disabilitas dan morbiditas pasien.1
a. Spondilitis Piogenik

Spondilitis piogenik adalah salah satu penyakit dengan presentasi gejala yang
serupa dengan spondilitis TB dan tidak mudah untuk membedakan keduanya tanpa
pemeriksaan penunjang yang adekuat. Spondilitis piogenik umumnya disebabkan
oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus, dan Pneumococcus. Secara epidemiologi,
spondilitis piogenik lebih sering menyerang usia produktif, sekitar usia 30–50 tahun.
Hingga saat ini, prevalensi spondilitis piogenik dilaporkan meningkat diakibatkan
banyaknya penyalahgunaan antibiotik, tindakan invasive spinal, pembedahan spinal.
Di lain pihak, jumlah kasus baru spondilitis TB semakin berkurang dengan
penggunaan OAT. Spondilitis piogenik memiliki perjalanan yang lebih akut dengan
gejala yang hampir sama dengan spondilitis TB. Vertebra servikal dan lumbal lebih
sering terlibat, dibandingkan dengan spondilitis TB yang lebih sering menyerang
vertebra torakolumbal lebih dari satu vertebra.1

Dari segi hematologis, CRP, laju endap darah (LED), jumlah leukosit, dan
hitung jenis dapat membantu diagnosis. Pada spondilitis piogenik, peningkatan CRP
lebih bermakna dibandingkan peningkatan LED, meskipun pada beberapa kasus
dapat normal. Telah dilakukan studi untuk membedakan kedua penyakit melalui MRI.
Jung dkk menjabarkan beberapa perbedaan temuan MRI secara rinci yang
mengarahkan pada infeksi TB: 1) sinyal abnormal paraspinal berbatas tegas. 2)
dinding abses tipis dan halus. 3) adanya abses paraspinal dan intraoseus. 4)
penyebaran subligamen lebih dari 2 vertebra. 5) keterlibatan vertebra torakal. 6) lesi
multipel. Bila ada temuan radiologis selain yang disebutkan di atas, tampaknya
diagnosis infeksi piogenik lebih mungkin. Penelitian oleh Harada dkk menambahkan
bahwa adanya sinyal abnormal pada sendi faset merupakan karakteristik infeksi
piogenik.Kultur dan pewarnaan Gram spesimen tulang yang diambil melalui biopsi
perkutan/terbuka dapat memastikan diagnosis, namun tindakan ini termasuk tindakan
invasif.1

b. Tumor Metastatik Spinal


Tumor metastatik spinal mencakup 85persen bagian dari semua tumor tulang
belakang yang mengakibatkan kompresi medula spinalis. Insiden tertinggi kasus
tumor metastasik spinal pada usia di atas 50 tahun. Urutan segmen yang sering
terlibat yaitu torakal, lumbar dan servikal. Neoplasma dengan kecenderungan
bermetastasis ke medula spinalis meliputi tumor payudara, prostat, paru, limfoma,
sarkoma, dan myeloma multipel. Metastasis keganasan saluran cerna dan rongga
pelvis relatif melibatkan vertebra lumbosakral, sedangkan keganasan paru dan mamae
lebih sering melibatkan vertebra torakal.1
c. Keganasan Primer

Keganasan primer pada pasien anak-anak yang cukup sering menyebabkan


kompresi medula spinalis meliputi neuroblastoma, Sarkoma Ewing, dan
hemangioma. Formasi abses dan adanya fragmen tulang adalah temuan MRI yang
dapat membedakan spondilitis TB dari neoplasma. Keluhan yang sering berupa nyeri
punggung belakang yang kronis progresif yang tidak spesifik, hal inilah yang
menyebabkan neoplasma spinal sulit dibedakan dengan spondilitis TB. Adanya
riwayat keganasan di tempat lain dapat membantu penegakkan diagnosis. Defisit
neurologis terjadi tergantung tingkat lesi, muncul jika tumor sudah menekan epidural
dan medula spinalis. Kolaps vertebra dengan deformitas kifotik atau skoliotik terjadi
akibat destruksi badan vertebra/ fraktur oleh invasi tumor dengan diskus yang bebas
dari kerusakan. MRI belum dapat secara pasti menyingkirkan atau memastikan
diagnosis tumor spinal. Semua temuan-temuan MRI spondilitis TB bisa ditemukan
pada tumor spinal.1

d. Fraktur Kompresi

Fraktur kompresi badan vertebra berpotensi menyebabkan deformitas kifotik


disertai gangguan neurologis dengan derajat yang bervariasi. Trauma harus dengan
kekuatan yang besar untuk membuat badan vertebra yang bersangkutan retak, kecuali
jika didapatkan osteoporosis, usia tua atau penggunaan steroid jangka panjang.
Contoh klasik trauma yang menyebabkan fraktur kompresi seperti jatuh dari
ketinggian dengan bokong terlebih dahulu. Kecelakaan mobil juga dapat
menyebabkan dampak serupa. Mekanisme fleksi-kompresi biasanya menyebabkan
fraktur kompresi dengan bagian anterior mengecil (wedge-shaped) dengan derajat
kerusakan bagian tengah dan posterior yang bervariasi. Medula spinalis segmen
torakal lebih sering mengalami cedera karena merupakan segmen yang paling
panjang dibandingkan segmen lainnya dan juga karena kanalis spinalisnya yang lebih
sempit dengan vaskularisasi yang tentatif. Diagnosis ditegakkan dengan temuan klinis
dan adanya riwayat trauma yang bermakna dikombinasikan dengan ada/ tidaknya
faktor risiko seperti osteoporosis atau usia tua.1

Pada negara dengan insidens bruselosis cukup tinggi, spondilitis bruselosis


merupakan diagnosis diferensial yang utama. Demam, keringat dingin dan nyeri sendi
adalah gejala yang lebih sering ditemukan pada spondilitis bruselosis, sementara
gangguan neurologis dan deformitas lebih banyak ditemukan pada spondilitis TB.
Sakroiliitis dan diskitis lebih sering didapatkan pada pasien spondilitis bruselosis.
Diagnosis diferensial lainnya yang perlu dipertimbangkan antara lain: spondilitis
jamur yang dapat ditemukan pada pasienpasien dengan inkompetensi imun, mielitis
transversa, sarkoidosis, dan reumatoid artritis.1
1. Zuwanda, Janitra R. Diagnosis dan Penatalaksanaan Spondilitis
Tuberkulosis. Cermin Dunia Kedokteran. 2013;(40);9: 665-7.

Anda mungkin juga menyukai