Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI 2
BLOK KARDIOVASKULAR

DISUSUN OLEH KELOMPOK B-2

ANGGOTA

Rafika Tasya Andini (1102018194)


Stalung Susanto (1102018196
Yoan Andruya Arindy (1102018199)
Putri Diah Aisyah (1102018220)
Nabilah Ali Bajri ( 1102018245)
Adifa Mazdalifah (1102018259)
Muhammad Ikbar Samara (1102018298
Fara Nadya (1102018330)
Khoirul Afifah (1102018336)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


2018/2019

III. 2. KESANGGUPAN KARDIOVASKULER


1. Teori Dasar
Tekanan darah pada pembuluh darah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor dasar yang
mempengaruhinya adalah cardiac output, total tahanan perifer pembuluh darah di arteriola, volume
darah, dan viskositas darah. Dengan faktor tersebut, tubuh kita melakukan kontrol agar tekanan darah
menjadi normal dan stabil. Pengaturan pembuluh darah yang bekerja dalam mengontrol tekanan darah
yaitu pengaturan lokal, saraf dan hormonal.
Kontrol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan di dalam suatu jaringan yang
mengubah jari-jari pembuluh, sehingga alirah darah ke jaringan tersebut berubah melalui efek terhadap
otot polos arteriol jaringan. Kontrol lokal sangat penting bagi otot rangka dan jantung, yaitu jaringan-
jaringan yang aktivitas metabolik dan kebutuhan akan pasokan darahnya sangat bervariasi, dan bagi
otak, yang aktivitas metabolic keseluruhannya dan kebutuhan akan pasokan darah tetap konstan.
Pengaruh-pengaruh lokal dapat bersifat kimiawi atau fisik.

Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold-pressure test) Perubahan temperatur
lingkungan menjadi dingin merupakan salah satu contoh pengaruh fisik lokal pada otot, sehingga
tekanan darah dapat berubah. Bila pada pendinginan, tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg dibandingkan dengan tekanan basal, maka o.p tergolong
hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah o.p masih di bawah angka-angka tersebut, o.p
tergolong
hiporeaktor.

Percobaan naik turun bangku (Harvard Step Test)Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolisme
dalam tubuh. Hal ini mempengaruhi tekanandarah, dan termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi.
Sebab olahraga menyebabkan:
a. Penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolism menggunakan lebih
banyak O2 untuk fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.
b. Peningkatan CO2 sebagai produk sampingan fosforilasi oksidatif
c. Peningkatan asam – lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan dari peningkatan
produksiCO2 akibat peningkatan aktivitas metabolic. Juga terjadi penimbunan asam laktat
apabila yang digunakan untuk menghasilkan ATP adalah jalur glikolitik.
d. Peningkatan K+ -- potensial aksi yang terjadi berulang-ulang dan mengalahkan kemampuan
pompa Na+ untuk mengembalikan gradient konsentrasi istirahat, menyebabkan peningkatan
K+ di cairan jaringan.
e. Peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena meningkatnya
pembentukan partikel-partikel yang secara osmotis aktif.
f. Pengeluaran adenosin sebagai respon terhadap peningkatan aktivitas metabolism atau
kekurangan O2, terutama di otot jantung.
g. Pengeluaran prostaglandin

Tekanan sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah beraktivitas
(misalnya: olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi peningkatan aliran balik vena. Efek
aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk mengalirkan simpanan darah di
vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan
vena. Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke
jantung.

Pada Harvard Step Test menggunakan parameter waktu lama kerja dan frekuensi denyut nadi, Denyut
nadi dapat diketahui dengan menghitung denyut arteri radialis, suara detak jantung, atau dengan
bantuan eleftrokardiogram. Dengan memakai kedua factor tersebut dapat dihitung indeks kesanggupan
badan, yang dibedakan antara kesanggupan kurang sampai kesanggupan amat baik. (Andrajati,
Retnosari dkk. 2008)

II. Tujuan :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring.
2. Memberikan rangsangan endingin pada tangan selama satu menit.
3. Mengukur tekanan arteri brachialis selama perangsangan pada sub.2.
4. Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah arteri brachialis.
5. Menggolongkan orag percobaan dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor.
6. Melakukan percobaan “naik turun bangku”.
7. Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara lambat dan cara cepat.
8. Menilai indeks kesanggupan badan manuisa berdasarkan hasil sub.7

III. Alat yang diperlukan :


1. Sfimomanometer dan stetoskop
2. Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia
3. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch)
4. Bangku setinggi 19 inchi
5. Metronom (frekwensi 120x/menit)

IV. Tata Kerja

III. 2.1. Tes Peninggian tekanan darah dengan pendinginan ( Cold Pressure Test )
1. Suruh o.p berbaring telentang dengan tenang selama 20 menit.
P. III. 2. 1. Mengapa o.p. harus berbaring selama 20 menit?
2. Selama menunggu pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas o.p.
3. Setelah o.p. berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai terdapat
hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal).
P. III. 2. 2. Apa kontraindikasi untuk melakukan Cold Pressure Test?
4. Tanpa membuka manset seluruh o.p. memasukkan tangan kirinya kedalam air es (4oC)
sampai pergelangan tangan.
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan
diastoliknya.
P. III. 2.3. Bagaimana caranya supaya saudara dapat mengukur tekanan darah o.p. dengan
cepat?
P. III. 2. 4. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah o.p. selama pendinginan,
terangkan mekanismnya.
6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah o.p. selama pendinginan. Bila pada pendinginan
tekanan diastolic naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan sistolik lebih dari 15 mmHg dari
tekanan basal, maka o.p. termasuk golongan hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah o.p.
masih dibawah angka-angka tersebut diatas, maka o.p. termasuk golongan hiporeaktor. (Proc.
Staff Meet, Mayo Clinic 7:332, 1932)
P. III. 2. 5. Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan hiperreaktor
atau hiporeaktor?
7. Suruhlah o.p. segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan
sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.
8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolic pada detik ke30
dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada percobaan pertama
hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendiginan.
Suruhlah o.p. segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan
diastolicnya setiap 2 menit sampai ke tekanan darah basal. Setelah tekanan darah kembali ke
tekanan basal, lakukan percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolic pada
detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.

III.2.2. Percobaan naik turun bangku ( Harvard Step Test )

1. Suruhlah o.p. berdiri menghadap bangku setinggi 19 inchi sambil mendengarkan setakan
sebuah metronome dengan frekwensi 120 kali per menit.
2. Suruh o.p. menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu detakan metronome.
3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkkan ke bangku
sehingga o.p. berdiri tegak diatas bangku.
4. Pada detakkan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan.
5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan sehingga o.p. berdiri tegak
lagi didepan bangku.
6. Siklus tersebut dilakukan terus menerus sampai o.p. tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari 5
menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan stopwatch.
7. Segera setelah itu, o.p. disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekwensi denyut nadinya selama
30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1’-1’30” dari 2’-2’30”mdan dari 3’-3’30”.
8. Hitunglah indeks kesanggupan o.p. serta berikan penilaiannya menurut 2 cara berikut ini :
a) Cara lambat
Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) × 100
2 × jumlah ketiga denyut nadi tiap 30O
Penilaian : Kurang dari 55 = Kesanggupan kurang
55-64 = Kesanggupan sedang
65-79 = Kesanggupan cukup
80-89 = Kesanggupan baik
Lebih dari 90 = Kesanggupan amat baik

b) Cara Cepat :
Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) × 100
5,5 × jumlah ketiga denyut nadi tiap 30O pertama
Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 11 ⁄ menit
Lamanya Percobaan
40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-
0”-29” 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
0’30”-0’59” 20 15 15 15 15 10 10 10 10 10 10
1’0”-1’29” 30 30 25 25 20 20 20 15 15 15 15
1’30”-1’59” 45 40 40 35 30 30 25 25 25 20 20
2’0”-2’29” 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25
2’30”-2’59” 70 64 60 55 50 45 40 40 35 35 35
3’0”-3’29” 85 75 70 60 55 55 50 45 45 40 40
3’30”-3’59” 100 85 80 70 65 60 55 55 50 45 45
4’0”-4’29” 110 100 90 80 75 70 65 60 55 55 50
4’30”-4’59” 125 110 100 90 85 75 70 65 60 60 55
5’0” 130 115 105 95 90 80 76 70 65 65 60

Petunjuk-petuntuk :

Carilah baris yang berhubungan dengan lamanya percobaan.

Carilah lajur yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selama 30” pertama.

Indeks kesanggupan badan terdapat di persilanagn baris dan lajur.

Penilaian : Kurang dari 50 = kurang

50-80 = sedang

Lebih dari 80 = baik

P. III. 2. 6. Hitung indeks kesanggupan badan seseorang dengan cara lambat dan cepat dengan
data sebagai berikut :

Lama naik turun bangku : 4”

Denyut nadi pada :

1’-1’30” = 75

2’-2’30” = 603’
3’30” = 40

DATA PERCOBAAN KESANGGUPAN KARDIOVASKULER


Tekanan basal setelah 20 menit
Tekanan
Waktu
Sistole Diastole
0 menit 100 mmHg 60 mmHg
5 menit 100 mmHg 60 mmHg
5 menit 100 mmHg 60 mmHg
Tekanan darah saat tangan dimasukkan kedalam air es
o.p : Fara Nadya
Tekanan
Waktu
Sistole Diastole
30 detik 110 mmHg 60 mmHg
60 detik 110 mmHg 90 mmHg

Pembahasan :

Pada data hasil percobaan di atas, terlihat secara umum bahwa tekanan darah basal sistol dan
diastol o.p. pina mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan ke dalam air es. Hal ini
sesuai dengan mekanisme homeostatis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada
temperatur yang relatif lebih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit
(vasokonstriksi), terutama pembuluh darah perifer. Tujuan vasokonstriksi tersebut adalah untuk
menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokonstriksi tersebut berdampak pada naiknya
tekanan darah sistol dan diastol.

Kemungkinan lain yang menyebabkan tekanan darah o.p naik adalah sebelum o.p.
memasukkan tangan kirinya ke dalam air es atau sebelum menjalani percobaan, o.p. merasa
takut atau grogi akan dinginnya es yang akan melingkupi tangannya sehingga tekanan darah
o.p. meningkat.

Di samping itu, adanya respon stress yang ditimbulkan tubuh saat tangan o.p. dimasukkan
dalam es yang bersuhu 4oC juga mungkin menjadi alasan naiknya tekanan darah o.p. Suhu
yang sangat
dingin ini akan menyebabkan tubuh tidak mampu mempertahankan kondisi homeostasis,
sehingga menimbulkan respon stress. Respon stress ini akan memacu disekresikannya hormon
adrenalin yang memacu peningkatan aktivitas kardiovaskuler termasuk peningkatan tekanan
darah.

Kesimpulan :
1. Efek pendinginan dapat menyebabkan tekanan darah seseorang menjadi
meningkat disebabkan oleh terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah.
2. o.p. pina termasuk golongan hiperreaktor .

DATA PERCOBAAN NAIK TURUN BANGKU ( HARVARD STEP TEST


Waktu 30 detik
Nadi I 67
Nadi II 54
Nadi III 50

a. Cara lambat
Indeks kesanggupan badan = 73 × 100 =7300
2 × 163 = 326

= 22
Penilaian :

indeks kesanggupan amat baik


b.

Penilaian :

indeks kesanggupan amat baik

Pembahasan :

Dari percobaan Harvard Step Test, kita dapat menentukan indeks kesanggupan badan
seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Terlihat dengan jelas bahwa indeks kesanggupan
badan sangat bergantung dari lama orang tersebut mampu terus menerus naik-turun bangku
dan frekuensi denyut nadinya segera setelah ia melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama ia
mampu bertahan naik-turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke
frekuensi normal, maka semakin baik pula kesanggupannya.
Pada prinsipnya olahraga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fungsional individu dan
menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung yang diperlukan pada tingkatan latihan fisik, baik
pada orang sehat maupun orang sakit. Pada latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada
sistem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi aliran darah dari organ
yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung dilakukan dengan
meningkatan isi sekuncup dan denyut jantung.
Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB) yang
dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas. Semakin besar nilai dari IKB seseorang
maka kesanggupan badannya semakin baik.

Kesimpulan :

1. Kesanggupan badan seseorang dapat dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan


(IKB). Semakin besar nilai IKB → semakin baik kesanggupan badan seseorang.
2. Dengan cara cepat dapat disimpulkan : indeks kesanggupan tubuh Ikbar amat baik.
3. Dengan cara cepat dapat disimpulkan : indeks kesanggupan tubuh Ikbar amat baik. Sangat
dianjurkan menjadi atlet.

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Cold Pressure Test

P. III. 2. 1. Mengapa o.p. harus berbaring selama 20 menit?


Agar o.p. merasa rileks dan nyaman, tekanan darahnya stabil sehingga hasil test lebih baik

P. III. 2. 2. Apa kontraindikasi untuk melakukan Cold Pressure Test?


Orang dengan penyakit jantung atau vaskuler, terutama penderita Sindrom Raynauld, yang
memiliki masalah pada tekanan darah, diabetes, epilepsi, kehamilan, dan luka serius

P. III. 2.3. Bagaimana caranya supaya saudara dapat mengukur tekanan darah o.p. dengan
cepat?
Sudah siap sebelum percobaan dilakukan sehingga lebih sigap saat detik ke 30 dan 60
pengukuran tekanan dapat dilakukan

P. III. 2. 4. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah o.p. selama pendinginan,
terangkan mekanismnya.
Ketika tubuh berada di temperature yang rendah, tubuh akan melakukan kompensasi yaitu
vasokontriksi yang bertujuan untuk menahan panas tubuh agar tidak keluar, namun saat
pembuluh darah kontriksi hal ini menyebabkan kenaikan tekanan sistol dan diastole tubuh.
Bila tekanan sistol naik 20 mmHg dan diastole naik 15 mmHg dari tekanan basal maka o.p.
tersebut hiperreaktor sementara bila perubahan sistol dan diastole dibawah angka tersebut
maka termasuk hiporeaktor.

P. III. 2. 5. Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan


hiperreaktor atau hiporeaktor?
Bila seseorang termasuk golongan hiperreaktor, orang tersebut diprediksi memiliki
kecenderungan hipertensi. Bila seseorang termasuk golongan hiporeaktor maka orang
tersebut diprediksi tidak memiliki kecenderungan hipertensi.

Harvard Step Test


P. III. 2. 6. Hitung indeks kesanggupan badan seseorang dengan cara lambat dan cepat
dengan data sebagai berikut :

Jawaban:
c. Cara lambat
Indeks kesanggupan badan = 30 × 100 =30.000
2 × 160 = 320

= 93,75
Penilaian :

Ikbar : indeks kesanggupan amat baik


d. Cara cepat
Indeks kesanggupan badan = 30 × 100 = 30.000
5,5 × 55 = 302
= 99,33

Penilaian :

Ikbar : indeks kesanggupan amat baik

Kesimpulan

1. Efek pendinginan dapat menyebabkan tekanan darah seseorang menjadi


meningkat disebabkan oleh terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah.
2. Kesanggupan badan seseorang dapat dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan
Badan (IKB).Semakin besar nilai IKB → semakin baik kesanggupan badan
seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Andrajati, Retnosari dkk. 2008. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Depok:
Departemen Farmasi FMIPA UI.
Guyton and Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Modir JG, Wallace MS. 2010. Analgesia: Methods and Protocole, Methods in Molecular
Biology, Volume 617, chapter 13: Human Experimental Pain Models 2: The Cold Pressor
Model, p166. LCC: Springer Science+Business Media.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai