Anda di halaman 1dari 33

Fisiologi 2

Pratiwi Agustianti
1410211093
Lambung
• Definisi: rongga spt kantung berbentuk J yang
terletak antara esofagus dan usus halus.
• Bagian lambung
- fundus: terletak di atas lubang esofagus
- Korpus: tengah atau utama lambung
- Antrum: bag. Bawah
- Sfingter pilorus: sawar antara lambung dng
duodenum
• Fungsi lambung:
• 1. Menerima makanan, bekerja sbg
penampung sementara (jangka pendek)
• 2. Mencampur makanan dg HCl disiapkan u/
dicerna oleh usus
• 3. Protein diubah menjadi pepton
• 4. Mulai terjadi pencernaan lemak
Proses pencernaan dasar (mortilitas:
1. Pengisian
Krtika kosong vol. lambung sekitar 50 ml, dapat
bertambah hingga 1000ml (1L). Pengisian
lambung dipermudah oleh relaksasi reseptif otot
lambung (Bag. Interior lambung membentuk
lipatan, ketika makan lipatan menjadi lebih kecil
dan nyaris mendatar) yang diperantarai oleh
saraf vagus, sehingga hanya sedikit peningkatan
tek. Lambung.
2. Penyimpanan
• Sel pemacu terletak di regio fundus, menghasilkan
potensial gel. Lambat (irama listrik dasar / BER lambung)
di sertai kontraksi otot polos sirkular akan mendorong ke
bawah dng frekuensi 3x/menit.
• Penyimpanan lambung berlangsung di korpus lambung,
tempat kontraksi peristaltik dinding otot yang tipis
terlalu lemah untuk mencampur isi lambung.

Pencampuran
• Pencampuran lambung di antrum yang berdinding tebal
terjadi karena kontraksi peristaltik yang kuat, akan
mencampur makanan dengan sekresi lambung
menghasikan kimus.
4. Pengosongan
• Pengosongan lambung dipengaruhi oleh faktor
berikut di lambung dan duodenum.
• (1) volume dan fluiditas kimus di lambung
cenderung meningkatkan pengosongan isi
lambung
• (2) faktor duodenum yaitu faktor dominan yang
mengontrol pengosongan lambung, cenderung
menunda pengosongan lambung sampai
duodenum siap menerima dan memproses
lebih banyak kimus.
• Faktor-faktor spesifik di duodenum yang
menunda pengosongan lambung adalah lemak,
asam, hipertonisitas, dan peregangan.
• Faktor-faktor ini menunda pengosongan lambung
dengan menghambat aktivitas peristaltik
lambung oleh refleks enterogastrik (melalui
pleksus saraf intrinsik/refleks pendek dan saraf
otonom/refleks panjang) dan enterogastron
(sekretin dan kolesistokinin yg menyebabkan
kontraksi kandung empedu) yang disekresikan
oleh mukosa duodenum
• Lemak
Dicerna dan di serap paling lambat. Lemak setelah 6 jam masih
ada di lambung, sedangkan protein dan karbo dlm 3 jam tdk ada
lg. perangsang paling kuat mengambat mortilitas.
• Asam
HCl menyebabkan kimus sangat asam sehingga harus di
netralkan dng NaHCO3 yg di sekresikan dr pangkreas.
• Hipertonitas
Penyerapan molekul as. Amino dan glukosa harus seimbang
dengan pencernaan protein dan karbo. Jika tetap berada dalam
kimus akan menyebabkan peningkatan osmolaritas isi
duodenum. Akan membuat air berdifusi masuk ke lumen dr
plasma shg menyebabkan peregangan usus dan gangguan
sirkulasi krn kurangnya vol. plasma. Pengosongan lambung pun
terhambat.
• Peregangan
Kimus yg terlalu banyak di duodenum menghambat
pengosongan lambung.
Sekresi lambung
• Sekresi ke dalam lumen lambung mencakup
(1) HCL (dari sel parietal), yang mengaktifkan pepsinogen mendunaturasi protein,
dan mematikan bakteri
(2) pepsinogen (dari chief cell) yang setelah diaktifkan, memulai pencernaan protein
(3) Mukus (dari sel mukus) yang membentuk lapisan protektif yang berperan dalam
sawar mukosa lambung, memungkinkan lambung menampung isi lumennya
yang "keras" tanpa ia sendiri tercerna
(4) faktor intrinsik (dari sel parietal) yang berperan penting dalam penyerapan
vitamin B12 suatu konstituen yang esensial bagi produksi sel darah merah.

• Lambung juga mengeluarkan faktor regulatorik parakrin dan endokrin berikut :


(1) Hormon Gastrin (dari sel G) yang berperan besar dalam merangsang sekresi
lambung
(2) Histamin Parakrin (dari sel Enterochromaffin like cell /ECL) suatu perangsang
kuat sekresi asam oleh sel parietal
(3) Somatostatin Parakrin (dari sel D) yang menghambat sekresi lambung
Meknisme Sekresi HCl
• Sel parietal lambung secara aktif mensekresi H. dan Cl melalui kerja dua pompa
terpisah.
• lon hidrogen disekresikan ke dalam lumen oleh pompa transport aktif H+ - K+
ATPase primer di membran luminal sel parietal.
• K- yang dipindahkan ke dalam sel oleh pompa ini segera keluar melalui saluran
K+ di membran luminal sehingga ion ini mengalami daur ulang antara sel dan
lumen.
• H+ yang disekresikan berasal dari penguraian H2O menjadi H+ dan OH-.
• OH dinetralkan oleh H+ lain yang berasal dari H2CO3, yang dihasilkan di dalam
sel dari CO, yang diproduksi secara metabolis di sel atau berdifusi masuk dari
plasma.
• Klorida disekreaikan oleh transpor aktif sekunder. Dengan didorong oleh
gradien konsentrasi HCO3- , penukar Cl- HCO,- di membran
basolateralmemindahkan HCO3- yang dihasilkan dari penguraian H2CO3, ke
dalam plasma menuruni gradien konsentrasinya dan secara bersamaan
memindahkan Cl- ke dalam sel parietal melawan gradien konsentrasinya.
• Sekresi klorida tuntas ketika Cl yang masuk dari plasma berdifusi keluar sel
menuruni gradien elektrokimiawinya melalui saluran Cl-di membran luminal
menuju lumen lambung.
Fungsi HCl
1. Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim
aktif, pepsin, dan membentuk medium asam yang optimal
bagi aktivitas pepsin.
2. Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot,
mengurangi ukuran partikel makanan besar menjadi lebih
kecil.
3. Menyebabkan denaturasi protein yaitu, menguraikan
bentuk final protein yang berupa gulungan (pelipatan)
sehingga ikatan peptida lebih terpajan ke enzim.
4. Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar
mikroorganisme yang tertelan bersama makanan,
meskipun sebagian tetap lolos dan terus tumbuh dan
berkembang di usus besar.
Pepsinogen
• Asam hidroklorida (HCl) mengaktifkan
pepsinogen menjadi bentuk aktifnya, pepsin,
dengan memutuskan sepotong kecil fragmen.
• Setelah diaktifkan, pepsin mengaktifkan
secara otokatalisis lebih banyak pepsinogen
dan memulai pencernaan protein.
• Sekresi pepsinogen dalam bentuk inaktif
mencegahnya mencerna struktur-struktur
protein sel di tempatnya terbentuk.
Kontrol sekresi lambung
• Fase Sefalik (Refleks)
Merupakan rangsangan di kepala. melalui saraf vagus menyebabkan
peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen oleh sel sekretorik.

Eksitasi mencakup :
- Melihat dan memikirkan makanan
- Stimulasi reseptor rasa dan bau
- Menuju hipotalamus, medula oblongata (nukleus vagus) ->
Stimulasi kelenjar lambung

Inhibisi mencakup :
- Hilangnya nafasu makan dan depresi
- Penurunan dalam stimulasi bagian parasimpatik
• Fase Gastrik
Merupakan rangsangan di lambung (protein, kafein,
peregangan, alkohol)

Eksitasi mencakup :
- Distensi lambung
- Aktivasi kemoreseptor oleh peptida, kafein, dan peningkatan
PH
- Pelepasan gastrin ke dalam darah -> Peningkatan pelepasan
HCl

Inhibisi mencakup :
- PH <2
- Gangguan emosional yang menurunkan kerja parasimpatis
• Fase Intestinal (usus)
Faktor-faktor dr usus halus yg mempengaruhi sekresi
lambung. Penting untuk menghentikan aliran getah
lambung sewaktu kimus mulai ke usus halus.

Fase Eksitasi :
- PH rendah; secara parsial makanan yang terdigesti
masuk ke duodenum dan mendorong aktivitas kelenjar
gastrin intestinal

Fase Inhibisi (Refleks enterogastrik) :


- Distensi duodenum, keberadaan khimus berlemak, asam
atau hipertonis, dan atau iritan dalam duodenum
Pangkreas
• sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang
dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama
duodenum.
• Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari
kelompok-kelompok sel sekretorik mirip anggur yang
membentuk kantung (asinus) yang berhubungan
dengan duktus yang akhirnya bermuara di duodenum.
• Bagian endokrin terdiri dari pulau-pulau jaringan
endokrin terisolasi, pulau-pulau Langerhans
(mensekresi insulin dan glukagon), yang tersebar di
seluruh pankreas.
• enzim-enzim pankreas disinpan di dalam granula
zimogen setelah diproduksi.
• Sel-sel asinus mengeluarkan tiga jenis enzim
pankreas :
(1) enzim proteolitik: pencernaan protein
(2) amilase pankreas: pencernaan karbohidrat.
mengubah polisakarida menjadi disakarida
maltosa, disekresikan dalam bentuk aktif.
(3) lipase pankreas: mencerna lemak. Satu-satunya
enzim di seluruh saluran cerna yang dapat
mencerna lemak. menghidrolisis trigliserida
makanan menjadi monogliserida dan asam lemak
bebas, disekresikan dalam bentuk aktif.
• Tiga enzim proteolitik utama pankreas adalah:
1. tripsinogen disekresikan ke dalam lumen
duodenum, bahan ini diaktifkan menjadi
bentuk aktifnya yaitu tripsin oleh
enterokinase (enteropeptidase).
• Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase
diubah oleh iiprin menjadi bentuk aktif,
kimotripsin dan karboksipeptidase.
Hati
• Hati adalah organ metabolik terbesar dan
terpenting di tubuh
• organ ini dapat dipandang sebagai pabrik
biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem
pencernaan adalah sekresi garam empedu,
yang membantu pencernaan dan penyerapan
lemak.
Fungsi Hati
1. Memproses secara merabolis ketiga kategori utama nutrien
(karbohidrat, protein, dan lemak) setelah zat-zat ini diserap dari
saluran cerna.
2. Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon
serta obat dan senyawa asing lain.
3. Membentuk protein plasma, termasuk protein yang dibutuhkan
untuk pembekuan darah dan yang untuk mengangkut hormon
steroid dan tiroid serta kolesterol dalam darah.
4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
5. Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan
ginjal.
6. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya
makrofag residennya.
7. Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin.
Aliran Darah Hati
• Darah vena juga masuk ke hati melalui sistem porta hati.
• Hati tersusun menjadi unit-unit fungsional yang dikenal
sebagai lobulus, yaitu susunan jaringan berbentuk
heksagonal mengelilingi satu vena sentral
• Di setiap enam sudut luar lobulus terdapat tiga pembuluh:
cabang arteri hepatika, cabang vena porra hati, dan duktus
biliaris.
• Darah dari cabang arteri hepatika dan vena porta mengalir
dari perifer lobulus ke ruang kapiler luas yang disebut
sinusoid. Sel Kupffer melapisi bagian dalam sinusoid serra
menelan dan menghancurkan sel darah merah dan bakteri
yang melewatinya.
Garam empedu
• Gararn empedu adalah turunan kolesterol.
• Garam ini secara aktif disekresikan ke dalam
empedu dan akhirnya masuk ke duodenum serta
dalam pencernaan dan penyerapan lemak.
• Garam empedu membantu pencernaan Iemak
melalui efek deterjennya (emulsifikasi) dan
mempermudah penyerapan lemak.
• Garam empedu bersama dengan kolesterol dan
lesitin, yang juga merupakan konstituen empedu,
berperan penting dalam mempermudah
penyerapan lemak melalui pembentukan misel.
Sirkulasi enterohepatik garam empedu
• Sebagian besar garam empedu didaur ulang
antara hati dan usus halus melalui sirkulasi
enterohepatik.
• Setelah ikut serta dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebagian besar garam
empedu direabsorpsi oleh transpor aktif di
ileum terminal dan dikembalikan melalui vena
porta hepatika ke hati, yang kembali
mensekresikannya ke dalam empedu.
Bilirubin
• Bilirubin, tidak berperan dalam pencernaan tetapi
merupakan produk sisa yang diekskresikan di dalam
empedu.
• Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal
dari penguraian sel darah merah bagian hem (yang
mengandung besi) hemoglobin yang terkandung di
dalam sel darah merah usang.
• Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan
empedu berwarna kuning. Di dalam saluran cerna,
pigmen ini dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri,
menghasilkan warna tinja yang coklat khas.

Anda mungkin juga menyukai