Anda di halaman 1dari 63

ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

Pembimbing: dr. Arroyan Wardhana, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT


PERIODE 4 JULI – 6 AGUSTUS 2022
RSUD KOJA JAKARTA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2022

Inggrid Riama Tiopina (112019029)


Melyun Riza Ridwan (112019053)
Muhammad Naqib Syahmi Bin Said Jaafar (112019192)
ANATOMI TELINGA

Telinga adalah bagian panca indera untuk pendengaran dan


keseimbangan, terletak di sisi kepala. Telinga merupakan organ tubuh
penerima gelombang suara atau gelombang udara kemudian gelombang
mekanik ini diubah menjadi impuls listrik dn diteruskan ke korteks
pendengaran melalui saraf pendengaran.

Telinga terdiri dari 3 bagian:


1. Telinga luar (auris externa)
2. Telinga tengah (auris media)
3. Telinga dalam (auris interna).
TELINGA LUAR (AURIS EXTERNA)

• Telinga luar berfungsi menangkap rangsang getaran bunyi atau bunyi dari luar.
• Telinga luar terbagi atas:
1. Daun telinga (auricula)
2. Liang telinga (Meatus acusticus externus)
3. Bagian lateral dari membran timpani
1. Daun telinga (Auricula)
Bagian dari auricula:
- Helix
- Antehelix
- Scapha
- Tuberculum supratragicum
- Tragus
- Crus helicis
- Fossa triangularis
- Cymba conchae
- Cavum Conchae
- Lobulus auriculae
- Antetragus
2. MAE (Meatus Akustikus Externus)

1/3 luar MAE: Pars 2/3 dalam MAE: Pars


cartilagenous osseus
- Lanjutan dari aurikula - Bagian dari os
- Mempunyai rambut, temporal
kalenjar sebasea, - Tidak berambut,
kalenjar serumenalis tidak mobile
- Kulit melekat pada terhadap sekitarnya
perikondrium
3. Membran Timpani

Pars Tensa:
- Mukosa
- Lapisan Fibrosa
- Kutan

Pars Flaksid:
- Mukosa
- Kutan

Kuadran Membran Timpani:


- Kuadran Anterior Superior
- Kuadran Posterior Superior
- Kuadran Anterior Inferior
- Kuadran Posterior Inferior
Membran timpani kanan Membran timpani kiri
Refleks cahaya arah jam 5 Refleks cahaya arah jam 7
TELINGA TENGAH (AURIS MEDIA)
Terdapat di sebelah dalam membrana tympani dengan ukuran sekitar 3-6 mm. Dindingnya
dibatasi oleh gendang telinga (membran timpani) beserta tulang di sebelah atas dan
bawahnya.

Maleus
Incus
Stapes
TELINGA DALAM (AURIS INTERNA)

- Telinga dalam berfungsi menerima getaran bunyi yang dihantarkan oleh telinga tengah.

Telinga dalam (labirin):


1. Labirin tulang
2. Labirin membranosa

Labirin tulang:
- Vestibulum (utrikulus & sakulus)
- Kanalis semisirkularis (lateral,
posterior, superior)
- Koklea
KOKLEA
• Fungsi koklea: menerjemahkan energi suara ke suatu bentuk yang sesuai untuk merangsang ujung saraf auditorius yang dapat
memberikan kode parameter akustik sehingga otak dapat memproses informasi dalam stimulus suara.
• Di dalam koklea terdapat organ Corti: untuk mengubah getaran mekanik gelombang bunyi menjadi impuls listrik yang akan
dihantarkan ke pusat pendengaran.

Koklea terbagi atas:


- Skala vestibuli
- Skala Media
- Skala timpani
VASKULARISASI TELINGA
- Telinga luar : MAE dialiri A.temporalis superfisialis, A.aurikularis posterior dan A.aurikularis profundus.
- Darah vena mengalir ke V.maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus venosus pterygoid.
- Telinga dalam: berasal dari A. Labirintin cabang A. Cerebelaris anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris atau
A. Verteberalis. Arteri ini masuk ke meatus akustikus internus dan terpisah menjadi A. Vestibularis anterior dan A.
Kohlearis communis.
- A. Vestibularis anterior memperdarahi N. Vestibularis, urtikulus dan sebagian duktus semisirkularis.
PERSARAFAN TELINGA

• Telinga Dalam: N.Vestibulokohlearis (N.akustikus) yang dibentuk


oleh bagian kohlear dan vestibular, didalam meatus akustikus internus
bersatu pada sisi lateral akar N.Fasialis dan masuk batang otak antara
pons dan medula.
• Sel-sel sensoris vestibularis dipersarafi oleh N.Kohlearis dengan
ganglion vestibularis (scarpa) terletak didasar dari meatus akustikus
internus. Sel-sel sensoris pendengaran dipersarafi N.Kohlearis
FISIOLOGI PENDENGARAN
Menggerakka
n perilimfa

Diteruskan ke telinga tengah

Getaran menggetarkan
membran timpani
Energi bunyi ditangkap
daun telinga dalam
bentuk gelombang
Skala
vestibula

Depolarisasi
sel rambut
 melepaskan
neurotransmitter
ke dalam
sinapsis

Skala
timpani
Neurotransmitter  potensial aksi pada
saraf auditorius  nukleus auditorius
 korteks pendengaran (area 39-40
di lobus temporalis)
Serabut2 saraf koklearis berjalan menuju inti
koklearis dorsalis dan ventralis.

Terjadi penyilangan pada inti lemniscus


lateralis & kolikulus inferior.

Jaras pendengaran berlanjut ke korpus


genikulatum.

Korteks pendengaran pada lobus temporalis.


ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG
Hidung Luar
berbentuk piramid dengan
bagian-bagiannya
1. Pangkal hidung
(bridge)
2. Dorsum nasi
3. Puncak hidung (tip)
4. Ala nasi
5. Kolumela
6. Lubang hidung
(nares anterior)

Hidung luar juga terdiri dari bagian yang bertulang & berkartilago.
Kerangka tulang terdiri dari:
- Tulang hidung (os nasalis)
- Prosesus frontalis os maksila
- Prosesus nasalis os frontal

Tulang rawan:
- Sepasang kartilago nasalis
lateralis superior
- Sepasang kartilago nasalis
lateralis inferior (kartilago ala
mayor)
- Kartilago ala minor
- kartilago septum
Rongga Hidung

• Berbentuk terowongan
• Dibagi dua oleh septum nasi  kavum nasi kanan dan kiri
• Pintu masuk bagian depan  nares anterior
• Lubang belakang  nares posterior ( choana )
• Tepat bagian depan nares anterior  vestibulum
• Dinding kavum nasi : medial, lateral, inferior, dan superior
Septum Nasi

Septum nasi  dinding medial hidung


• Tulang  lamina perpendikularis os etmoid, os
vomer , krista nasalis os maksila, krista nasalis os
palatine
• Tulang rawan  kartilago septum, kolumela
CAVUM NASI

Meatus Superior:
Dinding Superior: lamina cribiformis
(fisura ethmoid) Celah sempit
Dinding Inferior:antara konka
os maxilla & superior
os palatumdan konka
medial. Tempat bermuara sinus
Dinding Lateral:sfenoid
Concha. & meatus

Dinding Medial: Septum nasi

Meatus Medius:
Tempat bermuara sinus
frontalis, sinus maksila dan
sel-sel anterior sinus etmoid.
Konka : tonjolan yang terdiri dari tulang
rawan yang terpisah dengan tulang
sekitarnya Meatus inferior:
Terbesar
Ditutupi oleh selaput diantara
tebal 3 meatus.
yang kaya
pembuluh darahCelah antara konka inferior dan
dasar hidung. Mempunyai
muara duktus naso lakrimalis
PENDARAHAN HIDUNG
1. Vena hidung
mempunyai nama
yang sama dan
berjalan
berdampingan
dengan arteri.
2. Tidak memiliki
katup

Bagian atas :a. Karotis interna a. Oftalmika  a. Etmoid anterior & posterior
Bagian bawah : a. Maksilaris interna  ujung a. Palatina mayor & a. Sfenopalatina
Bagian depan : cabang-cabang a. Fasialis
Bagian depan septum  anastomosis dari cabang-cabang  a.sfenopalatina,
a.etmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor  pleksus Kiesselbach
PERSARAFAN HIDUNG

Persarafan sensoris dari n. Etmoidalis anterior


yang berasal dari n. Oftalmikus (N V-1)

Persarafan sensoris dan otonom : Ganglion


sfenopalatina yang menerima serabut saraf
sensoris dari n. Maksila (N V-2)

Fungsi Penghidu : n. Olfaktorius


MUKOSA HIDUNG

Mekanisme pertahanan dalam sistem


pernapasan.

1. Dilapisi Epitel torak berlapis yang bersilia


dan di antaranya terdapat sel goblet.
2. Mukosa berwarna merah muda dan selalu
basah (diliputi palut lendir) yang
dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel
goblet
3. Gerakan silia teratur : palut lendir
didorong ke nasofaring
FUNGSI FISIOLOGIS HIDUNG

Respirasi Fonetik

Nasal reflex Penghidu


FISIOLOGI
HIDUNG
Fungsi Respirasi Fungsi Penghidu

• Hidung bekerja sebagai indra penghidu dan pengecap dengan


adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka
superior dn sepertiga bagian atas septum
• Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi
dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat
Fungsi Fonetik

Hidung membentuk ruang resonansi untuk


konsonan-konsonan tertentu

Dalam pengucapan konsonan (M/N/NG),


rongga mulut tertutup, dan hidung
terbuka, palatum mole turun untuk aliran
udara

Sumbatan hidung menyebabkan resonansi


berkurang atau hilang sehingga terdengar
seperti sengau (renolalia)
Refleks nasal

Beberapa refleks diawali pada


mukosa hidung

Penciuman bau makanan


tertentu menyebabkan
keluarnya saliva, asam
lambung dan pankreas

Iritasi pada mukosa hidung


menyebabkan terjadinya
proses bersin
SINUS
PARANASAL
Anatomi Sinus Paranasal

1. SINUS FRONTAL
2. SINUS ETMOID
3. SINUS SFENOID
4. SINUS MAKSILA (SINUS
TERBESAR)
Sinus Frontal

• Pada os frontal (tulang dahi)


• Ke atas dan belakang berbatasan dengan fosa
kranii anterior
• Ke bawah berbatasan dengan rongga orbita
Sinus Etmoid

1. Sinus ethmoid terletak di bagian lateral os ethmoid,


yang terletak di antara konka media dan dinding medial
orbita
2. Bentuk ethmoid seperti piramid dan dibagi menjadi sel
multipel oleh sekat yang tipis.
3. fovea etmoidalis berbatasan dgn lamina kribosa
- lamina papirasea membatasi sinus etmoid dari rongga
orbita
- bag. belakang berbatasan dengan sinus sfenoid
4. Muara
Grup anterior meatus nasi medius,
Grup posteriormeatus nasi superior
Sinus Sfenoid

1. Terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid


posterior
2. Batas
- sup: fosa serebri & kel. Hipofisa
- inf: nasofaring
- lat: sinus kavernosus dan a.karotis interna
- post: fosa serebri post di daerah pons
Sinus Maksila

1. Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang


terbesar. Saat lahir sinus maksila bervolume 6-8
ml, 15 ml saat dewasa.
 Dinding medial sinus = Dinding lateral rongga
hidung
 Dasar sinus (DS)berbatasan dengan akar gigi
geraham atas
Kompleks ostio-meatal

• Merupakan tempat drainase dan ventilasi sinus yang


terletak di anterior
• Pada meatus medius terdapat muara-muara sal. dari
sinus maksila, frontal dan sinus etmoid anterior
(grup anterior)
• Meatus superior  muara dari sinus etmoidalis
posterior dan sinus sfenoid (grup posterior)

 Infundibulum etmoid
 Prosesus unsinatus
 Resesus frontalis
 Bula etmoid
Fungsi Sinus Paranasal

1. Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)


2. Sebagai penahan suhu (thermal insulators)
3. Membantu keseimbangan kepala
4. Membantu resonansi suara
5. Sebagai peredam perubahan tekanan udara
6. Membantu produksi mukus
ANATOMI DAN FISIOLOGI
TENGGOROKAN
ANATOMI FARING
Nasofaring
Atas: Dasar tengkorak, di bagian bawah
adalah palatum mole
Depan: rongga hidung
Belakang: Vertebra servikal.

Orofaring
Atas: Palatum mole,
Bawahnya: Tepi atas epiglottis, Depan:
Rongga mulut
Belakang: Vertebra servikal

Laringofaring.
Atas: Bidang datar setinggi epiglottis
Bawah. Esofagus
Depan: laring
Belakang: Dinding faring yang tutupi
columnar vert. servikalis
FUNGSI FARING

 Fungsi respiratorik: Sebagai jalan napas


 Fungsi digestivus: Sebagai jalan masuk makanan
 Fungsi artikulasi: faring dalam proses bicara
 Proteksi: Cincin waldeyer
Pembagian Faring Struktur Anatomi Penting Dalam Klinis
Nasofaring (Epipharynx) Adenoid, fossa rosenmuller, tonus
tubarius, koana, muara tuba Eustachius,
bursa pharyngea
Orofaring (Mesopharynx) Dinding posterior faring, tonsila
palatina, arkus palatoglossus, arcus
palatopharyngeus, uvula, tonsila lingual
Laringofaring (Hipopharynx) Valekula, fossa piriformis
ANATOMI TONSIL

• Tonsil

• adalah massa yang terdiri dari jaringan


limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat
dengan kriptus di dalamnya Terdapat
tiga macam tonsil yaitu tonsil faringeal
(adenoid), tonsil palatina, dan tonsil
lingual yang ketiga- tiganya membentuk
lingkaran yang disebut cincin Waldeyer
PERDARAHAN TONSIL

• Tonsil mendapat perdarahan dari cabang-cabang


arteri karotis eksterna, yaitu :

• Arteri maksilaris eksterna (arteri fasialis) dengan


cabangnya arteri tonsilaris dan arteri palatina asenden
• Arteri maksilaris interna dengan cabangnya arteri
palatina desenden
• Arteri lingualis dengan cabangnya arteri lingualis
dorsal
• Arteri faringeal asenden
LARINGOFARING

• Batas laringofaring disebelah superior adalah tepi • Valekula disebut juga “kantong pil” ( pill
atas yaitu dibawah valekula epiglotis berfungsi pockets), sebab pada beberapa orang, kadang-
untuk melindungi glotis ketika menelan minuman kadang bila menelan pil akan tersangkut disitu.
atau bolus makanan pada saat bolus tersebut
menuju ke sinus piriformis ke esofagus, nervus
laring superior berjalan dibawah dasar sinus • Dibawah valekula terdapat epiglotis.
piriformis pada tiap sisi laringofaring.

• Epiglotis berfungsi juga untuk melindungi


• Batas anterior : laring
(proteksi) glotis ketika menelan minuman atau
• Batas inferior : esofagus bolus makanan, pada saat bolus tersebut
• Batas posterior : vertebra servikal. menuju ke sinus piriformis dan ke esofagus.
ESOFAGUS
• Esofagus merupakan saluran otot vertikal antara
hipofaring sampai ke lambung. Panjangnya 23 sampai
25 cm pada orang dewasa.

• Fungsi sfingter esofagus atas mempertahankan tonus,


kecuali ketika menelan, bersendawa dan muntah,
berfungsi juga untuk mencegah refluks keluar dari
esofagus proksimal menuju ke hipofaring.

• Fungsi sfingter esofagus bawah berfungsi


mempertahankan tonus waktu menelan dan relaksasi
saat dilalui makanan yang akan memasuki lambung
serta mencegah refluks. Relaksasi juga diperlukan
untuk bersendawa.
ANATOMI LARING
Batas atas: Aditus laring

Batas bawah: Bidang yang melalui pinggir


bawah kartilago krikoid

Batas depan: Permukaan belakang epiglotis,


tuberkulum epiglotik, ligamentum
tiroepiglotik, sudut antara kedua belah lamina
kartilago tiroid dan arkus kartilago krikoid

Batas belakang: M. aritenoid transversus


dan lamina kartilago krikoid

Batas lateral: Membran kuadraangularis,


kartilago aritenoid, konus elastikus, dan arkus
kartilago krikoid
FUNGSI LARING

• Proteksi -> merangsang refleks batuk jika terdapat corpus alienum


• Respiratory -> Pasif: sebagai jalan nafas
Aktif: mengatur lebar rima glottidis
• Fonasi -> menghasilkan suara plica vocalis
• Menelan -> selama proses menelan, laring diangkat dan aditus laryngis
menutup
FISIOLOGI
TENGGOROKAN
FISIOLOGI FARING

Faring merupakan persimpangan jalan proses menelan &


pernafasan. Dimana dilalui udara dari hidung ke laring dan
makanan dari rongga mulut ke esofagus

Fungsi :
Pernafasan, menelan, resonansi suara dan
artikulasi.
PROSES MENELAN

Fase Oral Fase Faringeal Fase Esofageal

Volunter
Involunter (Reflek)
(Sadar/disengaja)
FASE ORAL

Terjadi secara sadar

Makanan yg telah dikunyah dan


bercampur dengan liur makanan akan
membentuk bolus makanan

Bolus bergerak dari rongga mulut melalui


dorsum lidah, terletak di tengah lidah
akibat kontraksi otot intrinsik lidah
LANJUTAN . . . ( FAS E O R A L )

Kontraksi M. levator veli palatini mengakibatkan


rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas,
palatum mole terangkat dan bagian atas dinding
posterior faring (Passavant’s ridge)
terangkat pula

Karena lidah terangkat ke atas, sehingga bolus


akan terdorong ke posterior

Bersamaan dengan ini terjadi penutupan


nasofaring sebagai akibat kontraksi
M. levator veli palatini

Selanjutnya terjadi kontraksi M.Palatoglosus yang menyebabkan


Ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi M.Palatofaring,
sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut
FASE FARINGEAL

Terjadi secara refleks pada fase oral, yaitu


perpindahan bolus makanan dari faring ke
esofagus.

Faring dan laring bergerak ke atas oleh


kontraksi M.Stilofaring, M.Salfingofaring,
M.Tirohioid dan M.Palatofaring

Aditus laring tertutup oleh epiglotis,


sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu Plika
Ariepiglotika, Plika Ventrikularis dan Plika
Vokalis tertutup karena kontraksi
M.Ariepiglotika dan M.Aritenoid obliqus
FASE FARINGEAL (2)

Bersamaan dengan ini terjadi juga


penghentian aliran udara ke laring karena
refleks yang menghambat pernapasan

Sehingga bolus makanan tidak akan masuk


ke dalam saluran napas

Selanjutnya bolus makanan akan meluncur


ke arah esofagus, karena valekula dan sinus
piriformis sudah dalam keadaan lurus
FASE ESOFAGEAL

fase perpindahan bolus makanan


dari esofagus ke lambung

Dalam keadaan istirahat introitus


esofagus selalu tertutup

Karena ada rangsangan bolus makanan


pada akhir fase faringeal, maka akan terjadi
relaksasi m. krikofaring

Sehingga introitus esofagus terbuka dan


bolus makanan masuk ke dalam esofagus.
FASE ESOFAGEAL (2)

Setelah bolus makanan lewat, maka sfingter


akan berkontraksi lebih kuat, melebihi tonus
introitus esofagus pada waktu istirahat

Sehingga makanan tidak akan kembali ke


faring. Refluks dapat dihindari

Adanya kontraksi dari m.konstriktor faring


inferior pada akhir fase faringeal,
mempengaruhi gerakan bolus
di bagian esofagus atas

Selanjutnya bolus makanan akan didorong ke


distal oleh gerakan peristaltik esofagus
FISIOLOGI LARING

Fungsi Utama

Proteksi Jalan
Respirasi Fonasi
Nafas
PROTEKSI

Untuk mencegah makanan dan benda asing


masuk ke dalam trakea

Kontraksi otot-otot ekstrinsik laring >>


pengangkatan laring keatas

Penutupan aditus laring

Kartilago aritenoid bergerak ke depan


(kontraksi M.Tiroaritenoid & M.Aritenoid) &
M.Ariepiglotika berfungsi sebagai sfingter.
PROTEKSI (2)

Penutupan rima glotis

Karena aduksi plika vokalis

Kartilago aritenoid kiri dan kanan


mendekat karena aduksi otot- otot intrinsik
FONASI

laring sebagai fonasi > dengan membuat suara


serta menentukan tinggi rendahnya nada

Ketegangan Plika Vokalis

Plika vokalis aduksi

(M.krikotiroid akan merotasikan Kartilago tiroid


ke bawah & ke depan, menjauhi Kartilago
aritenoid) bersamaan (M.Krikoaritenoid
posterior akan menahan atau menarik Kartilago
aritenoid ke belakang
FONASI (2)

Sebaliknya kontraksi m. krioaritenoid akan


mendorong kartilago arotenoid ke depan
sehingga plika vokalis akan mengendor

Kontraksi serta mengendornya plika vokalis


akan menentukan tinggi rendahnya nada

Anda mungkin juga menyukai