Anda di halaman 1dari 93

ANATOMI

HIDUNG,
TELINGA&LIDA
H

Dr. dr. Anggi Setiorini, M.Sc.,AIFO-K


EMBRIOLOGI Hidung

Usia kehamilan 4-8 minggu


• Terbentuknya rongga hidung sebagai bagian yang
terpisah yaitu daerah frontonasal dan bagian
pertautan prosesus maksilaris

Usia kehamilan 6 minggu


• Jaringan mesenkim mulai terbentuk dinding lateral
hidung dengan struktur yang masih sederhana

Usia kehamilan 7 minggu


• Tiga garis aksial berbentuk lekukan bersatu
membentuk tiga buah konka
EMBRIOLOGI Hidung

Usia kehamilan 9 minggu


• Terbentuk sinus maksilaris yang diawali oleh
invaginasi meatus media

Usia kehamilan 14 minggu


• Pembentukan sel ethmoidalis anterior dan sel
ethmoidalis posterior

Usia kehamilan 36 minggu

• Dinding lateral hidung terbentuk dengan baik dan


sudah tampak jelas proporsi konka (turbinate)
Hidung terdiri dari :
• Hidung bagian luar (Nasus Eksternus)
• Hidung bagian dalam (Nasus Internus)->Rongga Hidung
(Kavum Nasi) dan septum nasi
HIDUNG LUAR ( NASUS EKTERNUS)

 radiks nasi,
(pangkal hidung)
dorsum nasi,
(batang hidung)
 apeks nasi,
(ujung hidung)
• ala nasi.
(sayap hidung)
Nasus Externus

1 Ket:
1. Pangkal hidung
2
2. Dorsum Nasi
3. Apeks nasi
4. Kolumela
6
3 5. Nares anterior
5
4 6. Ala nasi
KERANGKA HIDUNG
Hidung bagian luar dibentuk oleh :

Kerangka Tulang :
1. Os. Nasalis
2. Prosesus nasalis os frontal
3. Prosesus frontalis os maksila

Kerangka Tulang Rawan :


1.Kartilago nasalis lateralis
2.Kartilago alaris mayor & minor
3.Kartilago Septi nasi(Quadringularis)
Kartilago alaris MAYOR
- Berbentuk seperti kupu-kupu (2 crura)
- Crus Lateral : lebar dan kuat
- Crus Medial : di kaudal kartilago septi nasi

Kartilago alaris MINOR


- Bentuk tidak teratur, kecil
-Terletak disebelah dorsal kartilago alar
mayor
Otot-otot Nasus Externus, ada 2 kelompok :
1. Otot-otot Dilator :
- m.dilator nasi anterior dan posterior
- m.procerus
- Caput angulare dari m.Quadratus labii superior
2. Otot-otot Konstriktor :
- m.Nasalis
- m.Depresor septi
HIDUNG DALAM
(Nasus Internus)
• Rongga hidung
KS
• Konka nasi inf.(KI)
• Konka nasi med.(KM) KM

• Konka nasi sup.(KS) SPT

• Septum nasi(SPT) KI

11
Nasus internus
A. Vestibulum nasi -> dari nares anterior ke belakang atas
(limen nasi) ke cavum nasi
• Dilapisi oleh kulit dan kelenjar sebasea serta
rambut (vibrise)
B. Cavum nasi
• Dibatasi oleh vestibulum nasi (anterior) dan nares
posterior/koana (posterior)
• Terdapat 2 bagian di kanan dan kiri yang dipisahkan
oleh septum nasi ditengah
•Mempunyai atap dan dasar (lantai)
 Atap
1. Processus nasalis os frontalis (anterior)
2. Lamina cribosa os ethmoidalis (medial)
3. Os sphenoidalis (posterior)
 Dasar
1. Processus palatina Os maxilla (3/4 anterior)
2. Processus horizontal Os palatina (1/4 posterior)

•Tiap kavum nasi mempunyai 4 dinding :


- Dinding medial - Dinding Inferior
- Dinding lateral - Dinding Superior
KERANGKA SEPTUM NASI
Kartilago
kuadrangularis
(anterior) (KK)
LP

Lamina
KK V Perpendikularis
tulang etmoid
x
(atas) (LP)
KP
KM
Krista maksila dan
palatina
Tulang vomer (V) (bawah)(KM,KP)
(Belakang)
Kaki medial KAM (x)
14
LP

V KK

KP KM

15
DINDING MEDIAL
Dinding medial ialah Septum Nasi yang dibentuk oleh
- Tulang
- Tulang rawan (kartilago)

Bagian TULANG
1. Lamina perpendikularis
os Ethmoid
2. Vomer
3. Krista nasalis os.Maksila
4. Krista nasalis os.Palatina

Bagian tulang rawan : Kartilago septi nasi (kartilago kuadrangularis) dan kolumela
Dinding Lateral
Berbatasan dengan dinding medial sinus maxilaris os maxilla
Terdapat 4 buah konka (Turbinate) :
1. Konka Inferior
2. Konka Media
3. Konka Superior
4. Konka Suprema

Diantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat celah sempit yg disebut MEATUS
A. Konka inferior C. Konka media
– Terbesar dan terpanjang – Dibawahnya ada meatus media
– Kaya pembuluh darah -> pleksus dan KOM
cavernosus concharum
– Dibawahnya ada meatus inferior D. Konka suprema
– Terkecil dan rudimenter
B. Konka superior
– Dibawahnya ada meatus superior
Terdapat 3 buah meatus :
1. Meatus Inferior
2. Meatus Medius
3. Meatus Superior
ANATOMI HIDUNG Meatus

Diantara konka terdapat meatus :


1. Superior
- Konka superior dan konka media
- Muara sinus sfenoid dan sinus etmoid posterior
2. Medius
- Konka media dan dinding lateral
- Muara sinus frontal, sinus maksilar, dan sinus etmoid anterior
3. Inferior
- Konka inferior dan dasar hidung
- Muara duktus nasolakrimalis (katub hasner)
ANATOMI HIDUNG VASKULARISASI

Bagian atas : a. Etmoid anterior & posterior 


a. Oftalmika  a. Karotis interna

Bagian bawah : a. Maksilaris interna  ujung a.


Palatina mayor & a. Sfenopalatina
Bagian depan : cabang-cabang a. Fasialis

Bagian depan septum  anastomosis dari cabang-cabang 


a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior, dan a.palatina mayor
 pleksus Kiesselbach (Little’s area).

Bagian belakang septum -> anastomosis dari cabang -> a. sphenopalatina


dan a.faringeal posterior -> pleksus Woodruff
Vaskularisasi hidung bagian luar
a. facialis cab a maksilaris eksterna
a. ethmoidalis anterior
a. optalmikus

Vaskularisasi Dinding lateral hidung:


a. ethmoidalis anterior
a. ethmoidalis posterior
a. sphenopalatina, a. palatina desenden

Vaskularisasi Septum nasi:


a. ethmoidalis anterior – pleksus kieselbach
a. ethmoidalis posterior
a. sphenopalatina
SUPLAI SARAF
1. Saraf Penghidu / Pembau
Saraf Cranial I ( N. Olfactorius)

2. Saraf Sensoris
Cabang dari N. Trigeminus (Saraf V), yaitu:
N. Opthalmicus N. Ethmoidalis
Anterior
N. Maxilaris, melalui ganglion spheno
palatina Cabang nasalis
3. Saraf Otonom
Berfungsi mengatur Vasokonstriksi /
Vasodilatasi & produksi sekret
Sympatis : dari Ganglion Cervicalis Superior
Ganglion Spheno Palatina

Para sympatis : dari N. Facialis (Saraf VII)


Ganglion Spheno Palatina

N. Vidianus
Gambar : Suplai Saraf
SINUS PARANASAL

– SINUS MAKSILA
– SINUS FRONTAL
– SINUS (SEL) ETMOID
(GRUP ANTERIOR & POSTERIOR)
– SINUS SFENOID

28
EMBRIOLOGI SINUS PARANASAL

Sinus paranasal
Mencapai besar
berasal dari Dimulai pada
maksimal pada
invaginasi fetus usia 3 – 4
usia 15 – 18
mukosa rongga bulan
tahun
hidung
Anterior Group bermuara pada meatus
nasi
medius (KOM)
- Sinus Maxillaris
- Sinus Frontalis
- Sinus Ethmoidalis Anterior

Posterior Group bermuara pada meatus


nasi
- Sinus Ethmoidalissuperior
Posterior
- Sinus Sphenoidalis
Sinus Frontal (SF)
– Pada os frontal (tulang
SF
dahi)
SF
– Sepasang, kanan dan kiri,
tidak sama besar, kadang-
kadang hanya tumbuh
sebelah
– Ke atas dan belakang
berbatasan dengan fosa
kranii anterior
– Ke bawah berbatasan
dengan rongga orbita
– Ostium di meatus nasi
medius (di KOM) 32
Sinus Frontalis

secara umum ada dua sinus yang terbentuk seperti corong.


* Dinding posterior sinus yang memisahkan sinus frontalis dari
fosa kranium anterior lebih tipis.
 Dasar sinus ini juga berfungsi sebagai bagian dari atap
rongga mata.
Sinus Sphenoid (SS)
– Di tulang sfenoid,
kanan dan kiri
– Ostium di resesus
sfeno-etmoid
– Ke atas berbatasan
dengan hipofise
– Ke lateral berbatasan
dengan fosa kranii
SS
SSS medius
– Ke bawah berbatasan
dengan nasofaring
34
Sinus Sphenoidalis
– Secara umum merupakan struktur bilateral yang terletak
posterosuperior dari rongga hidung.
– Letak dari sinus oleh karena hubungan anatominya
tergantung dengan tingkat pneumatisasi.
Sinus (sel) Etmoid (SE)
• Terdiri banyak sel di dalam
tulang etmoid, dibagi : grup
anterior dan grup posterior
• Grup anterior drainase ke
meatus nasi medius di KOM,
SE SE
Grup posterior ke meatus nasi
superior
SS
SS • Atap berbatasan dengan fosa
kranii anterior, dinding lateral:
lamina papirasea (dinding
medial orbita)
36
Sinus Ethmoidalis

 Bentuk ethmoid seperti piramid dan


dibagi menjadi sel multipel oleh sekat
yang tipis.

 Atap Sebelah anterior posterior agak


miring (15°). 2/3 anterior tebal dan kuat
dibentuk oleh os frontal dan foveola
etmoidalis. 1/3 posterior lebih tinggi
sebelah lateral dan sebelah medial agak
Sinus ethmoidalis
miring ke bawah ke arah lamina
kribiformis.
Sinus Maksilaris

Terbesar, btk piramid, didalam os maxilla


Dinding lateral cav.nasi (basisnya)
Tulang wajah (dinding anterolateral)
Facies infratemporalis (dinding posterior)
Dinding medialnya terdapat HIATUS MAXILLARIS
Kompleks Osteomeatal

– Kompleks osteomeatal (KOM) adalah bagian dari sinus


etmoid anterior yang berupa celah pada dinding lateral
hidung yang dibatasi oleh konka media dan lamina
papirasea.
– Struktur anatomi penting yang membentuk KOM adalah
prosesus unsinatus, infundibulum etmoid, hiatus
semilunaris, bula etmoid, agger nasi dan ressus frontal.
– KOM -> unit fungsional tempat ventilasi dan drainase dari
sinus-sinus yang letaknya di anterior (sinus maksila, etmoid
anterior dan frontal).
– Jika terjadi obstruksi pada celah yang sempit ini, maka akan
terjadi perubahan patologis yang signifikan pada sinus-sinus
Kompleks osteo-meatal (KOM)
Terdiri dari:
– Osteomeatal anterior
1. Ostium sinus frontalis
2. Resesus frontalis
3. Ostium sinus maksilaris
4. Infundibulum
5. Meatus medius
– Osteomeatal posterior
1. Ostium sinus sphenoidalis
2. Resesus sphenoethmoidalis
3. Meatus superior
Sistem Mukosiliar

– di dalam sinus juga terdapat mukosa bersilia dan palut lendir di atasnya.
– di dalam sinus, silia bergerak secara teratur untuk mengalirkan lendir menuju
ostium alamiahnya mengikuti jalur-jalur yang sudah tertentu polanya.
– Lendir yang berasal dari kelompok sinus anterior yang bergabung di
infundibulum etmoid dialirkan ke nasofaring di depan muara tuba eustachius.
– Lendir yang berasal dari kelompok sinus posterior bergabung di resesus
sfenoetmoidalis, dialirkan ke nasofaring di postero-superior muara tuba.
– Inilah sebabnya pada sinusitis didapati sekret pasca-nasal (post nasal drip),
tetapi belum tentu ada sekret di rongga hidung.
FUNGSI HIDUNG
I. Fungsi Pernafasan
Menyiapkan udara agar sesuai dengan keadaan
fisiologis paru
Meliputi :
1. Mengatur jumlah udara yang masuk.
2. Menyiapkan udara pernafasan dengan
a. Menyaring :
• Vibrissae Partikel kasar
• Mucous Blanket ( palut lendir) Partikel halus
b. Membasahi / Melembabkan.
- Sel Goblet Palut lendir
c. Memanasi
- Conchae nasi ( terutama concha inferior),
oleh karena kaya pembuluh darah.
3. Desinfeksi.
- Membersihkan kuman dengan.
a. Mucous Blanket
b. Enzym Lyzozym
c. Suasana asam (PH:6,5) Anti septik
d. S i l i a Mucocillary Blanked
e. Sel-sel phagocyt, lymphocyt & histiocyt
(berada pada sub mucosa)
f. Kelenjar getah bening regional
4. Reflek Nasal
Bila mekanisme pembersihan diatas
belum efektif -> bakteri dan debu dlm palut
lendir, partikel-partikel lbh besar, benda
asing, bau tertentu
 Mengiritasi terjadinya bersin
-kecepatan 160 km /jam, semua
dilontarkan
-Mata terpejam  duktus
nasolakrimalis tertutup  tak ke
mata

45
II. Fungsi Pembauan / Penghidu

- Oleh karena adanya mukosa olfactorius


pada atap cavum nasi, concha superior &
1/3 bagian atas septum

- Bekerja sama dengan fungsi pengecapan


(Gustatorius)
- Bila terjadi buntu hidung edema, polip,
tumor  hiposmia/anosmia
III. FUNGSI RESONANSI suara :
Getaran yang dihasilkan pita suara menimbulkan
resonansi pada rongga sinus  suara merdu.
- Bila buntu hidung  bindeng sulit
mengucapkan huruf n, ng, ny, m (rinolalia
oklusa).
- Bila hidung terbuka, mis celah bibir
(labioshcisis) dan celah langit-langit
(palatoshcisis) sulit mengucapkan huruf k, g,
t, d, p, b (rinolalia aperta)

47
IV. Fungsi Drainase & Ventilasi

Dari sinus paranasales & kelenjar


lacrimalis
FUNGSI HIDUNG

Pengatur Penyaring
Jalan
kondisi dan
napas
udara pelindung

Proses Resonansi Indera


Bicara suara penghidu

Refleks
Nasal
Anatomi Telinga
Auris Eksterna
o Telinga luar terdiri dari auricula dan meatus acusticus eksternus sampai
membran timpani.
o Auricula : terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit
Meatus Acusticus Eksterna
Berbentuk huruf S.
Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm.

1/3 LUAR 2/3 DALAM

- Rangka Tulang Rawan - Rangka Tulang


- Banyak kelenjar - Sedikit kelenjar serumen
serumen & rambut
Meatus Acusticus Eks cont.

– Pada Meatus Acusticus Externus bagian ventral dipersarafi


N. Auriculotemporalis (N.V) dan pada bagian dorsal
dipersarafi oleh Ramus Auricularis N.X.

– Meatus acusticus externus mendapatkan vaskularisasi dari


A. Auricularis posterior dan A. Temporalis superficialis
yang merupakan cabang dari A. Carotis externa.
Auris Media
Auris Media
Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara.
Batas-batas telinga tengah :

 Batas luar : membran timpani.


 Batas depan : tuba Eustachius.
 Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis).
 Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis.
 Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak).
 Batas dalam : kanalis semisirkularis horizontalis, kanalis fasialis,
oval window, round window, dan promontorium.
Membran Timpani
1. Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat obliq
terhadap sumbu liang telinga.
2. Bagian atas disebut pars flaksida (membran Shrapnell).
3. Bagian bawah disebut pars tensa (membran propria).
4. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut
sebagai umbo.
5. Fungsi umbo : bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang mengenainya,
menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar.
– Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light)
ke arah bawah yaitu cahaya dari luar yang
dipantulkan oleh membrane timpani.
– Pada pukul 7 untuk membrane timpani kiri.
– Pukul 5 untuk membrane timpani kanan.
– Di membrane timpani terdapat dua serabut yaitu
serabut sirkuler dan serabut radier.
– Serabut tersebut menyebabkan timbulnya refleks
cahaya yang berupa kerucut.
– Aliran darah membrana timpani berasal dari
pembuluh epidermal dari aurikula dalam cabang
arteri maksilaris interna
– Permukaan mukosa telinga tengah diperdarahi oleh
timpani anterior cabang dari arteri maksilaris interna
dan oleh stylomastoid cabang dari arteri aurikula
posterior.
– Berfungsi menerima getaran suara dan
meneruskannya pada tulang pendengaran.
Nervus :

– Bagian luar : N. auriculotemporalis,


N.mandibularis.
– Bagian dalam : N. cranialis IX
(N.glossopharyngeus ).
Tuba Eustachius
– Tuba Eustachius menghubungkan telinga tengah dan
nasofaring.
– Berfungsi menjaga keseimbangan tekanan udara dalam faring
dan telinga tengah.
– Disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani.
– Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3
bagian).
– Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang
(2/3 bagian).
– Dipersarafi oleh Nervus : dari plexus tympanicus ;
N.facialis dan N.glossopharyngeus.
– Tuba eustachii lebarnya sekitar 1 mm, panjangnya
sekitar 35 mm.
– Normalnya tuba eustachii tertutup namun dapat
terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika
melakukan manuver valsava / menguap atau
menelan.
Tulang pendengaran
Os. Auditoria:
– Malleus : melekat pada membrane tympani,
– Stapes : menempati fenestra vestibule, arah lateral
– Incus : antara malleus dan stapes bersendi diantaranya chorda
tympani yang menyilang.

Berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari membran timpani


menuju ke rongga telinga dalam.
Musculus Tensor Timpani
– Otot ini berada pada suatu canalis pada dinding anterior dari
cavum timpani, di sebelah atas dari tuba eustachius.
– Fungsi otot ini untuk meregangkan dan mengendorkan cavum
timpani.
Musculus Stapedius

– Otot ini dimulai dari suatu benjolan tulang dari dinding posterior
cavum timpani yang disebut eminentia pyramidalis.
– Kemudian tendonnya berakhir pada collum dari stapes.
– Fungsi otot ini adalah untuk mengatur gerakan dari stapes.
Chorda Timpani
– Berjalan dari cavum timpani, keluar dari nervus Fascialis Pars Vertikalis (dinding
posterior cavum timpani).
– Kemudian berjalan dalam cavum timpani ke arah anterior kemudian masuk ke fissure
petrotympanica, dimana terdapat pada dinding anterior dan akhirnya saraf ini
mempersarafi lidah.
Auris interna
– Terdiri dari koklea (rumah siput) yg berupa dua setengah lingkaran dan
vestibulum yg terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.
Koklea
– Koklea merupakan tabung berpilin mirip rumah siput.
– Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli (atas), skala timpani (bawah),
dan skala media (di antaranya).
– Skala vestibuli & skala timpani berisi perilimfa.
– Skala media berisi endolimfa.
– Dasar vestibuli disebut membran vestibuli (Reissner’s membrane).
– Dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti
& sel rambut sebagai organ pendengaran.
- Skala media :
berisi cairan endolimfe yang strukturnya sama dengan cairan intraseluler,
mengandung kadar kalium tinggi dan natrium rendah.
- Skala vestibuli :
berisi cairan perilimfe dan berbatasan dengan kavum timpani lewat fenestra ovale.
- Skala timpani :
berisi cairan perilimfe dan berbatasan dengan kavum timpani lewat fenestra
rotundum.

– Skala vestibuli dengan skala media dipisahkan oleh membran Reissner (membran vestibularis).
– Antara skala timpani dan skala media dipisahkan oleh membran basilaris.
Organ Corti
– Sepanjang duktus koklearis di atas membrana basilaris terdapat reseptor
organ yang disebut organ korti.
– Organ korti merupakan struktur kompleks yang terdiri dari 3 bagian
utama yaitu sel penyangga, sel sensoris (sel-sel saraf rambut) dan
membrana tektoria.
– Organ korti mengandung 15.000 sel rambut yaitu 3.500 sel rambut dalam
dan12.000 sel rambut luar.
Vestibulum
– Vestibulum berhubungan dg rongga timpani melalui suatu membran
yang dikenal sbg tingkap oval (fenestra ovale).
– Berisi utriculus dan saculus.
– Bermuara 3 buah kanalis semisirkularis yaitu kanalis semisirkularis
anterior, posterior dan lateral yang masing-masing saling tegak lurus.
– Tiap sal.semisirkularis punya pelebaran atau ampula yang mengandung
organ sensoris vestibuler.
FISIOLOGI PENDENGARAN
SAKULUS DAN UTRIKULUS
– Dinding sakulus dan utrikulus dibentuk oleh lapisan jaringan ikat tebal yang
mengandung pembuluh darah, sedangkan lapisan dalamnya dilapisi epitel
pipih selapis sampai selapis kuboid rendah.
– Pada sakulus dan utrikulus terdapat reseptor sensorik yang disebut makula
sakuli dan makula ultrikuli.
– Makula sakuli terletak paling bnyk pd dinding berfungsi untuk mendeteksi
percepatan vertikal lurus sementara makula ultrikuli terletak kebanyakan di
dasar shg berfungsi untuk mendeteksi percepatan horizontal lurus.
Anatomi Lidah

– Lidah terletak pada rahang bawah, pada otot-otot geniohyoid, dan milohyoid
dan pada tulang hyoid bagian atas.
Anatomi Lidah
Lidah terbagi 2:
– Bagian oral (horizontal)
– Bagian faringeal (vertikal)
Dipisahkan sulkus terminalis
Permukaan superior 
– Papil filiformis
– Papil fungiformisy
– Papil sirkumvalata
– Papil foliata

Drake, 2007
Anatomi
Lidah
Secara garis besar lidah dapat terbagi
menjadi 2 bagian yaitu
• 2/3 depan/ ujung lidah (yang
disebut apeks)
• 1/3 belakang/ akar lidah (yang
disebut dorsum).
Bagian depan lidah
• sangat fleksibel dan bekerja sama dengan
gigi
dalam pengucapan huruf-huruf.
• membantu untuk menggerakkan
makanan ke segala arah saat sedang
mengunyah. mendorong makanan
kembali ke permukaan kunyah gigi
sehingga gigi dapat menggilasnya.
Bagian belakang lidah juga
• untuk pengunyahan. Begitu makanan
sudah halus dan tercampur dengan
saliva (air liur), atau pada saat
meludah, otot-otot belakang lidah
bekerja.
• Otot tersebut bersama-sama air liur
mengangkat dan mendorong makanan
memasuki esofagus, yaitu “pipa” yang
menghubungkan tenggorokan dengan
perut.
Anatomi Lidah
– Frenulum  bagian lidah kanan – kiri
– Bagian faringeal  kontur tdk beraturan  nodul limfoid  tonsil lingualis
– Papil ≠ ada  lidah bagian faringeal
Drake, 2007
Struktur-struktur Superficial Dari
Lidah
Permukaan dari lidah kita tidak
ratapermukaan lidah bagian
depan tertutup oleh selapis tonjol-
tonjol yang disebut papillae.
Ada 4 jenis papillae, yaitu :

1. Filiform
2. Fungiform
3. Circum Vallatae, papillae
terbesar, ada di cekungan
berbentuk V di 1/3 lidah bagian
belakang.
4. Foliata
Struktur papilla • Papila filiformis: Papila filiformis banyak dan menyebar
lidah pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk
menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
• Papila sirkumvalata. Papila sirkumvalata memiliki
bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di
bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar
daripada yang lain.
• Papila fungiformis. Papila fungiformis menyebar pada
permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
• papila foliata. papila foliata ini umumnya banyak
terletak pada bagian sisi lidah.
• Papilla berfungsi membantu untuk “memegang”
makanan
• Papilla memiliki kuncup pengecap Kuncup pengecap
menentukan apakah suatu makanan berasa manis,
asam, pahit atau asin.
Anatomi Lidah

Otot lidah :
– Otot intrinsik
– M. Longitudinal superior, M. Longitudinal inferior, M. Vertikal, M. Transversal
 Mengubah bentuk-bentuk lidah (memanjang, memendek, membulat)
– Otot ekstrinsik
– M. Genioglossus, M. Hypoglossus, M. Styloglossus, M. Palatoglossus
 Mengerakkan lidah mengelilingi rongga mulut + faring

Drake, 2007
Anatomi Lidah

Drake, 2007
Anatomi
Lidah

Persarafan Lidah

Drake, 2007
Persarafan
Lidah Otot-otot lidah mendapat n. hipoglosus (XII) Persarafan pada
lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok

Saraf sensoris, utuk mempersarafi :


• Duapertiga anterior oleh n lingualis.
• Sepertiga posterior oleh nervus n, glosofaring dan vagus.
Saraf pengecap, untuk mempersarafi :
• Duapertiga anterior oleh serabut-serabut n fasialis.
• Satupertiga posterior oleh n glosofaring.
Saraf motorik
• Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus,
hioglosus dan genioglosus.
Vaskularisasi

Drake, 2007
Vaskularisasi
Lidah Arteri Lingualis

Arteri lingualis merupakan cabang dari


arteri karotis eksterna. melewati otot-
otot pengunyahan bagian posterior
menuju ke tulang hioid, Setelah melewati
otot hioglosus arteri lingualis ini
bercabang, yaitu rami dorsalis lingual dan
di ujung anterior terbagi lagi menjadi
dua cabang terminalis
Arteri sublingualis berjalan diantara otot
genioglosus dan glandula sublingual.
Vaskularisasi Lidah
(II) Vena-vena pada Lidah
Vena lingualis profunda terletak
pada membran mukosa bagian
lateral bawah lidah. Vena lingualis
profunda dan vena sublingualis
bergabung dengan dorsal lingualis di
daerah posterior dari otot
hioglossus, lalu berjalan menuju
vena jugularis.
Anatomi Lidah
– Aliran limfatik
Kelenjar
Limfe
Aliran Limfa Pada Lidah
Penyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4
jalur :
1. Limfe dari bagian 1/3 posterior lingua
disalurkan ke cervikalis profunda superior
dikedua sisi.
2. Limfe dari bagian medial 2/3 anterior lingua
disalurkan langsung ke cervicalis profunda
inferior.
3. Limfe dari bagian lateral 2/3 anterior lingua
disalurkan ke submandibularis
4. Limfe dari ujung lingua disalurkan ke
submentalis
• Menunjukkan kondisi tubuh Selaput lidah manusia dapat
digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,terutama
kesehatan tubuh manusia. Warna Lidah contoh Kuning
menandakan adanya infeksi bakteri, Bentuk Lidah contoh
bentuk tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi
(kekurangan ) darah
• Membasahi makanan di dalam mulut Kelenjar sublingualis, Fungsi Lidah
terletak di bawah lidah
• Mengecap atau merasakan makanan
• Membolak-balik makanan
• Menelan makanan
• Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai