Anda di halaman 1dari 45

ANATOMI & FISIOLOGI

HIDUNG & SINUS PARANASAL

Irwan Kristyono,dr, Sp THT-KL


Dept. Ilmu Kesehatan THT-KL
FK UNAIR/RSUD DR SOETOMO

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 1
Tujuan perkuliahan:
Mampu menjelaskan anatomi
hidung dan sinus paranasal
dengan benar
Mampu menjelaskan fisiologi
hidung dan sinus paranasal
dengan benar
Mampu menjelaskan
pemeriksaan hidung dan sinus
paranasal dengan benar
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 2
HIDUNG
■ Merupakan suatu bentukan piramid
berongga yg
mempunyai rangka tulang dan tulang
rawan

■ Fungsi a.l. :
● Membentuk raut wajah
● Pintu gerbang pernapasan
● Ikut menentukan kualitas udara
pernapasan
● Ikut menentukan kualitas suara 3
EMBRIOLOGI
Hidung:
 Fetus Minggu ke V: timbul nasal placodes sec
terpisah di lateral frontonasal prosseses
 Fetus hr ke 34: nasal placodes berkembang
menjadi nasal groves, medial nasal processes
dan lateral nasal prosseses
 Fetus minggu ke V-VII: Nasal pit berkembang
mnjd nasal sac dan menjadi nasal cavity
 Hari ke 42-44: posterior nasal sac, mrp oronasal
membrane ruptur dan berkembang mjd daerah
yg menghubungkan nasal cavity dan oral cavity
 Minggu ke 7 & 8:
◦ maxilloturbinal 1st ridges berkembang mjd konka inferior
◦ Etmoturbinal 2nd & 3th berkembang mjd konka medius
dan konka superior drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 4
…. Lanjutan embriologi

Sinus paranasal:
Sinus maksila:
 Fetus minggu ke X: dari dinding lateral nasal wall
 Waktu lahir sdh ada dan berkembang saat anak2
 Sampai umur 9 thn: dasar sinus diatas dasar kavum
nasal
 umur 9 thn dasar sinus sejajar dasar kavum nasal,
setelah itu turun dan berdekatan dgn akar gigi

Sinus etmoid:
 Fetus3th bulan: berkembang dari 2nd etmoturbinal
 Waktu lahir sdh ada
 Berkembang pd umur 0-3 th dan 7-12 th

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 5
…..lanjutan embriologi

Sinus frontal:
 Fetus4th bulan: berkembang dr superior prosesus
unsinatus
 Secara radiologis tampak pd umur 7-12 tahun
 Kanan kiri berkembang independen, shg bisa
asimetris

Sinus sfenoid:
 Berkembang dari nasal capsule
 Tdk berkembang sampai umur 3 thn
 Umur 9-12 thn perkembangan sdh berhenti
 Ada 3 bentuk: conchal(3%), preselar(11%) dan
selar(86%)

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 6
ANATOMI
HIDUNG & SINUS PARANASAL

HIDUNG LUAR (Nasus eksternus):


dorsum nasi, apeks nasi, radiks nasi,
ala nasi.
HIDUNG DALAM (Nasus internus):
Rongga hidung dan septum nasi
SINUS PARANASAL: Sinus maksila,
Sinus frontal, Sinus etmoid, Sinus
sfenoid

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 7
HIDUNG LUAR
(Nasus eksternus)

• radiks nasi
• dorsum nasi
• apeks nasi
• ala nasi

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 8
Kerangka Hidung
• Tulang Hidung:
• Os Nasale
• Tulang Rawan Hidung:
• Kartilago lateral hidung
• Kartilago alaris mayor; kaki (crus)
medial & lateral
• Kartilago alaris minor

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 9
Kerangka Hidung

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 10
Vaskularisasi: cab a. Karotis
eksterna dan interna. Darah balik
melalui v. fasial anterior
Getah bening: mengikuti v.fasial
anterior ke limfonoduli submaksila
Persarafan:
◦ N.Etmoid anterior, n. Suprakoklear
dan n. Infrakoklear yg mrp cabang
n. Oftalmikus (cab. N. Trigeminus)
◦ N. infraorbital yg mrp cab n.Maksila

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 11
HIDUNG DALAM
(Nasus Internus)
• Rongga hidung
• Konka nasi inf.(KI)
• Konka nasi med.(KM)
KS
• Konka nasi sup.(KS)
KM
• Septum nasi(SPT)
SPT

KI

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 12
Dinding Lateral Rongga Hidung
• Konka (tonjolan tulang, dilapisi
KS mukosa): konka inferior, medius
dan superior
• Meatus nasi:
-Meatus nasi inferior: antara
dasar rongga hidung dengan konka
Septum inferior
KM -Meatus nasi medius: antara
konka inferior dan medius
KI -Meatus nasi superior: antara
konka medius dan superior

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 13
DINDING LATERAL KAVUM NASI

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 14
Konka Nasi Inferior :
Konka terbesar, dibawahnya terdpt
meatus nasi inferior muara duktus
nasolakrimalis
Konka Nasi Medius :
Terletak antara konka nasi inf dan superior
Tepat dibawahnya meatus nasi medius
muara dari sinus frontal, sinus
maksila,
sinus etmoid anterior
Konka Nasi Superior :
Konka terkecil, kdg tidak terlihat
Tepat dibawahnya Meatus nasi superior
muara sinus etmoiddrIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR
post dan 15
SEPTUM NASI

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 16
KERANGKA SEPTUM NASI

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 17
PEMBULUH DARAH SEPTUM NASI

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 18
SINUS PARANASAL
SINUS MAKSILA
SINUS FRONTAL
SINUS ETMOID
(GRUP ANTERIOR & POSTERIOR)
SINUS SFENOID

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 19
SINUS PARANASAL

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 20
Sinus Maksila
-Terletak di tl maksila kanan dan kiri
-Sinus paling besar dan sepasang
-Batas:
-Superior: dasar orbita
-Medial: dinding lat rongga hidung
-Posterior: fosa pterigomaksila
-inferior: prosesus alveolaris os maksila
(akar gigi geraham atas)
-Ostium sinus berada diatas dekat atap dan bermuara
di meatus nasi medius (KOM). Diameter: 2.4 mm

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 21
Sinus Etmoid
• Terdiri banyak sel di dalam tulang etmod,
dibagi : grup anterior dan grup posterior,
dipisahkan oleh lamela basalis
• Grup anterior drainase ke meatus nasi medius
di KOM. Grup posterior drainase ke meatus nasi
superior SE
• Batas:
• Superior: Basis kranii (fosa kranii anterior)
• Lateral: lamina papirasea (dinding medial orbita)
• Medial: Konka media dan konda superior
• Posterior: sinus spenoid

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 22
Sinus Frontal
Pada os frontal (tulang dahi)
Sepasang, kanan dan kiri,
tidak sama besar, kadang-kadang
hanya tumbuh sebelah
Ostium diteruskan di meatus nasi medius
(di KOM) melalui resesus frontal
Batas
◦ Superior & posterior berbatasan dengan fosa
kranii anterior
◦ Inferior berbatasan dengan rongga orbita

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 23
Sinus
Sfenoid
Ditulang sfenoid, kanan dan kiri
Ostium di resesus sfeno-etmoid
Batas:
◦ Superior dan posterior: hipofise
◦ Lateral : fosa kranii medius
Struktur penting: a. Carotis interna,
n. Optikus, n.Vidianus, dan sinus
cavernosus
◦ Inferior: nasofaring

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 24
KOMPLEK OSTIO MEATAL (KOM):
• Ostium sinus maksila
• Ostium sinus frontal
• Prosesus unsinatus
• Bula etmoid
• Konka medius

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 25
PERANAN OSTIUM
Sinus Sfenoid :
Ostium dimuka dan tengah drainage mudah
Sinus Frontal :
Ostium di bawah drainage mudah
Sinus Etmoid :
Ada 2 ostium ant & post, banyak cellulae
drainage susah
Sinus Maksila :
Ostium tinggi dekat atap, kecil, tertutup konka
media
drainage susah
Sekret dr sinus ethmoid dan frontal dpt masuk
ke dlm sinus maksila

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 26
Mukosa
Hidung
- Epitel merupakan:
“ciliated pseudo
stratified columnar
epithelium”
- Mengandung sel goblet
serta
kelenjar serus dan
mukus
- Silia berjumlah 25-
100/sel
dan selalu mengadakan
gerakan (“stroke”) ke
arah
belakang (koana) untuk
mendorong selimut
lendir ke
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 27
Aliran darah:
◦ Dinding lateral: a. Etmoidalis anterior, a.
Etmoidalis posterior dan a. Sfenopalatina
◦ Septum nasi: a. Etmoidalis anterior dan posterior,
a. Nasopalatina, a. Palatina mayor dan a. Labial
superior
Persarafan:
◦ Cab dari n. oftalmikus dan n. Maksilaris ( cab.
Trigeminus)
Aliran Getah baning:
◦ Bag anterior ke kel submaksila
◦ Bag posterior ke kel retrofaring dan servikal
profunda

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 28
Fisiologi Hidung

Fungsi pernapasan :
◦ Mengatur, menyiapkan dan
membersihkan udara
Fungsi olfaktoris (penghidu,
penciuman)
Fungsi resonasi suara
Fungsi ventilasi dan drainase

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 29
ALIRAN UDARA DLM KAV NASI
Aliran udara dlm rongga hidung
mempengaruhi fungsi hidung
Internal nasal valve berperan penting
dlm hambatan aliran udara
Internal nasal valve: bagian tersempit
rongga hidung yg menghambat 50%
aliran udara inspirasi. Batasnya; medial:
anterosuperior septum nasi dan lateral:
upper lateral cartilage. Berbentuk
triangular dg luas 20-40 mm2
Nasal resistance ditimbulkan oleh efek
Venturi dan adanya nasal cycle
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 30
Fungsi Respiratoris
1. Mengatur banyaknya udara yg
masuk :
- disesuaikan dg kebutuhan
- konka nasi dapat membesar & mengecil
 melebarkan & menyempitkan rongga
hidung
2. Menyiapkan udara :
Menyaring: vibrise & selimut lendir
Membasahi: dengan penguapan sekret
hidung  kelembaban udara  + 80%
Memanasi: Transfer panas dari darah ke
udara di dalam rongga hidung (konka),
udara dingin berubah  36-370C
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 31
Menghangatkan dan
melembabkan
Udara secara cepat dipanaskan
dari anterior sampai ke posterior.
Total pemanasan saat
meninggalkan nasofaring
mencapai 80C
Udara juga dilembabkan. Dari
vestibulum nasi sampai glotis
udara dilembabkan 40 - 98 %
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 32
….lanjutan fungsi respirasi

3. Desinfeksi:
• Kuman ditangkap oleh lendir
• Dibunuh dengan enzim lisozim
• Suasana asam mematikan kuman
• Selimut lendir didorong ke belakang
oleh silia epitel mukosa ke nasofaring,
ditelan
• Fagosit, limfosit, histiosit di jar
submukosa

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 33
Fungsi Penghidu
Udara inspirasi masuk ke rongga hidung
ke atap bersentuhan dengan daerah
pembauan (regio olfaktoria).
Merangsang reseptor di ujung syaraf,
n. olfaktorius pusat penghidu.
Area: superior septum, bag superior
konka superior dan bag superior konka
media
Bila terjadi buntu hidung (udim, polip,
tumor) hiposmia/anosmia

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 34
Fungsi
Lain
Fungsi resonansi suara :
Getaran yang dihasilkan pita suara
menimbulkan resonansi pada rongga
sinus suara merdu
Bila buntu hidung
bindeng/sengau
Fungsi drainase dan ventilasi
sinus paranasal:
Gangguan fungsi Rinosinusitis
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 35
PEMERIKSAAN HIDUNG

Rinoskopi Anterior (RA)

Rinoskopi Posterior
(RP)

Transiluminasi
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 36
Rinoskopi Anterior (RA)

Menggunakan lampu kepala dan


spekulum hidung
Melihat rongga hidung
(lapang/sempit), konka nasi (besar,
udim, hiperemi/pucat), septum nasi
(deviasi), meatus nasi medius
(sekret, polip)
Memeriksa fenomena palatum
mole
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 37
Rinoskopi Posterior
(RP)
Melihat bagian belakang rongga
hidung dan nasofaring melalui cermin
kecil.
Cermin kecil bertangkai diletakkan di
orofaring dengan permukaan
menghadap ke atas, sinar lampu
kepala di arahkan ke cermin, posisi
diubah-ubah.
Dilihat dinding nasofaring, tuba
Eustakhius, torus tubarius dan koana
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 38
Alat pemeriksaan Rinoskopi
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 39
RINOSKOPI POSTERIOR
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 40
RINOSKOPI POSTERIOR
41
Transiluminasi
(untuk Sinus Maksila)
Dilakukan di kamar gelap
Lampu bertangkai dimasukkan ke
dalam rongga mulut, sinar lampu
akan menembus rongga sinus
maksila, terlihat di pipi, bandingkan
kanan dan kiri.
Sinus yang terisi cairan tampak
suram/gelap
Bermakna bila ada perbedaan
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 42
a b

c TRANSILUMINASI
LAMPU (a) (b)
KAMAR GELAP (c)

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 43
SINUS FRONTAL SINUS MAKSILA

TRANSILUMINASI
drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 44
TERIMAKASIH

drIrwanK/THT-KL/FK-UNAIR 45

Anda mungkin juga menyukai