Broca
Area Wernicke (22) Saat kita mengucapkan
pengenalan dan pemahaman info visual & auditory kata2 yg kita baca Area 17, 18, 19
Insula
speech, articulation Broca
ALS
Fungsi sensoris: Nyeri, suhu
DCML
Fungsi sensoris: Propriosepsi,
posisi, taktil, tekanan, vibrasi
Nuc. VII
Corona radiata
Crus postor capsula interna
Pedunculus cerebri
Pons
Pyramis (medulla oblongata)
Decussatio
pyramidum
Tractus corticospinalis antor
Tractus corticospinalis
lateralis
LMN lamina IV, V, VI, VII, IX
LMN lamina VIII (seluruh medulla spinalis)
(segmen C-T atas)
Movement Disorders
Pyramidal Tract Lesion
Paralysis/plegia lumpuh
Paresis weakness (partial
paralysis)
A : contralateral hemiplegia
B : ipsilateral hemiplegia
C : hemiplegia cruciata
D : quadriplegia
hemiplegia paraplegia quadriplegia
E : paraplegia
Ganglia Basalis
Ganglia Basalis
Ganglia basalis :
Nukleus caudatus + Nukleus lenticularis
- Nukleus caudatus = caput, corpus, cauda
- Nukleus lenticularis = globus palidus + putamen
Hipomotilitas:
1) Bradykinesia: perlambatan gerakan volunter
2) Hypokinesia: berkurangnya gerakan yang normalnya terjadi
3) Rigiditas: peningkatan tonus otot, involunter, sustained muscle contraction
Chorea Huntington:
Lesi Striatum produksi GABA turun aktivasi Atrofi nucleus caudatus,
cortex meningkat gerakan cepat bervariasi luas pembesaran ventrikel lateral
yang tidak henti-henti, kompleks, menyentak-
nyentak, diskinetik, tampak terkoordinasi dengan
baik, tetapi terjadi secara involunter.
Chorea Huntington (=Huntingtons disease):
Atrofi pada striatum
Herediter autosomal dominan
Chorea progresif kronik dan kerusakan mental
hingga dementia.
Manifes umur 30-an (makin tua makin parah)
Chorea Sydenham :
Cross reaction infeksi streptococcus
Athetosis Ballismus
Biasanya krna kerusakan perinatal pada striatum Karena destruksi nucleus
demyelinisasi PUTAMEN. subthalamicus.
Bentuk dyskinesia yang ditandai dengan gerakan- Biasanya unilateral=Hemiballismus.
gerakan menggeliat lambat, berkelok-kelok yang Gerakan involunter memukul /
tidak henti; bentuk paling berat pada tangan, dan mencambuk dan keras akibat
dilakukan secara involunter (biasanya kontraksi otot-otot extremitas
pergelangan tangan fleksi, jari-jari hyperekstensi)
Chorea
Athetosis
Parkinsons Disease Tremor
Penyakit degeneratif hilangnya neuron Stooped
posture
dopaminergik yang mengandung melanin
pada substansia nigra.
Masklike facies
Kekurangan dopamin sel saraf pada
striatum jadi out of control,shg pasien tdk dpt Rigidity
Arm flexed at
mengontrol gerakan. elbows&wrists
Sign and symtoms TRAP (Tremor, Rigidity, Hips &
Akinesia, Postural Instability). knees
Resting tremor 4-6 Hz slightly
flexed
Resting tremor (lambat dan teratur), Tremor
Dysmetria
Ketikdakmampuan untuk memperkirakan range gerakan yang volunter.
Misalnya pasien diminta mengambil sendok di atas meja, tapi jangkauan
tangannya selalu tidak bisa tepat ke arah sendok.
Ataxia
Kegagalan koordinasi otot, tidak teraturnya gerakan otot
Ataxia sensoris
Ataxia akibat hilangnya propiosepsi antara korteks motoris dengan saraf perifer,
yang mengakibatkan gerakan-gerakan yang tidak teratur, inkoordinasi ini menjadi
lebih berat apabila mata ditutup (ga ada bantuan dari komponen visualnya).
Vestibular ataxia
Ataxia yang disebabkan lesi di sepanjang nervus VIII atau pada nuc. vestibularis
Ataxia cerebellar
Ataxia yang disebabkan lesi pada cerebellum atau jaras2 dari cerebellum ke
pedunculus cerebri, pons, atau nucleus rubra
Alexia : Gangguan dalam membaca; afasia reseptif yang memperlihatkan ketidakmampuan untuk mengerti bahasa
tulisan.
Alexia primer berhubungan dengan agnosia visual (tidak mampu menginterpretasi objek yang dilihat). Alexia sekunder
berhubungan dengan defek pada bahasa.
Dyslexia : kesulitan dalam membaca, mengeja, dan menulis kata-kata, walaupun mampu melihat dan mengenal huruf.
Ada gangguan familial (autosomal dominan), >> pada pria. Bisa diatasi dengan latihan yang intensif.
Tonsillar herniation: Herniasi tonsilla cerebelli ke bawah melalui foramen
magnum, menekan medulla oblongata.
Tentorial herniation: Herniasi struktur cerebral melalui incisura tentorii,
disebabkan massa supratentorial. Dapat menekan struktur di bawahnya,
termasuk brain stem.
Keterangan
Supratentorial herniation
1. Uncal
2. Central (transtentorial)
3. Cingulate (subfalcine)
4. Transcalvarial
Infratentorial herniation
5. Upward (upward cerebellar or upward
transtentorial)
6. Tonsillar (downward cerebellar)
N. Opticus
Chiasma
Opticum
Tractus
Opticus
Nuc.
Geniculatum
Lateral
Radiatio
Optica
Cortex
striatum
Visual Pathway Defects
Amaurosis
Lesi N II pada satu sisi
Hemianopsia bitemporal
Hemianopsia yang mengenai kedua mata
Lesi pada chiasma optica
Hemianopsia homonymous
Hemianopsia mengenai separuh kanan atau separuh kiri dari lapang pandang
kedua mata
Lesi pada tractus opticus
Hemianopsia quadrantic
Hemianopsia pada seperempat lapang pandang, dikelilingi oleh radius
vertical dan horizontal
Lesi pada radiatio optica
Horners syndrome
Masuknya bola mata, ptosis, miosis, Ptosis
penyempitan fissure palpebra, anhidrosis,
Miosis
dan kemerahan di sisi wajah yang sakit.
Disebabkan karena lesi batang otak Anhydrosis
ipsilateral yang mengganggu jaras simpatis
Hyperemia
descendens (dari hypothalamus ke cervical).
Bisa disebabkan karena thoracic outlet
syndrome.
Horners syndrome
Freys syndrome
Pipi yang kemerahan dan berkeringat yang
berhubungan dengan kegiatan makan, terlihat pada lesi
kelenjar parotid dan nervus auriculotemporalis Freys Syndrome
Ptosis (drooping of the eyelid)
Ptosis
Turunnya kelopak mata akibat lumpuhnya
N.III.
Lagopthalmus
Keadaan dengan mata tidak dapat ditutup
sempurna. Lesi pada N. VII.
Lesi pada midbrain posterior (tectum termasuk colliculus superior dekat dengan
asal N. III dan nucleus Edinger Westphal), seperti tumor glandula pinealis.
Locked-in syndrome
Kerusakan pada bagian tertentu otak
bagian bawah dan batang otak, tanpa
melibatkan otak atas, menyebabkan
quadriplegia dan mutisme dengan
kesadaran yang utuh dan gerakan mata
vertical volunteer dan gerakan mengedip
yang tetap ada, biasanya akibat lesi
vascular pars ventralis pontis.
Diplopia horizontal
Diplopia dengan bayangan yang terletak pada bidang
horizontal yang sama, bersilangan atau langsung
Diplopia vertical
Penglihatan ganda dengan satu bayangan
tampak berada di atas yang lain
Sistem Vestibular:
Otolithic organs: Sacculus dan Utriculus Patofisiologi Vertigo
Komponen: macula dan otolith.
Peran:
-Keseimbangan statis:
sensoris posisi kepala, postur.
-Keseimbangan dinamis:
Akselerasi dan Deselerasi LINIER.
Ductus Semicircularis
Ada tiga; anterior, posterior, dan
lateral.
Komponen: ampulla dan cupula
Peran:
-Keseimbangan dinamis:
Akselerasi dan Deselerasi ROTATIONAL. Coba ditungguin deh, gambar ini animasi :D
Vertigo
Suatu ilusi gerakan, perasaan ilusi bahwa sepertinya lingkungan (objective
vertigo) atau tubuhnya sendiri (subjective vertigo) berputar.
Vertigo central
Vertigo yang disebabkan penyakit sistem saraf pusat, seperti lesi cerebellum
dan brain stem, Basilar artery migraine, TIA, Stroke, dll.
Vertigo perifer
Vertigo akibat gangguan pada labirynth atau n. Vestibularis (komponen
N.VIII): BPPV, Labrynthitis, Menieres disease (hearing loss, tinnitus,
vertigo), Acoustic Neuroma, Motion sickness.
Motion sickness
Disebabkan oleh pergerakan yang tidak biasa dan diskordansi antara
komponen vestibular dengan visual, biasanya dialami dalam perjalanan.
Vertigo Central Vertigo Perifer
Continous Recurrent
Nystagmus vertical Nystagmus horizontal
Non-positional Position change
Mild vertigo Moderate-Severe
Conductive hearing loss: Hearing loss akibat gangguan konduksi
suara karena kelainan pada auris externa / auris media. Misalnya
penyumbatan canalis acusticus externus akibat impacted cerumen atau di
Tuba Eustachii, infeksi (otitis), tumor (osteoma), atau keterbatasan gerak
ossicula auditiva.
Sensory neural hearing loss: Hearing loss akibat gangguan pada
proses persepsi.
SNHL cochlearis: Lesi pada cochlea,
SNHL retrocochlearis: lesi N. VIII, acoustic neuroma/ pontocerebellar
angle tumor, atau lesi area auditoris primer.