Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

PREEKLAMSIA DAN SINDROM HELLP

NUR FARIDAH
PEMBIMBING : DR.DJEMI, SP.OG
LAPORAN KASUS

 Tanggal Pemeriksaan :03-12-2015


 Ruangan : IGD RSU Anutapura
 Jam :08.45 WITA
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny.M
 Umur : 29 tahun
 Alamat : Ds. Loli Pesua Kab Donggala
 Pekerjaan : IRT
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : SMA

 Nama : Tn.S
 Umur : 32 tahun
 Alamat : Ds. Loli Pesua Kab Donggala
 Pekerjaan : Buruh
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : SMA
ANAMNESIS

 GIP0A0
 Usia Kehamilan : 37 minggu
 HPHT : 07-03-2014
 TP : 14-12-2015
 Menarche : 13 tahun
 Perkawinan : I, Usia 2 tahun
KELUHAN UTAMA : PASIEN HAMIL DENGAN KELUAR DARAH CAMPUR LENDIR
DARI JALAN LAHIR.

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien masuk dengan keluhan keluar darah
campur lendir dari jalan lahir sejak tadi malam,
malaise (+), lemah (+), nyeri perut tembus belakang
(+), mual (+), muntah 3x sejak tadi malam, isi
muntahan makanan bercampur air, nyeri ulu hati
tembus belakang (+), pusing (+), sakit kepala (-),
demam (-), kabur pada penglihatan sejak kemarin
(+), kencing hanya sedikit-sedikit, BAB normal dan
edema pada kedua tungkai (+).
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi dalam kehamilan sejak usia
kehamilan 28 minggu (+), riwayat kejang (-),
riwayat DM (-), asma (-), penyakit jantung (-),
alergi (-).

 Riwayat penyakit keluarga :


Orang tua pasien menderita hipertensi.
 Riwayat Obstetri : Hamil sekarang

 Riwayat ANC : Pasien rutin


melakukan pemeriksaan di PKM sebanyak 4x.
PEMERIKSAAN FISIK

•KU : lemah •TD : 180/120


•Kesadaran : mmHg
compos mentis •Nadi : 120x/menit
•BB : 56 kg •Respirasi :
•TB : 155 cm 20x/menit
•Suhu : 36,8
Kepala – Leher :

 Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-),


edema palpebra (-/-), pembesaran KGB (-),
pembesaran kelenjar tiroid (-).
THORAKS

 I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)


 P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)

 P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada


area jantung, batas paru-hepar SIC VII LMD,
batas jantung DBN
 A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-. Bunyi jantung I/II murni reguler
ABDOMEN :
PEMERIKSAAN OBSTETRI :

 Leopold I: 2 jari bawah proc. xyphoideus, pres.


Bokong, TFU : 30 cm.
 Leopold II: Punggung kanan ibu
 Leopold III: Presentasi kepala
 Leopold IV: belum masuk PAP

 DJJ : 160 x/menit


 HIS : 2x/10menit, durasi 30-40 detik
 Janin Tunggal : Ya
PEMERIKSAAN VT :
 Vulva : tidak ada kelainan
 Vagina : tidak ada kelainan
 Portio : lunak
 Pembukaan : seujung jari 1 cm
 Ketuban : Utuh
 Penurunan : Hodge I
 Pintu panggul : cukup luas
 Pelepasan : darah segar dan lendir
Ekstremitas :
 Atas : Akral hangat, Edema -/-
 Bawah : Akral hangat, Edema +/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium:
 Wbc : 10 x 103/mm3 BT : 5’
 Hgb : 12.6 gr/dl CT : 7’30”
 Hct : 38.6 % HbSAg: non-reaktif
 Plt : 115 x 103/l Ureum: 1.01 mg/dL
 Rbc : 4,8 x 106/l Creatinin: 0,20 mg/dL
 SGOT : 67,5 U/L
 SGPT : 70,3 U/L
PEMERIKSAAN URIN

 Protein : +3
 Silinder : (-)
 Leukosit :5
 Epitel : (+)
 Eritrosit :2
 Kristal : (-)
RESUME
 Berdasarkan anamnesis pasien masuk dengan
keluhan keluar darah campur lendir dari jalan lahir
sejak tadi malam, malaise (+), lemah (+), nyeri
perut tembus belakang (+), mual (+), muntah 3x
sejak tadi malam, isi muntahan makanan
bercampur air, nyeri ulu hati tembus belakang (+),
pusing (+), kabur pada penglihatan sejak kemarin
(+), kencing hanya sedikit-sedikit, edema pada
kedua tungkai (+). Riwayat hipertensi selama
kehamilan sejak usia kehamilan 28 minggu.
 Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan TD :
180/120 mmHg, N : 120x/m, R : 25x/m, S:
36,8ºC. Pemeriksaan obstetri : LI : 2 jari di
bawah prossessus xyphoideus, LII : Punggung
kanan, LIII : presentase kepala, LIV : Kepala
belum masuk PAP. DJJ : 160x/menit. HIS :
2x/10’ (30-40”). janin tunggal.
 Pada Pemeriksaan Dalam (VT) : portio lunak,
tebal, pembukaan : seujung jari 1cm, ketuban
utuh, teraba jaringan menutupi sebagian OUI,
pintu panggul cukup luas, pelepasan darah
segar dan lendir.
 Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan
platelet 115 x 103/l, SGOT 67,5 U/L, SGPT
70,3 U/L dan pemeriksaan urinalisis hasil
protein +3.
DIAGNOSIS

 GIP0A0 gravid aterm + inpartu kala I fase laten


+ Preeklamsia Berat + Sindrom HELLP.
PENATALAKSANAAN

 Pasang oksigen 4 lpm


 IVFD RL 500 CC + MgSO4 sesuai protap

 Rencana induksi persalinan

 Inj. Ranitidin 1amp/8jam/iv

 Nifedipin 3 x 10 mg

 Observasi HIS, BJF, dan Perdarahan

 Pasang kateter
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien G1P0A0 masuk dengan keluhan keluar
darah campur lendir dari jalan lahir sejak tadi malam, malaise (+), lemah
(+), nyeri perut tembus belakang (+), mual (+), muntah 3x sejak tadi malam,
isi muntahan makanan bercampur air, nyeri ulu hati tembus belakang (+),
pusing (+), kabur pada penglihatan sejak kemarin (+), kencing hanya
sedikit-sedikit, edema pada kedua tungkai bawah (+).
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan TD : 180/120 mmHg. Pada
pemeriksaan darah lengkap didapatkan platelet 115 x 103/l, SGOT 67,5
U/L, SGPT 70,3 U/L dan pemeriksaan urinalisis hasil protein +3.

Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra,
dan postpartum. Dari gejala-gejala klinik preeklampsia dapat dibagi menjadi
preeklampsia ringan dan preeklampsia berat.
Sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelets Count) ialah
preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim hepar,
disfungsi hepar, dan trombositopenia.
KLASIFIKASI PREEKLAMPSIA
Preeklampsia Ringan (PER)
Preeklampsia
Preeklampsia Berat (PEB)
PER PEB KASUS

•Hipertensi (>140/90) •Tekanan darah sistolik ≥ •Tekanan darah awal masuk


•Proteinuri > 300 mg/24 jam 160 mmHg dan tekanan 180/120 mmHg
atau ≥ +1 darah diastolik ≥ 110 •Proteinuri +3
•Edema mmHg. •Nyeri epigastrium
•Proteinuria lebih dari 5 •Edema pada tungkai bawah
g/24 jam atau +3
•Trombositopenia
•Oliguria, produksi urim <
•Sindrom HELLP
500 cc/24 jam
•Kenaikan kadar kreatinin
plasma
•Ganggguan visus dan
serebral : penurunan
kesadaran, nyeri kepala,
skotoma dan pandangan
kabur
•Nyeri epigastrium atau nyeri
kuadaran kanan atas
abdomen
•Edema paru dan sianosis
•Hemolisis mikroangiopati
•Trombositopenia
•Gangguan fungsi hepar
•Sindrom HELLP
SINDROM HELLP

Diagnosis
 Didahului tanda dan gejala yang tidak khas
seperti malaise, lemah, nyeri kepala, mual,
muntah
 Adanya tanda dan gejala preeklampsia

 Kenaikan LDH, AST, dan bilirubin indirek

 Kenaikan ALT, AST, LDH

 Trombositopenia
KLASIFIKASI MENURUT MISSISSIPPI

Kasus : Trombosit 115.000/l, SGOT


(AST) 67.5 U/L, SGPT (ALT) 70.3 U/L
Klas 2 : kadar Klas 3 : kadar
Klas 1 : kadar
trombosit ≥ trombosit
trombosit ≤
50.000/ml ≤ ≥100.000/ml ≤
50.000/ml,
100.000/ml, 150.000/ml,
LDH ≥ 600 IU/L
LDH ≥ 600 IU/L LDH ≥ 600 IU/L
dan AST
dan AST dan AST
dan/atau ALT ≥
dan/atau ALT ≥ dan/atau ALT ≥
40 IU/L.
40 IU/L 40 IU/L
FAKTOR YANG BERPERAN

Peran Prostasiklin dan


Peran Faktor Genetik
Tromboksan

Peran Faktor Imunologis Disfungsi endotel


FAKTOR RESIKO

 Riwayat Preeklamsia

 Primigravida

 Kegemukan

 Kehamilan ganda

 Riwayat penyakit dahulu (diabetes, gangguan


fungsi ginjal, hipertensi kronis)
TERAPI
 Terapi pada pasien preeklamsia berat dilakukan
monitoring input cairan (melalui oral atau infus) dan
output cairan (melalui urin) menjadi sangat penting.
Cairan yang diberikan dapat berupa Ringer-dekstrose
jumlah tetesan : < 125 cc/jam atau infus dektrose 5 %
yang tiap 1 liternya diselingi dengan RL (60-125 cc/jam)
500 cc. Pasang kateter untuk mengukur pengeluaran
urin. Oliguria terjadi bila produksi urin < 30 cc/jam
dalam 2-3 jam atau <500 cc/24 jam. Diberikan
antasida untuk menetralisir asam lambung sehingga
bila mendadak kejang, dapat menghindari risiko
aspirasi asam lambung yang sangat asam.
PEMBERIAN MAGNESIUM SULFAT REGIMEN :

Loading dose : inital dose


 4 gram MgSO4 : intravena (40% dalam 10 cc) selama 15 menit
Maintance dose :
 Diberikan infus 6 gram dalam larutan RL/6 jam atau diberika n 4-5
gram i.m. selanjutnya maintance dose diberikan 4 gram i.m tiap 4-6
jam.
Syarat diberikan :
 Harus tersedia antidotum yait kalsium glukonas, refleks patella (+)
dan respirasi > 16 kali/menit.
 Magnesium sulfat dihentikan bila:
 Ada tanda intoksikasi dan setelah 24 jam pascapersalinan atau 24
jam setelah kejang diakhiri.
ANTIHIPERTENSI
 Diuretik tidak diberikan secara rutin kecuali
edema paru atau edema anasarka. Diuretika yang
dipilih adalah furosemide.
Pemberian antihipertensi :
 Lini pertama adalah nifedipin dosis 10-20 mg per
oral, diulangi setelah 30 menit : maksimum 120
mg dalam 24 jam.
 Lini kedua adalah sodium nitroprusside 0,25µg
i.v/kg/menit, infus : ditingkatkan 0,25µg
i.v/kg/menit 5 menit.
KASUS

 Induksi persalinan pada pasien dengan


oksitosin ½ ampul dalam cairan RL 500 cc
mulai dari 8 tpm kemudian dinaikkan 4 tpm
setiap 15 menit dengan tetap melakukan
observasi pada HIS, BJF dan kemajuan
pembukaan dalam persalinan.
 Setelah induksi terjadi persalinan normal.
 Terapi MgSO4 sesuai protab
 Pasang kateter untuk menilai output cairan

 Pemberian antihipertensi lini pertama yaitu


nifedipin 3x10 mg
 Pemberian ranitidin secara i.v sebagai terapi
untuk mual dan muntah pasien
 Pemberian furosemide secara i.v sebagai
diuretikan aman untuk mengatasi edema
Pasien pulang setelah dirawat selama 4 hari di RS,
dengan diagnosis PIA0 Post partum H2 + PEB +
Sindrom HELLP dengan kondisi hemodinamik telah
stabil dan keadaan umum membaik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai