Anda di halaman 1dari 122

BAB I

PRAKTIK ANESTESIOLOGI

KONSEP UTAMA

1. Pada tahun 1846 Oliver wendell Holmes merupakan orang yang pertama kali
mengusulkan penggunaan istilah anestesi untuk menunjukkan gabungan dari amnesia,
analgesia, dan pembiusan untuk membuat tindakan pembedahan dengan rasa sakit
seminimal mungkin.

2. Eter digunakan untuk tujuan yang tidak jelas (‘Ether Frolics’) dan tidak digunakan
sebagai bahan anestesi pada manusia sampai tahun 1842, hingga saat Crawford W
Long dan William E Clark menggunakannya pada pasien. Pada 16 Oktober tahun
1846, William T.G. Morton mengadakan demonstrasi publikasi pertama anestesi
umum untuk tindakan pembedahan menggunakan eter.

3. Penggunaan anestesi lokal modern pertama kali diperkenalkan oleh Carl Koller, yang
pada saat itu masih menjadi residen di optalmologi, Ia mendemonstrasikan anestesi
topikal pada mata dengan kokain pada tahun 1884.

4. Curare sangat memudahkan intubasi trakea dan relaksasi otot selama pembedahan.
Untuk pertama kalinya, Operasi dapat dilakukan pada pasien tanpa persyaratan
Inhalasi anestesi umum tingkat tinggi untuk menghasilkan relaksasi otot.

5. John Snow, yang sering dianggap sebagai Bapak dari spesialisasi anestesi adalah orang
pertama yang secara ilmiah meneliti eter dan fisiologi anestesi umum.

6. Doktrin yang mengumpamakan ahli bedah sebagai “kapten kapal” karena bertanggung
jawab untuk setiap aspek keperawatan perioperatif pasien (termasuk anastesi) tidak
lagi menjadi gagasan valid ketika sudah ada ahli anestesi

1
Discorides yang merupakan filsuf Yunani pertama kali menggunakan istilah anastesia
pada abad pertama untuk menggambarkan efek seperti pembiusan dari tanaman
mandragora. Istilah selanjutnya didefinisikan di bawah sebuah kamus umum etimologi
bahasa Inggris (1721) Sebagai “sensasi cacat” dan kemudian di ensiklopedia britanica
1771 sebagai “Kurang rasa”. Pada tahun 1846 Oliver wendell Holmes merupakan orang
yang pertama kali mengusulkan penggunaan istilah anestesi untuk menunjukkan
gabungan dari amnesia, analgesia, dan pembiusan untuk membuat tindakan
pembedahan dengan rasa sakit minimal. Di Amerika penggunaan istilah anestesiologi
ditujukan untuk praktik atau studi anestesi yang pertama kali diajukan pada dekade
kedua pada abad ke-20 untuk menekankan perkembangan dasar ilmiah dari sebuah
spesialitas.

Meskipun anastesi sekarang bertumpu pada dasar ilmiah yang sebanding dengan
spesialisasi lain, Praktek anestesi lebih banyak merupakan penggabungan dari ilmu
pengetahuan dan seni. Selain itu, praktek ini telah berkembang jauh melampaui
ketidaksadaran pasien terhadap rasa sakit pada saat pembedahan atau persalinan (Tabel
1-1)Anesthesiologist membutuhkan rekan kerja dengan daftar yang panjang, termasuk
ahli bedah dan subspesialitasnya, ahli penyakit dalam dan ahli penyakit anak, perawat
dan obstetri serta teknik pencitraan (biasanya ultrasound), farmakologi klinik, fisiologi
terapan, ilmu keselamatan, proses pengembangan dan teknologi biomedik. Kemajuan
dalam dasar-dasar ilmiah anestesi menjadikannya sebuah stimulasi intelektual dan
berkembang sangat pesat. Banyak dokter yang memasuki residensi di anestesiologi
adalah mereka yang sudah lulus beberapa tahun dari pendidikan kedokteran dan
mungkin memiliki sertifikasi di spesialisasi medis lainnya.

Tabel 1-1 Aspek praktek kedokteran yang termasuk dalam lingkup


anestesiologi

2
Penilaian, konsultasi, dan persiapan pasien untuk anastesi

Bantuan dan pencegahan rasa sakit Selama dan mengikuti prosedur pembedahan
kebidanan terapi dan diagnostik

Pemantauan Dan pemeliharaan fisiologi normal selama perioperatif atau periprosedural

Manajemen pasien dalam keadaan kritis

Diagnosis dan pengobatan akut, kronis dan nyeri yang berkaitan dengan kanker

Manajemen rumah perawatan dan perawatan paliatif

Manajemen klinis dan pengajaran resusitasi jantung paru dan neurologi

Evaluasi fungsi pernafasan dan penggunaan terapi pernafasan

Melakukan penelitian ilmiah klinik translasional dan dasar.

Supervisi, pengajaran, dan evaluasi kinerja baik tenaga medis dan personil kesehatan
terkait yang terlibat dalam perioperatif atau perawatan peri prosedural, perawatan
rumah dan perawatan paliatif, manejemen keadaan kritis dan manajemen nyeri.

Keterlibatan Administrasi dalam fasilitas perawatan kesehatan dan organisasi serta


sekolah kedokteran yang sesuai dengan dewan misi anestesiologi Amerika.

Bab ini mengulas tentang sejarah anestesi, menekankan akar Inggris dan Amerika, dan
mempertimbangkan ruang lingkup saat ini.

Sejarah Anestesi

Spesialis anestesi dimulai pada pertengahan abad ke-19 dan semakin mapan di abad
berikutnya titik peradaban kuno telah menggunakan opium poppy, daun koka, akar
mandrake, alkohol dan bahkan phlebotomy (ke titik ketidaksadaran) untuk
memungkinkan ahli bedah untuk beroperasi. Mesir kuno menggunakan kombinasi
opium Poppy (mengandung morfin) dan hycocamus (mengandung skopolamin) untuk
tujuan ini. Kombinasi yang sama, morfin dan skopolamine, secara luas digunakan untuk
premedikasi sampai beberapa kali terakhir. Apa yang terjadi pada anastesi di zaman
kuno adalah kompresi batang saraf (iskemia saraf) atau penggunaan es (cryoanalgesia).
Suku Inca mungkin telah mempraktekkan anastesi lokal pada tindakan pembedahan nya

3
dengan cara mengunyah daun koka dan mengoleskannya untuk luka pasca operasi,
khususnya sebelum trephine untuk sakit kepala.
Evolusi dari pembedahan modern terhambat tidak hanya karena pemahaman
yang buruk tentang proses penyakit, anatomi, asepsis pembedahan tapi juga karena
kurangnya teknik anestesi yang handal dan aman. Teknik pertama yang berkembang
adalah anastesi inhalasi, diikuti dengan lokal dan regional anestesi intravena anestesi,
dan blokade neuro muskular. Perkembangan anestesi Dalam pembedahan dianggap
salah satu penemuan paling penting dalam sejarah manusia dan diperkenalkan ke
praktik tanpa adanya Uji acak terkendali.

ANESTESI INHALASI

Karena jarum suntik tidak ditemukan sampai tahun 1855 anestesi umum pertama yang
digunakan adalah anestesi dengan agen inhalasi. dietil eter (dikenal pada saat itu sebagai
ether sulfat karena dihasilkan oleh reaksi kimia sederhana antara etil alkohol dan asam
sulfat) awalnya disiapkan pada tahun 1540 oleh Valerius Cordus. Eter digunakan untuk
tujuan yang tidak jelas (‘Ether Frolics’) dan tidak digunakan sebagai bahan anestesi
pada manusia sampai tahun 1842, hingga saat Crawford W Long dan William E Clark
menggunakannya pada pasien Untuk operasi dan ekstraksi gigi, masing-masing.
Namun, Bukan long atau keluarga yang mempublikasikan penemuan mereka. Empat
tahun kemudian, di Boston, pada 16 Oktober tahun 1846, William T.G Morton
mengadakan demonstrasi publikasi pertama anestesi umum untuk tindakan pembedahan
menggunakan eter. Kesukesan dramatis dari publikasi tersebut mengakibatkan ahli
bedah berseru kepada penonton yang skeptis: “Tuan-tuan, ini bukan hambug!”.
Kloroform disiapkan oleh Moldenhawer, von Liebig, Guthrie, dan Soubeiran
sekitar tahun 1831. Meskipun pertama kali digunakan oleh Holmes Coote pada pada
tahun 1847, Kloroform digunakan ke dalam praktek klinis oleh Scot Sir James Simpson,
yang diberikan kepada pasien untuk mengurangi rasa sakit dalam persalinan. Ironisnya,
Simpson telah meninggalkan praktik medisnya karena menyaksikan keputusasaan yang
mengerikan dan penderitaan pasien yang menjalani operasi tanpa anestesi.
Joseph Priestley Memproduksi nitrit oksida pada tahun 1772 dan Humphrey
Davy Pertama kali mencatat bahan analgesiknya pada tahun 1800. Gardner Colton dan

4
Horace Wells Yang dihargai untuk penggunaan nitrit oksida pertama kali sebagai
anestesi untuk ekstraksi gigi pada manusia di tahun 1844. potensi nitrit oksida ini
kurang (80% konsentrasi nitrit oksida dapat menghasilkan analgesia tapi bukan untuk
anastesi pembedahan) menyebabkan demonstrasi klinis nitrit oksida kurang meyakinkan
daripada eter.
Nitrit oksida adalah yang paling tidak populer dari ketiga anastesi inhalasi
sebelumnya karena potensinya yang kurang dan kecenderungan untuk menyebabkan
asfiksia ketika digunakan sendiri (lihat bab 8). Ketertarikan terhadap nitrit oksida
dihidupkan kembali pada 1868 ketika Edmund Andrew menggunakannya dalam 20%
Alkohol. Namun penggunaannya masih dibayangi oleh kepopuleran eter dan kloroform.
Ironisnya, Nitrit oksida adalah satu-satunya dari tiga agen yang masih digunakan sampai
sekarang. Kloroform mengalahkan popularitas eter di banyak daerah (Terutama di
Inggris) Namun dengan adanya laporan dari kloroform yang terkait dengan kejadian
aritmia jantung, depresi pernapasan, dan hepatotoksisitas akhirnya menyebabkan dokter
meninggalkan nya dan kembali ke eter khususnya di Amerika Utara.
Bahkan setelah pengenalan anastesi inhalasi lainnya nya (Etil klorida, etilen,
divinil eter, siklopropana, trichloroethylene dan fluoroxene) tetap menjadi anestesi
inhalasi standar sampai awal 1960-an. Satu-satunya agen inhalasi yang menyaingi eter
dalam hal keselamatan dan popularitas adalah siklopropana (diperkenalkan pada tahun
1934) namun keduanya sangat mudah terbakar dan keduanya tergantikan oleh
kesuksesan flurinated hidrokarbon: halothane yang tidak mudah terbakar
(dikembangkan pada tahun 1951; dirilis pada 1956), Methoxyflurane (dikembangkan
pada tahun 1958; dirilis pada 1960) enflurane (dikembangkan pada tahun 1963; dirilis
tahun 1973) dan isoflurane (dikembangkan pada tahun 1965; dirilis tahun 1981).
Saat ini sevofluran adalah agen inhalasi yang paling populer di negara-negara
maju. Sevofluran jauh lebih tajam dari isofluran dan memiliki kelarutan darah yang
rendah. Adanya penemuan mengenai potensi toksisitas turunan dari produk ini
mengakibatkan tertundanya perilisan di Amerika Serikat sampai tahun 1994 (lihat bab
8). Kekhawatiran ini telah terbukti secara teoritis. Sevofluran Sangat cocok untuk
induksi inhalasi dan telah menggantikan halotan dalam praktek pediatrik. Desflurane
(dirilis tahun 1992) Memiliki banyak sifat sifat yang diinginkan dari isoflurane serta
penyerapan dan eliminasi lebih cepat (hampir secepat nitrit oksida). Sevofluran,

5
Desflurane dan isoflurane adalah agen inhalasi yang paling umum digunakan di negara
maju di seluruh dunia.

ANESTESI LOKAL DAN REGIONAL

Kualitas daun koka telah diakui oleh suku Inca selama berabad-abad sebelum
tindakannya yang pertama kali terlihat oleh orang Eropa. kokain dipisahkan dari daun
koka pada tahun 1855 oleh Gaendicke dan dimurnikan pada tahun 1860 oleh Albert
Niemann. Sigmund Freud melakukan pekerjaan seminal dengan kokain. Namun
demikian, aplikasi si asli kokain untuk anestesi dikreditkan kepada Carl Koller, yang
pada saat itu masih menjadi residen di optalmologi, Ia mendemonstrasikan anestesi
topikal pada mata dengan kokain pada tahun 1884. Kemudian pada tahun 1884 William
halsted menggunakan kokain untuk infiltrasi intradermal dan blok saraf (Termasuk blok
dari saraf wajah, pleksus brachialis, saraf pudenda dan saraf tibialis posterior). Agustus
Bier kreditkan bagai pengguna anestesi spinal pertama pada tahun 1898. Iya juga yang
pertama kali menggambarkan anastesi regional intravena (Bier block) pada tahun 1908.
Procain disintesis pada tahun 1904 oleh Alfred einhorn dan dalam waktu 1 tahun
digunakan secara klinis sebagai anestesi lokal oleh Hendrich Braun. Braun juga orang
yang pertama kali menambahkan epinefrin untuk memperpanjang durasi anastesi lokal.
Ferdinand Cathlin dan Jean Sicard memperkenalkan anastesi caudal epidural pada tahun
1901. Anestesi epidural lumbal pertama kali digambarkan pada tahun 1921 oleh Fidel
Pages dan lagi pada tahun 1931 oleh Achille Dougliotti. Anastesi lokal tambahan
kemudian diperkenalkan termasuk dibucain (1930), tetracaine (1932), lidocaine (1947),
kloroprokain (1955), mepivacaine (1957), prilocaine (1960), bupivakain (1963), dan
etidocaine (1972). Dan penambahan terbaru, ropivacaine (1996) dan levobupivacaine
(1999), Memiliki aksi durasi yang sama dengan bupivacaine namun lebih sedikit
toksisitas Cardio (lihat bab 16). Selain dari itu anastesi lokal kimia yang berbeda,
articaine dipakai untuk anastesi gigi.
ANESTESI INTRAVENA

Agen Induksi

6
Anestesi intravena membutuhkan penemuan jarum suntik oleh Alexander wood tahun
1855. Upaya awal pada anestesi intravena termasuk penggunaan kloralhidrat (oleh Ore
tahun 1872) kloroform dan eter (Burkhardt pada tahun 1909) dan kombinasi morfin dan
scopolamine (Bredenfeld pada tahun 1916). Barbiturat pertama kali disintesis pada
tahun 1930 oleh Fishcher dan Von Mering. Barbiturat yang pertama digunakan untuk
induksi anestesi adalah asam dietilbarbituric (barbital), Namun itu sebelum terkenalnya
hexobarbital di tahun 1927 yaitu induksi barbiturat menjadi populer. thiopental,
disintesis di tahun 1932 oleh Volwiller dan Tabern, dan pertama kali secara klinis
digunakan oleh John lundy dan Ralph Waters pada tahun 1934 dan dan selama
bertahun-tahun menjadi agen yang paling umum untuk anestesi intravena. Methohexital
pertama kali digunakan secara klinis Pada tahun 1957 oleh VK Stoelting. Methohexital
terus menjadi sangat populer sebagai anestesi umum singkat untuk terapi
elektrokonvulsif. Setelah chlordiazepoxide ditemukan pada tahun 1955 dan dirilis untuk
penggunaan klinis pada tahun 1960, benzodiazepin-diazepam lainnya, lorazepam,
midazolam digunakan secara ekstensif untuk premedikasi, sedasi sadar, dan induksi
anestesi umum. Ketamine disintesis pada tahun 1962 oleh Stevens dan pertama kali
digunakan secara klinis pada tahun 1965 oleh Corssen dan Domino; dirilis pada tahun
1970 dan terus menjadi populer saat ini, khususnya bila diberikan dalam kombinasi
dengan agen lainnya untuk anestesi umum atau ketika diberikan dalam dosis rendah
untuk membangunkan pasien dalam kondisi yang menyakitkan. Etomidate disintesis
pada tahun 1964 dan dirilis pada tahun 1972. Antusiasme awal tidak sebanding dengan
kurangnya efek pada peredaran darah dan pernafasan dengan adanya supresi adrenal,
ditemukan bahkan setelah dosis tunggal diberikan. Dirilisnya propofol pada tahun 1986
(1989 di Amerika serikat) adalah suatu kemajuan besar dalam anestesi karena durasi
aksi yang singkat (lihat bab 9). Propofol saat ini menjadi agen yang paling populer
untuk digunakan oleh dunia induksi intravena.

Agen Pemblokiran neuromuskular

Pengenalan curare oleh Harold Griffith dan Enid Johnson pada tahun 1942 merupakan
tonggak sejarah dalam anestesi. Curare sangat memudahkan intubasi trakea dan

7
relaksasi otot selama pembedahan. Untuk pertama kalinya, Operasi dapat dilakukan
pada pasien tanpa persyaratan Inhalasi anestesi umum tingkat tinggi untuk
menghasilkan relaksasi otot. Penggunaan anestesi umum sering mengakibatkan
kardiovaskular yang berlebihan dan depresi pernapasan yang berkepanjangan. Selain
itu, penggunaan anestesi inhalasi sering kali tidak dapat ditoleransi oleh pasien yang
lemah.
Suksinilkolin disintesis oleh Bovet pada tahun 1949 dan dirilis pada tahun 1951;
suksinilkolin menjadi agen standar untuk memfasilitasi intubasi trakea untuk induksi
cepat. Sampai saat ini, suksinilkolin tetap tidak tertandingi karena kecepatannya dalam
membuat relaksasi otot yang mendalam, namun efek sampingnya membuat
suksinilkolin harus dicarikan pengganti yang sebanding. Neuromuskuler bloker lain
(NMBS; dibahas di Bab 11) -Gallamine, decamethonium, metocurine, alcuronium, dan
pancuronium kemudian diperkenalkan. Sayangnya, obat-obatan tersebut sering
dikaitkan dengan efek samping (lihat Bab 11), Dan pencarian untuk NMB yang ideal
terus berlanjut. Baru-baru ini diperkenalkan agen NMB yang lebih ideal termasuk
vecuronium, atracurium, rocuronium, mivakurium, dan cisatracurium.

Opioid

Morfin, pertama kali dipisahkan dari opium di antara tahun 1803 dan 1805 oleh
Sertürner, juga dicoba sebagai obat bius intravena. Banyaknya laporan sebelumnya
mengenai peristiwa buruk yang terkait dengan opioid menyebabkan banyak ahli anestesi
lebih menggunakan anestesi inhalasi murni. Ketertarikan terhadap opioid dalam anestesi
kembali setelah adanya sintesis dan pengenalan meperidine pada tahun 1939. Konsep
anestesi yang seimbang diperkenalkan pada tahun 1926 oleh Lundy dan lain-lain
kemudian berevolusi dengan penggunaan yang mencakup thiopental untuk induksi,
nitrous oxide untuk amnesia, opioid untuk analgesia, dan curare untuk relaksasi otot.
Pada tahun 1969, Lowenstein menghidupkan kembali ketertarikan dalam anestesi opioid
“murni” dengan memasukkan konsep dosis besar opioid sebagai anestesi lengkap.
Morfin adalah agen pertama yang digunakan, tetapi fentanyl dan sufentanil lebih banyak
digunakan sebagai agen tunggal. Dengan beberapa pengalaman dengan teknik ini,
beberapa keterbatasan, Ketidakyakinan untuk mencegah pasien sadar,
Ketidaklengkapan dalam menekan respon otonom selama operasi, dan depresi

8
pernafasan yang berkepanjangan. Remifentanil, sebuah bahan opioid untuk degradasi
cepat oleh plasma nonspesifik dan esterase jaringan, Memungkinkan tingkat analgesia
dari opioid yang mendalam untuk digunakan tanpa kekhawatiran mengenai perlunya
dilakukan ventilasi pasca operasi. Meskipun dengan peningkatan toleransi opioid yang
akut.

EVOLUSI DARI SPESIALISASI

Permulaan di Inggris

Setelah demonstrasi publik pertama di Amerika Serikat, anestesi dengan menggunakan


eter diadopsi di Inggris. John Snow, yang sering dianggap sebagai Bapak dari
spesialisasi anestesi adalah orang pertama yang secara ilmiah meneliti eter dan fisiologi
anestesi umum. Tentu saja, John Snow juga pelopor dalam epidemiolog yang membantu
dalam menghentikan epidemi kolera di London dengan membuktikan bahwa agen
penyebab penularan yaitu dari konsumsi air sumur yang terkontaminasi daripada jika
terhirup. Pada 1847, John Snow menerbitkan buku pertama pada anestesi umum,
Inhalasi Eter. Ketika bahan anestesi dari kloroform dibuat, ia dengan cepat menyelidiki
dan mengembangkan inhaler untuk agen itu juga. Dia percaya bahwa inhaler harus
digunakan dalam pemberian eter atau kloroform untuk mengontrol dosis dari obat bius.
Buku kedua, Kloroform dan Anestesi lain, diterbitkan secara anumerta pada tahun 1858.
Setelah kematian Snow, Dr. Joseph T. Clover mengambil posisinya sebagai ahli
anestesi terkemuka di Inggris. Clover menekankan untuk terus memantau nadi pasien
selama anestesi, dimana hal tersebut merupakan sebuah praktek yang belum menjadi
standar pada saat itu. Dia adalah orang pertama yang menggunakan manuver jaw-thrust
untuk menghilangkan obstruksi jalan napas, ia juga yang pertama bersikeras bahwa
peralatan resusitasi harus selalu tersedia selama anestesi, dan juga yang pertama
menggunakan kanula krikotiroid (untuk menyelamatkan pasien dengan tumor mulut
yang berkemungkinan terjadi obstruksi jalan napas lengkap). Setelah Clover, Sir
Frederic Hewitt menjadi ahli anestesi terkemuka Inggris di tahun 1890-an. Dia
bertanggung jawab untuk banyak penemuan, termasuk jalan nafas oral. Hewitt juga
menulis buku teks pertama yang banyak anggap sebagai buku benar anestesi, yang
kemudian dicetak hingga lima edisi. Snow, Clover, dan Hewitt mendirikan tradisi
anestesi dokter di Inggris, tapi Hewitt lah yang membuat argumen yang paling kuat

9
untuk diadakannya pendidikan spesialisi anestesi. Pada tahun 1893, organisasi pertama
spesialis dokter dianestesi, The London society of Anaesthetists, dibentuk di Inggris
oleh J.F Silk.

Permulaan di Amerika Utara

Di Amerika Serikat, hanya beberapa dokter yang memiliki spesialisasi dalam anestesi
pada tahun 1900. Tugas dalam melakukan anestesi umum sering didelegasikan kepada
residen ahli bedah, mahasiswa kedokteran, atau dokter umum.
Organisasi pertama dari anestesi dokter di Amerika Serikat adalah Long Island
Society of anaesthetists, dibentuk pada tahun 1905, yang seiring berkembangnya waktu,
berganti nama menjadi New York Society of anaesthetists pada tahun 1911. Kelompok
yang sekarang lebih dikenal adalah International Anesthesia Research Society ( IARS)
yang didirikan pada tahun 1922, dan pada tahun yang sama IARS mensponsori
penerbitan jurnal Current research in Anesthesia & Analgesia ( sekarang disebut
Anestesi dan Analgesia). Pada tahun 1936, New York Society of Anaesthetists menjadi
American Society of Anaesthetists, dan kemudian, pada tahun 1945, menjadi American
Society of Anesthesiologists (ASA). Jurnal ilmiah Anestesiologi pertama kali
diterbitkan pada tahun 1940.
Harold Griffith dan lain-lain mendirikan Canadian Anesthetists Society di tahun
1943, dan Griffith (sekarang lebih dikenal untuk memperkenalkan curare) menjabat
sebagai presiden pertama. Dua belas tahun kemudian jurnal ini dikenal sebagai
Canadian Journal of Anesthesia yang pertama kali diterbitkan. Lima dokter yang
menonjol dalam perkembangan awal dari anestesi di Amerika Serikat setelah 1900:
James Tayloe, Gwathmey, FH McMechan, Arthur E. Guedel, Ralph M. Waters, dan
John S. Lundy. Gwathmey adalah penulis (dengan Charles Baskerville) dari buku teks
anestesi Amerika terbesar pertama pada tahun 1914 dan adalah presiden pertama yang
sangat berpengaruh di New York State Society of Anesthetist. McMechan, dibantu oleh
istrinya, adalah orang di belakang IARS dan Current research in Anesthesia &
Analgesia , dan sampai kematiannya pada tahun 1939 sebagai dokter anestesi yang
dikenal tanpa rasa lelah didalam organisasi nasional dan internasional. Guedel adalah
orang pertama yang menggambarkan tanda-tanda dan empat tahapan anestesi umum. Ia

10
menganjurkan trakea tabung cuff dan memperkenalkan ventilasi buatan selama anestesi
eter (kemudian disebut respirasi terkontrol oleh Waters). Ralph Waters membuat daftar
panjang kontribusi untuk spesialisasi, mungkin yang paling penting adalah desakannya
mengenai pendidikan spesialis anestesi. Waters mengembangkan departemen akademik
anestesiologi pertama di University of Wisconsin di Madison. Lundy, bekerja di Klinik
Mayo di Minnesota, berperan penting dalam pembentukan American Board of
Anestesiologi (1937) dan mengetuai American Medical Association bagian
Anestesiologi selama 17 tahun.
Karena kelangkaan dokter spesialis anestesi di Amerika Serikat, ahli bedah baik
di Mayo Clinic dan Cleveland Clinic mulai melatih dan mempekerjakan perawat
sebagai ahli anestesi di awal 1900-an. Dengan meningkatnya jumlah perawat ahli
anestesi, sebuah organisasi nasional (sekarang disebut American Association of Nurse
Anesthetist [AANA]) didirikan pada tahun 1932. AANA pertama kali melakukan ujian
sertifikasi pada tahun 1945. Pada tahun 1969 dua program Anesthesiology Assistant
mulai menerima siswa, dan pada tahun 1989 ujian sertifikasi pertama untuk asisten
anestesi dilakukan. Perawat ahli anestesi yang bersertifikat dan terdaftar serta asisten
ahli anestesi merupakan anggota penting dari tenaga kerja anestesi di Amerika Serikat
dan di negara lain.

Pengakuan Resmi

Pada tahun 1889 Henry Yesaya Dorr, seorang dokter gigi, diangkat sebagai Profesor
dari Praktek Kedokteran Gigi, Ahli anestesi dan Anestesia di Philadelphia College of
Dentistry. Dengan demikian ia adalah profesor pertama yang dikenal dari seluruh dunia
anestesi. Thomas D. Buchanan, dari New York Medical College, adalah dokter umum
pertama yang ditunjuk sebagai Profesor Anestesi (pada tahun 1905). Ketika American
Board of Anestesiologi didirikan pada tahun 1938, Dr. Buchanan menjabat sebagai
presiden pertama. Sertifikasi spesialis di anestesi pertama kali tersedia di Kanada pada
tahun 1946. Di Inggris, ujian pertama untuk Diploma di Anestesi terjadi pada tahun
1935, dan Ketua pertama di bagian Anestesi diberikan kepada Sir Robert Macintosh
pada tahun 1937 di Universitas Oxford. Anestesi menjadi spesialisasi yang diakui secara
resmi di Inggris pada tahun 1947, ketika Royal College of Surgeons mendirikan

11
Fakultas Anestesinya. Pada tahun 1992 Royal College of Anesthetists diberikan piagam.
Perubahan bersejarah terjadi di Jerman selama tahun 1950, kemajuannya tertunda oleh
pemisahan spesialis medis Jerman dari rekan-rekan mereka di negara-negara lain yang
dimulai dengan Perang Dunia I dan dilanjutkan sampai resolusi Perang Dunia II. Jurnal
pertama Der Anesthetists mulai diterbitkan pada tahun 1952. Tahun berikutnya,
persyaratan untuk pelatihan spesialis anestesi telah disetujui dan German Society of
Anesthetists didirikan.

Ruang Lingkup Anestesiologi

Praktek anestesi telah berubah secara dramatis dari zaman John Snow. Ahli anestesi
modern harus menjadi seorang konsultan perioperatif sekaligus yang melakukan
perawatan untuk pasien. Secara umum, ahli anestesi bertanggung jawab untuk hampir
semua aspek perawatan medis “noncutting” pada pasien segera pada periode
perioperatif. Doktrin yang mengumpamakan ahli bedah sebagai “kapten kapal” karena
bertanggung jawab untuk setiap aspek keperawatan perioperatif pasien (termasuk
anestesi) tidak lagi menjadi gagasan valid ketika sudah ada Ahli Anestesi. Ahli bedah
dan ahli anestesi harus bekerja bersama-sama sebagai tim yang efektif, dan keduanya
lah yang akhirnya bertanggung jawab kepada pasien.
Praktek modern anestesi tidak terbatas pada ketidaksadaran pasien terhadap rasa
sakit (lihat tabel 1-1). Ahli anestesi memantau, mensedasi, dan memberikan anestesi
umum atau regional dan ketika di luar ruang operasi melakukan berbagai prosedur
pencitraan, endoskopi, terapi electroconvulsive, dan kateterisasi jantung. Ahli anestesi
seperti Peter Safar telah mempelopori resusitasi cardiopulmonary, dan ahli anestesi
selanjutnya terus mengembangkan anggota integral dari tim resusitasi.
Dengan meningkatnya jumlah praktisi subspesialisasi dalam anestesi untuk
operasi kardiotoraks (lihat Bab 22), Perawatan kritis (lihat Bab 57), Neuroanesthesia
(lihat Bab 27), Anestesi obstetri (lihat Bab 41), Anestesi pediatrik (lihat Bab 42),
Perawatan paliatif, anestesi regional, dan manajemen nyeri akut (lihat bab 45, 46, 48 )
Atau tatalaksana sakit kronis (lihat Bab 47). Membuat persyaratan sertifikasi
kompetensi khusus dalam perawatan kritis, anestesi pediatrik, dan manajemen nyeri

12
dibuat di Amerika Serikat. Program Adult Cardiothoracic Anesthesia, Critical care
medicine, Pediatric Anestesiologi, Kebidanan Anestesiologi, Anestesi Regional dan
manajemen nyeri akut, Sleep Medicine, Perawatan Paliatif, dan Intervensi Nyeri
memiliki persyaratan akreditasi tertentu. Pendidikan dan sertifikasi di anestesiologi juga
dapat digunakan sebagai dasar untuk sertifikasi di Sleep Medicine atau Kedokteran
Paliatif.
Ahli anestesi secara aktif terlibat dalam administrasi dan tujuan medis banyak
fasilitas di rawat bedah, ruang operasi, unit perawatan intensif, dan departemen terapi
pernapasan. Mereka juga telah mengasumsikan posisi administrasi dan kepemimpinan
pada staf medis pada banyak rumah sakit dan fasilitas perawatan rawat jalan. Mereka
mejabat sebagai dekan sekolah kedokteran dan kepala eksekutif dari sistem kesehatan.
Di Amerika Serikat mereka telah bertugas di badan legislatif negara, di Kongres AS,
dan sebagai General Surgeon. Masa depan spesialisasi tidak pernah secerah ini
sebelumnya.

BAB II
PERALATAN RUANG OPERASI

13
KONSEP UTAMA

Tekanan 1000 psig menunjukkan E-silinder yang kira-kira setengahnya dan mewakili
330 L oksigen.

Untuk mencegah pemasangan silinder yang tidak benar, produsen silinder telah
mengadopsi sistem keamanan indeks pin.

Prinsip dasar keamanan radiasi adalah untuk menjaga paparan "Serendah mungkin
yang bisa dipraktikkan". Prinsip-prinsip ALARP mengoptimalkan perlindungan dari
paparan radiasi dengan menggunakan waktu, jarak, dan pelindung

Maknitudo kebocoran arus biasanya tidak dapat diprediksi (<1 mA, dan jauh di bawah
ambang batas fibrilasi 100 mA). Jika arus melewati resistansi tinggi oleh kulit, dan
diaplikasikan langsung ke jantung (microshock), arus serendah 100 μA mungkin
berakibat fatal. Kebocoran maksimum yang diperbolehkan dalam peralatan ruang
operasi adalah 10 μA.

Untuk mengurangi kemungkinan dua kesalahan yang bersamaan, digunakan garis


monitor  isolasi untuk mengukur potensi aliran dari pasokan isolasi ke lantai. Pada
dasarnya, garis monitor isolasi menentukan tingkat isolasi antara dua kabel dan lantai
dan memprediksi jumlah arus yang dapat mengalir jika  korsleting terjadi.

Hampir semua kebakaran bedah dapat dicegah. Tidak seperti komplikasi medis,
kebakaran adalah produk dari sifat fisik dan kimia yang sederhana. Terjadinya
dipastikan merupanan kombinasi yang dari beberapa faktor, tetapi hampir seluruhnya
dapan di eliminasi melalui pemahaman prinsip dasar risiko kebakaran.
Faktor risiko paling umum untuk kebakaran bedah berkaitan dengan pengiriman
oksigen yang terbuka

Administrasi oksigen dengan konsentrasi lebih dari 30% seharusnya dipandu oleh
presentasi klinis dari pasien dan tidak hanya oleh protokol atau kebiasaan.

Urutan penghentian aliran gas dan pemindahan endotrakeal tube ketika kebakaran
terjadi di jalan napas adalah tidak penting namun harus memastikan kedua tindakan
tersebut dilakukan segera

Sebelum memulai operasi laser, perangkat laser harus dalam ruang operasi, tanda

14
peringatan harus dipasang di pintu, dan kacamata pelindung harus disiapkan. Petugas
anestesi harus memastikan bahwa tanda-tanda peringatan dan kacamata cocok dengan
label pada perangkat, karena perangkat kemanan laser bersifat spesifik.

Ahli anestesi, yang menghabiskan lebih banyak waktu di kamar operasi daripada
spesialis dokter lainnya, bertanggung jawab untuk melindungi pasien dan personel
ruang operasi dari banyak bahaya selama operasi. Beberapa dari ancaman ini unik untuk
ruang operasi. Akibatnya, ahli anestesi mungkin bertanggung jawab untuk memastikan
berfungsinya gas medis ruang operasi, pencegahan dan manajemen kebakaran, faktor
lingkungan (misalnya, suhu, kelembaban, ventilasi, dan kebisingan), dan keamanan
listrik. Ahli anestesi sering berkoordinasi, atau membantu, tata letak dan desain suite
bedah dan prosedural, termasuk peningkatan alur kerja. Bab ini menjelaskan fitur ruang
operasi utama yang menarik bagi ahli anestesi dan potensi bahaya yang terkait dengan
sistem ini.

Budaya Keselamatan

Pasien sering menganggap ruang operasi sebagai tempat yang aman di mana perawatan
yang diberikan berpusat pada pasien. Petugas anestesi, ahli bedah, perawat, dan tenaga
medis lainnya bertanggung jawab untuk melakukan tugas-tugas penting dengan aman
dan efisien. Kecuali jika anggota tim ruang operasi tetap waspada, kesalahan dapat
terjadi dan dapat membahayakan pasien atau anggota tim ruang operasi. Cara terbaik
untuk mencegah bahaya serius pada pasien atau tim ruang operasi adalah dengan
menciptakan budaya keselamatan, yang mengidentifikasi dan menghentikan tindakan
yang tidak aman sebelum terjadi bahaya.
Salah satu alat yang dapat menumbuhkan budaya keselamatan adalah
penggunaan ceklist keselamatan bedah. Ceklist tersebut harus digunakan sebelum insisi
pada setiap kasus dan memasukkan komponen yang disepakati oleh fasilitas sebagai hal
yang penting. Banyak ceklist bedah berasal dari ceklist keselamatan bedah yang
diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Agar ceklist efektif, pertama
harus digunakan terlebih dahulu; kedua, semua anggota tim bedah harus fokus pada
ceklist ketika sedang digunakan. Ceklist paling efektif bila dilakukan dengan cara yang

15
interaktif. Contoh ceklist yang dieksekusi secara suboptimal adalah ceklist yang dibaca
secara keseluruhan, setelah itu dokter bedah bertanya apakah semua orang setuju.
Format ini membuatnya sulit untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah. Metode
yang lebih baik adalah metode yang memunculkan respons setelah setiap poin;
misalnya, "Apakah semua orang setuju pasien ini adalah John Doe?", diikuti oleh
"Apakah semua orang setuju bahwa kami sedang melakukan pengangkatan ginjal kiri?",
dan seterusnya. Daftar periksa yang optimal tidak berupaya mencakup setiap
kemungkinan, tetapi hanya membahas komponen-komponen utama, yang
memungkinkannya diselesaikan dalam waktu kurang dari 90 detik.
Beberapa praktisi berpendapat bahwa ceklist terlalu banyak menghabiskan
waktu; mereka gagal untuk menyadari bahwa memotong sudut untuk menghemat waktu
sering mengakibatkan masalah di kemudian hari, yang mengakibatkan hilangnya waktu
dan membahayakan pasien. Jika ceklist keselamatan diikuti dalam setiap kasus,
pengurangan yang signifikan akan terlihat dalam kejadian komplikasi bedah yang dapat
dicegah seperti operasi di tempat yang salah, prosedur pada pasien yang salah, benda
asing yang tertanam, dan pemberian obat untuk pasien dengan alergi yang diketahui
untuk pengobatan. 
Petugas anestesi adalah pemimpin dalam inisiatif keselamatan pasien dan harus
mengambil peran proaktif untuk memanfaatkan ceklist dan kegiatan lain yang
menumbuhkan budaya keselamatan.

Sistem Gas Medis

Gas medis yang biasa digunakan di ruang operasi adalah oksigen, dinitrogen oksida,
udara, dan nitrogen. Meskipun secara teknis bukan gas, vakum untuk pembuangan atau
pembilasan limbah gas anestesi dan suction bedah juga harus disediakan, dan ini
dianggap sebagai bagian integral dari sistem gas medis. Membahayakan pasien jika
sistem gas medis, khususnya oksigen, adalah jika sistem gas medis, khususnya oksigen,
salah konfigurasi atau malfungsi. Ahli anestesi harus memahami sumber gas dan cara
pengirimannya ke ruang operasi untuk mencegah atau mendeteksi penipisan gas medis
atau misconnection jalur suplai. Perkiraan puncak permintaan rumah sakit tertentu
menentukan jenis sistem pasokan gas medis yang diperlukan. Desain dan standar

16
mengikuti National Fire Protection Association (NFPA) 99 di the Amerika Serikat dan
HTM 2022 di United Kingdom. 

SUMBER GAS MEDIS

Oksigen
Pasokan oksigen yang dapat digunakan adalah persyaratan penting dalam area bedah.
Oksigen grade medis (99% atau 99,5% murni) diproduksi dengan distilasi fraksional
dari udara yang dicairkan. Oksigen disimpan sebagai gas terkompresi pada suhu kamar
atau didinginkan sebagai cairan. Sebagian kecil rumah sakit menyimpan oksigen di dua
bank terpisah dari silinder bertekanan tinggi (silinder-H) yang dihubungkan oleh
manifold (Gambar 2-1) Hanya satu bank yang digunakan sekaligus. Jumlah silinder di
setiap bank tergantung pada permintaan harian yang diantisipasi. Manifold berisi katup
yang mengurangi tekanan silinder (sekitar 2.000 pound per inci persegi [psig]) menjadi
tekanan saluran (55 ± 5 psig) dan secara otomatis beralih bank ketika satu grup silinder
habis.

GAMBAR 2–1 Bank oksigen H-cylinder yang dihubungkan oleh Manifol


Sistem penyimpanan oksigen cair (Gambar 2–2) lebih ekonomis untuk rumah sakit
besar. Oksigen cair harus disimpan jauh di bawah suhu kritisnya - 119 ° C karena gas
hanya dapat dicairkan dengan tekanan jika disimpan di bawah suhu kritisnya. Rumah
sakit besar mungkin memiliki persediaan oksigen cair yang lebih kecil atau bank

17
silinder gas terkompresi yang dapat menyediakan kebutuhan oksigen satu hari sebagai
cadangan. Untuk menjaga dari kegagalan sistem gas rumah sakit, ahli anestesi harus
selalu memiliki suplai oksigen darurat (E-silinder) yang tersedia selama anestesi. 

GAMBAR 2–2 Tabung penyimpanan oksigen cair dengan cadangan tabung oksigen di
belakangnya

Sebagian besar mesin anestesi mengakomodasi E-silinder oksigen (Tabel 2-1).


Saat oksigen dikeluarkan, tekanan silinder turun sebanding dengan kandungannya.
Tekanan 1000 psig menunjukkan silinder-E yang kira-kira setengah dan mewakili 330 L
oksigen pada tekanan atmosfer dan suhu 20 ° C. Jika oksigen habis pada kecepatan 3 L /
menit, sebuah silinder yang berisi setengah akan kosong dalam 110 menit. Tekanan
tabung oksigen harus dinilai sebelum digunakan dan secara berkala selama penggunaan.
Mesin anestesi biasanya juga mengakomodasi E-silinder untuk udara medis dan
nitrogen oksida, dan dapat menerima silinder helium. Gas medis terkompresi
menggunakan sistem keselamatan indeks pin untuk silinder ini untuk mencegah
crossover dan koneksi dari tipe gas yang berbeda. Sebagai fitur keselamatan, oksigen E-
silinder memiliki "colokan" yang terbuat dari logam Wood. Paduan metalurgi ini
memiliki titik leleh rendah, memungkinkan disipasi tekanan dalam api yang mungkin
memanaskan silinder ke titik ledakan. "Katup" pelepas tekanan ini dirancang untuk

18
pecah pada 3300 psig, jauh di bawah tekanan dinding E-silinder harus mampu menahan
(lebih dari 5000 psig), mencegah "pengisian berlebih" dari silinder.

Tabel 2-1 Karakteristik Silinder Gas Medis


Gas Kapasitas Kapasitas Tekanan Warna Warna Bentuk
E-silinder (L) H-silinder (L) (psig 20o) (USA) (International)
O2 625-700 6000-8000 1800-2200 Hijau Putih Gas
Udara 625-700 6000-8000 1800-2200 Kuning Putih & hitam Gas
N2O 1590 15.900 745 Biru Biru Cair
N2 625-700 6000-8000 1800-2200 Hitam Hitam Gas

Nitrogen Oksida
Dinitrogen oksida hampir selalu disimpan oleh rumah sakit di silinder H besar yang
dihubungkan oleh manifold dengan fitur crossover otomatis. Penyimpanan cairan nitro
oksida dalam jumlah besar hanya ekonomis di lembaga yang sangat besar.
Karena suhu kritis nitro oksida (36,5 ° C) berada di atas suhu kamar, maka
dapat tetap dicairkan tanpa sistem pendingin yang rumit. Jika suhu dinitrogen
oksida cair naik di atas suhu kritisnya, ia akan kembali ke fase gasnya. Karena
dinitrogen oksida bukan gas yang ideal dan mudah dikompres, transformasi ini menjadi
fase gas tidak disertai dengan peningkatan besar dalam tekanan tangki. Meskipun
demikian, seperti halnya dengan tabung oksigen, semua nitrat oksida E-silinder
dilengkapi dengan sumbat logam Wood untuk mencegah ledakan pada kondisi tekanan
gas tinggi yang tidak terduga (misalnya, pengisian berlebih yang tidak disengaja atau
selama kebakaran). 
Meskipun gangguan dalam pasokan biasanya bukan merupakan masalah besar,
sebagian besar mesin anestesi memiliki cadangan dinitrogen oksida E-silinder. Karena
silinder yang lebih kecil ini juga mengandung dinitrogen oksida dalam keadaan cairnya,
volume yang tersisa dalam silinder tidak sebanding dengan tekanan silinder. Pada saat
dinitrogen oksida cair dikeluarkan dan tekanan tangki mulai turun, hanya sekitar 400
liter dinitrogen oksida yang tersisa. Jika jika dinitrogen oksida cair dijaga pada suhu
konstan (20 ° C), maka akan menguap dengan kecepatan yang sama saat

19
dikonsumsi dan akan mempertahankan tekanan konstan (745 psig) sampai
cairannya habis.
Satu-satunya cara yang dapat digunakan untuk menentukan volume residu
dinitrogen oksida adalah dengan menimbang silinder. Untuk alasan ini, berat tara (TW),
atau berat kosong, dari silinder yang mengandung gas terkompresi cair (mis.,
Dinitrogen oksida) sering dicap di bahu silinder. Pengukur tekanan silinder dinitrogen
oksida tidak boleh melebihi 745 psig pada 20 ° C. Pembacaan yang lebih tinggi
mengartikan adanya kerusakan alat ukur, pengisian tangki yang berlebihan (cairan
mengisi), atau sebuah silinder yang mengandung gas selain dinitrogen oksida.
Karena energi dikonsumsi dalam konversi cairan menjadi gas (pemanasan laten
dari penguapan), dinitrogen oksida cair mendingin selama proses ini. Penurunan suhu
menghasilkan tekanan uap yang lebih rendah dan tekanan silinder yang lebih rendah.
Pendinginan begitu berperan pada laju aliran tinggi sehingga sering ada embun beku
pada tangki, dan pengatur tekanan dapat membeku dalam kondisi seperti itu.

Udara Medis
Penggunaan udara lebih sering dalam anestesiologi karena popularitas dinitrogen oksida
dan konsentrasi oksigen yang sangat tinggi telah menurun. Udara silinder adalah grade
medis yang diperoleh dengan mencampur oksigen dan nitrogen. Udara dehumidified
(tetapi tidak steril) disediakan untuk sistem pipa rumah sakit oleh pompa kompresi.
Lubang masuk dari pompa ini harus jauh dari vakum ventilasi pembuangan dan mesin-
mesin untuk meminimalisir kontaminasi. Karena suhu kritis udara adalah -140,6 ° C, hal
tersebut berperan sebagai gas dalam silinder yang tekanannya turun yang sebanding
dengan konten. 

Nitrogen
Meskipun nitrogen terkompresi tidak dapat diberikan kepada pasien, namun dapat
digunakan sebagai penggerak peralatan ruang operasi, seperti gergaji, bor, dan
handpieces bedah. Sistem pasokan nitrogen menggabungkan penggunaan silinder-H
yang dihubungkan oleh manifold atau sistem dinding yang dipasok oleh suplai sentral
yang digerakkan oleh kompresor.

20
Vakum
Sistem sentral vakum rumah sakit biasanya terdiri dari pompa hisap bebas, masing-
masing mampu menangani kebutuhan maksimum. Perangkap di setiap lokasi pengguna
mencegah kontaminasi sistem dari benda asing. Sistem vakum medis-bedah dapat
digunakan untuk pembuangan limbah gas anestesi (WAGD) selama tidak
mempengaruhi kinerja sistem. Wadah vakum medis biasanya berwarna hitam dengan
huruf putih. Diperlukan sistem vakum WAGD khusus dengan mesin anestesi modern.
Outlet WAGD dapat menggabungkan penggunaan regulator hisap dengan indikator
pelampung yang harus dipelihara di antara penanda yang di tunjuk. Pengisapan berlebih
dapat menyebabkan ventilasi pasien tidak memadai, dan tingkat pengisapan yang tidak
memadai dapat menyebabkan kegagalan untuk mengevakuasi limbah gas anestesi. Stop
kontak WAGD dan sistem pipa biasanya berwarna lavender.

Karbon dioksida
Banyak prosedur bedah dilakukan dengan menggunakan teknik laparoskopi atau robotik
yang menggunakan insuflasi rongga tubuh dengan karbon dioksida, gas yang tidak
berbau, tidak berwarna, tidak mudah terbakar, dan sedikit asam. Silinder besar yang
mengandung karbon dioksida, seperti silinder M atau silinder LK, sering ditemukan di
ruang operasi; silinder-silinder ini memiliki ukuran lubang dan benang yang sama
dengan silinder oksigen dan dapat secara tak sengaja tertukar. 

PENGHANTARAN GAS MEDIS


Gas medis dikirim dari pusat sumber pasokan  ke ruang operasi melalui jaringan pipa
yang berukuran sedemikian rupa sehingga penurunan tekanan di seluruh sistem tidak
pernah melebihi 5 psig. Pipa gas biasanya dibuat dari pipa tembaga yang halus
menggunakan teknik pengelasan khusus. Kontaminasi internal pipa dengan debu,
minyak, atau air harus dihindari. Sistem pengiriman gas rumah sakit tampak di ruang
operasi sebagai selang tertinggi, kolom gas, atau senjata artikulasi (Gambar 2–3).
Peralatan ruang operasi, termasuk mesin anestesi, terhubung ke outlet sistem pipa
dengan selang kode warna. Mekanisme quick-coupler, yang bervariasi dalam desain
dengan pabrikan yang berbeda, menghubungkan satu ujung selang ke outlet gas yang
sesuai. Ujung lainnya terhubung ke mesin anestesi melalui pemasangan sistem

21
keselamatan indeks diameter yang tidak dapat dipertukarkan yang mencegah
pemasangan selang yang tidak benar.

GAMBAR 2-3. (A) kolom gas, (B) selang tertinggi, (C) senjata artikulasi. Salah satu
ujung selang kode warna menghubungkan ke sistem pasokan gas medis rumah sakit
melalui mekanisme quick-coupler. Ujung lainnya terhubung ke mesin anestesi melalui
sistem diameter indeks keselamatan. 

Silinder E oksigen, nitro oksida, dan udara menempel langsung ke mesin


anestesi. Untuk mencegah pemasangan silinder yang tidak benar, produsen silinder telah
mengadopsi sistem keselamatan indeks pin. Setiap tabung gas (ukuran A – E) memiliki
dua lubang di katup silindernya yang berpasangan dengan pin yang sesuai pada
penghubung mesin anestesi (Gambar 2-4). Penempatan relatif pin dan lubang adalah
khas untuk setiap gas. Beberapa mesin cuci ditempatkan di antara silinder dan
penghubung, yang mencegah pengikatan pin dan lubang, yang secara tidak sengaja telah
menyimpang dari sistem ini dan karenanya tidak boleh digunakan. Sistem keselamatan
indeks pin juga tidak efektif jika pin penghubung rusak atau jika silinder diisi dengan
gas yang salah.

22
GAMBAR 2-4 Keterkaitan sistem indeks pin antara mesin anestesi dan tabung gas.

Berfungsinya sumber pasokan gas medis dan sistem pipa terus dipantau oleh
pusat dan area alarm sistem. Lampu indikator dan sinyal yang dapat didengar
memperingatkan pergantian ke sumber gas sekunder dan pipa abnormal tinggi (mis.,
Kegagalan fungsi pengatur tekanan) atau tekanan pipa rendah (mis., Penipisan pasokan)

GAMBAR 2–5 Contoh panel alarm utama yang memonitor tekanan saluran gas.

23
Mesin anestesi modern dan penganalisa gas anestesi secara terus menerus
mengukur fraksi oksigen yang terinspirasi (FiO2). Analisis memiliki variabel
pengaturan ambang batas untuk FiO2 minimal tetapi harus dikonfigurasikan untuk
mencegah penonaktifan alarm ini. Pemantauan FiO2 tidak memantulkan konsetrasi
oksigen distal ke port pemantauan dan karena itu tidak boleh digunakan untuk merujuk
konsentrasi oksigen dalam perangkat distal seperti tabung endotrakeal. Karena
pertukaran gas, laju aliran, dan shunting, perbedaan yang nyata mungkin ada antara
FiO2 yang ditunjukkan dan konsentrasi oksigen aktual di tingkat jaringan.

Faktor Lingkungan di Ruang Operasi

TEMPERATUR
Suhu di sebagian besar kamar operasi terasa dingin dan tidak nyaman bagi banyak
pasien yang sadar dan, kadang-kadang, untuk petugas anestesi. Namun, perawat dan
ahli bedah berdiri berjam-jam di bawah lampu ruang operasi yang panas. Sebagai
prinsip umum, kenyamanan personel ruang operasi harus direkonsiliasi dengan
perawatan pasien, dan pada pasien dewasa suhu harus dijaga antara 68 ° F (20 ° C) dan
75 ° F (24 ° C). Hipotermia telah dikaitkan dengan infeksi luka, gangguan koagulasi,
kehilangan darah intraoperatif yang lebih besar, dan rawat inap yang berkepanjangan.

KELEMBABAN 
Dalam beberapa dekade terakhir, pelepasan statis adalah sumber pengapian yang
dikhawatirkan di ruang operasi yang dipenuhi uap gas anestesi yang mudah terbakar.
Sekarang kontrol kelembaban lebih relevan untuk praktik pengendalian infeksi. Tingkat
kelembaban di ruang operasi harus dijaga antara 20% dan 60%. Di bawah kisaran ini
udara kering memfasilitasi mobilitas partikel udara di udara, yang dapat menjadi vektor
untuk infeksi. Pada kelembaban tinggi, kelembaban dapat mempengaruhi integritas
batas perangkat seperti tirai kain steril dan pan liner.

24
VENTILASI
Tingkat aliran udara ruang operasi yang tinggi mengurangi kontaminasi pada area
bedah. Laju aliran ini, biasanya dicapai dengan memadukan hingga 80% udara
resirkulasi dengan udara baru, direkayasa sedemikian rupa untuk mengurangi aliran
turbulen dan menjadi searah. Meskipun resirkulasi menghemat biaya energi yang terkait
dengan pemanasan dan pendingin udara, itu tidak cocok untuk WAGD. Oleh karena itu,
sistem pembilasan limbah gas anestesi yang terpisah harus selalu melengkapi ventilasi
ruang operasi. Ruang operasi harus mempertahankan tekanan sedikit positif untuk
mengusir gas yang lolos dari pembersihan dan harus dirancang agar udara baru masuk
langit-langit dan udara kembali dikontrol pada tingkat lantai. Pertimbangan ventilasi
harus memperhatikan kualitas udara dan perubahan volume. National Fire Protection
Agency (NFPA) merekomendasikan 20 pertukaran volume udara per jam untuk
mengurangi risiko stagnasi dan pertumbuhan bakteri. Kualitas udara harus dijaga
dengan penyaringan udara yang memadai menggunakan filter 90%, yang didefinisikan
hanya sebagai filter yang menyaring 90% partikel yang disajikan. Meskipun filter
partikulat efisiensi tinggi (HEPA) sering digunakan, hal ini tidak diperlukan oleh
standar teknik atau pengendalian infeksi.

KEBISINGAN
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa paparan kebisingan dapat memiliki efek
yang merugikan pada fungsi kognitif manusia, dan kontak yang terlalu lama dapat
menyebabkan gangguan pendengaran. Kebisingan ruang operasi telah diukur pada 70
hingga 80 desibel (dB) dengan puncak suara yang sering melebihi 80 dB. Sebagai
referensi, jika suara yang berbicara harus dinaikkan di atas tingkat percakapan, maka
suara sekitar didekati pada 80 dB. Tingkat kebisingan di ruang operasi mendekati rata-
rata tertimbang waktu (TWA) dimana Keselamatan dan Kesehatan Administrasi
(OSHA) membutuhkan perlindungan pendengaran. Ortopedic air chisels dan bor bedah
saraf dapat mendekati tingkat kebisingan 125 dB, tingkat di mana sebagian besar subjek
manusia mulai mengalami rasa sakit.

RADIASI IONISASI

25
Petugas anestesi terpapar radiasi sebagai komponen pencitraan diagnostik atau terapi
radiasi; contoh termasuk fluoroskopi, akselerator linier, computed tomography, terapi
sinar terarah, terapi proton, dan radiografi diagnostik. Efek radiasi manusia diukur
dengan satuan dosis yang diserap seperti abu-abu (Gy) dan rad, atau dengan satuan
dosis ekuivalen seperti Sievert (Sv) dan Roentgen equivalent in man (REM). Organ
yang peka terhadap radiasi seperti mata, tiroid, dan gonad harus dilindungi, juga darah,
sumsum tulang, dan janin. Tingkat radiasi harus dipantau jika individu terpapar lebih
dari 40 REM, dan metode pengukuran yang paling umum adalah dengan lencana film.
Eksposur seumur hidup dapat ditabulasikan oleh database yang diperlukan pemakai
lencana film. Prinsip dasar keselamatan radiasi adalah untuk menjaga paparan "serendah
mungkin yang dapat di praktikan" (ALARP). Prinsip-prinsip ALARP mengoptimalkan
perlindungan dari paparan radiasi dengan menggunakan waktu, jarak, dan pelindung.
Lamanya waktu paparan biasanya tidak menjadi masalah untuk radiografi sederhana
seperti film dada tetapi dapat menjadi signifikan dalam prosedur fluoroskopi seperti
yang biasa dilakukan selama radiologi intervensi atau pulmonologi, penggunaan c-arm,
dan di pusat gastroenterologi diagnostik. Eksposur dapat dikurangi ke penyedia dengan
meningkatkan jarak antara balok dan penyedia. Paparan radiasi jarak jauh mengikuti
hukum kuadrat terbalik. Untuk menggambarkan, intensitas direpresentasikan sebagai 1 /
d2 (di mana d = jarak) sehingga 100 milirad (mrads) pada 1 inci akan menjadi 0,01
mrads pada 100 inci. Pelindung adalah bentuk perlindungan radiasi yang paling dapat
digunakan; pelindung pribadi yang khas adalah dalam bentuk apron bertimbal, kerah
tiroid, dan kacamata. Pelindung fisik biasanya dimasukkan ke dalam suite radiologis
dan dapat sesederhana dinding untuk berdiri di belakang atau pelindung bertimbal
bergulir untuk menempatkan antara balok dan penyedia. Meskipun sebagian besar
fasilitas modern dirancang dengan cara yang sangat aman, penyedia masih dapat terkena
radiasi yang tersebar karena partikel atom terpental dari perisai. Untuk alasan ini
proteksi radiasi harus digunakan setiap kali radiasi ionisasi digunakan.
Karena penggunaan pelindung yang dapat dipakai telah meningkat, kejadian
penyakit terkait radiasi pada organ-organ sensitif telah menurun, dengan pengecualian
katarak yang disebabkan oleh radiasi. Karena kacamata pelindung belum secara
konsisten digunakan pada tingkat yang sama dengan jenis perlindungan khusus lainnya,
katarak yang disebabkan oleh radiasi meningkat di antara karyawan yang bekerja di

26
ruang radiologi intervensi. Petugas anestesi yang bekerja di lingkungan ini harus
mempertimbangkan penggunaan kacamata atau kacamata hitam bertimbal untuk
mengurangi risiko masalah tersebut.

Keamanan listrik

Resiko dari elektrocution (kematian karena listrik)


Penggunaan peralatan medis elektronik pada pasien dan petugas perawatan kesehatan
dengan risiko sengatan listrik. Petugas anestesi harus memiliki pemahaman tentang
bahaya listrik dan pencegahannya. 
Kontak tubuh dengan dua bahan konduktif pada potensial tegangan yang berbeda
dapat melengkapi circuit dan mengakibatkan sengatan listrik. Biasanya, satu titik
pajanan adalah konduktor langsung 110-V atau 240-V, dengan sirkuit dilengkapi
melalui kontak lantai. Misalnya, orang yang terhubung ke lantai hanya perlu
menghubungi satu konduktor hidup untuk menyelesaikan sirkuit dan menerima getaran.
Konduktor hidup bisa menjadi kerangka monitor pasien yang telah terjadi kesalahan
pada sisi panas dari saluran listrik. Sekarang Sirkuit lengkap di antara saluran listrik
melalui korban dan kembali ke lantai (Gambar 2–6). Efek fisiologis dari arus listrik
tergantung pada lokasi, durasi, frekuensi, dan besarnya (lebih tepatnya, kepadatan arus)
dari getaran.

27
GAMBAR 2-6. Pengaturan dari sebagian besar getaran listrik.

Kebocoran arus ada di semua peralatan listrik sebagai akibat dari kopling
kapasitif, induksi antara komponen listrik internal, atau isolasi yang rusak. Arus dapat
mengalir sebagai akibat dari kopling kapasitif antara dua benda konduktif (misalnya,
papan sirkuit dan selubungnya) meskipun keduanya tidak terhubung secara fisik.
Beberapa monitor terisolasi ganda untuk mengurangi efek kopling kapasitif. Monitor
lain dirancang untuk dihubungkan ke ground dengan impedansi rendah (kabel ground
pengaman) yang harus mengalihkan arus menjauh dari orang yang menyentuh case
instrumen. Besarnya kebocoran seperti itu biasanya tidak dapat diduga (<1 mA, dan
jauh di bawah ambang batas fibrilasi 100 mA). Namun, jika arus melewati resistansi
tinggi oleh kulit, dan diaplikasikan langsung ke jantung, arus serendah 100 μA
(microshock) dapat berakibat fatal. Kebocoran maksimum yang diperbolehkan dalam
peralatan ruang operasi adalah 10 μA.
Kabel pacu jantung dan kateter pemantauan invasif menyediakan jalur konduktif
langsung ke miokardium. Faktanya, darah dan salin normal dapat berfungsi sebagai
konduktor listrik. Jumlah pasti saat ini yang diperlukan untuk menghasilkan fibrilasi

28
tergantung pada waktu syok relatif terhadap periode rentan repolarisasi jantung
(gelombang T pada elektrokardiogram). Bahkan perbedaan kecil dalam potensi antara
koneksi ground dari dua outlet listrik di ruang operasi yang sama dapat menempatkan
pasien pada risiko mikroelektrik. 

PERLINDUNGAN DARI SENGATAN LISTRIK


Kebanyakan sengatan listrik pasien disebabkan oleh aliran arus dari konduktor hidup
dari rangkaian ground melalui tubuh dan kembali ke ground (Gambar 2-6). Ini akan
dicegah jika segala sesuatu di ruang operasi dibumikan kecuali pasien. Meskipun alasan
pasien langsung harus dihindari, isolasi lengkap pasien tidak layak selama operasi.
Sebaliknya, suplai daya ruang operasi dapat diisolasi dari lantai oleh transformator
isolasi (Gambar 2-7).

GAMBAR 2–7 Diagram sirkuit transformator dan monitor isolasi.

Tidak seperti transformator tiang puncak utilitas, perkabelan sekunder


transformator isolasi tidak di-ground dan menyediakan dua saluran tegangan tidak hidup
langsung untuk peralatan ruang operasi. Case peralatan — tapi bukan sirkuit listrik —
di-ground melalui bilah terpanjang dari steker tiga cabang (safety ground). Jika kawat
hidup kemudian secara tidak sengaja dihubungi oleh pasien yang di-lantai, arus tidak

29
akan mengalir melalui pasien karena tidak ada rangkaian kembali ke lingkaran sekunder
yang telah selesai (Gambar 2-8).

GAMBAR 2–8 Meskipun seseorang memiliki lantai, tidak ada getaran yang dihasilkan
dari kontak dengan satu kabel dari sirkuit yang terisolasi.

Tentu saja, jika kedua saluran listrik dihubungi, sirkuit berakhir dan syok mungkin
terjadi. Selain itu, jika salah satu saluran listrik bersentuhan dengan lantai melalui
kesalahan, kontak dengan saluran listrik lainnya akan menyelesaikan sirkuit melalui
pasien yang terhubung ke lantai. Untuk mengurangi kemungkinan dua kesalahan yang
ada bersamaan, garis monitor isolasi mengukur potensi aliran arus dari suplai daya
yang terisolasi ke lantai (Gambar 2-9). Pada dasarnya, garis monitor isolasi menentukan
tingkat isolasi antara dua kabel daya dan lantai dan memprediksi jumlah arus yang dapat
mengalir jika korsleting keduanya terjadi. Alarm diaktifkan jika aliran arus yang sangat
tinggi ke lantai terjadi (biasanya 2 mA atau 5 mA), tetapi daya tidak terganggu kecuali
gangguan interrupter sirkuit ke lantai juga diaktifkan. Yang terakhir, fitur umum di

30
kamar mandi dan dapur rumah tangga, biasanya tidak dipasang di lokasi seperti ruang
operasi, di mana penghentian sistem pendukung kehidupan (misalnya, mesin bypass
kardiopulmoner) lebih berbahaya daripada risiko sengatan listrik. Alarm monitor isolasi
saluran hanya menunjukkan bahwa suplai daya telah sebagian dikembalikan ke sistem
grounded. Dengan kata lain, sementara garis monitor isolasi memperlihatkan adanya
kesalahan tunggal (antara kabel listrik dan lantai), dua kesalahan diperlukan untuk
terjadinya goncangan. Karena alarm garis monitor isolasi berbunyi  ketika jumlah arus
bocor melebihi ambang batas yang ditetapkan, peralatan terakhir yang ditambahkan
biasanya yang rusak; Namun, jika item ini menopang kehidupan, peralatan lain dapat
dilepas dari sirkuit untuk mengevaluasi apakah item keselamatan jiwa benar-benar
salah.

GAMBAR 2–9 GAris Monitor Isolasi

Bahkan sirkuit daya yang terisolasi tidak memberikan perlindungan lengkap dari
arus kecil yang mampu menyebabkan fibrilasi microshock. Selain itu, monitor isolasi
saluran tidak dapat mendeteksi kerusakan seperti  kabel pengaman lanagi yang rusak di

31
dalam peralatan. Namun, ada desain peralatan modern yang mengurangi kemungkinan
mikroelektrik. Hal Ini termasuk isolasi ganda pada kerangka dan casing, suplai daya
baterai yang tidak dikelilingi, dan isolasi pasien yang terhubung dengan peralatan
dengan menggunakan kopling optik atau transformator.
Dalam edisi terbaru dari Kode Fasilitas Perawatan Kesehatan AS NPFA 99,
persyaratan membangun sistem untuk fasilitas — termasuk sistem kelistrikan —
didasarkan pada penilaian risiko yang dilakukan oleh personel fasilitas dengan masukan
dari penyedia layanan kesehatan. Level risiko dikategorikan dalam level sebagai
berikut:

Kategori 1 — Sistem fasilitas di mana kegagalan peralatan atau sistem seperti itu
mungkin menyebabkan cedera besar atau kematian pasien atau perawat
Kategori 2 — Sistem fasilitas di mana kegagalan peralatan tersebut cenderung
menyebabkan cedera kecil pada pasien atau perawat
Kategori 3 — Sistem fasilitas di mana kegagalan peralatan seperti itu tidak mungkin
menyebabkan cedera pada pasien atau perawat, tetapi dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pasien
Kategori 4 — Sistem fasilitas di mana kegagalan peralatan tersebut tidak berdampak
pada perawatan pasien

Lokasi dan sistem Kategori 1 akan memiliki jumlah keandalan dan redundansi
terbesar; kategori yang lebih rendah akan memiliki persyaratan yang lebih ketat. Semua
kode di bawah edisi 2012 dari NPFA 99 akan ditentukan oleh kategori penilaian risiko.
Di bawah kode listrik, ruang operasi didefinisikan sebagai lokasi basah yang
membutuhkan sistem listrik yang mengurangi risiko bahaya sengatan listrik. Jika ruang
operasi digunakan untuk prosedur tanpa paparan cairan, seperti ruang yang digunakan
untuk penempatan garis pusat atau prosedur mata, fasilitas dapat melakukan penilaian
risiko dan mereklasifikasi ruang operasi sebagai area tidak basah. 

BEDAH DIATHEREMY (ELEKTROCAUTER DAN ELEKTROSURGERY) 


Electrosurgical unit (ESUs) menghasilkan arus listrik berfrekuensi sangat tinggi yang
mengalir dari elektroda kecil yang aktif  (ujung kauterisasi) melalui pasien dan keluar

32
melalui elektroda plat besar (bantalan dispersal, atau elektroda balik). Kepadatan arus
tinggi di ujung kauter mampu melakukan koagulasi atau pemotongan jaringan,
tergantung pada bentuk gelombang listrik. Fibrilasi ventrikel dicegah dengan
penggunaan frekuensi listrik ultrahigh (0,1–3 MHz) dibandingkan dengan daya saluran
(50-60 Hz). Area permukaan besar dari elektroda balik impedansi rendah menghindari
terbakar pada titik keluar saat ini dengan memberikan kepadatan arus yang rendah
(konsep keluar secara teknis salah, karena arus bolak-balik daripada langsung). Tingkat
daya ESU yang tinggi (hingga 400 W) dapat menyebabkan pemasangan induktif dengan
kabel monitor, yang menyebabkan gangguan listrik. Kerusakan pad dispersal dapat
terjadi akibat pemutusan dari ESU, kontak pasien yang tidak memadai, atau gel
konduktif yang tidak mencukupi. Dalam situasi ini, arus akan menemukan tempat lain
untuk keluar (misalnya, bantalan elektrokardiogram atau bagian logam dari meja
operasi), yang dapat menyebabkan luka bakar (Gambar 2-10). Tindakan pencegahan
untuk mencegah luka bakar diatermi meliputi penempatan kembali elektroda yang tepat,
menghindari protesa dan tonjolan tulang, dan penghapusan kontak pasien ke darat.
Aliran arus melalui jantung dapat menyebabkan kegagalan fungsi alat pacu jantung
jantung atau defibrillator kardioverter. Risiko ini dapat diminimalisir dengan
menempatkan elektroda balik sedekat mungkin dengan bidang bedah dan sejauh
mungkin dari alat implan jantung. 

GAMBAR 2–10 Luka Bakar Bedah-Elektro.

ESU yang terbaru yang diisolasi dari lahan menggunakan prinsip yang sama seperti
suplai daya terisolasi (output terisolasi versus unit yang direferensikan di darat). Karena

33
lapisan perlindungan kedua ini menyediakan ESU dengan catu daya sendiri yang
terisolasi, monitor isolasi saluran ruang operasi mungkin tidak mendeteksi gangguan
listrik. Meskipun beberapa ESU mampu mendeteksi kontak yang buruk antara elektroda
balik dan pasien dengan memonitor impedansinya, banyak unit yang lebih tua memicu
alarm hanya jika elektroda balik dilepas dari mesin. Elektroda bipolar membatasi
perambatan arus hingga beberapa milimeter, menghilangkan kebutuhan untuk elektroda
balik. Karena gangguan alat pacu jantung dan elektrokardiogram dimungkinkan, denyut
nadi atau bunyi jantung harus dipantau secara ketat ketika ESU digunakan. Perangkat
defibrilator kardioverter implan otomatis mungkin perlu ditunda jika ESU monopolar
digunakan, dan perangkat jantung implan apa pun harus diinterogasi setelah
penggunaan ESU monopolar. 

Kebakaran Saat Bedah & Cedera Termal

Pencegahan dan Persiapan Kebakaran


Kebakaran bedah relatif jarang, dengan insiden sekitar 1: 87.000 kasus, yang dekat
dengan tingkat kejadian peristiwa lain seperti benda asing yang tertahan setelah operasi
dan operasi di lokasi yang salah. Hampir semua kebakaran bedah dapat dicegah
(Gambar 2–11). Tidak seperti komplikasi medis, kebakaran adalah produk dari sifat
fisik dan kimia yang sederhana. Terjadinya dijamin diberikan kombinasi faktor yang
tepat, tetapi hampir dapat sepenuhnya dihilangkan dengan memahami prinsip-prinsip
dasar risiko kebakaran. Faktor risiko paling umum untuk kebakaran bedah berkaitan
dengan pengiriman oksigen secara terbuka.

34
GAMBAR 2–10 Algoritma Kebakaran Pada Ruang Operasi

35
Situasi ini diklasifikasikan sebagai pembawa risiko tinggi untuk kebakaran bedah
adalah mereka yang melibatkan sumber pengapian di dekat pengoksidasi. Kombinasi
kimia sederhana yang diperlukan untuk api apa pun biasanya disebut sebagai triad api
atau segitiga api. Triad ini terdiri dari bahan bakar, oksidator, dan sumber pengapian
(panas). Tabel 2–2 daftar kontributor potensial untuk kebakaran dan ledakan di ruang
operasi. Kebakaran bedah dapat ditatalaksana dan mungkin dihindari sepenuhnya
dengan memasukkan pendidikan, latihan kebakaran, persiapan, pencegahan, dan
respons ke dalam
program pendidikan yang diberikan kepada personel ruang operasi.

36
TABEL 2–2 Kontributor potensial terhadap kebakaran dan ledakan di ruang operasi

Agen yang mudah terbakar


Larutan, aerosol, salep
Alkohol
Chlorhexidine
Benzoin
Mastisol
Aceton
Produk petroleum
Tirai Bedah (kertas dan kain)
Baju Bedah
Spon dan bungkusan bedah
Benang dan jala bedah
Plastik/produk latex
Endotracheal tube
Masker
Kanula
Tubing (pipa)
Gas intestinal
Rambut
Oxidizers
Oksigen
Dinitrogen oksida
Panas
Laser
Unit elektrosurgikal
Sumber fiberoptic light
Bor
Defibrilator eksternal

37
Untuk petugas anestesi, pelatihan pencegahan kebakaran harus menitik beratkan
pada risiko terkait dengan pengiriman oksigen secara terbuka. Yayasan Keselamatan
Pasien Anestesi telah mengembangkan video pelatihan dan modul pengajaran online
yang menyediakan pelatihan keselamatan kebakaran dari perspektif petugas anestesi.
Pelatihan kebakaran ruang operasi meningkatkan kesadaran akan bahaya kebakaran
yang terkait dengan prosedur bedah. Berbeda dengan latihan kebakaran khusus
institusional, latihan ini harus spesifik untuk ruang operasi dan harus lebih menekankan
pada risiko khusus yang terkait dengan pengaturan itu. Sebagai contoh, pertimbangan
harus diberikan baik untuk evakuasi vertikal dan horizontal pasien bedah, pergerakan
pasien yang membutuhkan bantuan ventilasi, dan situasi unik seperti posisi rawan atau
lateral dan pergerakan pasien yang mungkin dipasang dalam pin bedah saraf.
Kesiapan bedah api dapat dimasukkan ke dalam proses time-out protokol universal.
Anggota tim harus diperkenalkan dengan peran yang spesifik jika terjadi kebakaran.
Hal-hal yang diperlukan untuk mengelola api dengan tepat dapat dirakit atau
diidentifikasi sebelumnya (misalnya, memastikan tabung endotrakeal yang tepat untuk
pasien yang menjalani operasi laser; memiliki air atau garam yang siap pakai di bidang
bedah; mengidentifikasi lokasi alat pemadam kebakaran, katup pemotong gas, dan rute
pelarian). Poster atau lembar kerja untuk membuat standar persiapan mungkin
bermanfaat.
Mencegah kebakaran hebat di ruang operasi dimulai dengan tingkat komunikasi
yang kuat di antara semua anggota tim bedah. Aspek yang berbeda dari triad api
biasanya di bawah domain anggota tim bedah tertentu. Bahan bakar seperti larutan
berbasis alkohol, penghapus adhesif, dan tirai bedah dan handuk biasanya dikontrol oleh
perawat yang beredar. Sumber pengapian seperti itu karena elektrokauter, laser, bor,
gerinda, dan sumber cahaya untuk lampu depan dan laparoskopi biasanya dikendalikan
oleh ahli bedah. Penyedia anestesi mempertahankan kontrol konsentrasi oksidator
oksigen dan dinitrogen oksida. Komunikasi antara personel ruang operasi dicontohkan
oleh ahli bedah yang memverifikasi konsentrasi oksigen sebelum menggunakan
elektrokauter saluran udara, atau oleh penyedia anestesi yang meminta sirkulator ruang
operasi untuk mengkonfigurasi tirai untuk mencegah akumulasi oksigen dalam kasus
yang melibatkan penggunaan pengiriman oksigen kanula hidung.

38
Pemberian oksigen dalam konsentrasi lebih besar dari 30% dan harus dipandu oleh
presentasi klinis pasien dan tidak semata-mata oleh protokol atau kebiasaan.
Peningkatan aliran oksigen yang dikirim melalui kanula hidung atau masker wajah
berpotensi berbahaya. Ketika peningkatan kadar oksigen diperlukan, terutama ketika
situs bedah berada di atas tingkat xiphoid, saluran udara harus diamankan dengan
tabung endotrakeal atau perangkat supraglotis
Ketika situs bedah berada dekat dengan saluran udara dan tabung yang mudah
terbakar, konsentrasi oksigen harus dikurangi untuk jangka waktu yang cukup sebelum
penggunaan alat pembakaran (misalnya, laser atau kauterisasi) untuk memungkinkan
pengurangan konsentrasi oksigen di lokasi. Pembedahan saluran nafas dengan laser
harus menggunakan ventilasi yang memancar tanpa tabung endotrakeal atau tabung
pelindung endotrakeal yang sesuai untuk panjang gelombang laser. Tindakan
pencegahan untuk kasus laser dijelaskan di bawah ini.
Persiapan kulit berbasis alkohol sangat mudah terbakar dan membutuhkan waktu
pengeringan yang cukup. Kumpulan solusi harus dihindari. Kain penyeka larutan
berbasis alkohol harus digunakan dengan hati-hati pada kepala atau leher untuk
menghindari kelebihan produk dan sisa limbah yang mudah terbakar. Memasukkan
produk adalah sumber informasi yang baik tentang persediaan ini. Kain bedah dan
spons harus dibasahi dengan air steril atau garam jika digunakan dalam jarak dekat
kedekatan dengan sumber pengapian.
Jika terjadi kebakaran di ruang operasi, penting untuk menentukan apakah api
terletak pada pasien, di saluran udara, atau di tempat lain di ruang operasi. Untuk
kebakaran yang terjadi di saluran udara, pengiriman gas baru ke pasien harus
dihentikan. Cara efektif menghentikan gas baru ke pasien dapat dilakukan dengan
mematikan flowmeters, memutus sirkuit dari mesin, atau memutus sirkuit dari tabung
endotrakeal. Tabung endotrakeal harus dikeluarkan dan air steril atau garam harus
dituangkan ke saluran udara untuk memadamkan bara api yang menyala. Urutan
penghentian aliran gas dan penghapusan tabung endotrakeal ketika kebakaran terjadi di
saluran udara tidak sepenting memastikan bahwa kedua tindakan dilakukan segera.
Kedua tugas tersebut dapat diselesaikan pada saat yang sama dan oleh individu yang
sama. Jika dilakukan oleh anggota tim yang berbeda, personel harus bertindak tanpa
menunggu urutan yang telah ditentukan. Setelah tindakan ini dilakukan, ventilasi dapat

39
dilanjutkan menggunakan udara kamar dan menghindari oksigen atau gas yang
diperkaya nitro oksida. Tabung harus diperiksa apakah ada bagian yang hilang. Saluran
udara harus dibangun kembali dan jika diindikasikan diperiksa dengan bronkoskop serat
optik. Perawatan untuk menghirup asap dan pengiriman ke pusat pembakaran harus
dipertimbangkan.
Untuk kebakaran pada pasien, aliran gas pengoksidasi harus dihentikan, tirai bedah
diangkat, dan api dipadamkan dengan air atau disiram. Pasien harus dinilai untuk
cedera. Jika api tidak segera padam dengan upaya pertama, maka pemadam api karbon
dioksida (CO2) dapat digunakan. Tindakan lebih lanjut mungkin termasuk evakuasi
pasien dan aktivasi stasiun tarik alarm terdekat. Seperti disebutkan sebelumnya,
sebelum keadaan darurat aktual, lokasi alat pemadam kebakaran, pintu darurat, dan
katup pemutus gas baru harus ditetapkan oleh tim ruang operasi.
Kebakaran yang mengakibatkan cedera memerlukan perawatan medis atau kematian
harus dilaporkan ke petugas pemadam kebakaran, yang mempertahankan yurisdiksi atas
fasilitas tersebut. Penyedia harus mendapatkan pengetahuan dasar tentang standar
pelaporan lokal, yang dapat bervariasi sesuai dengan lokasi.
Kasus di mana pengiriman oksigen tambahan digunakan pada lokasi bedah di atas
xiphoid merupakan skenario yang paling sering dilaporkan untuk kebakaran bedah.
Seringkali, wajah atau saluran nafas terlibat, mengakibatkan cedera yang mengancam
nyawa. Kebakaran ini dapat dihindari dengan menghilangkan pengiriman oksigen yang
terbuka.

PEMADAM API
Untuk kebakaran yang tidak dicegah oleh upaya awal, atau mereka yang mengevakuasi
dapat terhalang oleh lokasi atau intensitas api, Diperlukan penggunaan alat pemadam
api portabel. Alat pemadam CO2 aman untuk kebakaran pada pasien di ruang operasi.
CO2 mudah menghilang, tidak beracun, dan seperti yang digunakan dalam kebakaran
yang sebenarnya tidak mungkin mengakibatkan cedera termal. FE-36, produk DuPont
yang lebih mahal juga dapat digunakan.
Alat pemadam bervolusi "A" mengandung air, yang membuat penggunaannya di
ruang operasi bermasalah karena keberadaan peralatan listrik. Alat pemadam ber-embun
"AC" sangat bagus tetapi membutuhkan waktu dan volume embun yang cukup lama

40
dalam upaya untuk memadamkan api. Selain itu, perangkat ini besar dan sulit untuk
bermanuver. Keduanya dapat dibuat lebih murah di alat pemadam nonferromagnetik,
sehingga dijadikan pilihan terbaik untuk kebakaran yang melibatkan peralatan
pencitraan resonansi magnetik. Alat pemadam halon, meskipun sangat efektif, tetapi
jarang digunakan karena dikhawatiran dapat terjadi penipisan lapisan ozon karena
atmosfer hipoksia. Halotron adalah alat pemadam jenis halon yang mungkin memiliki
efek lebih sedikit pada lapisan ozon. 

KEAMANAN LASER
Laser biasanya digunakan di ruang operasi dan area prosedur. Ketika laser
digunakan di jalan napas atau untuk prosedur yang melibatkan leher dan wajah, kasus
ini harus dianggap berisiko tinggi untuk kebakaran bedah dan dikelola sebagaimana
dibahas sebelumnya. Jenis laser (CO2, garnet aluminium neodymium-yttrium [Nd:
YAG], atau kalium titanyl fosfat [KTP]), panjang gelombang, dan panjang fokus semua
pertimbangan penting untuk operasi yang aman dari laser medis. Tanpa informasi
penting ini, personel ruang operasi tidak dapat secara memadai melindungi diri mereka
sendiri atau pasien dari bahaya. Sebelum memulai operasi laser, perangkat laser harus
berada di ruang operasi, tanda peringatan harus dipasang di pintu, dan kacamata
pelindung harus disiapkan. Petugas anestesi harus memastikan bahwa tanda-tanda
peringatan dan kacamata cocok dengan label pada perangkat karena perlindungan
khusus untuk jenis laser berbeda-beda. American American Standard Institute (ANSI)
standar menetapkan bahwa kacamata dan perangkat laser harus diberi label untuk
panjang gelombang yang dipancarkan atau perlindungan yang ditawarkan. Beberapa
laser oftalmologis dan laser pemetaan pembuluh darah memiliki jarak fokus yang
pendek sehingga kacamata pelindung tidak diperlukan. Untuk perangkat lain, kacamata
pelindung harus dipakai oleh petugas setiap saat selama penggunaan laser, dan
pelindung mata dalam bentuk kacamata atau penutup mata pelindung harus digunakan
pada pasien.
Pemilihan tabung laser endotrakeal harus didasarkan pada jenis dan panjang
gelombang laser. Pemasukan dan pelabelan produk untuk setiap jenis tabung harus
dibandingkan dengan jenis laser yang digunakan. Tabung dengan diameter kurang dari
4,0 mm tidak kompatibel dengan Nd: YAG atau laser argon, dan tabung yang

41
kompatibel dengan Nd: YAG tidak tersedia dalam ukuran setengah. Upaya untuk
membungkus tabung endotrakeal konvensional dengan foil harus dihindari. Metode
kuni ini tidak disetujui oleh produsen atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS,
karena rentan terhadap kerusakan atau penguraian, dan tidak memberikan perlindungan
penuh terhadap penetrasi laser. Cara lain, ventilasi jet tanpa tabung endotrakeal dapat
mengurangi risiko kebakaran saluran napas.

TIM MANEJEMEN SUMBER DAYA: MENCIPTAKAN BUDAYA


KESELAMATAN DI RUANG OPERASI

Tim manajemen sumber daya (CRM) dikembangkan dalam industri penerbangan untuk
mempromosikan kerja tim dan untuk memungkinkan personel melakukan intervensi
atau meminta investigasi terhadap situasi apa pun yang dianggap tidak aman. Terdiri
dari tujuh prinsip, tujuannya adalah untuk menghindari kesalahan yang disebabkan oleh
tindakan perseorangan. Dalam model maskapai, CRM memberi anggota tim mana pun
wewenang untuk mempertanyakan situasi yang berada di luar jangkauan praktik
normal. Sebelum penerapan CRM, anggota kru lain yang memiliki sedikit atau tidak
sama sekali input pada operasi pesawat. Setelah CRM dilembagakan, siapa pun yang
mengidentifikasi masalah keselamatan dapat mengambil langkah-langkah untuk
memastikan penyelesaian situasi yang memadai. Manfaat dari metode ini di ruang
operasi jelas, mengingat potensi kesalahan mematikan dapat dilakukan.
Tujuh prinsip CRM adalah (1) kemampuan beradaptasi / fleksibilitas, (2)
ketegasan, (3) komunikasi, (4) pengambilan keputusan, (5) kepemimpinan, (6) analisis,
dan (7) kesadaran situasional. Kemampuan beradaptasi / fleksibilitas mengacu pada
kemampuan untuk mengubah arah tindakan ketika informasi baru tersedia. Sebagai
contoh, jika pembuluh darah utama tidak sengaja dipotong dalam prosedur rutin, ahli
anestesi harus menyadari bahwa rencana anestesi telah berubah dan resusitasi volume
harus dilakukan bahkan di hadapan kondisi medis yang biasanya merupakan
kontraindikasi pemberian cairan dalam volume besar.
Ketegasan adalah kemauan dan kesiapan untuk berpartisipasi aktif, menyatakan,
dan mempertahankan posisi sampai diyakinkan oleh fakta bahwa pilihan lain lebih baik;
ini membutuhkan inisiatif dan keberanian untuk bertindak. Misalnya, jika seorang ahli

42
bedah senior dan terhormat memberi tahu ahli anestesi bahwa stenosis aorta pasien
bukan masalah karena itu adalah kondisi kronis dan prosedurnya akan relatif cepat, ahli
anestesi harus merespons dengan menyuarakan keprihatinan tentang manajemen pasien.
dan tidak boleh dilanjutkan sampai rencana anestesi dan bedah yang aman telah
disepakati.
Komunikasi didefinisikan hanya sebagai pengiriman dan penerimaan informasi,
instruksi, atau perintah yang jelas dan akurat, serta memberikan umpan balik yang
bermanfaat. Komunikasi adalah proses dua arah dan harus berlanjut secara berulang.
Pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk menggunakan penilaian logis
dan sehat untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia. Proses
pengambilan keputusan dilibatkan ketika seorang klinisi yang kurang berpengalaman
mencari nasihat dari seorang klinisi yang lebih berpengalaman atau ketika seseorang
menolak keputusan klinis yang penting karena kelelahan. Pengambilan keputusan yang
baik didasarkan pada realisasi keterbatasan pribadi.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mengoordinasikan
kegiatan anggota kru lainnya dan untuk mendorong kru untuk bekerja bersama sebagai
sebuah tim. Analisis mengacu pada kemampuan untuk mengembangkan rencana jangka
pendek, jangka panjang, dan darurat, serta untuk mengoordinasikan, mengalokasikan,
dan memantau sumber daya kru dan ruang operasi.
Prinsip terakhir, dan yang paling penting, adalah kesadaran situasional; yaitu,
keakuratan yang dengannya persepsi seseorang tentang lingkungan saat ini
mencerminkan kenyataan. Di ruang operasi, kurangnya kesadaran situasional dapat
menghabiskan waktu beberapa menit, seperti ketika pembacaan dari monitor (misalnya,
kapnograf atau jalur arteri) tiba-tiba berubah dan operator berfokus pada monitor
daripada pada pasien, yang mungkin memiliki emboli. Seseorang harus memutuskan
apakah monitor itu benar dan pasien sakit kritis atau monitor itu salah dan pasien baik-
baik saja. Metode pemecahan masalah yang digunakan harus mempertimbangkan kedua
kemungkinan tetapi dengan cepat menghilangkannya. Dalam skenario ini, penglihatan
terowongan dapat menghasilkan kesalahan bencana. Selain itu, jika garis pengambilan
sampel telah terlepas dan capnograf menunjukkan CO2 pasang surut rendah, temuan ini
tidak mengecualikan kemungkinan bahwa pada saat yang sama pulmonary embolus
dapat terjadi, menghasilkan penurunan CO2 pasang-akhir.

43
Jika semua anggota tim ruang operasi menerapkan tujuh prinsip ini, masalah
yang timbul dari faktor perseorangan hampir seluruhnya dapat dihilangkan. Budaya
keselamatan juga harus ada jika ruang operasi harus dibuat menjadi tempat yang lebih
aman. Ketujuh prinsip ini tidak ada gunanya bila diterapkan dalam lingkungan ruang
operasi yang supresif. Siapa pun yang khawatir harus dapat berbicara tanpa takut akan
dampaknya. Bab 59 memberikan diskusi lebih lanjut tentang ini dan masalah lain yang
berkaitan dengan keselamatan pasien.

PERAN BADAN AKREDITASI DAN REGULASI

Di Amerika Serikat, Pusat Layanan Medicare dan Medicaid (CMS) menggerakkan


banyak kebijakan dan prosedur yang dibawah pengawasan kebijakan dan prosedur yang
dikelolah oleh fasilitas. Upaya untuk mengurangi klaim penipuan dan kesenjangan
dalam tingkat perawatan termasuk persyaratan sertifikasi lembaga akreditasi seperti
Komisi Gabungan, Det Norske Veritas / Germanischer Lloyd (DNV GL), dan lainnya.
Tim akreditasi ini memeriksa proses dan prosedur dan juga memastikan fasilitas
memiliki kebijakan yang sesuai dan bahwa kebijakan ini benar-benar dipatuhi.
Prosesnya mungkin melibatkan studi mandiri yang diajukan oleh fasilitas dan juga
kunjungan lapangan yang dilakukan oleh tim dari berbagai profesional medis yang
memeriksa fasilitas, mengamati operasi, dan membandingkan pengamatan dengan
kebijakan dan studi mandiri.
Akreditasi menggunakan undang-undang, kode, dan standar untuk menentukan
apakah suatu fasilitas melaksanakan perawatan sesuai dengan praktik terbaik saat ini.
Penyedia anestesi harus diberi tahu bahwa pedoman, rekomendasi, dan nasihat biasanya
tidak boleh digunakan oleh akreditasi untuk menentukan praktik terbaik. Rekomendasi,
nasihat, dan pedoman membawa tingkat bukti yang lebih rendah daripada standar, dan
seringkali merupakan pendapat para ahli. Banyak lembaga akreditasi mempertahankan
kebijakan yang melarang penggunaan apa pun selain standar atau kode untuk
menentukan akreditasi. Fasilitas harus diingatkan bahwa kadang-kadang pengunjung
situs dapat mengeluarkan isu secara tidak benar berdasarkan pendapat ini. Semua tim
akreditasi mempertahankan proses banding untuk isu, dan jika kutipan yang tampaknya

44
tidak beralasan dikeluarkan, administrator fasilitas mungkin ingin mempertimbangkan
anggapan ini.
Pengunjung situs sering mengutip ahli anestesi untuk  membuka wadah anestesi 
dan mengenakan pakaian tertentu yang dianggap sebagai risiko infeksi. Namun, kutipan
ini sering dikeluarkan tanpa dasar. Sehubungan dengan wadah yang terkunci, penilaian
yang lebih tepat adalah apakah wadah anestesi aman. Karena sebagian besar kamar
operasi berada dalam ruang yang dikendalikan akses, ini dianggap sebagai area aman,
dan selama ruang operasi tidak dibiarkan tanpa pengawasan, skenario ini harus sesuai
dengan masalah keamanan terkait obat-obatan.
Mengenai pakaian ruang operasi, pengunjung situs dapat merujuk rekomendasi
Asosiasi Perawat Terdaftar Perioperatif (AORN) untuk pakaian ruang operasi, yang
membatasi pemakaian scrub pribadi dan jaket dan mengharuskan pakaian bedah dicuci
di fasilitas perawatan kesehatan. Namun, rekomendasi semacam itu hanyalah pendapat
profesional karena kurangnya bukti klinis. Jika studi yang tersedia menunjukkan
hubungan langsung antara tingkat pencucian di rumah sakit dan tingkat infeksi di
tempat bedah, maka ini akan menjadi standar yang didukung oleh bukti dan bukan
hanya rekomendasi.
Organisasi seperti American Society of Anesthesiologists (ASA) dan American
College of Surgeons (ACS) memiliki pernyataan posisi dan komite yang fokus untuk
membantu klarifikasi ketika mengakreditasi konflik kutipan dengan bukti klinis (atau
ketiadaan). Kode dan peraturan bukan suatu subjek pada pendapat seperti itu, dan
kutipan akreditasi berdasarkan konflik dengan kode atau peraturan biasanya berlaku.
Namun, kode dan peraturan secara teratur menjalani peninjauan dan perbaikan, dan
pengawas situs akreditasi mungkin tidak menggunakan versi terbaru sebagai referensi.
Keselamatan paling baik didorong oleh budaya, dan upaya untuk mengatur perilaku
yang aman dengan hanya membuat kebijakan yang harus dihindari. Dengan asumsi
bahwa petugas kesehatan tidak berusaha untuk melakukan kerusakan, tetapi justru
membantu orang lain, banyak kesalahan atau pelanggaran keamanan kemungkinan
disebabkan oleh faktor-faktor seperti teknik yang kurang baik, penekanan produksi,
proses yang tidak konsisten, atau kombinasi dari semuanya. Perbaikan desain dan
pemeriksaan serta perbaikan kesalahan sistem jauh lebih efektif dalam mempromosikan
keselamatan pasien dan tim ruang operasi daripada membuat kebijakan.

45
DESAIN KAMAR OPERASI MASA DEPAN

Teknologi Keselamatan interlock


Meskipun kesadaran yang meningkat tentang faktor keselamatan dan peningkatan upaya
pelatihan di antara personel ruang operasi, bahaya bagi pasien masih terjadi pada tingkat
yang sebagian besar industri dan publik anggap sangat tinggi. Demikian pula, meskipun
ada ancaman pemotongan pembayaran, penilaian publik atas tenaga medis dan sistem
rumah sakit, penilaian penyedia situs web , dan konsekuensi hukum, faktor
perseorangan yang menyebabkan kesalahan medis belum sepenuhnya dihilangkan. Di
masa depan, desain yang direkayasa untuk keselamatan pasien dapat membantu
mengurangi kesalahan medis. Salah satu daerah berkembang telah menggunakan
perangkat interlock di ruang operasi. Perangkat interlock hanyalah perangkat yang tidak
dapat dioperasikan sampai urutan peristiwa yang ditentukan terjadi. Perugas anestesi
menggunakan teknologi interlock dengan vaporizers anestesi yang mencegah
penggunaan lebih dari satu vaporizer pada suatu waktu. Pengembangan teknologi ini
dapat mencegah pelepasan obat dari perangkat pengeluaran otomatis hingga barcode
dipindai dari armband rumah sakit atau, setidaknya, alergi obat pasien telah dimasukkan
ke dalam mesin basis data. Aplikasi lain mungkin termasuk perangkat bedah laser atau
yang tidak dapat digunakan ketika konten FiO2 lebih tinggi dari 30%, sehingga
meminimalkan risiko kebakaran. Demikian pula, komputer, monitor, dan perangkat lain
dapat dirancang agar tidak dapat dioperasikan sampai identifikasi pasien dikonfirmasi.

Desain Alur Kerja


Mengkoordinasikan kegiatan personel bedah, penyedia anestesi, dan perawat ruang
operasi sangat penting untuk menjalankan rangkaian bedah sehari-hari. Direktur klinis
di berbagai fasilitas mulai dari rangakaiam satu atau dua kamar hingga pusat multi-
kamar harus mengakomodasi prosedur bedah dengan durasi yang berbeda-beda, yang
membutuhkan berbagai tingkat keterampilan dan efisiensi bedah, sambil
memungkinkan operasi tiba-tiba, tidak direncanakan, atau darurat. Kebutuhan untuk
memantau alur kerja dan menganalisis data untuk mengoptimalkan penjadwalan dan

46
kepegawaian mendorong pengembangan sistem perangkat lunak yang mengantisipasi
dan mencatat waktu kejadian bedah; sistem ini terus disempurnakan.
Rangkaian kamar bedah juga dirancang untuk meningkatkan alur kerja dengan
menggabungkan area induksi terpisah untuk mengurangi waktu yang tidak diperlukan
untuk operasi di ruang operasi. Beberapa model ada untuk desain kamar dan staf.
Meskipun tidak umum di Amerika Serikat, kamar induksi telah lama digunakan di
Inggris.
Satu model ruang induksi menggunakan rotasi tim anestesi. Satu tim ditugaskan
untuk pasien pertama hari itu; tim kedua menginduksi anestesi untuk pasien berikutnya
di area yang berdekatan saat ruang operasi sedang dibalik. Tim kedua terus merawat
pasien itu setelah dipindahkan ke ruang operasi, meninggalkan tim pertama yang
tersedia untuk menginduksi anestesi pada pasien ketiga ketika ruang operasi sedang
diserahkan. Keuntungan dari model ini adalah kesinambungan perawatan; Kerugiannya
adalah perlunya dua tim anestesi untuk setiap ruang operasi.
Metode lain menggunakan tim induksi dan anestesi yang terpisah. Tim induksi
menginduksi anestesi untuk semua pasien pada hari tertentu dan kemudian mentransfer
perawatan ke tim anestesi, yang ditugaskan ke ruang operasi individu. Keuntungan dari
model ini adalah pengurangan personil anestesi menjadi ruang induksi staf; Kerugian
termasuk kegagalan untuk mempertahankan kesinambungan perawatan dan masalah staf
yang terjadi ketika beberapa pasien harus menjalani induksi secara bersamaan. Model
ini dapat menggunakan ruang induksi terpisah yang berdekatan dengan setiap ruang
operasi atau satu ruang induksi umum yang melayani beberapa ruang operasi. 
Model terakhir menggunakan beberapa ruang operasi yang dikelola staf, salah
satunya ruang tetap terbuka. Setelah pasien pertama hari ini dipindahkan ke ruang awal,
pasien berikutnya melanjutkan ke ruang terbuka, sehingga mengeliminasi penundaan
pergantian kamar dan kesiapan personel. Semua model ini mengasumsikan bahwa
peningkatan biaya atas untuk mempertahankan personel anestesi tambahan dapat
dibenarkan oleh peningkatan produktivitas bedah.

Metode Lean
Banyak rumah sakit sedang mengeksplorasi metode penerapan metodologi lean ke
lingkungan bedah. Sistem pemeriksaan lean berusaha untuk menemukan dan

47
menghilangkan pemborosan dan duplikat kegiatan. Perusahaan yang paling terkenal
untuk menerapkan metodologi lean adalah Toyota, yang telah mencap sistem lean,
Toyota Production System (TPS), yang menggabungkan banyak sistem perawatan
kesehatan ke dalam pengaturan perioperatif mereka. TPS berpusat pada tiga konsep:
muda, muri, dan mura. Muda (dari bahasa Jepang untuk istilah "limbah") dibuat oleh
muri dan mura. Muri adalah limbah yang diciptakan oleh lapisan penutup dan tekanan
produksi, dan mura adalah limbah yang dihasilkan oleh pola kerja yang tidak merata
atau kurangnya perataan muatan.
TPS juga menggabungkan lima proses, yang disebut sebagai 5S, ke dalam upaya
peningkatan. Proses-proses kunci ini, yang dimulai dengan huruf "S" dalam bahasa
Jepang, sejak itu telah diterjemahkan ke dalam S-kata yang sama dalam bahasa Inggris. 
 Sortir — Hilangkan kelebihan, hapus item yang tidak digunakan, hapus item
yang tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan.
 Atur dalam Urutan — Atur item yang digunakan untuk pemilihan yang mudah
dan dengan cara yang teratur. Jadikan alur kerja lebih mudah dan alami.
 Bersinar — Tempat kerja harus bersih.
 Standarisasi — Workstation harus sama dan variabilitas harus dikurangi atau
dihilangkan. Setiap proses harus memiliki standar.
 Keberlanjutan — Pekerjaan harus didorong oleh tujuan; tidak ada yang harus
diberitahu untuk bekerja, tetapi semua harus melakukan pekerjaan tanpa
bertanya.
Dengan menghilangkan limbah dan penerapan metodologi 5S, operasi harian
menjadi lebih aman, terstandarisasi, dan lebih efisien.

Identifikasi Frekuensi Radio (RFID)


Teknologi identifikasi frekuensi radio (RFID) memanfaatkan sebuah chip dengan
pemancar kecil yang sinyalnya dibaca oleh pembaca; setiap chip menghasilkan sinyal
yang unik. Teknologi ini memiliki banyak aplikasi potensial di lingkungan perioperatif.
Menggunakan RFID dalam tanda pengenal karyawan (ID) dapat memungkinkan
mengontrol ruang bedah untuk melacak keperawatan, kemampuan bedah, dan personil
anestesi, menghindari kebutuhan sistem paging dan telepon untuk menetapkan lokasi
personel kunci. Memasukkan teknologi dalam pita ID pasien dan bran rumah sakit dapat

48
memungkinkan aliran pasien dilacak melalui seluruh fasilitas. Kemampuan
memproyeksikan sinyal pengidentifikasi ke sistem rumah sakit akan menawarkan
tingkat keamanan tambahan bagi pasien yang tidak dapat berkomunikasi dengan
personel rumah sakit. Akhirnya, RFID dapat dimasukkan ke dalam instrumen bedah dan
sepon, memungkinkan penghitungan bedah dilakukan dengan mengidentifikasi objek
saat dilewatkan dan keluar dari bidang bedah. Jika jumlah tidak cocok, tongkat
kemudian dapat ditempatkan di atas pasien untuk menyaring benda yang ditahan.

DISKUSI KASUS
Perawatan Anestesi yang Dipantau dengan Suplementasi Oksigen
Anda diminta untuk memberikan perawatan anestesi untuk pasien yang
menjalani pengangkatan lesi di pipi. Pasien ini adalah pasien dengan obesitas dan
memiliki riwayat sleep apnea. Dia menyatakan, "Saya merasa terganggu ketika
saya melihat kalian bekerja di wajah saya," dan menunjukkan bahwa dia tidak
ingin mengingat apa pun tentang operasi. Dokter bedah meyakinkan Anda bahwa
prosedur tidak akan berjalan lebih dari 5 menit. Pasangan pasien mengatakan
bahwa mereka berasal dari luar kota dan telah membuat jadwal penerbangan
untuk pulang segera setelah prosedur. 

Apa ciri-ciri dari kasus ini yang menunjukkan risiko tinggi untuk kebakaran bedah?
Pasien dengan riwayat klinis obstruktif  sleep apnea biasanya memiliki
sensitivitas terhadap obat penenang, terutama opioid. Pemberian opioid dalam dosis
kecil dapat menyebabkan obstruksi jalan napas bagian atas dan hipoventilasi, yang
mengakibatkan hiperkapnia dan hipoksemia. Pada pasien obesitas, obstruksi jalan nafas
atas, hipoventilasi, dan penurunan kapasitas cadangan fungsional dapat menyebabkan
desaturasi oksigen yang cepat. Sebagian besar penyedia anestesi merespons dengan
meningkatkan jumlah suplementasi oksigen yang diberikan melalui masker wajah atau
kanula hidung. Pengiriman terbuka oksigen dalam konsentrasi lebih yang besar dari
30% adalah salah satu elemen dari triad api. Pertimbangan lain adalah lokasi anatomi
dari prosedur. Lokasi di atas prosesus xiphoid pada pasien ini akan menempatkan
sumber pengapian (jika digunakan) di dekat pengiriman terbuka oksidator.

49
Apa cara yang paling aman untuk melanjutkan proses?
Ada tiga strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keselamatan dalam
skenario ini: hindari suplementasi oksigen, mengamankan jalan napas dengan tabung
endotrakeal atau perangkat supraglotis, atau menghindari penggunaan sumber
pengapian.

Apakah ada masalah terkait dengan manajemen jalan napas atau pemilihan perangkat
pengiriman?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pasien kemungkinan akan mengalami
perubahan jalan nafas terkait dengan obstruktif sleep apneu dan obesitas. Pemilihan
perangkat pengiriman harus mempertimbangkan kebutuhan untuk mencegah
pengiriman oksigen terbuka.

Bagaimana lamanya prosedur akan mempengaruhi manajemen anestesi?


Secara praktis, jika pasien memerlukan prosedur yang panjang, anestesi lokal
dapat hilang; dosis kumulatif narkotika yang diberikan dapat memperburuk obstruktif
sleep apnea pada pasien dan meningkatkan waktu pemulihan. Selain itu, eksisi bedah
yang lebih kompleks dapat menyebabkan perdarahan yang membutuhkan penggunaan
kauterisasi.

Apakah harapan pasien ketika keluar setelah prosedur rencana anestesi Anda?
Harapan dari periode pemulihan yang dipercepat mungkin tidak dapat
dilaksanakan jika pasien memerlukan anestesi umum atau opioid dalam jumlah yang
signifikan. American Society of Anesthesiologists (ASA) telah menerbitkan sebuah
penasehat praktik yang memberikan arahan untuk penilaian pasca operasi yang aman
dan keluarnya pasien dengan obstruktif sleep apnea 

Bagaimana jika ahli bedah berpikir rencana Anda "berlebihan"?


Cara pertama dan paling efektif untuk resolusi konflik adalah untuk
mengkomunikasikan keprihatinan khusus Anda kepada ahli bedah. Jika gagal, prosedur
tidak boleh diizinkan untuk melanjutkan selama ada anggota tim yang memiliki masalah
keamanan yang legal. Banyak pedoman dan nasihat terkait keselamatan ASA juga

50
didukung oleh masyarakat profesional seperti American College of Surgeons (ACS).
Ahli anestesi juga harus terbiasa dengan metode penyelesaian perselisihan fasilitas
sebelum suatu peristiwa terjadi.

51
BAB III
SISTEM PERNAFASAN

KONSEP UTAMA

Karena insuflasi menghindari kontak langsung dengan pasien, tidak ada gas yang
dihembuskan jika alirannya cukup tinggi. Namun, ventilasi tidak dapat dikontrol dengan
teknik ini, dan gas yang mengandung jumlah udara atmosfer yang tidak terduga dapat
diprediksi.

Tabung pernapasan panjang dengan penyesuaian tinggi meningkatkan perbedaan antara


volume gas yang dikirim ke sirkuit oleh kantong penerima atau ventilator dan volume
sebenarnya dikirim ke pasien.

Katup pembatas tekanan yang dapat diatur (APL) harus sepenuhnya terbuka selama
ventilasi spontan sehingga tekanan sirkuit tetap diabaikan selama inspirasi dan
ekspirasi.

Karena aliran gas baru sama dengan menit ventilasi sudah cukup mencegah
rebreathing, desain Mapleson A adalah sirkuit Mapleson yang paling efisien untuk
ventilasi spontan.

Sirkuit Mapleson D efisien selama ventilasi terkontrol, karena aliran gas baru memaksa
udara alveolar menjauh dari pasien dan menuju katup APL.

Meningkatkan kekerasan kapur soda dengan menambahkan silika meminimalkan risiko


menghirup debu natrium hidroksida dan juga mengurangi resistensi aliran gas.

Kerusakan katup searah baik dalam sistem lingkaran dapat memungkinkan pernafasan
karbon dioksida menghasilkan hiperkapnia (karbon dioksida yang banyak dalam darah).

Sistem pernapasan menyediakan saluran akhir untuk pengiriman gas anestesi kepada
pasien. Sirkuit pernapasan menghubungkan pasien dengan mesin anestesi (Gambar 3-1).
Banyak desain sirkuit yang berbeda telah dikembangkan, masing-masing dengan
berbagai tingkat efisiensi, kenyamanan, dan kompleksitas. Bab ini mengulas sistem
pernafasan yang paling penting: insuflasi, draw-over, sirkuit Mapleson, sistem
lingkaran, dan sistem resusitasi.

52
GAMBAR 3–1 Hubungan antara pasien, sistem pernapasan, dan mesin anestesi.
Sebagian besar klasifikasi sistem pernapasan secara artifisial mengkonsolidasikan
karakteristik fungsional (misalnya, tingkat pernafasan) dengan karakteristik fisik
(misalnya, adanya katup searah). Karena klasifikasi yang tampaknya kontradiktif ini
(misalnya, terbuka, tertutup, setengah terbuka, setengah tertutup) sering cenderung
membingungkan daripada memahami bantuan, mereka dihindari dalam diskusi ini.

INSUFLASI
Istilah insuflasi biasanya menunjukkan hembusan gas anestesi di wajah pasien.
Meskipun insuflasi dikategorikan sebagai sistem pernapasan, mungkin lebih baik
dianggap sebagai teknik yang menghindari koneksi langsung antara sirkuit pernapasan
dan jalan napas pasien. Karena anak-anak sering menolak penempatan masker wajah
(atau jalur intravena), insuflasi sangat berharga selama induksi dengan anestesi inhalasi
pada anak-anak (Gambar 3-2). Ini berguna dalam situasi lain juga. Akumulasi karbon
dioksida di bawah kepala dan leher adalah bahaya operasi mata yang dilakukan dengan
anestesi lokal. Insuflasi udara di wajah pasien dengan laju aliran tinggi (> 10L / mnt)
menghindari masalah ini, sementara tidak meningkatkan risiko kebakaran dari
akumulasi oksigen (Gambar 3–3). Karena insuflasi menghindari kontak langsung
dengan pasien, tidak ada pernafasan gas yang dihembuskan jika alirannya cukup tinggi.
Namun, ventilasi tidak dapat dikontrol dengan teknik ini, dan gas yang mengandung
jumlah udara atmosfer yang tidak terduga yang dapat diprediksi.

53
GAMBAR 3–2 Insuflasi agen anestesi di seluruh wajah anak selama induksi.

GAMBAR 3–3 Insuflasi oksigen dan udara di bawah penutup kepala.

Insuflasi juga dapat digunakan untuk mempertahankan oksigenasi arteri selama


periode singkat apnea (misalnya, selama bronkoskopi). Alih-alih meniupkan gas ke
seluruh wajah, oksigen diarahkan ke paru-paru melalui alat yang ditempatkan di trakea.

OPEN-DROP ANESTESI
Meskipun anestesi terbuka tidak digunakan dalam pengobatan modern, signifikansi
historisnya menjamin deskripsi singkat di sini. Anestesi yang sangat fluktuatif secara
historis, eter atau kloroform diteteskan ke masker yang ditutupi kasa (masker
Schimmelbusch) yang diaplikasikan pada wajah pasien. Ketika pasien menarik napas,
udara melewati kain kasa, menguapkan zat cair, dan membawa anestesi konsentrasi
tinggi kepada pasien. Penguapan menurunkan suhu masker, menghasilkan kondensasi
kelembaban dan penurunan tekanan uap anestesi (tekanan uap sebanding dengan suhu).

54
Turunan modern anestesi terbuka menggunakan alat penguap draw-over yang
tergantung pada upaya inspirasi pasien untuk menarik udara sekitar melalui ruang
penguapan. Teknik ini dapat digunakan di lokasi atau situasi di mana gas medis
terkompresi tidak tersedia (misalnya, medan perang).

DRAW-OVER ANESTESI
Perangkat draw-over memiliki sirkuit tidak menggunakan pernafasan tapi
menggunakan udara sekitar sebagai gas pembawa, meskipun oksigen tambahan dapat
digunakan, jika tersedia. Perangkat ini dapat dilengkapi dengan koneksi dan peralatan
yang memungkinkan ventilasi tekanan positif (IPPV) intermiten dan pembersihan pasif,
serta tekanan jalan napas positif kontinu (CPAP) dan tekanan akhir ekspirasi positif
(PEEP).
Dalam penerapannya yang paling mendasar (Gambar 3–4), udara diambil melalui
vaporizer dengan resistensi rendah saat pasien menginspirasi. Pasien yang secara
spontan menghirup udara kamar dan agen terhalogenasi yang kuat sering
memanifestasikan saturasi oksigen (SpO2) kurang dari 90%, situasi yang diobati dengan
IPPV, oksigen tambahan, atau keduanya. Fraksi oksigen terilhami (FiO2) dapat
ditambahkan dengan menggunakan tabung reservoir terbuka sekitar 400 mL, dilekatkan
pada potongan-T di sisi hulu vaporizer. Melintasi kisaran klinis volume tidal dan laju
pernapasan, laju aliran oksigen 1 L / menit menghasilkan FiO2 30% hingga 40%, atau
dengan 4 L / menit, FiO2 60% hingga 80%. Ada beberapa sistem penarikan komersial
yang tersedia yang memiliki sifat yang sama (Tabel 3-1).

TABEL 3–1 Properti perangkat draw-over.


Ringan
Resistansi rendah terhadap aliran gas
Dapat digunakan dengan agen apa pun
Pengeluaran uap yang dapat dikendalikan

55
GAMBAR 3–4 Diagram skematik alat / sirkuit anestesi draw-over.

Keuntungan terbesar dari sistem draw-over adalah kesederhanaannya dan


portabilitas, menjadikannya berguna di lokasi di mana gas atau ventilator terkompresi
tidak tersedia.

SIRKUIT MAPLESON
Sistem penarikan dan penarikan memiliki beberapa kelemahan: kontrol konsentrasi
gas yang buruk (dan oleh karena itu, kontrol kedalaman anestesi yang buruk),
kelemahan mekanis selama operasi kepala dan leher, dan polusi ruang operasi dengan
volume besar gas buang . Sistem Mapleson memecahkan beberapa masalah ini dengan
memasukkan komponen tambahan (tabung pernapasan, lubang masuk gas baru, katup
[APL] pembatas tekanan yang dapat disesuaikan, dan kantong penampung) ke dalam
sirkuit pernapasan. Lokasi relatif dari komponen-komponen ini menentukan kinerja
rangkaian dan merupakan dasar dari klasifikasi Mapleson (Tabel 3-2).

56
TABEL 3–2 Klasifikasi dan karakteristik sirkuit Mapleson

Komponen Sirkuit Mapleson


A. Tabung Pernafasan
Tabung bergelombang terbuat dari karet (dapat digunakan kembali) atau plastik (sekali
pakai) sambungkan komponen sirkuit Mapleson ke pasien (Gambar 3–5). Diameter
besar tabung (22 mm) menciptakan jalur resistansi rendah dan reservoir potensial untuk
gas anestesi. Untuk meminimalkan kebutuhan aliran gas baru, volume gas dalam tabung
pernapasan di sebagian besar sirkuit Mapleson harus setidaknya sama besarnya dengan
volume pasang surut pasien.

57
GAMBAR 3–5 Komponen sirkuit Mapleson. APL, pengatur tekanan yang bisa disetel
(katup).

Penyesuaian tabung pernapasan sangat menentukan penyesuaian sirkuit.


(penyesuaian didefinisikan sebagai perubahan volume yang dihasilkan oleh perubahan
tekanan.) Tabung pernapasan panjang dengan kepatuhan tinggi meningkatkan
perbedaan antara volume gas yang dikirim ke sirkuit oleh kantong penampung atau
ventilator dan volume yang benar-benar dikirim ke pasien. Sebagai contoh, jika sirkuit
pernapasan dengan kepatuhan 8 mL gas / cm H2O ditekan selama pengiriman volume
tidal ke 20 cm H2O, 160 mL volume tidak akan hilang ke sirkuit. 160 mL mewakili
kombinasi kompresi gas dan ekspansi tabung pernapasan. Ini merupakan pertimbangan
penting dalam rangkaian apa pun yang memberikan ventilasi tekanan positif melalui
tabung pernapasan (misalnya, sistem lingkaran).

B. Inlet Gas baru


Gas (anestesi dicampur dengan oksigen atau udara) dari mesin anestesi terus
menerus memasuki sirkuit melalui saluran masuk gas baru. Seperti dibahas di bawah
ini, posisi relatif dari gas baru yang masuk adalah faktor pembeda utama di antara
sirkuit Mapleson.

C. Katup Pembatas Tekanan yang disesuaikan


Saat gas anestesi memasuki sirkuit pernapasan, tekanan akan naik jika aliran gas
lebih besar dari serapan gabungan pasien dan sirkuit. Gas dapat keluar dari sirkuit

58
melalui katup APL, mengendalikan penumpukan tekanan ini. Gas yang keluar
memasuki atmosfer ruang operasi atau, lebih disukai, sistem pembersihan limbah gas.
Semua katup APL memungkinkan ambang tekanan variabel untuk ventilasi. Katup APL
harus sepenuhnya terbuka selama ventilasi spontan sehingga sirkuit tekanan tetap
diabaikan selama inspirasi dan kedaluwarsa. Ventilasi yang dibantu dan dikendalikan
membutuhkan tekanan positif selama inspirasi untuk memperluas paru-paru. Penutupan
sebagian dari katup APL membatasi keluarnya gas, memungkinkan tekanan sirkuit
positif selama kompresi kantong reservoir.

D.Kantung Pernapasan
Kantung penerima berfungsi sebagai penerima gas anestesi dan menghasilkan metode
ventilasi tekanan positif. Mereka dirancang untuk meningkatkan penyesuaian saat
volume mereka meningkat. Tiga fase berbeda dari pengisian kantong penerima dapat
dikenali (Gambar 3-6). Setelah kapasitas nominal 3-L dari kantong penerima dewasa
tercapai (fase I), tekanan naik dengan cepat ke puncak (fase II). Peningkatan volume
lebih lanjut menghasilkan dataran tinggi atau bahkan sedikit penurunan tekanan (fase
III). Efek plafon ini memberikan perlindungan minimal paru-paru pasien terhadap
tekanan jalan nafas tinggi, jika katup APL tidak sengaja dibiarkan dalam posisi tertutup
sementara gas baru terus mengalir ke sirkuit.

GAMBAR 3–6 Peningkatan kepatuhan dan elastisitas kantong pernapasan seperti yang
ditunjukkan oleh tiga fase pengisian (lihat teks)

59
Karakteristik Kinerja Sirkuit Mapleson
Sirkuit Mapleson ringan, murah, dan sederhana. Efisiensi sirkuit pernafasan diukur
oleh aliran gas baru yang dibutuhkan untuk mengurangi rebreathing CO2 ke nilai yang
dapat diabaikan. Karena tidak ada katup searah atau penyerapan CO2 di sirkuit
Mapleson, rebreathing dicegah dengan aliran gas baru yang cukup ke sirkuit dan
ventilasi gas yang dihembuskan melalui katup APL sebelum inspirasi. Biasanya ada
beberapa rebreathing di sirkuit Mapleson. Jumlah seluruhnya aliran gas baru ke sirkuit
mengontrol jumlahnya. Untuk melemahkan rebreathing, diperlukan aliran gas baru
yang tinggi. Katup APL di sirkuit Mapleson A, B, dan C terletak di dekat masker wajah,
dan kantong penerima terletak di ujung sirkuit yang berlawanan.
Periksa kembali gambar sirkuit Mapleson A pada Gambar 3–5. Selama ventilasi
spontan, gas alveolar yang mengandung CO2 akan dihembuskan ke tabung pernapasan
atau langsung dibuang melalui katup APL terbuka. Sebelum inhalasi terjadi, jika aliran
gas baru melebihi menit ventilasi alveolar, aliran masuk gas baru akan memaksa gas
alveolar yang tersisa di tabung pernapasan untuk keluar dari katup APL. Jika volume
tabung pernapasan sama atau lebih besar dari volume tidal pasien, inspirasi berikutnya
hanya akan mengandung gas baru. Karena aliran gas baru sama dengan ventilasi menit
sudah cukup untuk mencegah rebreathing, desain Mapleson A adalah sirkuit Mapleson
yang paling efisien untuk ventilasi spontan.
Namun, tekanan positif selama ventilasi terkontrol membutuhkan katup APL yang
tertutup sebagian. Meskipun beberapa alveolar dan gas baru keluar melalui katup
selama inspirasi, tidak ada gas yang dibuang selama ekspirasi, karena gas yang
dihembuskan mengalami stagnasi selama fase ekspirasi dari ventilasi tekanan positif.
Akibatnya, aliran gas baru yang sangat tinggi (lebih dari tiga kali menit ventilasi)
diperlukan untuk mencegah rebreathing dengan sirkuit Mapleson A selama
dikendalikan ventilasi. Aliran gas baru mudah didapat karena gas baru yang masuk
berada di dekat katup APL dalam sirkuit Mapleson B.
Saling menukar posisi katup APL dan gas baru yang masuk mengubah Mapleson A
menjadi sirkuit Mapleson D (Tabel 3-2). Sirkuit Mapleson D efisien selama ventilasi
terkontrol, karena aliran gas baru memaksa udara alveolar menjauh dari pasien dan
menuju katup APL. Dengan demikian, hanya memindahkan komponen sepenuhnya
mengubah kebutuhan gas baru dari sirkuit Mapleson.

60
Sirkuit Bain adalah versi koaksial dari sistem Mapleson D itu menggabungkan pipa
saluran gas baru yang masuk di dalam tabung pernapasan (Gambar 3–7). Modifikasi ini
mengurangi ambang sirkuit dan mempertahankan panas dan kelembaban lebih baik
daripada sirkuit Mapleson D konvensional sebagai akibat dari pemanasan parsial gas
inspirasi dengan pertukaran arus balik dengan gas kadaluarsa yang lebih hangat.
Kerugian dari rangkaian koaksial ini adalah kemungkinan terputusnya pipa saluran yang
masuk di gas baru. Inspeksi berkala dalam tabung adalah wajib untuk mengidentifikasi
komplikasi ini; jika tidak dikenali, salah satu dari kecelakaan ini dapat mengakibatkan
rebreathing gas buang yang signifikan.

GAMBAR 3–7 Sirkuit Bain adalah desain sirkuit Mapleson D dengan tabung gas baru
di dalam tabung pernapasan bergelombang. APL, pembatas tekanan yang bisa disetel
(katup).

SISTEM LINGKARAN
Meskipun sirkuit Mapleson mengatasi beberapa kelemahan dari sistem
pembungkusan dan draw-over, aliran gas baru yang tinggi diperlukan untuk mencegah
rebreathing CO2 yang menghasilkan limbah agen anestesi, polusi lingkungan ruang
operasi, dan hilangnya panas dan kelembaban pasien ( Tabel 3–3). Dalam upaya untuk
menghindari masalah ini, sistem lingkaran menambahkan lebih banyak komponen ke
sistem pernapasan.

61
TABEL 3–3 Karakteristik sirkuit pernapasan.
Insuflasi dan open Mapleson Lingkaran
drop
Kompleksitas Sangat sederhana Sederhana Kompleks
Kontrol kedalaman Buruk Variabel Baik
anastesi
Kemampuan untuk Sangat buruk Variabel Baik
mencari
Konservasi panas Tidak Tidak Ya
dan kelembapan
Rebreathing gas Tidak Tidak Ya
yang dihembuskan

Komponen sistem lingkaran meliputi: (1) penyerap CO2 yang mengandung


absorbent CO2; (2) saluran gas baru yang masuk; (3) katup searah inspirasi dan tabung
pernapasan inspirasi; (4) konektor-Y; (5) katup searah ekspirasi dan tabung pernapasan
ekspirasi; (6) katup APL; dan (7) penerima (Gambar 3–8).

GAMBAR 3–8 Sistem lingkaran. APL, pembatas tekanan yang bisa diatur (katup).

62
KOMPONEN DARI SISTEM LINGKARAN
A. Penyerap karbon dioksida dan absorbent
Rebreathing gas alveolar menghemat panas dan kelembaban. Namun, CO2 dalam
gas yang dihembuskan harus dihilangkan untuk mencegah hiperkapnia. CO2 secara
kimia bergabung dengan air untuk membentuk asam karbonat. Penyerap CO2
(misalnya, kapur soda atau kapur kalsium hidroksida) mengandung garam hidroksida
yang mampu menetralkan asam karbonat. Produk akhir reaksi meliputi panas (panas
netralisasi), air, dan kalsium karbonat. Soda kapur adalah penyerap dan mampu
menyerap hingga 23 L CO2 per 100 g penyerap. Ini terutama terdiri dari kalsium
hidroksida (80%), bersama dengan natrium hidroksida, air, dan sejumlah kecil kalium
hidroksida. Reaksinya adalah sebagai berikut:
CO2 + H2O → H2CO3
H2CO3 + 2NaOH → Na2CO3 + 2H2O + Panas
(reaksi cepat)
Na2CO3 + Ca(OH)2 → CaCO3 + 2NaOH
(reaksi lambat)
Perhatikan bahwa air dan natrium hidroksida yang awalnya diperlukan diregenerasi.
Absorbent lain, kapur barium hidroksida, tidak lagi digunakan karena kemungkinan
meningkatnya bahaya kebakaran dalam sistem pernapasan.
Pewarna indikator pH (misalnya, etil violet) berubah warna dari putih menjadi ungu
sebagai konsekuensi dari peningkatan konsentrasi ion hidrogen dan kelelahan absorbent.
Absorbent harus diganti ketika 50% hingga 70% yang telah berubah warna. Meskipun
butiran yang habis dapat kembali ke warna aslinya jika diistirahatkan, tidak ada
pemulihan kapasitas penyerapan yang signifikan. Ukuran butiran adalah kompromi
antara luas permukaan serap yang lebih tinggi dari butiran kecil dan resistensi yang
lebih rendah aliran gas butiran yang lebih besar. Butiran yang biasa digunakan sebagai
penyerap CO2 adalah antara 4 dan 8 mesh; nomor mesh sesuai dengan jumlah lubang
per inci persegi layar. Garam hidroksida mengiritasi kulit dan selaput lendir.
Meningkatkan kekerasan kapur soda dengan menambahkan silika meminimalkan risiko
menghirup debu natrium hidroksida dan juga mengurangi resistensi aliran gas. Air
tambahan ditambahkan ke absorbent selama pengemasan untuk memberikan kondisi

63
optimal untuk pembentukan asam karbonat. Jeruk nipis komersial memiliki kandungan
air 14% hingga 19%.
Butiran absorbent dapat menyerap dan kemudian melepaskan anestesi volatil yang
aktif secara medis. Properti ini dapat bertanggung jawab atas keterlambatan induksi.
Semakin kering soda kapur, semakin besar kemungkinan akan menyerap dan
menurunkan anestesi yang mudah menguap. Anestesi yang mudah menguap dapat
dipecah menjadi karbon monoksida dengan absorbent kering (misalnya, natrium atau
kalium hidroksida) yang cukup untuk menyebabkan konsentrasi karboksihemoglobin
yang terukur secara klinis. Pembentukan karbon monoksida paling sering terjadi pada
desflurane; dan sevoflurane, pembentukan ini terjadi pada suhu yang lebih tinggi.
Amsorb adalah absorbent CO2 yang terdiri dari kalsium hidroksida dan kalsium
klorida (kalsium sulfat dan polivinilpirolidon ditambahkan untuk meningkatkan
kekerasan). Ini memiliki kelembaman yang lebih besar daripada kapur soda, dan
menghasilkan lebih sedikit degradasi anestesi volatil (misalnya, sevoflurane menjadi
senyawa A atau desflurane menjadi karbon monoksida).
Senyawa A adalah salah satu produk sampingan dari degradasi sevofluran oleh
absorbent. Konsentrasi sevoflurane yang lebih tinggi, paparan yang lama, dan teknik
anestesi aliran rendah meningkatkan pembentukan senyawa A. Senyawa A telah
terbukti menghasilkan nefrotoksisitas pada hewan tetapi tidak pernah dikaitkan dengan
efek buruk pada manusia.
Butiran penyerap terkandung dalam satu atau dua tabung yang cocok antara kepala
dan dasar pelat. Unit ini disebut absorbent (Gambar 3–9). Meskipun tebal, tabung ganda
memungkinkan penyerapan CO2 yang lebih lengkap membutuhkan lebih sedikit
perubahan penyerap dan resistensi aliran gas yang lebih rendah. Untuk memastikan
penyerapan sempurna, volume tidal pasien tidak boleh melebihi ruang udara antara
butiran absorbent yang kira-kira sama dengan 50% kapasitas absorbent. Warna pewarna
indikator dillihat melalui dinding transparan penyerap. Kelelahan penyerap biasanya
terjadi pertama kali ketika gas yang dihembuskan memasuki absorbent dan sepanjang
dinding bagian dalam tabung yang halus. Penyaluran melalui area butiran longgar
dikemas dan diminimalkan oleh sistem, yang mengarahkan aliran gas melalui pusat,
sehingga memungkinkan pemanfaatan yang lebih besar dari penyerap. Jebakan di dasar
penyerap mengumpulkan debu dan kelembaban.

64
GAMBAR 3–9 Penyerap karbon dioksida.
B. Katup Satu Arah
Katup satu arah yang berfungsi sebagai katup periksa, berisi piringan keramik atau
mika yang diletakkan secara horizontal pada dudukan katup yang berbentuk aliran
(Gambar 3-10). Aliran ke depan memindahkan piringan ke atas, memungkinkan gas
untuk melanjutkan melalui sirkuit. Aliran terbalik mendorong piringan ke dudukannya,
dan mencegah refluks. Ketidakmampuan katup biasanya karena piringan yang
melengkung. Katup ekspirasi terkena kelembaban gas alveolar. Kondensasi dan
pembentukan uap air yang dihasilkan dapat mencegah perpindahan piringan ke atas,
menghasilkan pelepasan gas yang tidak kadaluwarsa dan rebreathing.

GAMBAR 3–10 Katup yang searah.

65
Inhalasi membuka katup inspirasi, karena memungkinkan pasien untuk menghirup
campuran gas baru yang dihembuskan melewati absorbent CO2. Secara bersamaan,
katup ekspirasi menutup untuk mencegah rebreathing gas yang dihembuskan masih
mengandung CO2. Aliran gas selanjutnya dari pasien selama pernafasan membuka
katup ekspirasi. Gas ini dikeluarkan melalui katup APL atau dipasang kembali oleh
pasien setelah melewati absorbent. Penutupan katup inspirasi selama pernafasan
mencegah gas ekspirasi dari pencampuran dengan inspirasi gas baru di anggota badan.
Kerusakan salah satu katup searah dapat memungkinkan rebreathing CO2,
menghasilkan hiperkapnia.

Optimalisasi Desain Sistem Lingkaran


Komponen utama sistem lingkaran (katup searah, saluran gas baru yang masuk,
katup APL, penyerap CO2, dan kantong penerima) dapat ditempatkan dalam beberapa
konfigurasi, pengaturan berikut lebih disukai (Gambar 3–8):
 Katup relatif searah dekat dengan pasien untuk mencegah aliran balik ke inspirasi
anggota badan jika terjadi kebocoran sirkuit. Namun, katup searah tidak
ditempatkan dalam potongan-Y, karena itu membuat sulit untuk mengkonfirmasi
atau mempertahankan orientasi yang tepat.
 Lubang gas baru yang masuk ditempatkan di antara absorber dan katup inspirasi.
Aliran posisi dari katup inspirasi akan memungkinkan gas baru mengelilingi pasien
selama pernafasan terbuang. Gas baru yang dimasukkan antara katup ekspirasi dan
absorber akan diencerkan dengan gas resirkulasi. Selanjutnya, anestesi inhalasi
dapat diserap atau dilepaskan oleh butiran kapur soda, sehingga memperlambat
munculnya induksi.
 Katup APL biasanya ditempatkan di antara absorber dan katup ekspirasi dekat
dengan kantong reservoir (Gambar 3–11). Penempatan katup APL di lokasi ini
(sebelum penyerap) membantu menghemat kapasitas penyerapan dan
meminimalkan ventilasi gas baru. Katup APL mengatur aliran gas dari cabang
ekspirasi sirkuit ke sistem pencari gas.

66
GAMBAR 3–11 Katup pembatas tekanan yang dapat diatur (APL).
 Resistensi terhadap pernafasan berkurang dengan menempatkan kantong reservoir di
anggota ekspirasi.

Karakteristik Kinerja Sistem Lingkaran


A. Kebutuhan Gas Baru
Dengan absorber, sistem lingkaran mencegah berkurangnya rebreathing CO2 pada
aliran gas baru (≤1 L) atau bahkan aliran gas baru sama dengan pengambilan gas
anestesi dan oksigen oleh pasien sirkuit itu sendiri (anestesi sistem tertutup). Pada aliran
gas baru lebih besar dari 5 L / mnt, rebreathing sangat minimal sehingga penyerap CO2
biasanya tidak diperlukan.
Dengan aliran gas baru yang rendah, konsentrasi oksigen dan anestesi inhalasi dapat
sangat bervariasi antara gas baru (gas dalam saluran masuk gas baru) dan gas yang
diinspirasikan (gas dalam anggota tubuh inspirasi tabung pernapasan). Yang terakhir
adalah campuran gas baru dan gas yang dihembuskan yang telah melewati penyerap.
Semakin besar laju aliran gas baru, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk
perubahan konsentrasi anestesi gas baru untuk tercermin dalam perubahan anestesi gas
inspirasi konsentrasi. Induksi dan pemulihan kecepatan aliran yang lebih tinggi,
mengkompensasi kebocoran di sirkuit dan mengurangi risiko campuran gas yang tidak
terduga.

B. Ruang kosong
Bagian volume tidal yang tidak mengalami ventilasi alveolar disebut ruang kosong.
Dengan demikian, setiap peningkatan dalam ruang kosong harus disertai dengan

67
peningkatan volume tidal yang sesuai, jika ventilasi alveolar tetap tidak berubah.
Karena katup searah, ruang kosong aparatus dalam sistem lingkaran terbatas pada
daerah di sebelah titik gas inspirasi dan ekspirasi mencampur pada potongan-Y. Tidak
seperti sirkuit Mapleson, panjang tabung sistem lingkaran tidak mempengaruhi ruang
kosong. Seperti sirkuit Mapleson, panjang tidak mempengaruhi penyesuaian sirkuit dan
dengan demikian jumlah volume yang hilang akan ke sirkuit selama ventilasi tekanan
positif. Sistem lingkaran pediatrik mungkin memiliki septum yang membagi gas
inspirasi dan ekspirasi dalam pipa Y-piece dan penyesuaian rendah untuk lebih
mengurangi ruang kosong.

C. Perlawanan
Katup searah dan penyerap meningkatkan resistensi sistem lingkaran, terutama pada
tingkat pernapasan tinggi dan volume tidal yang besar. Meskipun demikian, bahkan
pada neonatus prematur dapat berhasil diventilasi dengan menggunakan sistem
lingkaran.

D. Kelembaban dan Konservasi Panas


Sistem pengiriman gas medis menyuplai gas dehumidified ke sirkuit anestesi pada suhu
kamar. Di sisi lain Gas yang dihembuskan akan jenuh dengan air pada suhu tubuh. Oleh
karena itu, panas dan kelembaban gas terinspirasikan tergantung pada proporsi relatif
dari gas yang diolah ulang dengan gas baru. Aliran tinggi disertai dengan kelembaban
relatif yang rendah, sedangkan aliran rendah memungkinkan saturasi air yang lebih
besar. Butiran penyerap memberikan sumber panas dan kelembaban yang signifikan
dalam sistem lingkaran.

E. Kontaminasi Bakteri
Risiko minimal retensi mikroorganisme dalam komponen sistem lingkaran secara
teoritis dapat menyebabkan infeksi pernapasan pada pasien berikutnya. Untuk alasan
ini, filter bakteri kadang-kadang dimasukkan ke dalam tabung pernapasan inspirasi atau
ekspirasi atau pada potongan-Y.

68
Kerugian dari Sistem Lingkaran
Meskipun sebagian besar masalah sirkuit Mapleson diselesaikan oleh sistem
lingkaran, perbaikan telah menyebabkan kerugian lainnya: ukuran lebih besar dan
portabilitas lebih sedikit, peningkatan kompleksitas, menghasilkan risiko pemutusan
atau kerusakan yang lebih tinggi, komplikasi terkait penggunaan absorbent, dan
kesulitan memprediksi konsentrasi gas yang diinspirasi selama aliran gas baru rendah.

SISTEM PERNAPASAN RESUSITASI


Kantong resusitasi (kantung AMBU atau unit kantung masker) biasanya digunakan
untuk ventilasi darurat karena kesederhanaannya, mudah dibawa, dan kemampuan
untuk menghantarkan hampir 100% oksigen (Gambar 3-12). Resusitasi tidak seperti
sirkuit Mapleson atau sistem lingkaran karena mengandung katup yang nonrebreathing.
(Ingat bahwa sistem Mapleson dianggap tanpa katup meskipun mengandung katup
APL, sedangkan sistem lingkaran berisi katup searah yang mengarahkan aliran melalui
penyerap tetapi memungkinkan rebreathing gas yang dihembuskan.)

GAMBAR 3–12 Resusitasi Laerdal.


Oksigen konsentrasi tinggi dapat dikirim ke masker atau tabung trakea selama
ventilasi spontan atau terkontrol jika sumber aliran gas baru tinggi terhubung ke nipple
yang masuk. Katup pasien terbuka selama inspirasi terkontrol atau spontan untuk
memungkinkan aliran gas dari kantong ventilasi ke pasien. Rebreathing dicegah dengan
mengalirkan gas yang dihembuskan ke atmosfer melalui port pernafasan di katup ini.
Kantong ventilasi yang dapat diisi ulang dan dapat diisi sendiri juga mengandung katup
yang masuk. Katup ini menutup selama kompresi kantong, memungkinkan ventilasi
tekanan positif. Kantung diisi ulang oleh aliran melalui saluran masuk gas baru dan

69
melintasi katup masuk. Menghubungkan penerima ke katup intake membantu mencegah
masuknya udara ruangan. Rakitan katup penerima benar-benar dua katup searah: katup
saluran masuk dan katup keluar. Katup saluran masuk memungkinkan udara sekitar
masuk ke kantong ventilasi jika aliran gas baru tidak memadai untuk mempertahankan
pengisian reservoir. Tekanan positif dalam kantong reservoir membuka katup outlet
yang mengalirkan oksigen jika aliran gas baru berlebihan.
Ada beberapa kelemahan sistem pernapasan resuscitator. Pertama, mereka
membutuhkan aliran gas baru yang tinggi untuk mencapai FiO2 yang tinggi. FiO2
berbanding lurus dengan konsentrasi oksigen dan laju aliran campuran gas yang
disediakan ke resuscitator (biasanya 100% oksigen) dan berbanding terbalik dengan
menit ventilasi yang diberikan kepada pasien. Akhirnya, meskipun katup pasien yang
berfungsi normal memiliki resistensi yang rendah terhadap inspirasi dan ekspirasi,
kelembaban yang dikeluarkan dapat menyebabkan katup menempel.

DISKUSI KASUS
Anestesi Cahaya yang Tidak Dapat dijelaskan
Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dengan perawakan gemuk akan
dilakukan perbaikan hernia inguinalis. Setelah induksi anestesi umum lancer dan
intubasi trakea, pasien ditempatkan pada ventilator dan diberikaan volume tidal 6
mL / kg pada kecepatan 16 napas / menit. Pemberian sevoflurane dengan
konsentrasi tinggi dalam 50% nitro oksida, takikardia (145 denyut / menit) dan
hipertensi ringan (144/94 mm Hg) terjadi. Untuk meningkatkan kedalaman
anestesi, fentanyl (3 mcg / kg) diberikan. Denyut jantung dan tekanan darah terus
meningkat dan disertai dengan kontraksi ventrikel prematur yang sering.

Apa yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding perubahan kardiovaskular


pasien?
Kombinasi takikardia dan hipertensi pada umumnya anestesi harus selalu
mengingatkan ahli anestesi terhadap kemungkinan hiperkapnia atau hipoksia, yang
keduanya menghasilkan tanda-tanda peningkatan aktivitas simpatik. Kondisi yang
mengancam jiwa ini harus segera ditindak dengan pemantauan CO2 pasang surut akhir,
oksimetri nadi, atau analisis gas darah arteri.

70
Penyebab umum takikardia dan hipertensi intraoperatif adalah tingkat anestesi yang
tidak memadai. Biasanya, ini dikonfirmasi oleh gerakan. Namun, jika pasien lumpuh,
ada beberapa indikator anestesi ringan yang dapat diandalkan. Kurangnya respons
terhadap dosis opioid harus membuat ahli anestesi waspada terhadap kemungkinan
penyebab lain yang mungkin lebih serius.
Hipertermia maligna jarang terjadi tetapi harus dipertimbangkan pada kasus
takikardia yang tidak dapat dijelaskan, terutama jika disertai dengan kontraksi atrium
atau ventrikel prematur. Obat-obatan tertentu yang digunakan dalam anestesi (misalnya
Ketamin, efedrin) merangsang sistem saraf simpatik dan dapat menghasilkan atau
memperburuk takikardia dan hipertensi. Pasien diabetes yang menjadi hipoglikemik
akibat pemberian insulin atau agen hipoglikemik oral yang bekerja lama dapat memiliki
perubahan kardiovaskular yang serupa. Kelainan endokrin lainnya (misalnya,
pheochromocytoma, badai tiroid, karsinoid) juga harus dipertimbangkan.

Bisakah salah satu dari masalah peralatan ini terkait dengan adanya malfungsi?
Analisis gas dapat mengkonfirmasi pengiriman gas anestesi ke pasien.
Ketidaksesuaian ventilator dapat menyebabkan hipoksia atau hiperkapnia. Selain itu,
katup searah yang tidak berfungsi akan meningkatkan ruang mati sirkuit dan
memungkinkan rebreathing CO2 kadaluarsa. Kelelahan kapur soda juga dapat
menyebabkan rebreathing di hadapan aliran gas baru rendah. Rebreathing CO2 dapat
dideteksi selama fase inspirasi pada capnograph. Jika rebreathing tampaknya
disebabkan oleh kerusakan peralatan, pasien harus diputuskan dari mesin anestesi dan
diventilasi dengan kantong resusitasi sampai perbaikan memungkinkan.

Apa saja konsekuensi lain dari hiperkapnia?


Hypercapnia memiliki banyak efek, kebanyakan dari mereka ditutupi oleh anestesi
umum. Aliran darah otak meningkat secara proporsional dengan CO2 arteri. Efek ini
berbahaya pada pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial (misalnya, dari tumor
otak). Kadar CO2 yang sangat tinggi (> 80 mm Hg) dapat menyebabkan ketidaksadaran
terkait dengan penurunan pH cairan serebrospinal. CO2 menekan miokardium, tetapi
efek langsung ini biasanya dibayangi oleh aktivasi sistem saraf simpatis. Selama

71
anestesi umum, hiperkapnia biasanya menghasilkan peningkatan curah jantung,
peningkatan tekanan darah arteri, dan kecenderungan aritmia.
Peningkatan konsentrasi serum CO2 dapat membanjiri kapasitas penyangga darah,
menyebabkan asidosis pernapasan. Ini menyebabkan kation lain seperti Ca2 + dan K +
bergeser secara ekstraseluler. Asidosis juga menggeser kurva disosiasi oksihemoglobin
ke kanan.
Karbon dioksida adalah stimulan pernapasan yang kuat. Faktanya, untuk setiap
kenaikan mmHg PaCO2 di atas garis dasar, subjek yang terjaga normal meningkatkan
ventilasi menitnya sekitar 2 hingga 3 L / mnt. Anestesi umum secara nyata mengurangi
respons ini, dan kelumpuhan menghilangkannya. Akhirnya, hiperkapnia yang parah
dapat menghasilkan hipoksia dengan perpindahan oksigen dari alveoli.

72
BAB IV

STASIUN KERJA ANESTESI

KONSEP UTAMA

Hasil yang kurang baik yang disebabkan oleh peralatan jarang terjadi karena akibat dari
kerusakan atau kegagalan perangkat; bukan, penyalahgunaan anestesi sistem pengiriman
gas tiga kali lebih umum di kalangan klaim tertutup. Kurangnya pengetahuan operator
terhadap peralatan, kegagalan operator untuk memverifikasi fungsi mesin sebelum
digunakan, atau keduanya paling sering menjadi penyebab. Kecelakaan tersebut
menyumbang sekitar 1% dari kasus di database ASA Closed Claims Project dari tahun
1990 sampai 2011.

Mesin anestesi menerima gas medis dari suplai gas, mengontrol aliran dan mengurangi
tekanan gas yang diinginkan ke tingkat yang aman, menguapkan volatile anestesi ke
dalam campuran gas akhir, dan memberikan gas ke sirkuit pernafasan yang terhubung ke
jalan napas pasien. Sebuah ventilator mekanik dipasangkan tapi dapat di eksklusi kan
dengan cara menggantinya dengan menggunakan ventilasi spontan atau manual.

Sedangkan suplai oksigen dapat lolos langsung ke katup kontrol aliran, nitrous oxide,
udara, dan gas-gas lain yang pertama harus melewati alat pengaman sebelum mencapai
katup kontrol aliran masing-masing. Perangkat ini memungkinkan aliran gas lainnya
hanya bila terdapat tekanan oksigen yang cukup dalam perangkat keamanan dan
membantu mencegah pengiriman yang disengaja dari campuran hipoksia dalam hal
kegagalan pasokan oksigen.

Fitur keselamatan lain anestesi mesin adalah adanya hubungan dari aliran gas oksida nitrat
ke aliran gas oksigen; penyusunan ini membantu memastikan konsentrasi minimum dari
oksigen adalah 25%.

Semua vaporizer modern adalah agen spesifik dan temperatur yang telah dikoreksi,
mampu memberikan konsentrasi konstan agen terlepas dari perubahan suhu atau aliran
melalui vaporizer.

Kenaikan tekanan udara mungkin akan disinyalkan dengan adanya keadaan paru yang

73
memburuk, peningkatan volume tidal, atau obstruksi pada sirkuit pernafasan, tabung
trakea, atau jalan napas pasien. Penurunan tekanan dapat mengindikasikan penurunan
volume tidal, atau kebocoran di sirkuit.

Secara tradisional ventilator pada mesin anestesi memiliki desain sistem double-sirkuit
dan pneumatik powered dan dikontrol secara elektronik. Mesin terbaru juga
menggabungkan kontrol mikroprosesor dan tekanan canggih dan sensor aliran. Beberapa
mesin anestesi memiliki ventilator yang menggunakan desain piston sirkuit tunggal.

Keuntungan utama dari ventilator piston adalah kemampuannya untuk memberikan


volume tidal yang akurat untuk pasien dengan kapasitas paru-paru sangat rendah dan
pasien sangat kecil.

Setiap kali ventilator digunakan, “putuskan alarm” harus pasif diaktifkan. Stasiun kerja
anestesi harus memiliki setidaknya tiga alarm disconnect: pada puncak terendah volume
tekanan inspirasi, volume tidal rendah, dan karbon dioksida rendah.

Karena katup ventilator ini ditutup selama inspirasi, aliran gas baru dari mesin gas outlet
biasanya memberikan kontribusi untuk volume tidal pasien.

Penggunaan katup oksigen selama siklus inspirasi dari ventilator harus dihindari karena
katup ventilator akan ditutup dan pembatas tekanan (APL) disesuaikan, kecuali jika;
lonjakan oksigen (600-1200 mL/s) dan tekanan sirkuit akan ditransfer ke paru-paru pasien.

Perbedaan besar antara set dan volume tidal yang sebenarnya sering diamati di ruang
operasi selama ventilasi volume dikendalikan. Penyebabnya termasuk pemenuhan sirkuit
pernapasan, kompresi gas, kopling aliran gas ventilator-baru, dan kebocoran pada mesin
anestesi, sirkuit pernafasan, atau jalan nafas pasien.

Sampah buangan gas yang telah dibuang dari sirkuit pernafasan oleh APL valve dan katup
ventilator. Pencemaran lingkungan di ruang operasi dengan gas anestesi dapat
menimbulkan bahaya kesehatan kepada personil bedah.

Pemeriksaan rutin peralatan anestesi sebelum digunakan meningkatkan pengetahuan


operator dan dapat mengetahui bahwa alat tersebut dapat berfungsi atau tidak. The U.S.

74
Food and Drug Administration telah menyediakan prosedur mesin gas anestesi dan sistem
pernapasan.

Tidak ada peralatan yang lebih erat kaitannya dengan praktek anestesi selain dengan
mesin anestesi (Gambar 4-1). Pada tingkat yang paling dasar, ahli anestesi
menggunakan mesin anestesi untuk mengontrol ventilasi pasien, memastikan
pemasokan oksigen, dan mengelola anestesi inhalasi. Memastikan berfungsinya
mesin sangat penting untuk keselamatan pasien. Mesin anestesi modern telah
menjadi sangat canggih, menggabungkan banyak fitur built-in keamanan dan
perangkat, monitor, dan beberapa mikroprosesor yang dapat mengintegrasikan dan
memantau semua komponen. Selain itu, desain mesin modular memungkinkan
berbagai konfigurasi dan fitur dalam lini produk yang sama. Istilah stasiun kerja
anestesi sering digunakan untuk mesin anestesi modern. Sementara dua produsen
mesin anestesi di Amerika Serikat, GE Healthcare (Datex-Ohmeda) dan Dräger
medical, memiliki pangsa pasar terbesar, produsen lain (misalnya, Mindray, Maquet,
Spacelabs) juga memproduksinya. Penyedia mesin anestesi juga harus handal dengan
operasi manual dari semua jenis mesin yang hadir dalam praktek klinis mereka.

75
Gambar 4-1 Mesin Anestesi Modern (Datex-Ohmeda Aestiva) A. Depan B.
Belakang

Banyak kemajuan telah dibuat dalam mengurangi dampak yang merugikan yang
mungkin timbul dari penghantaran gas anestesi. Hasil yang kurang baik yang
disebabkan oleh peralatan jarang terjadi karena akibat dari kerusakan atau kegagalan
perangkat; bukan, penyalahgunaan anestesi sistem pengiriman gas tiga kali lebih umum
di kalangan klaim tertutup. Kurangnya pengetahuan operator terhadap peralatan,
kegagalan operator untuk memverifikasi fungsi mesin sebelum digunakan, atau
keduanya paling sering menjadi penyebab. Kecelakaan tersebut menyumbang sekitar
1% dari kasus di database ASA Closed Claims Project dari tahun 1990 sampai 2011.
Cedera parah pernah ditemukan akibat kesalahan penyedia, khususnya, improvisasi
sistem penghantaran oksigen dan kegagalan sirkuit pernafasan, masalah suplai oksigen
di luar ruang operasi, dan masalah dengan ventilator anestesi. Dalam 35% dari klaim
cek mesin preanesthetic yang sesuai (lihat ASA 2008 Rekomendasi untuk Pra-Anestesi
Checkout) kemungkinan akan mencegah setiap peristiwa yang merugikan. Untungnya,

76
cedera pasien akibat peralatan anestesi telah menurun baik dalam jumlah dan tingkat
keparahan selama dua dekade terakhir. Namun, adanya kejadian pasien sadar selama
anestesi umum telah meningkat.
The American National Standards Institute dan ASTM International (sebelumnya
American Society for Testing dan Material, F1850-00) menerbitkan spesifikasi standar
untuk mesin anestesi dan komponennya.

Tabel 4-1 Daftar fitur penting dari workstation anestesi modern.

77
IKHTISAR

Dalam bentuk yang paling dasar, mesin anestesi menerima gas medis dari suplai gas,
mengontrol aliran dan mengurangi tekanan gas yang diinginkan ke tingkat yang aman,
menguapkan anestesi volatile ke dalam campuran gas akhir, dan memberikan gas di
outlet gas umum ke sirkuit pernafasan yang kemudian terhubung ke jalan napas pasien (
Gambar 4-2 dan 4-3 ).

Gambar 4-2 Fungsi sistematik dari mesin anestesi

Sebuah ventilator mekanik dipasangkan tapi dapat di eksklusi kan dengan cara
menggantinya dengan menggunakan ventilasi spontan atau manual. Oksigen tambahan
dan regulator hisap juga biasanya dipasangkan ke workstation. Selain fitur keselamatan
standar (Tabel 4-1) Mesin anestesi memiliki fitur keamanan tambahan dan built-in
prosesor komputer yang mengintegrasikan dan memantau semua komponen, melakukan
checkout mesin otomatis, dan memberikan pilihan seperti pencatatan otomatis dan
interface jaringan ke monitor eksternal dan informasi sistem rumah sakit. Beberapa

78
mesin sengaja dirancang khusus untuk mobilitas, kompatibilitas magnetic resonance
imaging (MRI).

PASOKAN GAS
Kebanyakan mesin memiliki inlet gas oksigen, nitrous oxide, dan udara. Model yang
compact sering kali kekurangan lubang udara, sedangkan mesin lainnya mungkin
memiliki inlet keempat untuk helium, Heliox, karbon dioksida, atau oksida nitrat. Inlet
terpisah disediakan untuk pasokan gas pipa primer yang melewati dinding fasilitas
kesehatan dan pasokan gas silinder sekunder. Oleh karena itu mesin ini memiliki dua
alat pengukur tekanan inlet gas untuk masing-masing gas: satu untuk tekanan pipa dan
satu lagi untuk tekanan silinder.

Inlet Pipeline
Oksigen dan nitrit oksida (dan sering udara) disampaikan dari sumber pasokan pusat ke
ruang operasi melalui jaringan pipa. warna pipa adalah kode warna dan menghubungkan
ke mesin anestesi melalui noninterchangeable diameter-index safety system (DISS) agar
mencegah selang yang salah. Noninterchangeability dicapai dengan membuat diameter
bore tubuh yang mengkoneksikan untuk setiap gas yang disediakan. Sebuah filter
membantu sebagai perangkap debris dari pasokan dinding dan satu arah mencegah
katup retrograde aliran gas ke dalam persediaan pipa. Perlu dicatat bahwa sebagian
besar mesin modern memiliki outlet listrik oksigen (pneumatik) yang dapat digunakan
untuk menggerakkan ventilator atau memberikan flowmeter oksigen tambahan.
Perlengkapan DISS untuk inlet oksigen dan stopkontak oksigen adalah sama dan tidak
seharusnya tertukar. Perkiraan tekanan pipa gas dikirim ke mesin anestesi adalah 50
psig.

Inlets silinder
Silinder dipasangkan ke mesin melalui gantungan-kuk dan memanfaatkan pin index
safety system untuk mencegah koneksi dari tabung gas yang salah tanpa sengaja. kuk
perakitan meliputi pin indeks, mesin pencucian, filter gas, dan katup yang mencegah
retrograde aliran gas. Tabung gas juga memiliki kode warna untuk gas khusus untuk
memudahkan identifikasi. Di Amerika Utara, berikut skema warna-coding digunakan:
oksigen = hijau, nitrous oxide = biru, karbon dioksida = abu-abu, udara = kuning,
helium = coklat, nitrogen = hitam. Di Inggris, putih digunakan untuk oksigen dan hitam

79
dan putih untuk udara. E-silinder yang melekat pada mesin anestesi merupakan sumber
dari tekanan tinggi gas medis dan biasanya digunakan hanya sebagai cadangan pasokan
jika terjadi kegagalan pipa. Tekanan gas yang dipasok dari silinder ke mesin anestesi
adalah 45 psig. Beberapa mesin memiliki dua tabung oksigen sehingga satu silinder
dapat digunakan sementara yang lain berubah. Pada 20 ° C, E-silinder penuh berisi 600
L oksigen pada tekanan 1900 psig, dan 1590 L nitrous oksida pada 745 psig.

RANGKAIAN KONTROL ARUS

Tekanan Regulator
Berbeda dengan tekanan yang relatif konstan pada pipekline inlets, tinggi dan variabel
tekanan gas dalam silinder membuat sulitnya kontrol aliran dan berpotensi berbahaya.
Untuk meningkatkan keamanan dan menjamin penggunaan optimal dari gas silinder,
mesin memanfaatkan regulator tekanan untuk mengurangi tekanan gas silinder 45-47
psig. 1 tekanan ini, yang sedikit lebih rendah dari pasokan pipa, memungkinkan
penggunaan preferensial pasokan pipa jika silinder dibiarkan terbuka (kecuali tekanan
pipa turun di bawah 45 psig). Setelah melewati alat pengukur tekanan dan katup, gas
pipa berbagi jalur umum dengan gas silinder. Sebuah tekanan tinggi katup disediakan
untuk masing-masing gas diatur untuk membuka bila tekanan pasokan melebihi batas
keamanan maksimum mesin (95-110 psig), seperti yang mungkin terjadi dengan
kegagalan regulator pada silinder. Beberapa mesin juga menggunakan pengatur kedua
untuk menjatuhkan kedua pipa dan tekanan (regulasi tekanan dua tahap) lebih lanjut.
Penurunan tekanan tahap kedua mungkin juga diperlukan untuk flowmeter tambahan
oksigen, mekanisme oksige, atau gas drive listrik ventilator pneumatik.

Perangkat Pelindung Kegagalan Pasokan Oksigen


Sedangkan suplai oksigen dapat lolos langsung ke katup kontrol aliran, nitrous oxide,
udara, dan gas-gas lain yang pertama harus melewati alat pengaman sebelum mencapai
katup kontrol aliran masing-masing. Perangkat ini memungkinkan aliran gas lainnya
hanya bila terdapat tekanan oksigen yang cukup dalam perangkat keamanan dan
membantu mencegah pengiriman yang disengaja dari campuran hipoksia dalam hal
kegagalan pasokan oksigen. Dengan demikian, selain memasok aliran oksigen control

80
valve, oksigen dari jalur inlet umum digunakan untuk menekan alat pengaman, katup
oksigen, dan outlet listrik ventilator (dalam beberapa model). Perangkat keselamatan
merasakan tekanan oksigen melalui “tekanan piloting” garis kecil yang mungkin berasal
dari inlet gas atau regulator sekunder. Dalam beberapa desain mesin anestesi (misalnya,
Datex- Ohmeda Excel), jika garis tekanan piloting turun di bawah ambang batas
(misalnya, 20 psig), katup penutup menutup, mencegah masuknya gas lain. istilah fail-
safe dan nitrous cut-off yang sebelumnya digunakan untuk penutup katup nitrit oxide.
Kebanyakan mesin modern menggunakan alat pengaman proporsi. Perangkat
ini, disebut perangkat perlindungan kegagalan pasokan oksigen (Dräger) atau regulator
keseimbangan (Datex-Ohmeda), secara proporsional mengurangi tekanan nitrous oxide
dan gas lainnya kecuali udara. (Mereka benar-benar mematikan nitrous oxide dan aliran
gas lain hanya di bawah tekanan oksigen set minimum [misalnya, 0,5 psig untuk nitrous
oxide dan 10 psig untuk gas lain])
Semua mesin juga memiliki sensor bila pasokan oksigen rendah dan akan
mengaktifkan suara alarm ketika tekanan gas inlet turun di bawah nilai ambang batas
(biasanya 20- 30 psig). Harus ditekankan bahwa alat pengaman ini tidak melindungi
terhadap kemungkinan penyebab lain dari kejadian hipoksia (misalnya, salah
penyambungan saluran gas), dimana tekanan ambang batas dapat dipertahankan oleh
gas yang tidak memadai atau tidak ada oksigen.

Arus Katup & Meter


Setelah tekanan telah dikurangi ke tingkat yang aman, masing-masing gas harus
melewati katup kontrol aliran dan diukur dengan flowmeters sebelum bercampur
dengan gas-gas lain, akan memasuki vaporizer aktif, dan keluar melalui outlet mesin gas
umum. jalur gas proksimal ke katup aliran dianggap sebagai sirkuit tekanan
tinggi, sedangkan antara katup aliran dan outlet gas umum dianggap sebagai
rangkaian tekanan rendah dari mesin. Tombol-tombol kontrol touch dan kode warna
membuat kesalahan lebih minimal. Sebagai fitur keamanan tombol oksigen biasanya
bergalur, lebih besar, dan menjorok lebih jauh dari tombol-tombol lainnya. Oksigen
flowmeter diposisikan terjauh ke kanan, hilir ke gas lainnya; pengaturan ini membantu
untuk mencegah hipoksia jika ada kebocoran dari flowmeter diposisi hulu.

81
Tombol masuk Flow control mengontol masuknya gas ke dalam flowmeters
melalui penyesuaian melalui katup jarum. Flowmeters pada mesin anestesi
diklasifikasikan sebagai tekanan-konstan variabel-orifice (rotameter) atau elektronik.
Dalam tekanan konstan flowmeters variabel-orifice, bola indikator, bobbin, didukung
oleh aliran gas melalui tabung (Thorpe tube) yang meruncing. Dekat bagian bawah
tabung, dimana diameternya kecil, aliran rendah gas akan menciptakan tekanan yang
cukup di bawah float untuk mengangkatnya di dalam tabung. Ketika Float naik,
(variabel) orifice akan dari melebar tabung, memungkinkan lebih banyak gas lewat.
Float akan berhenti naik ketika ada perbedaan tekanan di atas dan di bawahnya. Jika
aliran meningkat, tekanan di bawah float akan meningkat, peningkatkan lebih tinggi di
dalam tabung sampai penurunan tekanan lagi. Penurunan tekanan ini adalah konstan,
terlepas dari laju aliran atau posisi dalam tabung dan tergantung pada berat float dan
tabung luas penampang.
Flowmeters dikalibrasi untuk gas tertentu, seperti laju aliran yang melintasi
penyempitan tergantung pada viskositas gas ini di arus laminar rendah (hukum
Poiseuille) dan densitasnya di aliran turbulensi tinggi. Untuk meminimalkan efek
gesekan dengan dinding tabung, floats dirancang untuk berputar terus-menerus, yang
kemudian membuat mereka berpusat di tabung. Coating interior tabung dengan alasan
substansi konduktif sistem dan mengurangi efek listrik statis. Beberapa flowmeters
memiliki dua tabung kaca, satu untuk arus rendah dan satu lagi untuk arus tinggi (
Gambar 4- 4A ); dua tabung di seri dan masih dikendalikan oleh satu katup. Sebuah
desain lancip ganda dapat memungkinkan flowmeter tunggal untuk membaca baik pada
arus tinggi dan rendah ( Gambar 4- 4B ). Penyebab kerusakan flowmeter,
kerusakan termasuk debris dalam aliran tabung, salah posisi vertikal tabung, dan
menempelnya atau terhalanginya float di bagian atas tabung.

82
GAMBAR 4-3. Mesin anestesi mengurangi tekanan dari pasokan gas, menguapkan
agen anestesi, dan memberikan campuran gas untuk outlet gas umum. Garis oksigen
membypasses alat penguap dan mengarahkan oksigen langsung ke outlet gas umum.

Bila kebocoran berkembang dalam atau hilir dari flowmeter oksigen, campuran
gas hipoksia dapat sampai kepada pasien (Gambar 4-5 ). Untuk mengurangi risiko ini,
flowmeters oksigen selalu diposisikan ke hilir untuk semua flowmeters lainnya (terdekat
vaporizer).
Beberapa mesin anestesi memiliki kontrol aliran elektronik dan pengukuran.
Dalam hal demikian, tambahan flowmeter oksigen konvensional (Thorpe) sebagai
cadangan disediakan. Model-model lain memiliki flowmeters konvensional tetapi
pengukuran elektronik dari aliran gas bersama dengan tabung Thorpe dan /
menampilkan grafis digital atau digital. Jumlah penurunan tekanan yang disebabkan
oleh pembatas aliran adalah dasar untuk pengukuran laju aliran gas dalam sistem ini.
Dalam mesin ini oksigen, nitrous oxide, dan udara masing-masing memiliki perangkat
pengukuran aliran elektronik yang terpisah di bagian kontrol aliran sebelum mereka

83
dicampur bersama-sama. flowmeters elektronik diperlukan jika data rate aliran gas akan
diperoleh secara otomatis oleh sistem komputerisasi perekaman anestesi.

A. Arus Oksigen Minimum


Katup aliran oksigen biasanya dirancang untuk memberikan aliran oksigen minimum
ketika mesin anestesi dihidupkan. Salah satu metode melibatkan penggunaan resistor
aliran minimum. Fitur keselamatan ini membantu memastikan bahwa beberapa oksigen
memasuki sirkuit pernafasan bahkan jika operator lupa untuk mengaktifkan aliran
oksigen.

B. Pengendali Ratio Oksigen / Nitrous Oxide


Fitur keselamatan lain anestesi mesin adalah keterkaitan dari aliran gas oksida nitrat
untuk aliran gas oksigen; pengaturan ini membantu memastikan konsentrasi minimum
oksigen dari 25%. Oksigen / nitrous oksida rasio kontroler menghubungkan dua katup
aliran baik pneumatik atau mekanis. Untuk menjaga konsentrasi minimum oksigen,
sistem (Link-25) pada mesin Datex-Ohmeda meningkatkan aliran oksigen, sedangkan
rasio oksigen memantau controller (ORMC) di mesin Dräger mengurangi konsentrasi
nitrous oxide. Perlu dicatat bahwa perangkat keselamatan ini tidak mempengaruhi aliran
gas ketiga (misalnya, udara, helium, atau karbon dioksida).

Vaporizers
Anestetik volatil (misalnya, halotan, isoflurane, desflurane, sevofluran) harus menguap
sebelum diberikan ke pasien. kalibrasi vaporizers yang cepat justru menambah agen
anestesi volatil dengan aliran gas gabungan dari semua flowmeters. Mereka harus
terletak antara flowmeters dan outlet gas umum. Selain itu, kecuali mesin hanya
menerima satu vaporizer pada suatu waktu, semua mesin anestesi harus memiliki
perangkat saling atau pengecualian yang mencegah penggunaan bersamaan lebih dari
satu vaporizer.

A. Vaporisasi Fisika
Pada suhu di ruang operasi, molekul-molekul anestesi volatil dalam wadah tertutup
didistribusikan dalam fase cair dan gas. Molekul-molekul gas membombardir dinding-
dinding wadah, menciptakan tekanan uap jenuh pada agen itu. Tekanan uap tergantung
pada karakteristik agen stabilasi dan suhu. Semakin besar suhu, semakin besar

84
kecenderungan molekul cairan untuk melarikan diri ke fase gas dan semakin besar
tekanan uap ( Gambar 4-6 ). Penguapan membutuhkan energi (panas laten penguapan),
yang mengakibatkan hilangnya panas dari cairan. Sebagai hasil penguapan, suhu
anestesi cairan yang tersisa dan tekanan uap akan menurun kecuali panas sudah
memasuki sistem. Vaporizers memiliki ruang di mana gas pembawa menjadi jenuh
dengan agen volatile.

GAMBAR 4-4 Tekanan konstan variabel-orifice flowmeters ( jenis Thorpe). A: Desain


dengan dua pipa, B: Desain lancip ganda

Titik didih cairan adalah ketika suhu yang mana tekanan uapnya adalah sama
dengan tekanan atmosfer. Ketika tekanan atmosfer berkurang (seperti dalam ketinggian
yang lebih tinggi), titik didih juga menurun. agen anestesi dengan titik didih rendah
lebih rentan terhadap variasi tekanan udara dari agen dengan titik didih lebih tinggi. Di
antara agen yang umum digunakan, desflurane memiliki titik didih terendah (22,8 ° C
pada 760 mm Hg).

85
B. Ketel Tembaga
Ketel tembaga vaporizer tidak lagi digunakan dalam anestesi klinis; Namun, memahami
cara kerjanya memberikan wawasan yang sangat berharga pada anestesi volatile (
Gambar 4-7 ). Hal ini diklasifikasikan sebagai vaporizer flowmeter terukur (atau
vaporizer flowmeter terkontrol). Dalam ketel tembaga, jumlah gas pembawa
digelembungkan melalui anestesi volatil dan dikendalikan oleh flowmeter. Katup ini
dimatikan ketika sirkuit vaporizer tidak digunakan. Tembaga digunakan sebagai logam
konstruksi karena panasnya yang relatif tinggi (jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 g zat sebesar 1 ° C) dan konduktivitas termal yang tinggi (kecepatan
konduktansi panas melalui zat) meningkatkan kemampuan vaporizer ini untuk
mempertahankan suhu konstan. Semua gas memasuki vaporizer melewati cairan
anestesi dan menjadi jenuh dengan uap. Satu mililiter obat bius cair menghasilkan
sekitar 200 ml uap anestesi. Karena tekanan uap anestesi volatil lebih besar daripada
tekanan parsial yang diperlukan untuk anestesi, gas jenuh yang melewati ketel tembaga
harus diencerkan sebelum mencapai pasien.

GAMBAR 4-5 Urutan flowmeters dalam mesin tiga gas. A: Urutan tidak aman. B:
Urutan khas Datex-Ohmeda. C: Urutan khas Dräger. Perhatikan bahwa beberapa
kebocoran dalam tabung oksigen atau yang lebih jauh ke hilir dapat mengakibatkan
adanya campuran hipoksia

Misalnya, tekanan uap halotan adalah 243 mm Hg pada 20 ° C, sehingga


konsentrasi halotan yang keluar dari ketel tembaga pada 1 atmosfer akan menjadi
243/760, atau 32%. Jika 100 mL oksigen memasuki ketel, kira-kira 150 mL gas yang
akan keluar (awalnya 100 mL oksigen ditambah 50 ml uap halotan jenuh), sepertiga
akan menjadi uap jenuh halotan. Untuk mendapatkan konsentrasi 1% dari halotan
(MAC 0,75%), 50 mL uap halotan dan 100 mL gas pembawa yang meninggalkan ketel

86
tembaga harus diencerkan dalam total 5000 mL aliran gas baru. Dengan demikian,
setiap 100 ml oksigen yang melewati vaporizer halotan ditransfer kenaikannya menjadi
1% pada konsentrasinya, jika aliran gas total ke sirkuit pernafasan adalah 5 L / menit.
Karena itu, ketika aliran total tetap, aliran melalui vaporizer menentukan konsentrasi
akhir dari anestesi. Isoflurane memiliki tekanan uap yang hampir identik, sehingga
hubungannya sama antara aliran ketel tembaga, aliran gas total, dan konsentrasi anestesi
yang ada. Namun jika aliran gas total berkurang tanpa adanya penyesuaian dalam aliran
ketel tembaga (misalnya pada saat kehabisan nitrit oksida silinder), konsentrasi anestesi
volatil yang dikirim akan naik dengan cepat ke tingkat potensi yang berbahaya.

C. Vaporizers Modern Konvensional


Semua vaporizer modern menggunakan agen spesifik dan temperatur yang telah
dikoreksi, hingga mampu memberikan konsentrasi agen yang konstan terlepas dari
perubahan suhu atau aliran melalui vaporizer. Dengan memutar kenop kontrol
terkalibrasi tunggal berlawanan dengan arah jarum jam ke persentase yang diinginkan
akan mengalihkan sebagian kecil dari total aliran gas ke gas pembawa, yang mengalir
diatas anastesi cair di dalam ruang penguapan, meninggalkan keseimbangan untuk
keluar dari vaporizer yang tidak berubah (Gambar 4-8). Karena beberapa gas yang
masuk tidak pernah terkena cairan anestesi, jenis vaporizer agen khusus juga dikenal
sebagai vaporizer variabel-bypass.

GAMBAR 4-6 Tekanan uap gas anestesi.

87
GAMBAR 4-7 Skema dari vaporizer ketel tembaga. Perhatikan bahwa 50 mL / menit
dari uap halotan ditambahkan untuk setiap aliran oksigen 100 mL / menit yang melewati
vaporizer.

88
GAMBAR 4-8 Skema agen khusus alat penguap variabel-bypass. A: uap Dräger uap
19.n. B: Datex-Ohmeda Tec 7.

89
Suhu kompensasi dicapai dengan strip yang terdiri dari dua logam berbeda yang
di-las bersama-sama. Strip logam memperluas dan menanggapi perubahan suhu dengan
cara yang berbeda. Ketika suhu menurun, kontraksi diferensial menyebabkan strip
menekuk, memungkinkan lebih banyak gas untuk melewati vaporizer. Strip bimetal
tersebut juga digunakan dalam termostat rumah. Ketika suhu naik ekspansi diferensial
menyebabkan strip untuk menekuk dengan cara lain hingga dapat membatasi aliran gas
ke dalam vaporizer. Mengubah jumlah laju aliran gas baru dalam range yang besar tidak
mempengaruhi konsentrasi anestesi secara signifikan karena proporsi yang sama dari
gas yang terkena cairan. Namun, output asli dari agen akan lebih rendah dari pengaturan
cepat di aliran yang sangat tinggi (> 15 L / menit); dan sebaliknya ketika laju aliran
kurang dari 250 ml / menit.
Mengingat bahwa vaporizers ini adalah sebuah agen khusus, pengisian dengan
bahan anestesi yang salah harus dihindari. Misalnya, sengaja mengisi vaporizer
sevoflurane-tertentu dengan halotan dapat menyebabkan overdosis obat bius. Pertama,
tekanan halotan yang lebih tinggi uap (243 mm Hg vs 157 mm Hg) akan menyebabkan
jumlah yang lebih besar dari 40% uap anestesi yang akan dikeluarkan. Kedua, halotan
dua kali lebih poten daripada sevoflurane (MAC 0,75 vs 2,0). Sebaliknya, mengisi
vaporizer halotan dengan sevofluran akan menyebabkan anestesi dengan dosis yang
kurang. Vaporizers modern menawarkan agen-spesifik, penyesuaian pada pengisian port
untuk mencegah pengisian dengan agen yang salah.
Memiringkan vaporizers model lama (Tec 4, Tec 5, dan Vapor 19.n) secara
berlebihan selama perjalanan mungkin akan menyebabkan konsentrasi anestesi menjadi
tinggi dan berbahaya. Dalam hal kemiringan dan tumpahan, Aliran Oksigen yang tinggi
dengan vaporizer yang mati harus digunakan untuk menguapkan dan menyiram cairan
anestesi dari area bypass. Fluktuasi tekanan dari ventilasi tekanan positif di mesin
anestesi yang lama dapat menyebabkan aliran balik sementara melalui vaporizer, tanpa
terduga dapat mengubah pengiriman agen. “efek memompa” ini lebih dikaitkan dengan
arus gas rendah. Sebuah katup satu arah antara vaporizers dan katup oksigen flush
(Datex-Ohmeda) bersama-sama dengan beberapa modifikasi desain dalam unit yang
lebih baru membatasi terjadinya beberapa masalah ini. Vaporizers variabel-bypass
mengkompensasi perubahan tekanan ambien (yaitu, Perubahan ketinggian
mempertahankan relatif gas anestesi tekanan parsial). Ini adalah tekanan parsial agen

90
anestesi yang menentukan efek fisiologis tergantung konsentrasi nya. Dengan demikian,
tidak perlu untuk meningkatkan konsentrasi anestesi saat menggunakan vaporizer
variabel-bypass di ketinggian karena tekanan parsial agen anestesi sebagian besar tidak
akan berubah. Meskipun pada tekanan ambien rendah yang melewati gas melalui
vaporizer dapat terjadi peningkatan output vaporizer, karena sesuai dengan hukum
tekanan parsial Dalton yaitu tekanan parsial uap anestesi akan tetap tidak terpengaruh
dibandingkan dengan tekanan parsial yang ada di permukaan laut.

D. Vaporizers Elektronik
Vaporizers elektronik yang terkontrol harus dimanfaatkan untuk desflurane dan
digunakan untuk semua bahan anestesi volatil di beberapa mesin anestesi yang canggih.

1. Desflurane vaporizer - Tekanan uap Desflurane isangat tinggi sehingga pada tingkat
permukaan laut Desflurane dapat mendidih pada suhu kamar ( Gambar 4-6 ). volatilitas
yang tinggi ini, ditambah dengan potensi yang hanya seperlima dari agen volatil
lainnya, menghadirkan masalah yang unik. Pertama, penguapan untuk anestesi
umum dapat menghasilkan efek pendinginan yang akan menurunkan kemampuan
vaporizers konvensional untuk menjaga suhu konstan. Kedua, karena menguap begitu
luas, aliran gas baru yang sangat tinggi akan diperlukan untuk mencairkan gas
pembawa konsentrasi klinis yang relevan. Masalah-masalah ini telah ditangani oleh
perkembangan vaporizers desflurane khusus. Sebuah reservoir yang mengandung
desflurane (desflurane sump) elektrik dipanaskan sampai 39 ° C (secara signifikan lebih
tinggi dari titik didih) menciptakan tekanan uap dari 2 atmosfer. Tidak seperti vaporizer
variabel-bypass, tidak ada gas baru mengalir melalui desflurane sump. Sebaliknya, uap
desflurane murni bergabung dengan campuran gas baru sebelum keluar dari vaporizer.
Jumlah uap desflurane yang dilepaskan dari sump tergantung pada konsentrasi yang
dipilih dengan memutar dial kontrol dan laju aliran gas baru. Meskipun Tec 6 Plus
mempertahankan konsentrasi konstan desflurane dengan berbagai laju aliran gas baru,
hal tersebut tidak dapat secara otomatis mengkompensasi perubahan elevasi seperti
melakukan vaporizers variabel-bypass. Penurunan tekanan ambien (misalnya, elevasi
tinggi) tidak mempengaruhi konsentrasi agen yang diperlukan, tetapi hanya menurunkan

91
tekanan parsial agen. Dengan demikian, pada ketinggian tinggi salah satu harus
meningkatkan konsentrasi desflurane secara kontrol manual.

2. Kaset aladin (GE) vaporizer aliran gas dari kontrol aliran dibagi menjadi aliran
bypass dan aliran chamber cairan. Akhir-akhir ini dibuat menjadi agen spesifik-, kode
warna, kaset (kaset Aladin) di mana anestesi volatile menguap. Mesin hanya menerima
satu kaset pada satu waktu dan mengenali kaset melalui pelabelan magnetik. Kaset tidak
mengandung saluran aliran bypass; Oleh karena itu, tidak seperti vaporizer tradisional,
cairan anestesi tidak bisa keluar dan kaset dapat dipakai dalam posisi apapun. Setelah
meninggalkan kaset, chamber saturasi cairan anestesi bertemu dengan aliran bypass
sebelum keluar ke outlet gas baru. Sebuah katup pembatas didekat aliran bypass
membantu untuk menyesuaikan jumlah gas baru yang mengalir ke kaset. Menyesuaikan
rasio antara aliran bypass dan perubahan aliran ruang konsentrasi cairan. anestesi volatil
yang akan disampaikan kepada pasien. Sensor di kaset dapat mengukur tekanan dan
temperatur, sehingga menentukan konsentrasi agen dalam gas yang meninggalkan kaset.
Aliran ruang cairan yang benar dihitung berdasarkan konsentrasi gas baru yang
diinginkan dan konsentrasi gas kaset yang telah ditentukan.

Outlet Gas Umum (baru)


Berbeda dengan inlet beberapa gas, mesin anestesi hanya memiliki satu outlet gas
umum untuk memasok gas ke sirkuit pernafasan. istilah outlet gas baru juga sering
digunakan karena peran pentingnya dalam penambahan gas baru yang memiliki
komposisi tetap yang dikenal sebagai sistem lingkaran. Tidak seperti model lama,
beberapa mesin anestesi yang lebih baru mengukur dan melaporkan aliran outlet.
Sebuah perangkat penahan anti disconnect digunakan untuk mencegah detasemen yang
disengaja outlet selang gas yang menghubungkan mesin ke sirkuit pernafasan.
Katup oksigen flush menyediakan aliran tinggi (35-75 L / min) dari oksigen
langsung ke outlet gas umum, melewati flowmeters dan alat penguap. Hal ini digunakan
untuk isi ulang dengan cepat atau menyiram sirkuit pernafasan, tetapi karena oksigen
dapat dipasok pada tekanan garis 45 sampai 55 psig, ada potensi nyata untuk
barotrauma paru dapat terjadi. Untuk alasan ini, katup flush harus digunakan dengan
hati-hati setiap kali pasien telah terhubung ke sirkuit pernafasan. Selain itu, penggunaan
katup flush yang tidak benar (atau situasi katup terjebak) dapat mengakibatkan arus

92
balik dari gas ke dalam sirkuit tekanan rendah, menyebabkan pengenceran konsentrasi
anestesi inhalasi. Beberapa mesin menggunakan regulator tahap kedua untuk
menjatuhkan tekanan oksigen flush untuk tingkat yang lebih rendah. Sebuah rim
pelindung di sekitar tombol flush membatasi kemungkinan aktivasi yang disengaja.

SIRKUIT PERNAPASAN
Pada orang dewasa, sistem pernapasan yang paling umum digunakan dengan mesin
anestesi adalah sistem lingkaran ( Gambar 4-9 ); sirkuit bain kadang-kadang
digunakan. Komponen dan penggunaan sistem lingkaran sebelumnya telah dibahas
(lihat bagian 3 ). Hal ini penting untuk dicatat bahwa komposisi gas di outlet gas umum
dapat dikendalikan dengan tepat dan cepat dengan penyesuaian di flowmeters dan alat
penguap. Sebaliknya, komposisi gas, konsentrasi anestesi terutama volatile, di sirkuit
pernafasan secara signifikan dipengaruhi oleh faktor lain, termasuk penyerapan anestesi
di paru-paru pasien, ventilasi menit, jumlah aliran gas baru, volume sirkuit pernafasan,
dan adanya kebocoran gas. Penggunaan laju aliran gas yang tinggi selama induksi dapat
mengurangi efek dari variabel tersebut dan dapat mengurangi besarnya perbedaan antara
gas outlet baru dan sistem lingkaran konsentrasi bahan anestesi. Pengukuran konsentrasi
gas anestesi inspirasi dan ekspirasi juga sangat memudahkan manajemen anestesi.

93
GAMBAR 4-9 Diagram khas dari sirkuit pernafasan (Dräger Narkomed). catatan aliran
gas selama: A: inspirasi spontan, B: inspirasi manual ( “bagging”), dan C: pernafasan
(ventilasi spontan atau bag).

Pada kebanyakan mesin, outlet gas umum melekat pada sirkuit pernafasan yang
melewati katup pernafasan untuk mencegah volume tidal yang tinggi. Ketika

94
pengukuran spirometri dilakukan di Y-konektor, aliran gas baru bisa masuk ke sirkuit di
sisi pasien dari katup inspirasi. Kemudian meningkatkan eliminasi CO2 dan dapat
membantu mengurangi kekeringan zat penyerap.
Mesin anestesi yang baru telah memiliki komponen pernapasan sirkuit internal
yang terintegrasi (Gambar 4-10). Keuntungan dari desain ini adalah mengurangi
kemungkinan misconnects pernafasan sirkuit, terputus, dan kebocoran. Volume lebih
kecil dari mesin jenis compact dapat membantu menjaga aliran gas dan anestesi volatile
dan memungkinkan perubahan dalam konsentrasi pernafasan gas sirkuit lebih cepat.
Pemanasan internal dari manifold dapat mengurangi pengendapan air.

GAMBAR 4-10 Desain sirkuit pernapasan A: komponen eksternal konvensional. B:


desain jenis compact yang dapat mengurangi koneksi eksternal dan volume sirkuit
(Dräger Fabius GS).

Penganalisa Oksigen

95
Anestesi umum tidak boleh diberikan tanpa adanya analisa oksigen pada sirkuit
pernafasan. Tiga jenis analisa oksigen yang tersedia: polarografi (Elektroda Clark),
galvanis (sel bahan bakar), dan paramagnetik. Dua teknik pertama memanfaatkan
sensor elektrokimia yang mengandung katoda dan anoda elektroda tertanam dalam gel
elektrolit dipisahkan dari gas sampel oleh membran oksigen permeabel (biasanya
Teflon). Ketika oksigen bereaksi dengan elektroda, arus yang dihasilkan sebanding
dengan tekanan parsial oksigen dalam gas sampel. Sensor galvanik dan polarografi
berbeda dalam komposisi elektroda dan elektrolit gel. Komponen sel galvanik mampu
memberikan energi kimia yang cukup sehingga reaksinya tidak memerlukan sumber
daya eksternal.
Meskipun biaya awal dari sensor paramagnetik lebih besar daripada sensor
elektrokimia, perangkat paramagnetik dapat melakukan kalibrasi sendiri dan tidak akan
habis. Selain itu, responnya cukup cepat dalam membedakan antara konsentrasi oksigen
inspirasi dan ekspirasi.
Semua analisa oksigen harus memiliki alarm yang secara otomatis diaktifkan
pada saat mesin anestesi menyala. Sensor harus ditempatkan ke dalam tungkai inspirasi
atau ekspirasi dari sistem sirkuit pernapasan lingkaran tapi tidak ke dalam saluran gas
baru. ketika pasien mendapatkan konsumsi oksigen, ekstremitas ekspirasi memiliki
tekanan parsial oksigen sedikit lebih rendah dari tungkai inspirasi, terutama pada aliran
gas baru yang rendah. Peningkatan kelembaban gas ekspirasi tidak mempengaruhi
sensor modern secara signifikan.

Spirometer
Spirometer, juga disebut respirometers, digunakan untuk mengukur volume tidal di
sirkuit pernafasan pada semua mesin anestesi, biasanya terletak di dekat katup
pernafasan. Beberapa mesin anestesi juga mengukur volume tidal inspirasi melewati
katup inspirasi atau disampaikan dan dihembuskan di Y-konektor yang menempel pada
jalan napas pasien.
Sebuah metode umum menggunakan baling-baling berputar di tungkai ekspirasi
di depan katup ekspirasi dari sistem lingkaran (anemometer baling-baling atau Wright
respirometer, Gambar 4-11A ).

96
97
GAMBAR 4-11 Desain Spirometer. A: Vane anemometer (Datex-Ohmeda). B:
Volumeter (Dräger). C: Variabel-orifice flowmeter (Datex-Ohmeda). D: Fixed orifice
flowmeter (tabung pitot).

98
Aliran gas di baling-baling dalam respirometer menyebabkan perputaran, yang
diukur secara elektronik, photoelektrik, atau mekanis. Dalam variasi lain menggunakan
prinsip turbin ini, volumeter atau perpindahan meter dirancang untuk mengukur
pergerakan jumlah diskrit gas dari waktu ke waktu ( Gambar 4-11B ).
Selama ventilasi tekanan positif, perubahan volume tidal pernafasan biasanya
mengindikasikan adanya perubahan dalam pengaturan ventilator, tetapi juga dapat
disebabkan oleh kebocoran sirkuit, pemutusan, atau kerusakan ventilator. Spirometer ini
rentan terhadap kesalahan yang disebabkan oleh inersia, gesekan, dan kondensasi air.
Misalnya, Wright respirometers tinggi dibaca pada tingkat aliran rendah dan rendah
dibaca pada tingkat aliran tinggi. Selanjutnya, pengukuran volume tidal dihembuskan di
lokasi ini di tungkai ekspirasi termasuk gas yang telah hilang ke sirkuit (dan tidak
disampaikan kepada pasien; dibahas di bawah). Perbedaan antara volume gas yang
dikirim ke sirkuit dan volume gas yang mencapai pasien menjadi sangat signifikan,
tabung pernapasan compliant; tingkat pernapasan yang cepat; dan peningkatan tekanan
jalan napas.
Sebuah anemometer hot-wire menggunakan kawat platinum, elektrik dipanaskan
pada suhu konstan, dalam aliran gas. Efek pendinginan dari peningkatan aliran gas pada
elektroda kawat menyebabkan perubahan hambatan listrik. Dalam resistensi
anemometer yang konstan, aliran gas ditentukan dari kebutuhan untuk mempertahankan
agar suhu kawat konstan (dan resistance). Kerugian meliputi ketidakmampuan untuk
mendeteksi arus balik, kurang akurasi pada tingkat aliran tinggi, dan kemungkinan
bahwa saat kawat dipanaskan mungkin menjadi sumber potensi kebakaran di manifold
pernapasan.
Sensor aliran ultrasonik mengandalkan diskontinuitas dalam aliran gas yang
dihasilkan oleh pusaran turbulen dalam aliran. Balok ultrasonik hulu dan hilir,
dihasilkan dari kristal piezoelektrik, ditransmisikan dengan sudut ke aliran gas.
Pergeseran frekuensi Doppler pada balok sebanding dengan kecepatan aliran dalam
sirkuit pernapasan. Keuntungan utama termasuk tidak adanya bagian yang bergerak dan
akurasi yang lebih besar karena independensi perangkat dari kepadatan gas.
Mesin dengan flowmeters variabel-orifis biasanya menggunakan dua sensor (Gambar
4–11C). Satu ukuran mengalir di pelabuhan inspirasi sistem pernapasan, dan yang lain
mengukur aliran di pelabuhan ekspirasi. Sensor-sensor ini menggunakan perubahan

99
diameter internal untuk menghasilkan penurunan tekanan yang sebanding dengan aliran
melalui sensor. Perubahan aliran gas selama fase inspirasi dan ekspirasi membantu
ventilator untuk menyesuaikan dan memberikan volume tidal yang konstan. Namun,
karena kondensasi yang berlebihan, sensor bisa gagal ketika digunakan dengan sirkuit
yang lembab.
Pneumotachograph adalah flowmeter fixed-orifice yang dapat berfungsi sebagai
spirometer. Satu bundel paralel dari tabung berdiameter kecil di dalam ruang (Fleisch
pneumotachograph) atau layar mesh memberikan sedikit perlawanan terhadap aliran
udara. Penurunan tekanan melintasi resistansi ini dirasakan oleh transduser tekanan
diferensial dan sebanding dengan laju aliran. Integrasi laju aliran dari waktu ke waktu
menghasilkan volume pasang surut. Selain itu, analisis hubungan tekanan, volume, dan
waktu dapat menghasilkan informasi yang berpotensi berharga tentang mekanisme
saluran napas dan paru-paru. Modifikasi telah diperlukan untuk mengatasi
ketidakakuratan karena kondensasi air dan perubahan suhu. Satu modifikasi
menggunakan dua garis sensor tekanan dalam tabung Pitot pada koneksi Y (Gambar 4–
11D). Gas yang mengalir melalui tabung Pitot (flow sensor tube) menciptakan
perbedaan tekanan antara garis sensor aliran. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk
mengukur aliran, arah aliran, dan tekanan saluran udara. Gas respirasi diambil secara
kontinyu untuk mengoreksi pembacaan aliran untuk perubahan densitas dan viskositas.

Tekanan Sirkuit
Sebuah pengukur tekanan atau sensor elektronik selalu digunakan untuk mengukur
tekanan sirkuit pernapasan di suatu tempat antara katup searah ekspirasi dan inspirasi;
lokasi yang tepat tergantung pada model mesin anestesi. Tekanan sirkuit pernafasan
biasanya mencerminkan tekanan jalan nafas jika diukur sedekat mungkin dengan jalan
nafas pasien. Pengukuran paling akurat dari tekanan inspirasi dan ekspirasi dapat
diperoleh dari koneksi Y. Peningkatan tekanan jalan nafas mungkin menandakan
semakin buruknya keadaan paru, peningkatan volume tidal, atau obstruksi pada sirkuit
pernapasan, tabung trakea, atau jalan nafas pasien. Penurunan tekanan dapat
mengindikasikan, penurunan volume tidal, atau kebocoran di sirkuit. Namun, jika
tekanan rangkaian diukur pada penyerap CO2, hal itu tidak akan selalu mencerminkan
tekanan di jalan napas pasien. Sebagai contoh, menjepit anggota tubuh ekspirasi dari

100
tabung pernapasan selama pernafasan akan mencegah napas pasien keluar dari paru-
paru. Meskipun penumpukan ini dalam tekanan saluran udara, pengukur tekanan di
absorber akan membaca nol karena katup satu arah.
Beberapa mesin telah memasukkan umpan balik untuk perubahan tekanan
selama penggunaan ventilator.

Katup Pembatas Tekanan yang Dapat Diatur


Katup pembatas tekanan yang dapat disetel (APL), kadang-kadang disebut sebagai
pelepas tekanan atau katup pelepas, biasanya terbuka penuh selama ventilasi spontan
tetapi harus ditutup sebagian selama ventilasi manual atau kantong bantuan. Katup APL
sering membutuhkan penyesuaian. Jika tidak ditutup maka akan cukup banyak
kehilangan volume sirkuit karena kebocoran mencegah ventilasi manual. Pada saat yang
sama, jika ditutup terlalu banyak atau tertutup sepenuhnya, peningkatan tekanan secara
progresif dapat menyebabkan barotrauma paru (misalnya, pneumotoraks) atau
kompromi hemodinamik, atau keduanya. Sebagai fitur keselamatan tambahan, katup
APL pada alat berat modern bertindak sebagai perangkat pembatas tekanan yang tidak
pernah dapat sepenuhnya ditutup; batas atas biasanya 70 hingga 80 cm H2O.

Pelembab
Kelembaban absolut didefinisikan sebagai berat uap air dalam 1 L gas (yaitu, mg / L).
Kelembaban relatif adalah rasio massa air aktual yang ada dalam volume gas dengan
jumlah air maksimum yang dimungkinkan pada suhu tertentu. Pada suhu 37 ° C dan
kelembaban relatif 100%, kelembaban absolut adalah 44 mg / L, sedangkan pada suhu
kamar (21 ° C dan kelembaban 100%) adalah 18 mg / L. Gas yang dihirup di ruang
operasi biasanya diberikan pada suhu kamar yang memiliki sedikit atau tanpa
kelembapan. Karenanya gas harus dihangatkan sampai suhu tubuh dan jenuh dengan air
oleh saluran pernapasan atas. Intubasi trakea dan aliran gas baru yang tinggi memotong
sistem humidifikasi normal ini dan mengekspos saluran udara yang lebih rendah hingga
kering (<10 mg H2O / L), gas suhu kamar.
Humidifikasi gas yang berkepanjangan oleh saluran pernapasan bagian bawah
menyebabkan dehidrasi mukosa, perubahan fungsi silia, dan, jika terlalu lama,
berpotensi menyebabkan inspirasi sekresi, atelektasis, dan bahkan ketidakcocokan

101
ventilasi / perfusi, terutama pada pasien dengan penyakit paru yang mendasarinya.
Panas tubuh juga hilang saat gas dipanaskan, dan bahkan lebih penting lagi, saat air
diuapkan untuk melembabkan gas kering. Panas penguapan untuk air adalah 560 cal / g
air menguap. Untungnya, kehilangan panas ini hanya sekitar 5% hingga 10% dari total
kehilangan panas intraoperatif, tidak signifikan untuk prosedur singkat (<1 jam), dan
biasanya dapat dengan mudah dikompensasi dengan selimut pemanas udara.
Humidifikasi dan pemanasan gas inspirasi mungkin paling penting untuk pasien anak
kecil dan pasien yang lebih tua dengan patologi paru yang mendasari parah, misalnya,
cystic fibrosis.

A. Pelembab Pasif
Humidifier ditambahkan ke sirkuit pernapasan meminimalkan kehilangan air dan panas.
Desain yang paling sederhana adalah pelembap kondensor atau unit penukar panas dan
kelembaban (HME) (Gambar 4–12). Perangkat pasif ini tidak menambahkan panas atau
uap tetapi mengandung bahan higroskopis yang memerangkap humidifikasi dan panas
yang dihembuskan, yang dilepaskan pada penghirupan berikutnya. Tergantung pada
desain, mereka dapat secara substansial meningkatkan ruang alat (lebih dari 60 mL3),
yang dapat menyebabkan rebreathing yang signifikan pada pasien anak. Mereka juga
dapat meningkatkan resistensi sirkuit pernapasan dan kerja pernapasan selama respirasi
spontan. Saturasi HME yang berlebihan dengan air atau sekresi dapat mengganggu
sirkuit pernapasan. Beberapa pelembap kondensor juga bertindak sebagai filter efektif
yang dapat melindungi sirkuit pernapasan dan mesin anestesi dari kontaminasi silang
bakteri atau virus. Ini mungkin sangat penting ketika ventilasi pasien dengan infeksi
pernapasan atau sistem kekebalan tubuh yang terganggu.

102
GAMBAR 4–12 Penukar panas dan kelembaban (HME) berfungsi sebagai "hidung
tiruan" yang melekat di antara tabung trakea dan konektor sudut kanan dari sirkuit
pernapasan.

B. Pelembab Aktif
Pelembab aktif lebih efektif daripada pelembab pasif dalam menjaga kelembaban dan
panas. Pelembap aktif menambahkan air ke gas dengan cara melewatkan gas di atas
ruang air (pelembap paskah) atau melalui sumbu jenuh (pelembap air),
menggelembungkannya melalui air (melalui pelembap gelembung), atau mencampurnya
dengan air yang menguap (pelembab fase uap) ). Karena peningkatan suhu
meningkatkan kapasitas gas untuk menahan uap air, pelembap yang dipanaskan dengan
elemen yang dikendalikan secara termostatis adalah yang paling efektif.

103
Bahaya dari pelembap yang dipanaskan adalah cedera paru-paru termal (gas yang
dihirup, suhu harus dipantau dan tidak boleh melebihi 41 ° C), infeksi nosokomial,
peningkatan resistensi jalan napas dari kondensasi air berlebih di sirkuit pernapasan,
gangguan dengan fungsi flowmeter, dan peningkatan kemungkinan pemutusan sirkuit.
Penggunaan pelembap ini sangat penting pada anak-anak karena dapat membantu
mencegah hipotermia dan penyumbatan tabung trakea kecil oleh sekresi yang kering.
Tentu saja, setiap desain yang meningkatkan ruang jalan napas harus dihindari pada
pasien anak. Tidak seperti pelembab pasif, pelembab aktif tidak menyaring gas
pernapasan.

VENTILATOR
Semua mesin anestesi modern dilengkapi dengan ventilator. Dalam sejarahnya
ventilator yang digunakan di ruang operasi (OR) lebih sederhana dan lebih compact
daripada rekan unit perawatan intensif (ICU). Perbedaan ini telah menjadi kabur karena
kemajuan teknologi bersama dengan meningkatnya kebutuhan untuk ventilator "ICU-
type" ketika pasien yang lebih kritis datang ke OR. Ventilator pada beberapa mesin
modern memiliki kemampuan yang hampir sama dengan yang ada di ICU. Diskusi yang
lebih lengkap tentang ventilasi mekanis sehubungan dengan praktik ICU tercantum
dalam Bab 57.

IKHTISAR
Ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan tekanan gradien antara jalan
napas proksimal dan alveoli. Fungsi ventilator paling baik dijelaskan dalam kaitannya
dengan empat fase siklus ventilasi: inspirasi, transisi dari inspirasi ke ekspirasi,
ekspirasi, dan transisi dari ekspirasi ke inspirasi. Meskipun ada beberapa skema
klasifikasi, yang paling umum didasarkan pada karakteristik fase inspirasi dan metode
siklus dari inspirasi ke kedaluwarsa.

A. Fase Inspirasi
Selama inspirasi, ventilator menghasilkan volume tidal dengan menghasilkan aliran gas
sepanjang gradien tekanan. Mesin menghasilkan baik tekanan konstan (generator
tekanan konstan) atau laju aliran gas konstan (generator aliran konstan) selama inspirasi,

104
terlepas dari perubahan mekanika paru-paru (Gambar 4-13). Generator yang tidak
konstan menghasilkan tekanan atau laju aliran gas yang bervariasi selama siklus tetapi
tetap konsisten dari nafas ke nafas. Misalnya, ventilator yang menghasilkan pola aliran
yang menyerupai setengah siklus gelombang sinus (misalnya, ventilator piston putar)
akan diklasifikasikan sebagai generator aliran tidak konstan. Peningkatan resistensi
jalan napas atau penurunan fungsi paru-paru akan meningkatkan tekanan puncak
inspirasi tetapi tidak akan mengubah laju aliran yang dihasilkan oleh jenis ventilator ini
(Gambar 4-14).

GAMBAR 4–13 Profil tekanan, volume, dan aliran dari berbagai jenis
ventilator. A: Tekanan konstan. B: Aliran konstan. C: Generator tidak konstan.

105
GAMBAR 4–14 Ventilator piston putar.

B. Fase Transisi dari Inspirasi ke Ekspirasi


Berakhirnya fase inspirasi dapat dipicu oleh batas waktu yang telah ditentukan (durasi
tetap), tekanan inspirasi yang harus dicapai, atau volume pasut yang telah ditentukan
yang harus dikirim. Ventilator siklus waktu memungkinkan volume tidal dan tekanan
puncak inspirasi bervariasi tergantung pada kepatuhan paru-paru. Volume tidal
disesuaikan dengan mengatur durasi inspirasi dan laju aliran inspirasi. Ventilator
dengan siklus tekanan dari fase inspirasi ke fase ekspirasi sampai tekanan yang
ditetapkan tercapai. Jika kebocoran sirkuit besar maka dapat mengurangi tekanan
puncak secara signifikan, ventilator yang didera tekanan tetap berada dalam fase
inspirasi tanpa batas. Di sisi lain, kebocoran kecil mungkin tidak secara nyata
menurunkan volume tidal, karena akan ditunda hingga batas tekanan terpenuhi.
Ventilator volume-siklus bervariasi pada durasi inspirasi dan tekanan untuk
memberikan volume yang telah ditetapkan. Pada kenyataannya, ventilator modern
mengatasi banyak kekurangan desain ventilator klasik dengan memasukkan parameter
siklus sekunder atau mekanisme pembatas lainnya. Sebagai contoh, ventilator siklus

106
waktu dan siklus volume biasanya memasukkan fitur pembatas tekanan yang
mengakhiri inspirasi ketika batas tekanan pengaman yang dapat disetel tercapai.
Demikian pula, kontrol volume yang telah disetel yang membatasi perjalanan yang
memungkinkan ventilator siklus waktu berfungsi seperti ventilator siklus volume,
tergantung pada tingkat ventilator yang dipilih dan laju aliran inspirasi.

C. Fase ekspirasi
Fase ekspirasi ventilator biasanya mengurangi tekanan jalan napas ke level atmosfer
atau nilai preset positif tekanan akhir ekspirasi (PEEP). Pernafasan karena pasif. Aliran
keluar dari paru-paru ditentukan terutama oleh resistensi jalan nafas dan kepatuhan
paru-paru. Gas ekspirasi mengisi bellow; mereka kemudian dilepaskan ke sistem
pembuangan.

D. Fase Transisi dari Ekspirasi ke Inspirasi


Transisi ke fase inspirasi berikutnya mungkin didasarkan pada interval waktu yang telah
ditentukan atau perubahan tekanan. Ventilator selama fase ini bersama-sama dengan
jenis siklus dari inspirasi ke ekspirasi menentukan mode ventilator. Selama ventilasi
terkontrol, mode paling dasar dari semua ventilator, napas berikutnya selalu terjadi
setelah interval waktu yang telah ditentukan. Dengan demikian volume dan laju pasang
surut ditetapkan dalam ventilasi yang dikontrol volume, sedangkan puncak tekanan
inspirasi dan laju tetap dalam ventilasi yang dikontrol oleh tekanan (Gambar 4-15).

107
GAMBAR 4–15 Kontrol ventilator (Datex-Ohmeda). A: Mode kontrol volume. B:
Mode kontrol tekanan

Desain Sirkuit Ventilator


Ventilator tradisional pada mesin anestesi memiliki desain sistem sirkuit ganda dan
bertenaga pneumatik dan dikendalikan secara elektronik (Gambar 4-16). Alat berat yang
lebih baru juga menggabungkan kontrol mikroprosesor dan sensor tekanan dan aliran
yang canggih dan presisi untuk mencapai berbagai mode ventilasi, PEEP, volume pasut
yang akurat, dan fitur keselamatan yang ditingkatkan. Beberapa mesin anestesi memiliki
ventilator yang menggunakan desain piston sirkuit tunggal.

108
GAMBAR 4–16 Desain ventilator pneumatik sirkuit ganda. A: Datex-Ohmeda. B:
Dräger.

A. Ventilator Sistem Sirkuit Ganda


Dalam desain sistem sirkuit ganda, volume pasang surut dikirim dari rakitan bellow
yang terdiri dari bellow dalam selungkup plastik kaku yang jelas (Gambar 4-16).
Bellow berdiri (menaik) lebih disukai karena mudah menarik perhatian ke pemutusan
sirkuit dengan runtuh. Bellow gantung (turun) jarang digunakan dan tidak boleh
ditimbang; ventilator yang lebih tua dengan bellow gantung yang tertimbang terus
mengisi dengan gravitasi meskipun terputus dalam sirkuit pernapasan.
Bellow dalam ventilator desain sirkuit ganda menggantikan kantong pernapasan
di sirkuit anestesi. Oksigen atau udara bertekanan dari outlet daya ventilator (45-50
psig) dialihkan ke ruang antara dinding bagian dalam selungkup plastik dan dinding luar
dari bellow. Tekanan kandang plastik menekan bellow lipit di dalamnya, memaksa gas
masuk ke dalam sirkuit pernapasan dan pasien. Sebaliknya, selama pernafasan, bellow
naik ketika tekanan di dalam selungkup plastik turun dan bellow mengisi dengan gas
yang dihembuskan. Katup kontrol aliran ventilator mengatur aliran gas penggerak ke
ruang bertekanan. Katup ini dikendalikan oleh pengaturan ventilator di kotak kontrol
(Gambar 4-16). Ventilator dengan mikroprosesor juga memanfaatkan umpan balik dari

109
sensor aliran dan tekanan. Jika oksigen digunakan untuk daya pneumatik, ia akan
dikonsumsi pada laju setidaknya sama dengan ventilasi menit. Jadi, jika aliran gas baru
oksigen adalah 2 L / mnt dan ventilator mengirim 6 L / mnt ke sirkuit, total setidaknya 8
L / mnt oksigen sedang dikonsumsi. Ini harus diingat jika sistem gas medis rumah sakit
gagal dan oksigen silinder diperlukan. Beberapa mesin anestesi mengurangi konsumsi
oksigen dengan memasukkan alat Venturi yang menarik udara dalam ruangan untuk
memberikan udara / kekuatan pneumatik oksigen. Mesin yang lebih baru mungkin
menawarkan opsi untuk menggunakan udara tekan untuk daya pneumatik. Kebocoran
pada bellow ventilator dapat mengirimkan tekanan gas tinggi ke jalan napas pasien,
yang berpotensi menyebabkan barotrauma paru. Ini dapat diindikasikan dengan
kenaikan konsentrasi oksigen inspirasi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan (jika
oksigen adalah satu-satunya gas bertekanan). Beberapa ventilator alat berat memiliki
regulator gas penggerak terpasang yang mengurangi tekanan penggerak (mis., Hingga
25 psig) untuk keamanan tambahan.
Ventilator desain sirkuit ganda juga menggabungkan katup pernapasan bebas
yang memungkinkan udara luar masuk ke ruang penggerak kaku dan bellow runtuh jika
pasien menghasilkan tekanan negatif dengan mengambil napas spontan selama ventilasi
mekanis.

B. Ventilator Piston
Dalam desain piston, ventilator menggantikan piston yang digerakkan secara elektrik
untuk bellow, dan ventilator membutuhkan daya pneumatik (oksigen) minimal atau
tidak sama sekali. Keuntungan utama dari ventilator piston adalah kemampuannya
untuk memberikan volume pasut yang akurat untuk pasien dengan kepatuhan paru yang
sangat buruk dan untuk pasien yang sangat kecil.

C. Katup Tumpahan
Setiap kali ventilator digunakan pada mesin anestesi, katup APL sistem lingkaran harus
secara fungsional dilepas atau diisolasi dari sirkuit. Sakelar kantung / ventilator
biasanya melakukan ini. Ketika sakelar diputar ke "kantung" ventilator dikeluarkan dan
ventilasi spontan / manual (kantung) dimungkinkan. Ketika beralih ke "ventilator,"
kantong pernafasan dan APL dikeluarkan dari sirkuit pernapasan. Katup APL dapat

110
secara otomatis dikecualikan dalam beberapa mesin anestesi yang lebih baru ketika
ventilator dihidupkan. Ventilator berisi katup pelepas tekanan (pop-off) sendiri, yang
disebut katup tumpahan, yang ditutup secara pneumatik selama inspirasi sehingga
tekanan positif dapat dihasilkan (Gambar 4-16). Selama pernafasan, gas bertekanan
dikeluarkan dan katup tumpahan ventilator tidak lagi tertutup. Ventilator bellow atau isi
ulang piston saat kedaluwarsa; ketika bellow terisi penuh, peningkatan tekanan sistem
lingkaran menyebabkan kelebihan gas diarahkan ke sistem pembilasan melalui katup
tumpahan. Menempelnya katup ini dapat menyebabkan tekanan jalan nafas yang
meningkat secara abnormal selama pernafasan.

Pemantauan Tekanan & Volume


Tekanan puncak inspirasi adalah tekanan sirkuit tertinggi yang dihasilkan selama
siklus inspirasi, dan memberikan indikasi kepatuhan dinamis. Tekanan dataran
tinggi adalah tekanan yang diukur selama jeda inspirasi (saat tidak ada aliran
gas), dan mencerminkan kepatuhan statis. Selama ventilasi normal pasien tanpa
penyakit paru-paru, tekanan puncak inspirasi sama dengan atau hanya sedikit lebih
besar dari tekanan dataran tinggi. Peningkatan tekanan inspirasi puncak dan tekanan
dataran tinggi menyiratkan peningkatan volume tidal atau penurunan kepatuhan paru.
Peningkatan tekanan inspirasi puncak tanpa ada perubahan pada tekanan plateau
menandakan peningkatan resistensi jalan nafas atau laju aliran gas inspirasi (Tabel 4-2).
Dengan demikian, bentuk gelombang tekanan sirkuit-pernafasan dapat memberikan
informasi jalan nafas yang penting. Banyak mesin anestesi yang secara grafik
menampilkan tekanan sirkuit pernafasan (Gambar 4–17). Sekresi jalan napas atau
kekusutan tabung trakea dapat dengan mudah dikesampingkan dengan menggunakan
kateter isap. Bronkoskopi fiberoptik fleksibel biasanya memberikan diagnosis pasti.

111
GAMBAR 4–17 Tekanan jalan nafas (Paw) dapat secara diagram disajikan sebagai
fungsi waktu. A: Pada orang normal, tekanan puncak inspirasi sama dengan atau sedikit
lebih besar dari tekanan dataran tinggi. B: Peningkatan tekanan inspirasi puncak dan
tekanan plateau (perbedaan antara keduanya tetap hampir konstan) dapat disebabkan
oleh peningkatan volume tidal atau penurunan kepatuhan paru. C: Peningkatan tekanan

112
inspirasi puncak dengan sedikit perubahan pada tekanan dataran tinggi menandakan
peningkatan laju aliran inspirasi atau peningkatan resistensi saluran napas.

TABEL 4–2 Penyebab peningkatan tekanan inspirasi puncak (PIP), dengan atau tanpa
tekanan dataran tinggi (PP).

Peningkatan PIP dan PP


Volume tidal meningkat
Penurunan kepatuhan paru
Edema paru
Posisi Trendelenburg
Efusi pleura
Asites
Kemasan perut
Insuflasi gas peritoneum
Tension pneumotoraks
Intubasi endobronkial
Peningkatan PIP dan PP Tidak Berubah
Peningkatan laju aliran gas inspirasi
Peningkatan resistensi jalan napas
Tabung kink endotrakeal
Bronkospasme
Sekresi
Aspirasi benda asing
Kompresi jalan nafas
Herniasi tabung endotrakeal

Alarm ventiltor
Alarm adalah bagian integral dari semua ventilator anestesi modern. Setiap kali
ventilator digunakan, "putuskan alarm" harus diaktifkan secara pasif. Stasiun kerja
anestesi harus memiliki setidaknya tiga alarm pemutusan: tekanan inspirasi puncak
rendah, volume tidal yang dihembuskan rendah, dan karbon dioksida yang dihembuskan

113
rendah. Yang pertama selalu dimasukkan ke dalam ventilator sedangkan dua yang
terakhir mungkin dalam modul terpisah. Kebocoran kecil atau pemutusan sirkuit
pernafasan parsial dapat dideteksi dengan penurunan halus pada tekanan puncak
inspirasi, volume yang dihembuskan, atau karbon dioksida pasut akhir sebelum ambang
alarm tercapai. Alarm ventilator internal lainnya termasuk tekanan inspirasi puncak
tinggi, PEEP tinggi, tekanan jalan nafas tinggi berkelanjutan, tekanan negatif, dan
tekanan suplai oksigen rendah. Sebagian besar ventilator anestesi modern juga memiliki
spirometer dan penganalisa oksigen terintegrasi yang menyediakan alarm tambahan.

Masalah Terkait dengan Ventilator Anestesi


A. Ventilator – Kopling Aliran Gas Baru
Dari diskusi sebelumnya, penting untuk mengetahui bahwa karena katup tumpahan
ventilator ditutup selama inspirasi, aliran gas baru dari outlet gas umum mesin biasanya
berkontribusi pada volume tidal yang dikirim ke pasien. Misalnya, jika aliran gas baru
adalah 6 L / mnt, rasio inspirasi-ekspirasi (I: E) adalah 1: 2, dan laju pernapasan adalah
10 napas / mnt, setiap volume pasut akan mencakup tambahan 200 mL sebagai
tambahan. untuk output ventilator:

Dengan demikian, peningkatan aliran gas baru meningkatkan volume tidal,


ventilasi menit, dan tekanan puncak inspirasi. Untuk menghindari masalah dengan
kopling aliran gas ventilator-baru, tekanan jalan nafas dan volume tidal yang
dihembuskan harus dipantau dengan cermat dan aliran gas baru yang berlebihan harus
dihindari. Ventilator saat ini secara otomatis mengkompensasi kopling aliran gas baru.
Ventilator gaya piston mengarahkan aliran gas baru ke kantong reservoir selama
inspirasi sehingga mencegah augmentasi volume tidal sekunder untuk aliran gas baru.

B. Tekanan Positif Berlebihan


Tekanan inspirasi tinggi yang intermiten atau berkelanjutan (> 30 mm Hg) selama
ventilasi tekanan positif meningkatkan risiko barotrauma paru (misalnya,
pneumotoraks) atau kompromi hemodinamik, atau keduanya, selama anestesi.

114
Tekanan yang sangat tinggi dapat timbul dari pengaturan yang salah pada ventilator,
kegagalan fungsi ventilator, kopling aliran gas baru (dibahas di atas), atau aktivasi siram
oksigen selama fase inspirasi dari ventilator. Penggunaan katup siram oksigen selama
siklus inspirasi ventilator harus dihindari karena katup tumpahan ventilator akan ditutup
dan katup APL tidak termasuk; lonjakan oksigen (600-1200 mL / s) dan tekanan sirkuit
akan ditransfer ke paru-paru pasien.
Selain alarm tekanan tinggi, semua ventilator memiliki katup otomatis atau APL
bawaan. Mekanisme pembatasan tekanan mungkin sesederhana katup ambang batas
yang terbuka pada tekanan atau sensor elektronik tertentu yang secara tiba-tiba
mengakhiri fase inspirasi ventilator.

C. Perbedaan Volume Pasang Surut


Perbedaan besar antara set dan volume pasut aktual yang diterima pasien sering diamati
di ruang operasi selama ventilasi yang dikontrol. Penyebabnya termasuk kepatuhan
pada sirkuit pernafasan, kompresi gas, kopling aliran gas ventilator-baru (dijelaskan di
atas), dan kebocoran pada mesin anestesi, sirkuit pernapasan, atau jalan napas pasien.
Kepatuhan untuk sirkuit pernapasan dewasa standar adalah sekitar 5 mL / cm
H2O. Jadi, jika tekanan puncak inspirasi adalah 20 cm H2O, sekitar 100 mL pasang
surut volume hilang untuk memperluas sirkuit. Untuk alasan ini, sirkuit pernapasan
untuk pasien anak dirancang agar lebih kaku, dengan kepatuhan sekecil 1,5 hingga 2,5
mL / cm H2O.
Kehilangan kompresi, biasanya sekitar 3%, disebabkan oleh kompresi gas dalam
bellow ventilator dan mungkin tergantung pada volume sirkuit pernapasan. Jadi, jika
volume tidal adalah 500 mL, 15 mL gas tidal lainnya dapat hilang. Pengambilan sampel
gas untuk pengukuran kapnografi dan gas anestesi merupakan kerugian tambahan
kecuali sampel gas dikembalikan ke sirkuit pernapasan.
Deteksi akurat perbedaan volume tidal tergantung pada di mana spirometer
ditempatkan. Ventilator canggih mengukur volume pasang surut inspirasi dan ekspirasi.
Penting untuk dicatat bahwa kecuali spirometer ditempatkan pada konektor Y di sirkuit
pernapasan, kehilangan kepatuhan dan kompresi tidak akan terlihat.
Beberapa mekanisme telah dibangun ke dalam mesin anestesi yang lebih baru
untuk mengurangi perbedaan volume tidal. Selama checkout mandiri elektronik awal,

115
beberapa mesin mengukur kepatuhan sistem total dan selanjutnya menggunakan
pengukuran ini untuk menyesuaikan perjalanan bellow atau piston ventilator; kebocoran
juga dapat diukur tetapi biasanya tidak dikompensasi. Metode aktual kompensasi atau
modulasi volume pasut bervariasi menurut produsen dan model. Dalam satu desain
sensor aliran mengukur volume tidal yang dikirim pada katup inspirasi untuk beberapa
tarikan napas pertama dan menyesuaikan volume aliran gas penggerak meteran
berikutnya untuk mengkompensasi hilangnya volume tidal (penyesuaian umpan balik).
Desain lain secara terus-menerus mengukur aliran gas dan vaporizer baru dan
mengurangi jumlah ini dari aliran gas penggerak meteran (penyesuaian preemptif).
Bergantian, mesin yang menggunakan kontrol elektronik aliran gas dapat memisahkan
aliran gas baru dari volume pasang surut dengan mengirimkan aliran gas baru hanya
selama pernafasan. Terakhir, fase inspirasi dari aliran gas ventilator-baru dapat
dialihkan melalui katup decoupling ke kantong pernapasan, yang dikeluarkan dari
sistem lingkaran selama ventilasi. Selama pernafasan, katup decoupling terbuka,
memungkinkan gas baru yang sementara disimpan di dalam kantong memasuki sirkuit
pernapasan.

PEMBUANGAN LIMBAH-GAS
Pembuangan gas buangan membuang gas yang telah dikeluarkan dari sirkuit pernafasan
oleh katup APL dan katup tumpahan ventilator. Polusi lingkungan ruang operasi dengan
gas anestesi dapat menimbulkan bahaya kesehatan bagi personel bedah. Meskipun sulit
untuk menentukan tingkat paparan yang aman, Institut Nasional untuk Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (NIOSH) merekomendasikan untuk membatasi konsentrasi nitrous
oxide hingga 25 ppm dan agen terhalogenasi menjadi 2 ppm (0,5 ppm jika nitro oksida
juga digunakan) dalam sampel terintegrasi waktu. Pengurangan ke tingkat jejak ini
hanya dimungkinkan dengan sistem pembuangan limbah gas yang berfungsi dengan
baik.
Untuk menghindari penumpukan tekanan, volume gas berlebih dikeluarkan
melalui katup APL di sirkuit pernapasan dan katup tumpahan ventilator. Kedua katup
harus terhubung ke selang (tabung transfer) yang mengarah ke antarmuka pemulungan,
yang mungkin berada di dalam mesin atau lampiran eksternal. Tekanan segera hilir ke
antarmuka harus dijaga antara 0,5 dan +3,5 cm H2O selama kondisi operasi normal.

116
Pembuangan antarmuka dapat digambarkan sebagai terbuka atau tertutup.
Pada jenis antarmuka terbuka, terbuka untuk atmosfer luar dan biasanya tidak
memerlukan katup pelepas tekanan (Gambar 4-18). Sebaliknya, antarmuka tertutup
tertutup untuk atmosfer luar dan membutuhkan katup pelepas tekanan negatif dan
positif yang melindungi pasien dari tekanan negatif sistem vakum dan tekanan positif
dari penyumbatan dalam tabung pembuangan, masing-masing. The outlet sistem
pemulungan mungkin garis langsung ke luar melalui saluran ventilasi di luar setiap titik
resirkulasi (scavenging pasif) atau koneksi ke sistem vakum rumah sakit (pemulungan
aktif). Ruang atau kantong penampungan menerima luapan limbah gas ketika kapasitas
vakum dilampaui. Katup kontrol vakum pada sistem aktif harus disesuaikan untuk
memungkinkan evakuasi 10 hingga 15 L gas buang per menit. Tingkat ini cukup untuk
periode aliran gas baru yang tinggi (yaitu, induksi dan munculnya) namun
meminimalkan risiko transmisi tekanan negatif ke sirkuit pernapasan selama kondisi
aliran yang lebih rendah (pemeliharaan). Kecuali jika digunakan dengan benar, risiko
paparan pekerjaan untuk penyedia layanan kesehatan lebih tinggi dengan antarmuka
terbuka. Beberapa mesin mungkin dilengkapi dengan sistem pembuangan aktif dan
pasif.

GAMBAR 4–18 Sistem pembuangan antarmuka terbuka.

117
DAFTAR CHECKOUT MESIN ANESTESI
Penyalahgunaan atau kerusakan peralatan pengiriman gas anestesi dapat menyebabkan
morbiditas atau mortalitas utama. Pemeriksaan rutin terhadap peralatan anestesi
sebelum digunakan meningkatkan keakraban operator dan memastikan berfungsi
dengan baik. The US Food and Drug Administration (FDA) telah tersedia prosedur
checkout generik untuk anestesi mesin gas dan sistem pernapasan (Tabel 4-3). Prosedur
ini harus dimodifikasi seperlunya, tergantung pada peralatan spesifik yang digunakan
dan rekomendasi pabrikan. Perhatikan bahwa meskipun seluruh checkout tidak perlu
diulang di antara kasus pada hari yang sama, penggunaan daftar checkout yang teliti
adalah wajib sebelum setiap prosedur anestesi. Prosedur check-off wajib meningkatkan
kemungkinan mendeteksi kesalahan mesin anestesi. Beberapa mesin anestesi
menyediakan pemeriksaan sistem otomatis yang memerlukan intervensi manusia dalam
jumlah yang bervariasi. Pemeriksaan sistem ini dapat mencakup pengiriman nitro
oksida (pencegahan campuran hipoksia), pengiriman agen, ventilasi mekanis dan
manual, tekanan pipa, pemulungan, kepatuhan sirkuit pernafasan, dan kebocoran gas.

118
TABEL 4–3 Rekomendasi checkout peralatan anestesi.

DISKUSI KASUS

119
Deteksi Kebocoran
Setelah diinduksi dengan anestesi umum dan intubasi pada pria dengan BB 70 kg
untuk operasi elektif, ventilator standing bellow diatur untuk memberikan volume
tidal 500 mL pada kecepatan 10 napas / menit. Dalam beberapa menit, ahli
anestesi memperhatikan bahwa bellow gagal naik ke atas selungkup plastik selama
ekspirasi. Segera setelah itu, alarm pemutusan terpicu.

Mengapa bellow ventilator turun dan alarm pemutusan berbunyi?


Aliran gas baru ke sirkuit pernapasan tidak memadai untuk mempertahankan
volume sirkuit yang diperlukan untuk ventilasi tekanan positif. Dalam situasi di mana
tidak ada aliran gas baru, volume dalam sirkuit pernapasan perlahan-lahan akan turun
karena penyerapan oksigen oleh pasien (konsumsi oksigen metabolik) dan penyerapan
CO2. Ketidak ada aliran gas baru dapat disebabkan oleh kehabisan pasokan oksigen di
rumah sakit (ingat fungsi katup fail-safe) atau kegagalan untuk menghidupkan katup
kontrol aliran mesin anestesi. Kemungkinan ini dapat dikesampingkan dengan
memeriksa pengukur tekanan Bourdon oksigen dan flowmeters. Penjelasan yang lebih
mungkin adalah kebocoran gas yang melebihi laju aliran gas baru. Kebocoran sangat
penting dalam anestesi sirkuit tertutup.

Bagaimana ukuran kebocoran dapat diperkirakan?


Ketika laju aliran masuk gas baru sama dengan laju aliran gas keluar, volume
sirkuit akan dipertahankan. Oleh karena itu, ukuran kebocoran dapat diperkirakan
dengan meningkatkan aliran gas baru sampai tidak ada perubahan ketinggian bellow
dari satu ke yang berikutnya. Jika bellow turun meskipun laju aliran masuk gas baru
yang tinggi, pemutusan sirkuit yang lengkap harus dipertimbangkan. Situs pemutusan
harus ditentukan segera dan diperbaiki untuk mencegah hipoksia dan hiperkapnia.
Kantong resusitasi harus segera tersedia dan dapat digunakan untuk ventilasi pasien jika
ada penundaan perbaikan situasi.

Di mana lokasi yang paling mungkin dari pemutusan atau kebocoran sirkuit
pernafasan?

120
Pemutusan Frank paling sering terjadi antara konektor sudut kanan dan tabung
trakea, sedangkan kebocoran paling sering ditelusuri ke pelat dasar penyerap CO2. Pada
pasien yang diintubasi, sering bocor
terjadi pada trakea di sekitar tabung trakea yang tidak disumbat atau manset yang tidak
cukup diisi. Namun, ada banyak situs potensial pemutusan atau kebocoran di dalam
mesin anestesi dan sirkuit pernapasan. Setiap tambahan pada sirkuit pernapasan, seperti
pelembab udara, menyediakan lokasi potensial lain untuk kebocoran.

Bagaimana kebocoran ini dapat dideteksi?


Kebocoran biasanya terjadi sebelum outlet gas baru (yaitu, di dalam mesin
anestesi) atau setelah inlet gas baru (yaitu, dalam sirkuit pernapasan). Kebocoran besar
dalam mesin anestesi jarang terjadi dan dapat disingkirkan dengan tes sederhana.
Menjepit pipa yang menghubungkan outlet gas baru mesin ke inlet gas baru di sirkuit
menciptakan tekanan balik yang menghalangi aliran gas baru ke depan dari mesin
anestesi. Ini ditunjukkan oleh penurunan ketinggian flowmeter float. Ketika tabung gas
baru dilepaskan, float harus dengan cepat melambung dan menetap di ketinggian
aslinya. Jika ada kebocoran besar di dalam mesin, menghalangi tabung gas baru tidak
akan menghasilkan tekanan balik, dan pelampung tidak akan jatuh. Tes yang lebih
sensitif untuk mendeteksi kebocoran kecil yang terjadi sebelum outlet gas baru
melibatkan memasang bola hisap di outlet seperti yang dijelaskan dalam langkah 5 dari
Tabel 4-3. Memperbaiki kebocoran di dalam mesin biasanya mengharuskan Anda
mengeluarkannya dari servis.
Kebocoran dalam sirkuit pernafasan yang tidak terhubung ke pasien mudah terdeteksi
dengan menutup katup APL, menyumbat potongan-Y, dan mengaktifkan siram oksigen
sampai sirkuit mencapai tekanan 20 hingga 30 cm H2O. Penurunan bertahap dalam
tekanan sirkuit menunjukkan kebocoran di dalam sirkuit pernapasan (Tabel 4-3, langkah
11).

Dimana letak kebocoran di sirkuit pernapasan?


Koneksi apa pun dalam sirkuit pernapasan berpotensi sebagai tempat kebocoran
gas. Sebuah survei cepat dari sirkuit dapat mengungkapkan tabung pernapasan yang
longgar atau adaptor analisa oksigen yang retak. Penyebab yang kurang jelas termasuk

121
pelepasan tabung yang digunakan oleh alarm pemutus untuk memantau tekanan sirkuit,
katup APL terbuka, atau unit pemulungan yang tidak disesuaikan dengan benar.
Kebocoran biasanya dapat diidentifikasi secara suara atau dengan menggunakan larutan
sabun untuk menduga koneksi dan mencari pembentukan gelembung.
Kebocoran dalam mesin anestesi dan sirkuit pernapasan biasanya dapat dideteksi jika
mesin dan sirkuit telah menjalani prosedur checkout yang telah ditetapkan. Misalnya,
langkah 5 dan 11 dari rekomendasi FDA (Tabel 4-3) akan mengungkapkan kebocoran
paling signifikan

122

Anda mungkin juga menyukai