Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PENYAKIT ASAM URAT DENGAN


GOUT ARTRITIS PADA KELUARGA
By: Meiditawati
Konsep Dasar Penyakit
DEFINISI
Asam urat atau dalam bahasa medis disebut Gout adalah suatu

penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam

urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan

rasa nyeri pada tulang dan sendi. sangat sering ditemukan pada

kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie

& Carrie. 2005).


ETIOLOGI
Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang
menyebabkan asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam
urat, atau keduanya.
Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,
hipertensi, gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
- Arena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi
asam urat seperti :
aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta
zolamid dan etambutol.
 Pembentukan asam urat yang berlebih
 Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang
bertambah.
LANJUTAN
 Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebih karena penyakit lain seperti leukimia.
 Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus
distalginjal yang sehat. Gout sekunder renal disebabkan oleh
karena kerusakan ginjal. misalnya glumeronefritis kronik atau
gagal ginjal kronik.
MANIFESTASI KLINIS

a. Nyeri tulang sendi

b. Kemerahan dan bengkak pada tulang sendi

c. Tofi pada ibu Jari, mata kaki dan pinna telinga

d. Peningkatan suhu tubuh


PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat
akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(iperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam
tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil :
a. Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
b. Menurunnya ekskresi asam urat.
c. Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,
maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-
garam urat yang akan berakumulasi atau menumpuk di jaringan konectiv
diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi.
KOMPLIKASI

a. Thofi atau tofus

b. Deformitas sendi.

c. Penyakit ginjal

d. Penyakit jantung

e. Hipertensi dan albuminuria


PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat, yang
menunjukkan
inflamasi.
b. SDP meningkat (leukositosis).
c. Ditemukan kadar asam urat yang tinggi di dalaM darah.
d. Pada pemeriksaan terhadap contoh cairan sendi di bawah
mikroskop khusus akan tampak kristal urat yang berbentuk
seperti jamur.
e. Pemeriksaan sinar X dari daerah yang terkena untuk
menunjukkan masa tefoseus dan destruksi tulang dan
perubahan sendi.
PENATALAKSANAAN
a. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine
0,6 mg (pemberian oral), Colchicine %,0-8,0
mg (dalam 7aCl intravena), phenilbutazone,
indomethacin.
b. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
c. Kompres dingin/hangat
d. Diet rendah purine.
e. Terapi Farmakologi (Analgesic dan antipiretik).
LANJUTAN
f. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah
fagositosis dari kristal asam urat sampai nyeri berkurang.
g. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk
nyeri dan inflamasi.
h. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat
asam urat dan untuk mencegah serangan.
i. Uricosuric (Probenecid dan sulfinpyrazone) untuk
meningkatkan ekskresi asam urat dan menghambat
akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien
dengan gagal ginjal).
Konsep Dasar
Tentang Diagnosa
DEFINISI

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan


penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi,
sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,
pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie.
2005).
FISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan
yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat
yang tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang
berlebihan di dalam plasma darah (iperurecemia), sehingga
mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon
inflamasi.
Lama kelamaan penyakit ini akan menyebabkan hipertensi
karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal. Serangan akut
pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini
meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri
yang menyebabkan tulang sendi menjadi lunak dan terasa
panas,merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling
pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang
sendi pinggang.
JENIS-JENIS
• Asam Urat Asthritis Akut
Asam urat jenis ini dapat berupa timbulnya peradangan,
kemerahan, rasa panas dan nyeri pada bagian persendian.

• Asam Urat Interkritikal


Pasien merasakan sakit atau nyeri pada persendian namun
akan ditemui adanya benjolan yang timbul hasil
pengkristalan asam urat yang disebut dengan benjolan tofi.

• Asam Urat
Munculnya benjolan berupa tofi dan tidak terasa nyeri namun
bisa menghambat pergerakkan sendi seningga menyebabkan
deformitas atau kelainan kaki dan tangan.
LANJUTAN
• Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang
menyebabkan asam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi
asam urat, atau keduanya.
• Akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal.
• Pembentukan asam urat yang berlebih
• Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang
bertambah.
• Pembentukan asam urat berlebih karena penyakit lain seperti
leukimia.
KLASIFIKASI
a. Genetik /riwayat keluarga
Asam urat dapat menjadi penyakit keturunan, dimana penderita mesti
berhati-hati terutama dalam pola makan dan gaya hidup.
b. Stress
Penderita yang mengalami stress dapat menyebabkan kadar asam urat
dalam serum meningkat.
c. Asupan senyawa purin berlebihan
Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat
meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 –0,75 g/ml
purin yang dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi
seperti makanan yang digoreng, santan, margarin atau mentega
dan buah-buahan yang mengandung lemak tinggi seperti durian
dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran asam urat
(Krisnatuti, 2010).
LANJUTAN
d. Konsumsi alkohol berlebih
Minum alkohol dapat menimbulkan serangan gout karena
alkohol meningkatkan produksi asam urat. Kadar laktat darah
meningkat akibat produk sampingan dari metabolisme normal
alkohol. Asam laktat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal
sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam serum (Carter, 2012).
e. Kegemukan (obesitas)
Seseorang dinyatakan obesitas jika indeks massa tubuh (IMT) lebih
dari 30Kg. Obesitas merupakan salah satu faktor gaya hidup yang
berkontribusi terhadap kenaikan asam urat selain diet tinggi purin dan
konsumsi alkohol (Lyuet, 2013).
f. Hipertensi dan penyakit jantung
Asam urat merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga
kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh
darah koroner).
LANJUTAN
g. Obat-obatan tertentu (terutama diuretika)
Obat anti hipertensi, terutama thiazide diduga secara tidak langsung
mempengaruhi metabolisme lemak yang pada akhirnya mengurangi
pengeluaran asam lemak. Kemudian obat-obatan diuretik, aspirin dosis
rendah, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, asetazolamid, dan etambutol.
h. Gangguan fungsi ginjal
Sebagian besar atau hampir dua pertiga bagian asam urat dibuang oleh
ginjal melalui urin, karena itu gangguan fungsi ginjal merupakan penyebab
utama hambatan pembuangan asam urat.
i. Aktivitas fisik
Salah satu penyebab yang mempengaruhi kadar asam urat adalah olah raga
atau aktivitas fisik. Olah raga atau gerakan fisik akan menyebabkan
peningkatan kadar asam laktat. Asam laktat terbentuk dari proses glikolisis
yang terjadi di otot. (Mayers, 2013).
LANJUTAN
j. Umur
Proses penuaan akan mengakibatkan gangguan dalam
pembentukan enzim urikinase yang mengoksidasi asam
urat menjadi alotonin yang mudah dibuang. Pembentukan
enzim ini terganggu maka kadar asam urat darah menjadi naik.
Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun.
Hal ini disebabkan pria mempunyai kandungan asam urat dalam
darah lebih tinggi dibanding wanitayang baru meningkat
setelah menopause (Sustrani L, 2010).
k. Berat badan berlebih (Obesitas)
Kondisi berat badan yang berlebih dapat menyebabkan asam
urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada
tubuh orang gemuk menghambat pengeluaran asam urat
melalui urin.
LANJUTAN
l. Gangguan fungsi ginjal
Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal, jika terjadi
gangguan pada ginjal, pengeluaran asam urat juga terganggu.
m. Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus)
Asam urat merupakan penyakit pokok dan menjadi penyerta
dari penyakit degeneratif. Kadar asam urat tinggi, perlu
dicurigai adanya penyakit degeneratif.
n. Kurang minum
Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan
menghambat pengeluaran asam urat.
TERAPI FARMAKOLOGI
a. Terapi gout akut

1) Komfirmasi diagnosis.

2) Awali terapi dengan NSAID dosis penuh (full dose)segera pada saat serangan,

kecuali jika kontraindikasi.

3) Berikan kolkhisin jika NSAID tidak dapat diberikan. Gunakan dalam 24-48 jam

serangan akut.

4) Gunakan kolkhisin dengan hati-hati karena toksisk, dan monitor respon.

5) Jika serangan melibatkan 1-2 sendi, berikan steroid intra-artikular.

6) Jika penyakit parah atau NSAID/kolkhisin tidak ditoleransi baik berikan steroid

sistemik.

7) Hiperurisemia pada serangan akut jangan diterapi.


LANJUTAN
b. Terapi gout kronik

1) Mulai terapi menurunkan kadar asam urat pada pasien yang mengalami serangan

lebih dari 2 kali dalam setahun (obat penurun kadar asam urat tidak diberikan selama

serangan akut, obat pilihan penurun kadar asam urat untuk mayoritas pasien adalah

allopurinol).

2) Gunakan golongan urikosurik pada pasien yang tidak tahan atau alergi allopurinol

dan pada pasien dengan fungsi ginjal normal tetapi ekskresinya rendah.

3) Pertimbangan pemberian kombinasi dengan kolkhisin sampai tercapai kadar asam

urat serum rendah dan tidak ada serangan akut yang kambuh dalam 6-12 bulan.

4) Monitor kadar asam urat serum setiap 3-6 bulan dan pada pasien yang simptomatis

terapi disesuaikan dengan kadar.


TERAPI NON FARMAKOLOGI
(Depkes,2006) :

a. Penurunan berat badan (bagi yang obesitas).

b. Menghindari makanan yang mengandung purin tinggi seperti sayura-sayuran ( kembang

kol, bayam, buncis, daun singkong, jamur kuping daun pepaya dan kangkung), kacang-

kacangan, daging ( daging sapi, kambing atau kuda), makanan jeroan, makanan laut

c. Mengurangi konsumsi alkohol (bagi peminum alkohol).

d. Meningkatkan asupan cairan.

e. Mengganti obat-obatan yang menyebabkan gout (misal diuretik tiazid).

f. Terapi es pada tempat yang sakit.


Konsep Dari Tindakan
Yang Dilakukan
DEFINISI
Asam urat merupakan asam yang berbentuk kristal jarum, dan
juga merupakan produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan
dari metabolisme atau pemecahan purin. Asam urat berperan
sebagai antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam darah,
namun bila kadarnya berlebih, asam urat akan berperan sebagai
prooksida. Orang yang sehat memiliki asam urat didalam tubuhnya,
karena setiap hari metabolisme tubuh yang normal menghasilkan
asam urat dan apabila jumlah kadar asam urat berlebihan dalam
darah akan mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout
atau penyakit asam urat (Atik dan Dermawan, 2016).
MANFAAT
Untuk mengetahui kadar asam urat dalam tubuh dengan
sampel darah atau urine.
Untuk mendiagnosis dan memantau berbagai penyakit.
LANGKAH – LANGKAH
 Perawat mengenakan APD
TINDAKAN
 Perawat memberitahu maksud dan tujuan melakukan tindakan yang akan dilakukan.

 Perawat mempersiapkan alat dan bahan (alat Nesco, stik Nesco asam urat, lancet,

auto clik, alkohol swab).

 Perawat memasukan chip kemudian stik pada tempatnya hingga bunyi “bip” dan pada

layar muncul kode untuk memasukan darah.

 Perawat mempersilakahkan pasien mengacungkan jari tengahnya untuk di massage

sebentar.

 Perawat memberikan desinfektan pada ujung jari tengah dengan Alkohol swab.

 Perawat menusuk ujung jari tengah pasien dengan auto clik yang didalamnya sudah

terpasang lancet steril.

 Perawat memasukan tetesan darah kedalam stik yang terpasang pada alat Nesco

hingga terdengar bunyi “bip” tunggu 15 detik maka hasil akan muncul.
Konsep Dasar Keluarga
DEFINISI

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-

masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan

(Departemen Kesehatan RI, 1989).


 Keluarga inti (nuclear family) B
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. E
 Keluarga besar (extended family) N
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya, nenek, kakek,
T
keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi dsb.

 Keluarga berantai (seriel family)


U
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
T K K
I E
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
Dan
 Keluarga duda/janda (single family) P L
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. E U
 Keluarga berkomposisi (composite)
A
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
R
 Keluarga kabitas (cohabitation)

Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
G
keluarga. A
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall (1985).
Tahap 1: Beginning Family / Keluarga Baru
Tahap pertama sebuah keluarga dimulai pada saat seorang laki-laki dan
seorang perempuan membentuk keluarga melalui proses perkawinan. Setelah
menikah, mereka berdua mulai diakui sebagai sebuah keluarga yang eksis di
tengah kehidupan masyarakat.
Tahap 2: Childbearing Family / Keluarga dengan Kelahiran Anak
Pertama
Keluarga baru yang sudah terbentuk, akan mulai mengalami perubahan ketika
sudah terjadi kehamilan. Ada yang mulai berubah dalam interaksi di antara
suami dan istri karena hadirnya "pihak ketiga" berupa janin yang harus dijaga
dan dirawat oleh mereka berdua.
Tahap 3: Family With Preschoolers / Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap ketiga sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama melewati usia 2,5
tahun, dan berakhir saat ia berusia 5 tahun. Pada rentang waktu sekitar 2,5
tahun ini, ada hal yang spesifik pada sebuah keluarga. Anak pertama mereka
sudah mulai menjadi balita yang mungil, imut, dan lucu, dengan segala
LANJUTAN
Tahap 4: Family With School-age Children / Keluarga dengan Anak Sekolah
Tahap keempat dalam kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama mulai
berumur 6 tahun, berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Anak pertama mulai
masuk Sekolah Dasar, maka orangtua harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan
anak pada usia sekolah.
Tahap 5: Family With Teenagers / Keluarga dengan Anak Remaja
Tahap kelima kehidupan sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama mencapai
umur 13 tahun, berlangsung sampai 6 atau 7 tahun kemudian ketika anak pertama
berumur 19 atau 20 tahun
Tahap 6: Launching Family / Keluarga dengan Anak Dewasa
Tahap keenam dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah, berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah sehingga rumah menjadi kosong. Maka
disebut sebagai Launching Family, karena ada peristiwa "pelepasan" anak
meninggalkan rumah induk. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
ada tidaknya anak yang belum berkeluarga serta tetap tinggal bersama orangtua.
LANJUTAN
Tahap 7: Middleage Family / Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ketujuh dalam kehidupan sebuah keluarga dimulai saat anak
yang terakhir telah meninggalkan rumah, dan tahap ini berakhir saat
masa pensiun kerja atau salah satu dari suami atau istri meninggal
dunia. Pada tahap sebelumnya, masih ada anak yang ikut bersama
orangtua, pada tahap ini sudah tidak ada lagi anak yang tinggal bersama
mereka
Tahap 8: Aging Family / Keluarga Usia Lanjut
Tahap kedelapan yang menjadi tahap terakhir dari perjalanan sebuah
keluarga, dimulai ketika salah satu dari suami dan istri atau keduanya
sudah mulai pensiun kerja, sampai salah satu atau keduanya meninggal
dunia.
Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan FUNGSI KELUARGA
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memerikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
Fungsi Ekonomi LANJUTAN
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua dan sebagainya.
Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
PENJAJAKAN TAHAP I
Penjajakan Tahap I
Pengumpulan data-data dasar yang meliputi komposisi keluarga, genogram
keluarga, tipe keluarga, kebiasaan sehari-hari, kegiatan sosial, penghasilan keluarga,
sistem nilai yang dianut keluarga dan lingkungan. Selain itu penulis juga mengkaji
tentang data status kesehatan anggota keluarga. Adapaun hasil yang diperoleh
penulis sebagai berikut:
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK)
2. Alamat dan Telpon
3. Komposisi Keluarga
Genogram
4. Tipe keluarga
5. Suku
6. Agama
7. Status Sosek Keluarga
a. Penghasilan dan pengeluaran
b. Pendidikan
c. Bagaimana keluarga mengatur keuangan
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
9. Tahap perkembangan keluarga saat ini LANJUTAN
10. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
11. Riwayat keluarga inti :
12. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga

III. Lingkungan
13. Karakteristik rumah
1. Keadaan lingkungan diluar rumah :
2. Pemanfaatan halaman
3. Sumber air minum
4. Pembuangan air limbah
5. Pembuangan sampah
6. Jamban
7. Sumber pencemaran
8. Sanitasi rumah

14. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


15. Mobilitas geografis keluarga
16. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
17.
18.
Sistem pendukung keluarga
Struktur keluarga.
LANJUTAN
19. Pola kemunikasi keluarga
20. Struktur kekuatan keluarga
21. Struktur peran
22. Nilai dan norma budaya

IV. Fungsi keluarga


23. Fungsi Afektif
24. Fungsi sosialisasi
25. Fungsi perawatan keluarga

V. Stress dan koping keluarga


26. Stressor jangka pendek
27. Stressor jangka panjang
28. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
29. Strategi koping yang digunakan
30. Strategi adaptasi disfungsional

VI. Harapan Keluarga

VII. Pemeriksaan fisik


Penjajakan Tahap II
1. Masalah Kesehatan Penyakit gout arthritis / tugas keluarga :
a. Kemampuan Mengenal Masalah Kesehatan
b. Kemampuan Mengambil Keputusan
c. Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit asam
urat
d. Kemampuan Memodifikasi Lingkungan
e. Menggunakan Fasilitas Umum dan Fasilitas Kesehatan
2. Hasil Penjajakan Pertama
3. Hasil Penjajakan Kedua
4. Analisa Data
5. Diagnosa Keperawatan
6. Prioritas Masalah
7. Scoring
8. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
9. Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga
PERAN PERAWAT
7 peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) :
a. Sebagai pendidik Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai koordinator pelaksanaan pelayanan kesehatan Perawat bertanggung
jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. Pelayanan
keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk menghindari
kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan Pelayanan keperawatan dapat
diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga
yang sakit yang memiliki masalah kesehatan.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan Perawat melakukan supervisi
ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur,

baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah


tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga
LANJUTAN
e. Sebagai pembela (advokat) Perawat berperan sebagai advokat
keluarga untuk melindungi hakhak keluarga.
f. Sebagai fasilitator Perawat dapat menjadi tempat bertanya
individu, keluarga dan masyarakat untuk memecahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari
serta dapat membantu jalan keluar dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat
memahai masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh angota
keluarga.
Asuhan Keperawatan
Dengan Penyakit
PENGAKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga.
Data yang diperoleh dari pengkajian :
a. Berkaitan dengan keluarga
1) Data demografi dan sosiokultural
2) Data lingkungan
3) Struktur dan fungsi keluarga
4) Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5) Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosio
5) Spiritual
1) Nyeri akut DIAGNOSA
Batasan karakteristik:
• Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (mis.,anggota keluarga, pemberi
asuhan).
• Mengekspresikan perilaku nyeri (mis.,gelisah,merengek,menangis, waspada).
• Perubahan pada parameter fisiologis( mis., tekanan darah, frekuensi jantung, frekuensi
pernapasan).
• Perilaku distraksi

2) Hambatan mobiitas fisik


Batasan karakteristik:
• Gangguan sikap berjalan
• Ketidaknyamanan
• Keterbatasan rentang gerak
• Gerakan lambat

3) Defisiensi pengetahuan
Batasan karakteristik:
• Ketidakakuratan mengikuti perinntah
• Kurang pengetahuan
• Perilaku tidak tepat
INTERVENSI
Dx: Nyeri akut

Noc : Mengurangi kapan nyeri, menggambarkan faktor


penyebabnya,menggambarkan tindakan pengurangan nyeri
tanpa analgesic,melaporkan nyeri yang terkontrol.

Nic : Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien antar nyeri,


Gali bersama pasien faktor yang dapat menurunkan atau
yang dapat mempererat nyeri, Ajarkan metode
nonfarmakologi untuk menurunkan nyeri, Menggunakan
metode penilaian yang sesuai dengan tahapan
perkembangan untuk memonitor perubahan nyeri.
IMPLEMENTASI
Nyeri akut
 Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri.
 Gali bersama pasien faktor yang dapat menurunkan atau
mempererat nyeri
 Ajarkan metode nonfarmakologi untuk menurunkan nyeri

 Gunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan

perkembangan untuk memonitor perubahan nyeri.


EVALUASI
Keluarga dapat mengatasi nyeri akut yang terjadi pada pasien

Hambatan mobilitas fisik pada pasien dapat teratasi

Keluarga dapat mengatahui secara umum mengenai penyakit


gout arthritis (asam urat).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai