Anda di halaman 1dari 5

Asam Urat

Asam urat adalah hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat ini
biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal. Namun
dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam urat secara
seimbang, sehingga terjadi kelebihan dalam darah. Kelebihan zat asam urat ini
akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-persendian dan tempat lainnya
termasuk di ginjal itu sendiri dalam bentuk kristal-kristal. Asam urat terutama
disintesis dalam hati yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Asam urat
diangkut ke ginjal oleh darah untuk filtrasi, direabsorbsi sebagian, dan diekskresi
sebagian sebelum akhirnya diekskresikan melalui urine. Peningkatan kadar asam
urat dalam urine dan serum bergantung pada fungsi ginjal, kecepatan metabolisme
purin, dan asupan diet makanan yang mengandung purin. (Syamsuhidayat dan Wim
de Jong, 2004)
Dalam beberapa keadaan, misalnya konsumsi makanan yang mengandung
purin tinggi, atau karena ginjal kurang mampu mengeluarkannya dalam tubuh,
maka kadar asam urat dalam darah akan meningkat. Kadar asam urat dalam darah
adalah laki - laki 3,4-7,7 mg/dL, perempuan 2,5-5,5 mg/dL dan anak-anak 2,0-2,5
mg/dL. Peningkatan kadar asam urat dalam darah disebut juga hiperurisemia.
Keadaan ini dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di persendian dan
menimbulkan peradangan di daerah tersebut. Kondisi menetapnya hiperurisemia
menjadi predisposisi (faktor pendukung) seseorang mengalami radang sendi akibat
asam urat (gout arthritis), batu ginjal akibat asam urat ataupun gangguan ginjal.
(Misnadiarly, 2009)
Metode Analisis Penentuan Kadar Asam Urat
Metode yang dipakai untuk menentukan kadar Asam Urat ada dua metode
yaitu kolorimetri, enzimatik.
1. Metode Kolorimetri
Metode kolorimetri merupakan metode spektroskopi sinar tampak yang
berdasarkan pada panjang sinar tampak oleh suatu larutan berwarna, hanya senyawa
yang dapat ditentukan dengan metode spektroskopi, senyawa yang tidak berwarna
dapat dibuat menjadi berwana.
Kolorimetri dilakukan dengan membandingkan larutan standar dengan aplikasi
yang dibuat dengan keadaan yang sama dengan menggunakan tabung meester atau
kolorimetri Dubosque. Dengan kolorimetri elektronik , jumlah cahaya yang diserap
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Metode ini sering digunakan dalam
menentukan konsentrasi besi dalam minuman. (Khopkar,1990).
Faktor yang mempengaruhi kolorimetri
Pemakaian indikator tidak mempengaruhi pH kolorimetri. Hal ini
disebabkan karena indikator pada umumnya adalah asam atau basa yang
sangat lemah. Faktor yang mempengaruhi kolorimetri adalah pemakian indicator
yang tidak cocok dengan pH larutan. Selain itu, dengan adanya protein dan asam
amino. Karena bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam ataupun basa.
Metode kolorimetri didasarkan pada kekuatan reduksi asam urat terhadap
fosfotungstat atau ion cuprat. Terlebih dahulu harus dilakukan deproteinisasi
(peghilangan protein) dengan menggunakan asam TCA (trichloroacid), suatu asam
kuat. Reaksi urat dengan fosfotungsat dalam suasana basa menghasilkan senyawa
berwarna biru intensif dan diukur intensitasnya secara kolorimetri pada panjang
gelombang =650-700nm. Reaksi ini tidak spesifik karena terganggu oleh zat zat
lain seperti bilirubin dan senyawa pereduksi seperti asam askorbat.
2. Metode Enzimatik
Metode dengan reaksi enzimatik sangat spesifik, dimana kolesterol ditentukan
kadarnya menggunakan enzim kolesterol oksidase (dibantu dengan kolesterol
esterase) sedangkan reaksi indikasi dapat dilakukan dengan spektrofotometri
(klorometri) atau fluorometri.
Prinsip reaksi
Metode penentuan asam urat secara hidrolisis enzimatik dan oksidasi.
Reaksi indikasi ditentukan secara kolorimetrik dengan mereaksikan hidrogen
peroksida dengan 4-aminoantipirin dan fenol menghasilkan senyawa
quiononeimina (Reaksi Trinders).
Komplikasi Hiperurisemia
1. Radang sendi akibat asam urat (Arthritis pirai atau gout)
Arthritis pirai atau gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadikarena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout dapat bersifat primer maupun
sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh
yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain
atau pemakaian obat tertentu dan faktorgenerik. Sedangkan gout sekunder
dipengaruhi dari pola hidup mulain darikonsumsi makanan, minuman yang
mengandung alcohol (Misnadiarly, 2009).
Definisi Artritis Pirai ( Gout ) menurut beberapa ahli:
a. Artritis pirai (Gout)
kelompok penyakit heterogen sebagai akibatdeposisi kristal monosodium
urat pada jaringan atau akibat supersaturasiasam urat didalam
cairan ekstraselular. (Edward Stefanus, 2010)
b. Gout
merupakan kelainan metabolisme purin bawaan yang ditandai
dengan peningkatan kadar asam urat serum dengan akibat penimbunan kris
tal asamurat di sendi. (Syamsuhidayat dan Wim de Jong, 2004)
c. Arthritis pirai atau gout
adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karenadeposisi kristal asam urat
pada jaringan sekitar sendi. (Misnadiarly, 2009)
d. Arthritis gout
adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalamtubuh secara
berlebihan. (VitaHealth, 2005)
Faktor resiko arthritis pirai antara lain:
1) Riwayat keluarga atau genetic
2) Asupan senyawa purin berlebih dalam makanan
3) Konsumsi alkohol berlebihan
4) Berat badan berlebihan (obesitas)
5) Hipertensi, penyakit jantung
6) Obat-obatan tertentu (terutama diuretika)
7) Gangguan fungsi ginjal
8) Keracunan kehamilan (preeklampsia). (Vita Health, 2005)

Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal


Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan
ginjal akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar10-25%
pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada
suasana pH urine yang basa. Sebaliknya, pada suasana urine yang asam, kristal
asam urat akan mengendap dan terbentuk batu. Gout dapat merusak ginjal,
sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut
goutbiasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas
saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat
pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan
gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat
menyebabkan gangguan ginjal kronik.
Pengobatan Radang Sendi akibat asam urat (Gouty arthitis)
Pengaturan pola makan dan perubahan gaya hidup termasuk penurunan berat badan,
pembatasan minuman alkohol, makanan tinggi purin, dan pengawasan
hiperlipidemia dan hipertensi dapat menurunkan kadar serum asam urat walau
tanpa terapi obat obatan.
1. Obat anti-peradangan non-steroid (NSAIDs)
Digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan selama
gout akut. NSAIDs biasanya mulai berfungsi dalam waktu 24 jam dan
mungkin menyebabkan efek samping seperti rasa tidak enak pada perut,
ruam pada kulit, retensi cairan, atau masalah ginjal, dan tukak lambung.
NSAIDs harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mengalami
penurunan fungsi ginjal atau tukak lambung. Obat obatan terbaru yang
disebut sebagai penghambat COX 2 lebih aman bagi lambung misalnya,
Naproxen, asam Mefenamic, Indometasin, atau Diclofenac.

2. Kortikosteroid
Memiliki efek yang cepat dan dapat dikonsumsi dengan diminum atau
disuntikkan secara langsung pada sendi yang meradang untuk mengurangi
rasa sakit dan pembengkakan pada gout akut.

3. Kolkisin
Mampu meghilangkan rasa sakit seketika saat tanda-tanda awal serangan
akan terjadi. Efek samping yang umum terjadi diantaranya adalah kram
perut atau diare. Kolkisin dalam dosis rendah dapat diminum setiap hari
untuk mencegah serangan berikutnya.

4. Allopurinol
Mengurangi tingkat asam urat dalam darah dan harus dikonsumsisetiap hari.
Obat ini juga mengecilkan tophi dan mencegah penumpukankristal pada
persendian dan jaringan lainnya. Efek samping yang umum terjadiadalah
ruam pada kulit dan harus dihentikan jika pasien menderita ruam ataugatal.
Allopurinol biasanya diminum setiap hari selama bertahun-tahun.
Konsumsinya tidak boleh dihentikan pada waktu serangan gout akut.

5. Obat uricosurik
seperti probenecidMenurunkan tingkat asam urat pada darah dengan
meningkatkan pembuanganya melalui urin, walaupun tidak semanjur allop
urinol dan tidak dapat berfungsi dengan baik pada pasien yang menderita
penurunan fungsi ginjal. Pasien harus banyak minum air karena eksresi
asam urat dalam urin dapat mengakibatkan pembentukan batu ginjal.
Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu larutan berwarna pada panja
ng gelombang spesifik. Prinsip kerja spektrofotometri didasarkan pada hokum
lambert-beer yaitu bila cahaya monokromatik melalui suatu media maka sebagian
cahaya nya diserap, sebagian dipantulkan, sebagian lagi dipancarkan (Basset,
1994). Spektrofotometri dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dengan
mengukur absobansi zat yang akan ditetapkan kadarnya dibandingkan dengan
standar.
Persyaratan Suatu pengujian Secara Kualitatif dan Kuantitatif
Terdapat berbagai persyaratan yang harus dipenuhi dalam suatu pengujian
baik secara kualitatif ataupun kuantitatif. Syarat tersebut terdiri dari spesifisitas,
sensitivitas, presisi dan akurasi.
-Akurasi adalah kemampuan metode untuk mengukur dan mendeteksi nilai
aktual atau nilai sebenarnya dari dalam sampel, akurasi merupakan ukuran
ketepatan atau kedekatan hasil pengujian dengan hasil yang sebenarnya.
-Presisi adalah tingkat kesesuaian antara hasil pengujian individual dengan
hasil rata-rata pengujian berulang pada sampel yang homogen dengan
kondisi pengujian yang sama.
-Sensitivitas atau kepekaan adalah kemampuan metode untuk mendeteksi
atau mengukur sampel dalam jumlah sekecil mungkin.
- Spesifisitas adalah kemampuan metode untuk meendeteksi atau mengukur
sampel tertentu secara cermat dan seksama dengan adanya bahan atau
matriks lain.

Daftar Pustaka
1. Basset, J., R. C. Denney, G.H Jeffrey, J. Mendhom.
1994.Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: EGC.
2. Edward, Stefanus. 2010.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid IIEdisi IV .
Tehupetory.
3. Khopkar S. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press).
4. Misnadiarly. 2009.Rematik, Asam Urat, dan
Arthritis Gout.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
5. Rohman, Abdul dan Gandjar, Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
6. Syamsu hidayat dan Wim de Jong. 2004.Buku Ajar Ilmu BedahEdisi
2. Jakarta: EGC.
7. Vita Health, Asma Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya .
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.2005.

Anda mungkin juga menyukai