Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol.2 No.1, Juni 2015
Puspitasari Y.,et.al.
Isolasi Senyawa Terpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Marsilea crenata Presl. Pada Hasil Kcv Fraksi No.2
Yuli Puspitasari, Suciati, Mangestuti Agil
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya
Abstract
This research focus on isolation and identification of terpenoid fron n-hexane fraction of M. crenata
Presl. leaves. M. crenata Presl. leaves was collected from Desa Kendung, Kecamatan Benowo Surabaya.
The dried leaves was extracted with ethanol 96%. From this extract, a terpenoid compound was isolated.
Structure identification of the isolated compound was performed by IR and 1H-NMR spectroscopy. The IR
data showed that isolated compound has hydroxy, alkene and methyl group. The 1H-NMR spectrum
exhibited signals at H 4.70 and 4.65 ppm corresponding to a terminal alkene. There were signal at H
3.63 ppm and 3.27 ppm corresponding to a hydroxy methylene and a hydroxy methyne, respectively.
There are geminal dimethyl groups observed at H 1.02 and 1.00 ppm, while a cyclopropane suggested
from signals at H 0.54 and 0.32 ppm. 1H-NMR data comparison of the isolated compound to literature
data showed that the structure of the isolated compound was similar to 24-methylenecycloartanol with a
hydroxy methylene group.
Keyword : isolation, Marsilea crenata Presl., terpenoid
PENDAHULUAN
Semanggi (Marsilea crenata Presl.) merupakan
salah satu tanaman yang banyak terdapat di Indonesia.
Tanaman ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan di
berbagai negara seperti Filipina, Thailand dan
Indonesia. Di daerah Surabaya semanggi dikonsumsi
bersama sayuran lain yang dikenal dengan nama pecel
semanggi (Astuti, 2013). Selain dimanfaatkan sebagai
sayuran, M. crenata juga mempunyai manfaat lain,
seperti peluruh air seni (Afriastini, 2003). Di Thailand,
M. crenata Presl. digunakan sebagai ekspektoran dan
analgesik (Nantasomsaran et al., 2013). Di India, M.
crenata dimanfaatkan untuk mengobati kusta, demam
dan keracunan pada darah (Astuti, 2013), sedangkan di
Bangladesh digunakan pada penyakit hepar (Mollik et
al., 2010).
Penelitian ilmiah tentang aktivitas M. crenata
dilakukan oleh Putra pada tahun 2010. Dari penelitian
tersebut diketahui bahwa pemberian ekstrak etanol
daun semanggi yang dikombinasi dengan latihan fisik
pembebanan aksial terbukti dapat meningkatkan kadar
estrogen
secara
signifikan
pada
wanita
pascamenopause,
sehingga
memberikan
efek
osteogenik yang dapat menunda proses remodelling
tulang (Putra, 2011). Pada penelitian lain, fraksi nheksana daun M. crenata dilaporkan memiliki aktivitas
antiosteoporosis dengan meningkatkan kepadatan
tulang trabekular vertebra dan femur mencit betina
(Aemi, 2012; Nindyasari, 2012).
Terlepas dari kegunaan M. crenata tidak banyak
dilaporkan penelitian tentang kandungan kimia M.
crenata Skrining fitokimia M. crenata telah dilakukan,
dan diketahui bahwa ekstrak metanol daun M. crenata
mengandung senyawa terpenoid, saponin dan polifenol.
Ekstrak n-heksana daun M. crenata juga dilakukan
skrining, dan dilaporkan mengandung minyak atsiri,
dan steroid tak jenuh bebas, sedangkan fraksi nheksana daun M. crenata mengandung senyawa
terpenoid dan saponin steroid (Tiyaningsih, 2007;
Aemi, 2012; Nindyasari, 2012). Dengan teknik RIA
(radioimmunoassay), diketahui bahwa ekstrak etanol
daun M. crenata mengandung senyawa yang serupa
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol.2 No.1, Juni 2015
17
mg), fraksi no. 2.9 (115 mg), fraksi no. 2.10 (120 mg),
fraksi no. 2.11 (20 mg), fraksi no. 2.12 (146 mg), fraksi
no. 2.13 (43 mg), fraksi no. 2.15 (3 mg).
Fraksi no. 2.9 dipilih karena fraksi tersebut mempunyai
berat yang besar dan terdapat noda terpenoid yang
belum dilakukan isolasi sebelumnya. Sebanyak 100 mg
fraksi no. 2.9 dilakukan KLT Preparatif dengan eluen
kloroform: n-heksana (4:1) hingga didapatkan satu
isolat sebanyak 3 mg.
Pada isolat dilakukan uji kemurnian dengan metode
KLT tiga macam eluen dan KLT bidimensional. Dari
kedua metode tersebut, disimpulkan bahwa isolat telah
murni.
Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi. Identifikasi
dengan spektroskopi infra merah dalam pelet KBr
memberikan informasi bahwa isolat memiliki gugus
hidroksi (3436, 1260 dan 1119 cm-1), rantai alkana
(1462 dan 1508, 2917 dan 2849 cm-1), metil (1377 cm1
) dan alkena (1653 cm-1).
Identifikasi isolat dengan spektroskopi 1H-NMR
dilakukan dengan pelarut CDCl3 dan standar internal
TMS. Dari identifikasi tersebut diketahui bahwa isolat
merupakan senyawa terpenoid yang mempunyai gugus
alkena terminal [H 4.70 ppm (1H, br s) dan H 4.65
ppm (1H, br s)], hidroksi metilen [H 3.63 ppm (2H; t;
J= 6.4 Hz)], hidroksi metin [H 3.27 ppm (1H, m)],
geminal dimetil [H 1.02 ppm (3H; d; J=5.8 Hz) dan H
1.01 ppm (3H; d; J= 6,4 Hz)], alkana rantai panjang
[H 0.95 ppm (6H, s); H 1.25 ppm (36H, m); H 0.88
ppm (12 H, m) dan H 0.79 ppm (3H, s)]. Sinyal-sinyal
pada H 0.8 sampai 1.3 ppm merupakan petunjuk
bahwa isolat merupakan senyawa terpenoid, karena
terpenoid mempunyai gugus alkana rantai panjang.
Selain gugus-gugus tersebut, isolat juga mempunyai
gugus siklopropana [H 0.54 (1H, d, J= 4.4 Hz) dan H
0.32 ppm (1H, d, J= 4.4 Hz)].
Perbandingan data 1H-NMR senyawa hasil isolasi
dengan data 1H-NMR dari literatur menunjukkan
bahwa
isolat
mirip
dengan
senyawa
24methylenecycloartanol, terutama pada sinyal-sinyal
yang spesifik. Sinyal-sinyal tersebut adalah sinyal
gugus terminal alkena (H 4.72 dan 4.66 ppm), gugus
hidroksi metin (H 3.29 ppm), serta gugus siklopropana
(H 0.55 ppm dan 0.33 ppm) (Kolak et al., 2005).
Namun terdapat perbedaan sinyal, yaitu di H 3.63 ppm
pada isolat yang diduga berasal dari gugus hidroksi
metilen, sehingga diduga struktur kimia dari isolat
mirip senyawa 24-methylenecycloartanol dengan
tambahan gugus hidroksi metilen.
Spektrum UV-Vis isolat dalam pelarut metanol
memiiki serapan pada maks 224 nm dan 274 nm yang
menunjukkan adanya gugus kromofor dalam isolat.
Serapan ini muncul karena adanya ikatan rangkap dan
ikatan C-O dari hidroksi metilen maupun hidroksi metin.
Kesimpulan. Pada penelitian ini berhasil dilakukan
isolasi satu senyawa terpenoid dari fraksi n-heksana
daun Marsilea crenata Presl pada hasil KCV fraksi
nomor 2. Hasil identifikasi senyawa hasil isolasi
dengan spektoskopi menunjukkan bahwa senyawa
terpenoid hasil isolasi memiliki gugus alkena terminal,
hidroksi metilen, hidroksi metin, geminal dimetil dan
siklopropana. Dari hasil perbandingan data 1H-NMR
18
Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol.2 No.1, Juni 2015
Puspitasari Y.,et.al.