Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUA
N

A.

Latar

Belakang

Menurut

Aristoteles

(384

322

SM),

filsafat

adalah

ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang kebenaran, dimana di dalamnya


terkandung ilmu: matematika, logika, retorika, etika, politik, ekonomi dan
estetika. Dengan kata lain filsafat itu menyelidiki sebab dan azas tentang
segala sesuatu.
Berdasarkan atas pendapat diatas maka sangat jelas sekali bahwa
filsafat merupakan hasil dari pemikiran dan perenungan manusia dan
merupakan wadah dari segala sumber ilmu, yang mana didalamnya
membahas atau mempelajari sebab dan akibat dari segala sesuatunya
yang di kupas secara mendalam dan merupakan

upaya untuk

mempelajari dan mengungkapkan pengembaraan manusia di dunia.


Manusia

merupakan

Objek

dari

filsafat.

Masyarakat

yang

merupakan Kumpulan sekian banyak manusia atau individu besar


ataupun kecil yang diikat oleh adat istiadat, suku bahkan ras yang hidup
secara berdampingan. Sudah menjadi hal yang tak bisa disangkal lagi
bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri,
mereka selalu membutuhkan bantuan dari orang lain baik itu berupa
bantuan materi maupun bantuan yang berupa jasa.
Manusia berkelompok mulai dari yang terkecil sampai ke yang
terbesar mulai dari satu kelompok, suku,pulau, bangsa, negara bahkan
mendunia. Sebenanya dalam satu kelompok, masyarakat itu memiliki
banyak kesamaan dan perbedaan, baik itu dalam hal kebiasaan,adat
budaya dan sebagainya. Apalagi negara Indonesia yang kaya yang terdiri
dari beribu-ribu pulau yang mempunyai keanegaragaman budaya yang

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

berkembang dan sangat dominan. Dimana kebudayaan-kebudayaan itu


menjadikan negara Indonesia negara yang sangat kaya.
Bersamaan dengan berkembangan budaya yang ada didunia,
bersama itu pula Ilmu pengetahuan mengalami pekembangan. Karena
setiap perkembangan yang terjadi itu tidak lepas dari pemahaman
manusia

yang

mengalami

perkembangan dan

perubahan menuju

kebudayaan yang lebih baik lagi. Perkembangan Budaya yang sangat


cepat

ini

akan

mengundang

orang-orang

yang

fanatik

terhadap

kebudayaan untuk menghentikannya.


Dengan kata lain, tekhnologi merupakan jembatan ampuh antara
kebudayaan, suku, dan bangsa. Akan tetapi perdamaian antar bangsa
(umat manusia) bisa saja dibahayakan oleh bangsa yang berlomba-lomba
untuk mengadu kekuatan hasil dari tekhnologi modern
mereka,

yang

bisa

mengundang

perang

dunia

yang dimiliki
dahsyat

dan

meghancurkan peradaban yang telah dicapai.


Ilmu adalah seperangakat pengetahuan yang merupakan buah
pemikiran manusia yang memiliki metode tertentu yang berguna untuk
umat

manusia

agar

manusia

dapat

senantiasa

eksis

dalam

manusia

agar

dapat

kehidupannya.
Ilmu

yang

menjadi

alat

bagi

menyesuaikan diri dan merubah lingkungan,


dengan

kebudayaan.

Talcot

Parsons

memiliki

kaitan

erat

(Suriasumantri,1990:272)

menyatakan bahwa Ilmu dan kebudayaan saling mendukung satu


sama lain: dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dapat berkembang
dengan pesat, demikian pula sebaliknya, masyarakat tersebut tak
dapat berfungsi dengan wajar tanpa di dukung perkembangan yang
sehat dari ilmu dan penerapan. Ilmu dan kebudayaan berada
dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi. Pada
satu pihak perkembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung
dari kondisi kebudayaan. Sedangkan di pihak lain, pengembangan ilmu
akan mempengrauhi jalannya kebudayaan.

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

B. Rumusan Masalah
Dalam Penulisan makalah ini kamai akan mencoba mengkaji dan
membahas tentang ilmu dan kebudayaan dengan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.

Definisi ilmu dan kebudayaan

2.

Hubungan Ilmu dan Kebudayaan

3.

Peranan Ilmu terhadap pengembangan Kebudayaan.

C. Tujuan
Adapun Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan untuk :
1.

Mengetahui definisi dari ilmu dan pengetahuan

2.

Mengetahui hubungan Ilmu dan kebudayaan

3.

Mengetahui peranan ilmu terhadap pengembangan Kebudayaan

BAB II

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

PEMBAHASAN
A.

Definisi Ilmu Dan Kebudayaan


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia ilmu itu memiliki arti

pengetahuan tentang suatu bidang

yang disusun secara sistematis

berdasarkan metode atau aturan tertentu, yang dapat digunakan untuk


menjelaskan tentang gejala tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan .
Sedangkan Menurut Suria sumantri (2001:3). Ilmu itu merupakan salah
satu hasil

pemikirian manusia dalam menjawab sebuah pertanyaan.

Sementara itu, Paul Freedman dalam The Principles of Scientific


Research mendefinisikan ilmu sebagai suatu bentuk aktivitas manusia
yang apabila melakukannya kita memperoleh suatu pengetahuan yang
lebih lengkap dan cermat tentang alam semesta di masa yang lampau,
masa sekarang dan masa yang akan datang, serta suatu kemampuan
untuk beradaptasi dan mengubah lingkungan serta mengubah sifatsifatnya sendiri.
Dari beberapa pengertian ilmu diatas maka dapat kita tarik
kesimpulan

bahwa

ilmu

adalah

seperangakat

pengetahuan

yang

merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki metode atau cara


tertentu yang berguna untuk umat manusia agar manusia dapat
bermanfaat bagi kehidupannya sendiri dan bagi kehidupan orang lain di
masa sekarang dan dimasa yang akan datang.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
yang dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Di dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yang memiliki arti mengolah atau
mengerjakan. Bisa juga diartikan sebagai usaha mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam
bahasa Indonesia.
Dibawah ini kami cantumkan beberapa pengertian budaya menurut
para ilmuan antara lain :

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan satu keseluruhan yang kompleks, yang
didalamnya

terkandung

kesenian, moral,

ilmu

hukum, adat

pengetahuan,

kepercayaan,

istiadat, dan kemampuan-

kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota


masyarakat.

M. Jacobs dan B.J. Stern


Kebudayaan

itu

mencakup

kesatuan

yang

meliputi

bentuk

teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang


kesemuanya merupakan warisan sosial.

Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem ide /gagasan, tindakan,
dan hasil karya manusia dalam rangka memenuhi kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman
dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik
secara individu maupun kelompok.

William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang
dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika
dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku
yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.

Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam
yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai

rintangan

dan

kesukaran

didalam

hidup

dan

penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan


yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Francis Merill

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi sosial Semua


perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai
anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi
simbolis.

Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan
dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol
tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang
digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para
anggota suatu masyarakat.
Dari berbagai definisi di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan

bahwa kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide


atau gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, yang terdapat
dalam

kehidupan

sehari-hari,

yang

bersifat

abstrak

atau

nyata.

Sedangkan perwujudan dari kebudayaanya adalah benda-benda yang


merupakan hasil karya yang dibuat oleh

manusia sebagai makhluk

yang berbudaya yang berupa perilaku dan benda-benda yang sifatnya


nyata, misalnya pola-pola perilaku atau tingkah laku, bahasa sehari-hari,
peralatan yang digunakan dalam kehidupannya, organisasi social, religi,
seni, adat istiadat dan lain-lain, yang kesemuanya itu memiliki tujuan
untuk

membantu

manusia

dalam

melangsungkan

kehidupan

bermasyarakat.
B.

Hubungan Ilmu Dengan Kebudayaan


Ilmu merupakan alat bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri

dan merubah lingkungan, memiliki hubungan ang sangat erat dengan


kebudayaan, ilmu dan kebuadayaan adalah satu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan. Menurut Talcot Parsons (Suriasumantri, 1990:272) dia
menyatakan bahwa Ilmu dan kebudayaan itu saling mendukung satu
sama lain: dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dan kebudayaannya
dapat berkembang dengan pesat,

kehidupan masyarakatnya tidak

dapat berfungsi dengan wajar tanpa di dukung perkembangan yang


Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

sehat dari ilmu dan penerapan. Ilmu dan kebudayaan berada dalam
posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi antara satu
dengan yang lainnya. Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam suatu
masyarakat tergantung dari kondisi kebudayaan. Sedangkan di pihak
lain, pengembangan ilmu akan mempengrauhi jalannya kebudayaan.
Dengan kata lain perkembangan ilmu dan kebudayaan itu memiliki
dampak yang positif dan dampak yang negatif.
Keterkaitan atau ketergantungan ilmu dan kebudayaan dapat
dilihat dari berbagai sisi, diantaranya sebagai berikut:
1.

Perubahan Sosial
Perubahan sosial budaya dalam satu lingkungan masyarakat

dapat terjadi bila sebuah kebudayaan itu

melakukan kontak dengan

kebudayaan asing atau kebudayaan lain. Dimana Perubahan sosial


budaya merupakansebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola
budaya

dalam

suatu

masyarakat

yang

terjadi

sepanjang

masa.

Perubahan yang terjadi itu sesuai dengan hakikat dan sifat dasar yang
ada pada diri manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan dalam
kehidupannya.

Dan

pemahaman

tentang

kebudayaan

ituakan

mengalami perubahan erdasarkan ilmu yang diperole atau imu yang


mereka pahami
Menurut D. ONeil, dalam Processes of Change mengatakan :
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:

Tekanan kerja dalam masyarakat

Keepektifan komunikasi

Perubahan lingkungan alam

2.

Perubahan Lingkungan Masyarakat


Perubahan Kebudayaan juga dapat dipegaruhi oleh timbulnya

perubahan lingkungan yang ada dalam masyarakat, adanya penemuanpenemuan baru, dan adanya kontak dengan kebudayaan baru yang ada
di sekitarnya. Sebagai contoh berakhirnya kehidupan pada zaman es

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

berujung pada ditemukannya sistem pertanian, sehingga

memancing

orang- orang yang ahi untuk berinovasi dalam bidang kebudayaan.


3.

Penetrasi kebudayaan
Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu

kebudayaan ke kedalam kebudayaan lainnya atau bercampurnya dua


buah kebudayaan atau lebih. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi
dengan dua cara:
a.

Penetrasi damai (penetration pasifique)


Penetrasi kebudayaan dengan jalan damai (penetration pasifique).

Misalnya

masuknya

pengaruh

kebudayaan

Hindu

dan

Islam

ke

Indonesia. Penerimaan masyarakat pada zaman itu terhadap dua


kebudayaan

tersebut

tidak

mengakibatkan

kebudayaan yang berbeda itu

konflik

tetapi

dua

memperkaya khasanah kebudayaan

masyarakat pada masanya. Pengaruh kebudayaan hindu dan islam pada


masa itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli kebudayaan yang sudah
ada dalam masyarakat.
Nilai-nilai agama yang terkandung didalamnya berfungsi
sebagai salah satu sumber moral bagi segenap kegiatan yang ada,
hakikat semua upaya manusia dalam lingkup kebudayaan haruslah
memiliki tujuan untuk meningkatkan martabat manusia. Sebab kalau
tidak maka hal ini bukanlah proses kebudayaan melainkan dekadensi/
keruntuhan peradaban dalam hal ini maka agama memberikan arah
dan tujuan sebuah makna atau semacamnya yang memiliki arti yang
dapat

membedakan seorang manusia dengan mahluk yang lainnya.

Meskipun bidang ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat tetapi


ternyata itu tidak memberikan kebahagiaan yang hakiki dan ini dapat
menyebabkan manusia berpaling kembali kepada nilai-nilai agama
seperti juga seni dengan ilmu maka agama dengan ilmu itu akan saling
melengkapi : kalau ilmu bersifat nisbi dan pragmatis maka agama
adalah mutlak dan abadi. Albert Einstein mengatakan hakikat ini dengan
kata-kata Ilmu tanpa agama adalah buta, Agama tanpa Ilmu adalah
lumpuh.

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

b.

Penetrasi kekerasan (penetration violante)


Masuknya sebuah kebudayaan

merusak

(penetration

violante).

dengan cara memaksa dan

Dapat

kita

contohkan

masuknya

kebudayaan Asing ke Indonesia pada zaman penjajahan yang disertai


dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang
merusak keseimbangan dalam masyarakat yang hidup pada masa itu.
C.

Peranan Ilmu Terhadap Pengembangan Kebudayaan


Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan, dan pengetahuan

merupakan unsur dari

sebuah kebudayaan. Kebudayaan di sini

merupakan satu system nilai, tata hidup dan sarana yang ada dalam
kehidupan manusia.
Ilmu dan kebudayaan merupakan dua hal yang menempati posisi
yang sangat penting, dimana satu sama lainnya saling tergantung dan
saling mempengaruhi. Pada satu sisi perkembangan ilmu dalam suatu
lingkungan masyarakat itu sangat tergantung pada kondidi kebudayaan
yang ada di lingkungan masyarakat tersebut. Sedangkan di sisi
perkembangan

lain,

ilmu itu juga akan berpengaruh terhadap jalannya

kebudayaan. Menurut Talcot parsons

ilmu dan kebudayaan saling

mendukung satu sama lain. Dalam beberapa tipe lapisan masyarakat


ilmu itu dapat berkembang sangat pesat, demikian pula sebaliknya,
lingkungan masyarakat tidak akan dapat berpungsi dengan baik jika
tidak

didukung

oleh

perkembangan

yang

sehat

dari

ilmu

dan

penerapannya. Untuk mengembangkan kebudayaan nasional ilmu


memiliki peranan ganda, yakni :
1. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya
pengembangan kebudayaan nasional.
2. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukkan watak
suatu bangsa.
Maka menurut fungsinya, ilmu bisa dibagi menjadi dua bagian,
yakni :

Pertama: ilmu sebagai satu pola berpikir, dan kedua : ilmu

sebagai asas moral. Dalam hal ini kami akan sedikit menguraikan

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

bagaimana ilmu bisa dikatakan sebagai suatu pola berpikir dan ilmu
sebagai asas moral tersebut.
a.

Ilmu sebagai satu pola pikir


Dikatakan Ilmu merupakan satu pola pikir dimana dalam

menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan maka ilmu


dapat

diandalkan.

Berpikir

bukanlah

satu-satunya

cara

untuk

menghasilkan pengetahuan, demikian pula dengan ilmu, Ilmu bukan


satu-satunya hasil dari kegiatan berpikir. Ilmu itu merupakan hasil dari
proses berpikir berdasarkan pada langkah-langkah tertentu atau sering
juga kita sebut sebagai cara berpikir ilmiah.
Beberapa karakteristik

ilmu dikatakan sebagai salah satu

proses atau syarat berpikir ilmiah adalah :


1.

Ilmu mempunyai

peranan sebagai alat untuk mendapatkan

pengetahuan yang benar dan bisa dipahami oleh akal manusia .


2.

Alur pola pikir yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang
sudah ada.

3.

Pengujian dapat dilakukan secara empiris sebagai salah satu


kriteria kebenaran yang objektif. Apabila sebuah pernyataan bisa
dijabarkan secara logis, dan telah teruji secara empiris,

maka

barulah ilmu dapat dianggap benar secara ilmiah yang nantinya


akan memperkaya khazanah pengetahuan ilmiah.
4.

Mekanisme ilmu itu bersifat terbuka terhadap koreksi atau


perubahan.

b. Ilmu sebagai asas moral


Ilmu merupakan hasil dari kegiatan berpikir untuk mendapatkan
pengetahuan

yang benar.

Dalam menetapkan suatu pernyataan

apakah itu benar atau salah maka seorang ilmuwan akan menarik
kesimpulannya berdasarkan kepada argumentasi yang terdapat dalam
pernyataan itu dan bukan berdasarkan pengaruh yang berbentuk dari
kekuasaan kelembagaan yang mengeluarkan pernyataan itu. Kebenaran
bagi seorang ilmuwan mempunyai fungsi atau kedudukan

yang

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

universal bagi umat manusia dalam upaya meningkatkan martabat


kemanusiaannya.
Dalam perkembangannya filsafat ilmu yang mencakup 3 asfek
kajian yaitu, ontologi, epistemologi, dan aksiologi dan meletakkan
kelima unsur manusia yakni cipta, rasa, karsa, nafsu, dan nurani, yang
unifersal tersebut dalam lingkungan kajian epistemiologi maka dapatlah
dibangun ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan serta cabangcabangnya sepeti sosiologi, psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi, dan
manajemen, antropologi, serta cabang-cabang keilmuan lainnya.
Kita harus mengakui bahwa perkembangan ilmu dan kebudayaan itu
sangatlah luas, oleh sebab itu, penulis akan mengulas sedikit tentang
perkembangan ilmu di bumi bagian timur, yaitu :
1.

Zaman Islam
Sejak

awal

kehadirannya,

Islam

sudah

memberikan

penghargaan yang begitu besar terhadap ilmu. Sebagaimana kita


ketahui, bahwa Allah SWT. Memberikan derajat yang tinggi
terhadap orang yang berilmu, dan Nabi Muhammad SAW. ketika
diutus oleh Allah sebagai rasul, Beliau hidup dalam masyarakat
yang terbelakang. Kemudian Islam datang menawarkan cahaya
penerang yang mengubah masyarakat Arab jahiliyyah

menjadi

masyarakat yang berilmu dan beradab.


2.

Taoisme
Taoisme berasal dari kata tao yang berarti jalan. Pendiri
aliran

taoisme adalah Lao Tzu. Tao diidentikkan dengan alam

semesta.

Segala

sesuatu

yang

ada

di

alam

semesta

ini

dipandang sebagai yang satu. Dan yang satu ini adalah tao.
Segala sesuatu diturunkan dari tao. Penganut aliran Taoisme
mayoritas adalah penduduk cina.

Pengaruh Taoisme terhadap

kebudayaan Cina memang tidak sebesar seperti konfusianisme,


akan tetapi Taoisme mempunyai pandangan metafisik dan
spekulatif terhadap kodrat realitas, alam semesta, dan manusia.

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

Selain itu salah satu pemahaman yang paling penting dari


para Taois adalah kesadaran bahwa transformasi dan perubahan
merupakan gambaran-gambaran esensial dari alam. Para taois
melihat seluruh perubahan dalam alam sebagai manifestasimanifestasi dari situasi tarik menarik yang dinamis dari kutb yin
dan yang yang berlawanan, dan kemudian mereka menjadi yakin
bahwa setiap pasangan dari kutub tersebut secara dinamis
berhubungan satu sama lainnya.
Tao sebagai satu prinsip mempunyai dua unsur yang
berlawanan yakni yin dan yang. Yin dan Yang ini bisa diartikan
sebagai dua sisi yang saling berlawanan antara terang dan gelap,
negatif dan positif, aktif dan pasif, ada dan tidak ada. Dalam
taoisme dualisme ini sangat relatif. Dualisme ini berada dalam
kontradiksi yang mutlak tapi saling melengkapi dalam fungsinya
untuk berbuat apa saja di dunia ini.
3.

Konfusianisme
Konfusianisme adalah aliran

filsafat yang menjelaskan

tentang satu organisasi sosial, tentang akal sehat, dan pemikiran


yang bersifat praktis. Konfusianisme memberikan sebuah sistem
pendidikan dan konvensi-konvensi yang tegas dari etika sosial
kepada masyarakat yang ada di Cina. Konfusianisme mempunyai
tujuan utama untuk membentuk suatu dasar etika untuk sistem
dikalangan
kompleks

keluarga
dan

tradisional

ritual-ritualnya

Cina

dengan

terhadap

struktur

pemujaan

yang

leluhur.

Konfusianisme diterapkan dalam pendidikan anak-anak dimana


mereka harus mempelajari aturan-aturan

yang dibutuhkan bagi

kehidupan mereka untuk bisa menyatu dengan masyarakat.


Pemikiran aliran konfusianisme ini

dimulai dengan

memeriksa dua fungsi utama manusia yaitu akal budi atau fungsi
menilai dan memerintah. Akal budi dapat dimengerti secara
fungsional

menitik

beratkan

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

pada

aktivitas

tertentu

yang

Halaman

dilakukan manusia, contohnya menilai sesuatu dan mengarahkan


tindakan.
4.

Budhisme
Aliran Budhisme mengajarkan tentang apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi penderitaan sesorang. Inti dari
ajaran ini adalah bahwa di dunia ini kita akan selalu menghadapi
masalah, kesedihan,

penderitaaan,

dan kegelisahan. Maka,

ajaran Budhalah yang akan menghapus semua penderitaan


manusia didunia ini.
Selain contoh perkembangan dari ilmu dan kebudayaan
seperti yang penulis uraikan di atas, kita tidak boleh melupakan
nilai-nilai yang

terkandung dalam ilmu itu sendiri.

Sedikitnya

terdapat tujuh nilai yang dapat kita ambil dari hakikat keilmuan
yaitu:

kritis,

rasional,

logis,

obyektif,

terbuka,

menjunjung

kebenaran, dan pengabdian universal. Lalu, dimanakah peranan


ketujuh

nilai

tersebut

diatas

dapat

dilaksanakan

dalam

pengembangan kebudayaan nasional?


Pengembangan kebudayaan nasional itu pada hakikatnya
adalah perubahan dari kebudayaan kebudayaan yang bersifat
konvensional

ke

arah

situasi

kebudayaan

yang

lebih

mencerminkan aspirasi dan tujuan nasional yang sesuai dengan


tuntutan zaman yang pada akhirnya pengembangan kebudayaan
itu akan bersifat fungsional.
D.

Nilai-Nilai Ilmiah Dan Pengembangan Kebudayaan

Nasional
Nilai yang terpancar dari hakikat keilmuan yakni, kritis, rasional,
logis,

obyektif,

terbuka,

menjunjung

kebenaran

dan

pengabdian

universal (Suriasumantri, 1990:275).


Pada hakikatnya, perkembangan kebudayaan nasional adalah
perubahan

dari kebudayaan yang sekarang bersifat konvensional

kearah situasi kebudayaan ya ng lebih mencerminkan asprasi dan

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

tujuan

nasional.

Proses

perkembangan

kebudayaan

ini

pada

dasarnya adalah penafsiran kemabli nilai-nilai konvensional agar lebih


sesuai dengan tuntutan zaman serta penumbuhan nilai-nilai bru yang
fungsional.

Untuk terlaksananya

proses

dalam pengembangan

kebudayaan nasional tersebut maka diperlukan sifat kritis, rasional,


logis,

obyektif,

terbuka,

menjunjung

kebenaran

dan

pengabdian

universal (Suriasumantri).
Berdasarkan pada penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa
ilmu memiliki peran dalam mendukung perkembangan kebudayaan
nasional. Diperlukan langkah-langkah yang sistemik dan sistematik
untuk

meningkatkan

peerkembangan

peranan

kebudayaan

dan

kegiatan

nasional

yang

keilmuan
pada

dalam

dasarnya

mengandung beberapa pemikiran sebagaimana tercakup di bawah ini


(Suriasumantri, 1990:278)., antara lain:
i.

Ilmu merupakan bagian dari kebudayaan dan oleh sebab itu


langkah-langkah

ke arah peningkatan peranan dan kegiatan

keilmuan harus memperhatikan situasi kebudayaan masyarakat


kita.
ii.

Ilmu

merupakan

salah

satu

cara

menemukan

kebenaran,

disamping itu masih terdapat cara- cara lain yang sah sesuai
dengan

lingkup

pendekatan

dan

permasalahannya

masing-

masing. Pendewaan terhadap akal sebagai satu-satunya sumber


kebenaran harus dihindarkan.
iii.

Meninggikan integritas ilmuan dan lembaga. Dalam hal ini modus


operandinya adalah melaksanakan dengan konsekuen kaidah
moral dari keilmuan.

iv.

Pendidikan keilmuan harus sekaligus dikaitkan denga pendidikan


moral

v.

Pengembangan
pengembangan

bidang
dalam

keilmuan
bidang

harus
filsafat

disertai

dengan

terutama

yang

menyangkut keilmuan

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

vi.

Kegiatan ilmiah haruslah bersifat otonom yang terbebas dari


kekangan struktur kekuasaan. Namun ini bukan berarti kegiatan
keilmuan harus bebas dari sistem kehidupan. Seorang ilmuan
tidak akan terlepas dari kehidupan sosial, ideology dan agama,
walaupun

tidak

mengikat

namun

seorang

ilmuan

harus

memperhatikan norma-norma yang berlaku pada masing daerah.


E.

Manusia dan Kebudayaan


Berbagai

sepak

terjang

manusia

yang

beraneka

ragam

merupakan buah bukti atas kolaborasi kebutuhan yang dimiliki manusia


itu sendiri sehingga memotivasi untuk memenuhi segala kebutuhan
mereka tersebut. Dalam hal ini, menurut Ashley Montagu, kebudayaan
mencerminkan

tanggapan

manusia

terhadap

kebutuhan

dasar

hidupnya. Berbagai kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan fisiologi,


rasa aman, afiliasi, harga diri dan pengembangan potensi inilah yang
menjadikan

suatu

ciri

dibandingkan

dengan

sedetail

Akan

itu.

khas

tersendiri

binatang

tetapi,

bagi

yang tidak

kebutuhan

manusia,

jika

memiliki kebutuhan

binatang

lebih

terpusat

pada kebutuhan fisiologi dan rasa aman serta pemenuhan kebutuhan


secara instinktif. Sebaliknya, jika binatang tidak memiliki kebutuhan
sekonkret manusia, namun binatang memiliki satu kebutuhan yang
tidak manusia miliki, yakni kebutuhan secara instinktif tersebut. Hal
inilah

yang

kebudayaan
hidup,

mendorong

manusia

yang

mengajarkan

lebih

untuk

berbelok

tentang

pada

konsep

bagaimana

cara

guna membangun dinding sekat antara manusia dan binatang.

Kelemahan manusia dengan ketidakmampuan untuk bertindak


instinktif ini telah diimbangi dengan suatu kemampuan lain berupa
kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek
yang bersifat fisik, hal ini tentunya tidak dimiliki oleh binatang apapun.
Selain itu, kemampuan lain yang berbentuk budi juga memberikan
corak berbeda pada manusia yang mana didalamnya terkandung
berbagai hal mengenai dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting,

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

perasaan, berfikir, kemauan dan fantasi. Budi inilah yang menyebabkan


manusia mengembangkan suatu hubungan yang bermakna dengan
alam sekitar melalui pemberian penilaian terhadap objek dan kejadian,
dan penilaian inilah yang menjadi tujuan dan isi serta inti dari
kebudayaan tersebut. Kebudayaan dalam hal ini diwujudkan dalam
berbagai bentuk diantaranya dalam bentuk penilaian kebudayaan dan
tata hidup yang mencerminkan nilai kebudayaan yang dikandungnya
serta

dapat

berbentuk

sarana

kebudayaan

yang

merupakan

perwujudan bersifat fisik sebagai produk dari kebudayaan atau alat


yang memudahkan kehidupan manusia.
Keseluruhan

fase

kebudayaan

diatas

sangatlah

erat

hubungannya dengan pendidikan sebab secara tidak langsung proses


kebudayaan

ini

didapat

oleh

manusia

melalui

pintu

gerbang

pendidikan. Adat kebudayaan diwariskan pada generasi selanjutnya


pasti melewati proses belajar, dengan demikian kebudayaan selalu
diteruskan dari waktu
akan

kita

ke waktu. Maka pada sub bab selanjutnya

kupas mengenai hubungan antara kebudayaan dan

pendidikan secara lebih terperinci, sekaligus


masalah

pokok

yang

perlu diperhatikan

akan

dikaji

beberapa

terkait kemajuan proses

pendidikan yang dikaitkan dengan kebudayaan.


F.

Kebudayaan Dan Pendidikan


Pendidikan dapat diartikan secara luas sebagai usaha sadar dan

sistematis

dalam

membantu

anak

didik

untuk

mengembangkan

pikiran, kepribadian dan kemampuan fisik. Pendididikan berhubungan


erat dengan nilai-nilai budaya. Menurut

Allport, dkk. (1951) dalam

Suriasumantri (1995), kebudayaan memiliki enam nilai dasar, yaitu:


a.

Nilai teori yang merupakan hakekat penemuan kebenaran lewat


berbagai metode seperti rasionalisme, empirisme dan metode
ilmiah.

b.

Nilai ekonomi mencakup kegunaan dari berbagai benda dalam


memenuhi kebutuhan manusia.

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

c.

Nilai estetika berhubungan dengan keindahan dan segi-segi


artistik yang menyangkut antara lain bentuk, harmoni dan wujud
kesenian lainnya yang memberikan kenikmatan kepada manusia.

d.

Nilai sosial berorientasi kepada hubungan antarmanusia dan


penekanan segi-segi kemanusiaan yang lugur.

e.

Nilai politik berpusat kepada kekuasaan dan pengaruh baik


dalamkehidupan bermasyarakat maupun dunia politik.

f.

Nilai agama berhubungan dengan penghayatan yang bersifat


mistik dan transedental dalam usaha manusia untuk mengerti dan
memberi arti bagi kehadiranya di muka bumi. Nilai agama
berfungsi sebagai sumber moral bagi segenap kegiatan.
Berdasarkan penggolongan tersebut, maka permasalahan yang

dihadapi oleh pendidikan adalah menetapakan nilai-nilai budaya apa


yang harus dikembangkan dalam diri anak didik. Masalah tersebut harus
dikaji setiap waktu. Hal tersebut dikarena oleh dua hal, 1) nilai-nilai
budaya yang harus dikembangkan dalam diri anak didik harus relevan
dengan perkembangan zaman dimana anak tersebut akan hidup kelak,
dan 2) usaha pendidikan yang sadar dan sistematis mengharuskan kita
untuk lebih eksplisit dan difinitif tentang hakikat nilai-nilai budaya
tersebut.
Untuk
perhatian,

mementukan
maka

harus

nilai-nilai

mana

memperkirakan

yang

patut

skenario

mendapat

perkembangan

masyarakat dimasa yang akan datang. Skenario masyarakat di masa


akan datang, memperhatikan indikator dan perkembangan yang ada
sekarang yang cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1. Memperhatikan tujuan dan strategi pembangunan nasional, maka
masyarakat Indonesia akan beralih dari masyarakat tradisional yang
rural agraris menjadi masyarakat modern yang urban dan bersifat
industri

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

2. Pengembangan

kebudayaan

ditujukan

ke

arah

perwujudan

peradapan yang bersifat khas berdasarkan filsafat dan pandangan


hidup bangsa Indonesia yakni Pancasila.
Perkembangan

zaman

mempengaruhi

perkembangan

kebudayaan, dimana secara bertahap masyarakat tradisional akan


beralih menjadi masyarakat medern. Peralihan masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern disebut proses modernisasi. Dibandingkan
dengan masyarakat tradisional,masyarkat modern mempunyai indikatorindikator sebagai berikut.
a. Lebih bersifat analitik di mana sebagian besar aspek kehidupan
bermasyarakat didasarkan kepada asas efesiensi baik yang bersifat
teknis maupun ekonomis. Sifat tersebut berhubungan dengan nilai
teori dan nilai ekonomi, dan
b. Lebih bersifat individual daripada komunal terutama ditinjau dari
segi pengembangan potensi manusiawi dan masalah survival. Sifat
kedua ini berhubungan dengan nilai sosial dan nilai kekuasaan
(politik).
Perbandingan sifat masyarakat tradisional dan masyarakat modern.
Nilai
Kebudayaan
Nilai Teori

Masyarakat tradisional
Mistik sistemik

Analisis

pengalaman, perasaan,

Bersifat rasional dan

intuisi

Nilai Sosial

Nilai Ekonomi

Masyarakat Modern

ilmiah

Peralatan primitif

Teknologi

Kebiasaan
Pengalaman

Efisien
Pendidikan

generalis

Keahlian

Status

Prestasi

Kekerabatan
Intensif non-ekonomi

Individu
Intensif ekonomi

Kerja untuk subsistensi

Kerja keras

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

Pola konsumsi konsumtif Pola konsumsi Produktif


Keputusan sering diambil Keputusan diambil

Nilai Politik

orang lain

sendiri

Orientasi pada stabilitas

Orientasi pada

Menolak perubahan
Nilai Agama

kemajuan
Menerima perubahan
Aktif memperbaiki

Fatalisme

nasib
Berdasarkan

uraian

di

atas,

diketahui

bahwa

pendidikan

merupakan unsur penopang yang dibutuhkan untuk mensosialisasikan


ilmu

dan

nilai-nilai

kebudayaan.

Dengan

kata

lain,

pendidikan

merupakan bagian terpenting untuk melestarikan kebudayaan agar


kebudayaan tersebut selalu berdiri diatas ilmu dan nilai-nilai kebaikan
yang dijunjung tinggi.
Setiap kebudayaan memiliki skala hirarki yang begitu terformat
mengenai beberapa nilai di atas, mulai tingkatan yang kurang penting
hingga nilai terpenting dari nilai-nilai di atas. Juga memiliki penilaian
tersendiri dari tiap-tiap kategori tersebut. Berdasarkan penggolongan
tersebut di atas maka masalah pertama yang dihadapi oleh pendidikan
ialah menetapkan nilai-nilai budaya apa saja yang harus dikembangkan
dalam diri anak bangsa.
Memahami pengertian pendidikan yang dapat dimaknai secara
luas sebagai usaha yang sadar dan sistematis dalam membantu anak
didik untuk mengembangkan fikiran, kepribadian dan kemampuan
fisiknya, mengharuskan kita untuk selalu up to date dalam pengkajian
masalah tersebut. hal ini harus dilakukan disebabkan oleh beberapa
hal, yakni:
Pertama;

nilai-nilai budaya

yang akan

dikembangkan harus

sesuai dengan tuntutan zaman, kelak di masa anak bangsa hidup.


Kedua; usaha pendidikan yang sadar dan sistematis mengharuskan
kita untuk lebih eksplisit dan definitive tentang hakikat
budaya

tersebut.

keharusan

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

ini

disebabkan

karena

nilai-nilai
gejala

Halaman

kebudayaan

yang

terungkap,

lebih

bahkan

banyak

hakekat

bersifat

kebudayaan

tersembunyi
tersebut

daripada

justru

yang

tersembunyi bagi masyarakat umum. Hal ini tidaklah lain disebabkan


karena sikap kita sendiri yang menelan begitu saja tanpa menyaring
dan mengenal lebih dalam terlebih dahulu segala kebudayaan baru
yang datang.
Masalah ini lebih serius lagi jika diperhatiakn bahwa dalam
faktanya, nilai kebudayaan yang diajarkan dalam pendidikan tidaklah
sesuai dengan keperluan anak bangsa kelak di masa mendatang.
Maka, sebagai solusi untuk menjawab salah satu permasalahan di
atas, haruslah ditentukan terlebih dahulu alur perkiraan skenario
kihidupan masyarakat mendatang. tentunya harus berpacu pada
perkembangan dan keadaan masyarakat Indonesia saat ini, sebagai
barometer tersendiri untuk menentukan keadaan mendatang. L
Langkah pertama yang bisa kita lakukan dengan memusatkan
perhatian

pada

nilai-nilai

masyarakat

modern

yang

sedang

berkembang, sebelum memprediksikan perkembangan akan datang.


Selain itu, selayaknya kita memahami secara mendalam criteria
masyarakat modern, baik dari segi kehidupan, ekonomi, budaya, dll.
Kemudian, dibandingkan dengan criteria dan cirri-ciri masyarakat
tradisional yang mestinya terdapat sisi kekurangan diantara keduanya.
Setelah

barulah

kebudayaan

yang

kita

merancang

diselipkan

dalam

pengembangan
proses

kreativitas

pendidikan,

agar

kebudayaan selalu up to date tanpa meninggalkan nilai-nilai suci


budaya yang diwariskan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
mendatang. sehingga, tidak mengurangi rasa peduli dan antusias
masyarakat dalam

mempelajari,

mengamalkan

dan

mengajarkan

kebudayaan tersebut secara turun menurun.


Dalam proses pewarisan budaya di atas, perlu dipondasikan
terlebih dahulu dengan menggunakan nilai agama. Karena nilai agama
berfungsi sebagai sumber moral bagi segenap kegiatan. Hakikat segala
usaha manusia dalam lingkup kebudayaan haruslah ditujukan untuk

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

meningkatkan martabat manusia, bukan sebaliknya. Sebab jika tidak


demikian, maka hal ini bukanlah suatu proses pembudayaan melainkan
dekadensi,

proses

peruntuhan

peradaban.dalam

hal

ini,

agama

memang memberikan kompas dan tujuan serta arti tersendiri bagi


manusia yang berbeda dengan makhluk apapun itu yang ada di jagad
raya ini.
Kemajuan pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dinilai
ternyata tidak memberikan nilai kebahagiaan yang hakiki, hal ini
menyebabkan manusia kembali pada nilai-nilai agama yang dinilai
memang sebagai pondasi dan pedoman

dalam mencapai kejayaan

peradaban dan kebudayaan. Kita ingat bahwa ilmu tanpa agama


adalah buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Jadi,

memang

kebudayaan sesungguhnya yang perlu kita wariskan pada anak


bangsa ialah menjadikan mereka manusia yang bertaqwa, terdidik,
bermoral tinggi, berakhlak mulia dan makhluk yang berusaha maju
dengan kerja keras dan

mandiri.

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasar dengan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1.

Ilmu merupakan bagian terpenting dalam membangun dan


mengembangkan kebudayaan nasional. Ilmu dan kebudayaan
saling memiliki ketergantungan.

2.

Ilmu dan kebudayaan memiliki hubungan ketergantuan yang


tidak dapat dipisah-pisahkan yang saling melengkapi

3.

Kebudayaan yang ada dan berlaku di masyarakat harus


dilandasi oleh ilmu, agar kebudayaan yang ada tersebut dapat
berkembang seperti yang seharusnya. Sebaliknya, ilmu itu
tidak akan dapat berkembang tanpa diiringi oleh kebudayaan.

4.

Agar
dan

kebudayaan
nilai-nilai

tersebut

senantiasa

berdiri diatas ilmu

normative yang bermuara

pada

nilai-nilai

ilahiyah maka dibutuhkan pendidikan untuk melestarikan


kebudayaan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

1. Suriasumantri, Jujun S. 1981.

Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar

Populer. Jakarta: Sinar


2. Allport,

Gordon

W.

1951.

The

Individual

and

his

Religion:

Psychological Interpretative. New York: The Macmillan Company.


3. Natawidjaja, Rahman, dkk. 2007. Landasan Filsafat, Teori dan Praksis
Ilmu Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press.
4. SuriaSumantri, Yuyun S. 1990. Filsafat Ilmu; Sebuah Penghantar
Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
5. SuriaSumantri, Yuyun S. 2001. Ilmu dalam perspektif; sebuah
kumpulan

karangan

tentang

ilmu.

Yogyakarta:

Yayasan

Obor

Indonesia.
6. Freedman Paul, 1949, The Principles of Scientific Research, Macdonald
and Company Limited, Osmania University of England
7. Montagu Asley, 1962, Culture and the Evolution of Man. M. F. , editor.
A Galaxy

Book

Reviewed,

Division of Physical

Anthropology

Smithsonian Institution Oxford University Press, New York,

MAKALAH
ILMU DAN KEBUDAYAAN

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

Disusun oleh :

1. RAYMOND ARIEF
2. NURUL HIDAYAH BASE
3. MUSTARI

P2501215001
P2501215002
P2500215019

Tugas dibuat sebagai syarat mata kuliah Ilmu Filsafat


Farmasi
Dosen
Prof. Dr. H. Tadjuddin Naid, M.Sc, Apt

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN


MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang


Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

menyelesaikan tugas makalah Filsafat Ilmu mengenai

ilmu dan

kebudayaan ini dengan baik dan lancar.


Tugas ini dibuat sebagai syarat dalam mengikuti mata kuliah
Filsafat

Ilmu

Farmasi

pada

Program

Pascasarjana

Universitas

Hasanuddin Makassar.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini banyak terdapat kekurangan/kekhilafan yang terjadi
diluar batas kemampuan kami terutama dalam hal pembahasan yang
mungkin kurang koheren. Oleh karena itu kritikan dan saran yang
mendukung akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah kami
yang selanjutnya.

DAFTAR ISI

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II. PEMBAHASAN
A.

Definisi Ilmu dan Kebudayaan

B.

Hubungan Ilmu dan Kebudayaan

C.

Peranan Ilmu Terhadap Pengembangan Kebudayaan

D.

Nilai-nilai Ilmiah dan Pengembangan Kebudayaan Nasional

E.

Manusia dan Kebudayaan

F.

Kebudayaan dan Pendidikan

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Tugas Filsafat Farmasi (Ilmu & Kebudayaan)

Halaman

Anda mungkin juga menyukai