com
(Ma'arif, Agil & Widyowati, 2019) Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan 4(2), 7-10.
Artikel Penelitian
doi
10.22219/farmasains.v4i2.10717
Bagaimana mengutip: Ma'arif, B., Mangestuti, A., & Widyowati, R. (2019). Isolasi senyawa terpenoid dari n-heksana
ekstrak dariMarsilea crenataPresl.Farmasiins : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan, 4(2), 11-15. Doi:
https://doi.org/10.22219/farmasains.v4i2.10717.
13
(Ma'arif, Agil & Widyowati, 2019) Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan 4(2), 7-10.
Sel osteoblas MC3T3-E1 menunjukkan bahwa ekstrak dan menggunakan kromatografi kolom lambat (KMP)
fraksi n-heksana yang dihasilkan dari pemisahanM. dengan diameter 1,5 cm dan tinggi 50 cm, fase
crenatadaun dapat meningkatkan proliferasi dan diam silika gel Merck 60 (0,200-0,500 mm), dan fase
diferensiasi sel osteoblas MC3T3-E1 (Ma'arif, Agil & gerak n-heksana:etil asetat dengan elusi isokratik
Laswati, 2018). Studi lain menggunakan analisis Gas (4: 1) (Sarker, Latief & Gray, 2006).
Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS)
Identifikasi Senyawa
menunjukkan bahwa:M. crenatadaun mengandung
beberapa jenis senyawa yang dapat meningkatkan Isolat yang diperoleh dilarutkan dengan kloroform dan
proses pembentukan tulang (Ma'arif, Agil & Laswati, 2019 diidentifikasi dengan spektrofotometer single beam
). Manfaat tersebut muncul karena adanya efek metabolit diode array HP 8452 A UV-Vis menggunakan panjang
sekunder yang terkandung di dalamnyaM. crenata( gelombang 200-500 nm. Isolat tersebut dicampur
Manitto, 1992). Senyawa steroid dan triterpenoid dalam dengan KBr anhidrat dan ditekan hingga membentuk
M. crenata diketahui memiliki aktivitas estrogenik (Ososki pelat bundar transparan, kemudian diamati dengan
& Kennelly, 2003). Spektrofotometer Jasco FTIR 5300. Penjelasan struktur
dilakukan dengan 500 MHz1H-NMR dan13C-NMR (Sarker,
Berdasarkan data tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut
Latief & Gray, 2006).
mengenai senyawa fitoestrogen yang terkandung dalamM.
crenatadengan isolasi dan identifikasi strukturnya HASIL DAN DISKUSI
menggunakan UV-Vis, FT-IR, H-NMR, dan C-NMR sehingga dapat
1,6 kgM. crenataserbuk daun diekstraksi dengan
memberikan data ilmiah yang bermanfaat tentang
nheksana dengan metode maserasi sehingga diperoleh
pemanfaatannya sebagai tanaman obat.
ekstrak seberat 80 g dengan rendemen 5%. Metode
METODE PENELITIAN maserasi dipilih karena merupakan metode ekstraksi
senyawa dari tumbuhan yang relatif lebih aman dan
Bahan:
efektif. Profil pewarnaan ekstrak n-heksana diidentifikasi
Bahan Tumbuhan menggunakan KLT dengan kenampakan pewarnaan
H2SO4 anisaldehida, dan beberapa pewarnaan spesifik
M. crenataPresl., yang digunakan dalam penelitian ini
ungu, merah, merah muda, dan biru menunjukkan
diperoleh dari daerah Benowo, Surabaya, Jawa Timur,
gugus terpenoid (Gambar 1).
dan ditentukan di LIPI Purwodadi Pasuruan Jawa Timur
dengan kode determinasi 1a-17b-18a-1 Ekstrak n-heksana 11 g dipisahkan dengan metode
VCC dengan fase diam GF254 silika gel 150 g dan
Bahan kimia
gradien fase gerak nheksana:etil asetat. Berat ekstrak
N-heksana, petroleum eter, toluena, kloroform, n-heksana yang digunakan dalam pemisahan dengan
metanol, etil asetat, kalium hidroksida, natrium VCC didasarkan pada jumlah fase diam dalam kolom.
sulfat anhidrat, silika gel 60 GF254, anisaldehida, Kolom VCC yang digunakan memiliki diameter 7,5 cm
asam sulfat, asam asetat anhidrat, dan air suling dan tinggi 7,5 cm, ukuran kolom ini memiliki kapasitas
(Merck.) diam maksimal 70 g, sehingga jumlah ekstrak yang
Metode diambil untuk dipisahkan adalah 5% dari 70 g yaitu
3,5 g dari n-ekstrak heksana. Penentuan bobot
Ekstraksi dan Fraksinasi ekstrak ini bertujuan untuk menghasilkan pemisahan
M. crenataserbuk daun diekstraksi menggunakan pelarut yang baik dengan VCC, dan jika jumlah ekstrak
nheksana. Selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia berlebihan maka akan menghasilkan pemisahan yang
pada ekstrak n-heksana dengan metode kromatografi kurang baik. Hasil ekstrak n-heksanaM. crenatadaun
lapis tipis (KLT). Asam sulfat dan anisaldehida digunakan dengan VCC menghasilkan 11 fraksi (Tabel 1).
sebagai visualisasi noda. Ekstrak kemudian disiapkan
untuk dipisahkan dengan metode kromatografi kolom Fraksi tersebut kemudian dikelompokkan menjadi
vakum (VCC), fase diam silika gel GF254, dan fase gerak tiga kelompok fraksi besar berdasarkan kedekatan
n-heksana:etil asetat dengan elusi gradien. Uji KLT Rf dan kesamaan warna noda. Fraksi 2 (kombinasi
terhadap fraksi yang dipisahkan dengan VCC, dan fraksi fraksi 4 dan 5) kemudian diseleksi dan dipisahkan
terpilih yang menghasilkan noda merah-ungu atau ungu dengan metode MPA dengan serbuk silika gel
dengan penampakan noda anisaldehida H2SO4 spesifik Merck 60 dan fase gerak n-heksana:etil asetat (4:1).
menunjukkan senyawa golongan terpenoid. Fraksi yang Fraksi yang dihasilkan dari MPA selanjutnya
dipilih kemudian digabungkan, disiapkan, dan dikelompokkan berdasarkan profil KLT, dan
dipisahkan diperoleh enam kelompok fraksi (Meja 2)
14
(Ma'arif, Agil & Widyowati, 2019) Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan 4(2), 7-10.
Gambar 1. Profil noda dariM. crenataEkstrak presl n-heksana Gambar 2. Profil pewarnaan fraksi 2.4 dengan anisaldehida H2JADI4
dengan anisaldehida H2JADI4penampakan noda dan penampakan noda dan fase gerak nheksana:etil
fase gerak n-heksana:etil asetat (4:1). asetat (4:1).
Tabel 1. Profil KLT fraksi hasil pemisahan ekstrak n-heksana isolat, yang memberikan absorbansi rendah pada 232 nm.
daun M. crenata dengan anisaldehida H2JADI4
penampakan noda dan fase gerak n-heksana:etil Analisis isolat dengan spektrofotometer FT-IR
asetat (4:1). menunjukkan serapan melebar pada daerah 3434 cm .-1
pecahan
Tempat Noda Warna Rf Berat (mg) daerah, yang dianggap penyerapan dari gugus
n OH ( 3500-3200 cm-1). Luas daerah 2956, 2917,
1 - - - 159.1
dan 2849 cm-1, terdapat serapan yang diduga
2 1 Biru kehijauan 0,75 -
merupakan vibrasi ulur gugus CH pada CH3. Pita
3 1 Ungu 0,75 1958.9
4 1 Merah keunguan 0.38 4164.9
serapan pada 1631 cm-1
5 1 Merah keunguan 0.38 1901.6 menunjukkan vibrasi regangan gugus C=C
6 1 Ungu 0,23 454.9 (1700-1600 cm-1), yang menunjukkan ikatan
7 1 Ungu 0.00 79,4 rangkap pada isolat, sedangkan serapan pada
8 1 Cokelat 0.00 32.1 1472, 1462, dan 1379 cm-1menunjukkan vibrasi
9 1 Cokelat 0.00 24.7 ulur gugus CH pada CH3. Dalam 1094 cm-1
10 1 Cokelat 0.00 23 daerah, terjadi serapan kuat, yang muncul
11 - - - -
sebagai vibrasi regangan dari gugus CO
Tabel 1.Profil KLT dari fraksi dihasilkan dari (1320-1000 cm-1), dan di daerah 800, 730, dan
pemisahan fraksi 2 daun M. crenata dengan
719 cm-1, terdapat serapan yang menunjukkan
pewarnaan anisaldehida H2SO4 dan ponsel
fase n-heksana:etil asetat (4:1). vibrasi regangan = CH (1000-650 cm-1). Dari
interpretasi data spektrofotometer FT-IR di atas,
Pecahan Tempat Noda Warna Rf Berat (mg)
2.1 - - - -
diduga isolat memiliki senyawa hidroksi (OH),
2.2 1 Biru kehijauan 0,85 513 alkil (CH3), gugus alkenil (C = C), =CH, dan CO.
2.3 1 Ungu 0,77 - Langkah selanjutnya adalah mengisolasi analisis
2.4 1 Merah 0.38 482
menggunakan spektrometer NMR. Analisis dari1
2.5 1 Ungu kecoklatan 0,25 391
Spektrum H-NMR isolat menunjukkan adanya 11 jenis
2.6 1 Cokelat 0.31 -
atom H, tiga metin pada 1,1398 (H-25), 1,5795 m (H
Dari fraksi tersebut dipilih 2,4 fraksi untuk dianalisis - 18) dan 1,9894 m (H-26), tiga eter pada 4,1595 d
lebih lanjut dengan spektrofotometri, fraksi 2,4 (6,5) (H-27), 3,6380 t (7,15; 6,45) (H-28), dan 5,4099
dipilih karena memiliki bercak pada Rf 0,38 dengan t (7,15; 1, 3) (H-29), satu gugus metoksi pada
warna merah dan ungu intensif yang sesuai dengan 1,2527 s (H-14), dan beberapa metil pada 0,8493 m (H
karakteristik senyawa golongan triterpenoid (Gambar - 1), 0,8584 m (H-3), 0,8635 m (H-5), dan 1,0672
2). m (H-2). Analisis dari13Spektrum C-NMR isolat
menunjukkan bahwa isolat terdiri dari 30 atom
Isolat (fraksi 2.4) dilarutkan dengan pelarut kloroform
C. Atom-atom diidentifikasi berdasarkan wilayah
dan dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis (λ)
pergeseran kimianya dan di antaranya
dengan panjang gelombang 200-450 nm. Isolat
membentuk metoksi, gugus metil, dan
menunjukkan serapan maksimum pada 232 nm dan
beberapa atom karbon kuartener.
242 nm, hal ini menunjukkan adanya ikatan rangkap
sebagai gugus kromofor pada isolat, sehingga dapat 2D-NMR kemudian digunakan untuk melengkapi
dideteksi pada sinar UV. Isolat memiliki maksimal 2 isolasi struktur isolasi menggunakan Heteronuclear
diduga karena adanya pengotor pada Multiple Quantum Coherence (HMQC), Heteronuclear
Correlated Spectroscopy (COSY), dan
15
(Ma'arif, Agil & Widyowati, 2019) Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan 4(2), 7-10.
16