Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Daun Ketepeng Cina (Cassia alata Linn)
1)
Oktaviani Emlis Sesa, 2) Taty Sulastry, 3) Muharram
1, 2, 3)
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224
Email fiani.sesa@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa
metabolitsekunder yang terdapat dalam ekstrak metanol daun ketepeng cina
(Cassia alata Linn). Penelitian ini dilakukan melalui bebrapa tahap yaitu
preparasi sampel, maserasi dengan metanol, partisi dengan n-heksan, evaporasi
ekstrak metanol, fraksinasi, pemurnian, dan identifikasi. Senyawa yang
diperoleh berbentuk Kristal berwarna kuning, dan memberikan hasil positif
alkaloid pada pereaksi Meyer dan Wagner yang ditandai dengan perubahan
warna dari kuning menjadi orange dan endapan putih. Identifikasi senyawa
menggunakan spektrofotometer IR mengindikasikan adanya gugus N–H
(3421,72 cm-1), C–H (2954,95; 2924,09; 2852,72 cm-1), C=O (1707,00; 1627,92
cm-1), C-O (1278,81 cm-1), dan C–N (1203,58 cm-1).
Kata kunci: Isolasi, Cassia alata Linn, metabolit sekunder, alkaloid
ABSTRACT
This research aimed to isolate and identify the secondary metabolites
compound from methanol extract of seven golden candlestik (Cassia alata
Linn). This research was carried out in several steps, i.e preparation of sample,
maceration with methanol, partition with n-hexane, evaporation of methanol
extract, fractination, purification, and identification. The result obtained was
yellow crystal, and gave positive alcaloids to the Meyer and Wagner test was
marked with colour change from yellow to be orange and white precipitate .
Identification of compound by using IR spectrofotometer indicated group N–H
(3421,72 cm-1), C–H (2954,95; 2924,09; 2852,72 cm-1), C=O (1707,00; 1627,92
cm-1), C-O (1278,81 cm-1), and C–N (1203,58 cm-1).
Keywords: Isolation, Cassia alata Linn, secondary metabolites, alkaloid
yang digunakan sekarang berasal dari beberapa spesies dari genus Cassia
tumbuhan. Diperkirakan sekitar 30.0 tersebut mempunyai beberapa
00 spesies tumbuhan ditemukan di keaktifan biologis yang menarik
dalam hutan hujan tropika, sekitar (Kristanti, A.N., et al, 2006).
1.260 spesies diantaranya berkhasiat Tanaman johar (Cassia siamea
sebagai obat (DepKes RI. 1989). Lamk.) secara empirik digunakan
Salah satu tumbuhan yang oleh sebagian masyarakat Indonesia
memiliki potensi untuk diteliti adalah sebagai obat malaria') dan oleh
ketepeng cina (Cassia alata L.). sebagian masyarakat di daerah Aceh
Menurut Syamsuhidayat dan Ria digunakan juga untuk mengobati
(1991) dalam Hujjatusnaini (2008), penyakit kuning (hepatitis).Penelitian
daun ketepeng cina berbentuk jorong pendahuluan telah dilakukan oleh
sampai bulat telur sungsang, beberapa peneliti, menunjukkan
merupakan daun majemuk menyirip bahwa kandungan kimia daun johar
genap yang berpasang-pasangan adalah alkaloida, flavonoida, tanin
sebanya 5 – 12 baris, mempunyai galat, steroidaltriterpen, K, Ca, Mg
anak daun yang kaku dengan panjang dan Fe (Wahjodi, et al, 1994).
5 – 15 cm, lebar 2,5 – 9 cm, ujung Berdasarkan uraian dari segi
daunnya tumpul dengan pangkal manfaat dan kemotaksonomi yang
daun runcing serta tepi daun rata. menarik dari daun ketepeng cina,
Pertulangan daunnya menyirip sehingga tujuan dari penelitian ini
dengan tangkai anak daun yang yaitu mengidentifikasi jenis senyawa
pendek dengan panjang ± 2 cm dan metabolit sekunder ekstrak methanol
berwarna hijau daun ketepeng cina.
Selama ini ketepeng cina
banyak dimanfaatkan secara METODE PENELITIAN
tradisional, antara lain adalah sebagai A. Alat dan Bahan
antiparasit, laksan, kurap, kudis, Alat yang digunakan pada
panu, eksem, malaria, sembelit, penelitian ini yaitu blender, baskom,
radang kulit bertukak, sifilis, herpes, neraca analitik, bejana maserasi,
influenza dan bronchitis. Ketepeng ci evaporator, corong Buchner, kolom
na dilaporkan memiliki potensi untuk kromatografi cair vakum, kolom
merangsang respon imun.Masyarakat flash, labu Erlenmeyer berbagai
menggunakan daun ketepeng cina ukuran, gelas ukur, corong biasa,
secara tradisional dengan cara tabung reaksi, gelas kimia, pipet
digosokkan pada kulit yang sakit tetes, plat tetes, pipa kapiler, botol
atau ditumbuk sampai lumat lalu semprot, botol vial, batang
ditempelkan pada kulit yang sakit. pengaduk, lampu UV (panjang
(Kusmardi et al, 2007). gelombang 254 nm dan 365 nm),
Beberapa senyawa yang telah penangas air, oven, chamber dan
berhasil diisolasi dari genus Cassia spektrofotometer FTIR. Bahan-bahan
adalah senyawa golongan stilbenoid, yang digunakan adalah n-heksana,
antrakuinon dan flavonoid. Hasil metanol, etil-asetat, kloroform,
penelitian yang telah dilaporkan aquadest, beberapa reagen seperti
memperlihatkan bahwa senyawa- pereaksiLiebermann-Buchard, FeCl3,
senyawa yang telah diisolasi dari Dragendorff, dan Wagner, silika gel
G 60, pelat KLT aluminium berlapis 400 mesh) sebagai fasa diam,
silika gel 60 GF254, aluminum foil sedangkan eluennya menggunakan
dan kertas saring. eluen dari hasil KLT. Hasil fraksinasi
di KLT dengan eluen yang sama,
B. Prosedur Kerja kemudian yang sama nilai Rf-nya
1. Persiapan Bahan dan digabungkan.
Ekstraksi Selanjutnya fraksi gabungan
Sampel berupa daun ketepeng difraksinasi dengan kromatografi
cina dikeringkan dengan cara kolom flash (KKF). Tujuan dari
diangin-anginkan. Daun yang telah kromatografi kolom flash adalah
kering kemudian dihaluskan untuk memisahkan senyawa yang
Sebanyak 3 kilogram serbuk halus diperoleh yang berasal dari fraksinasi
daun ketepeng cina dimaserasi kromatografi kolom cair vakum
dengan metanol selama 3 x 24 jam. sehingga lebih murni. Fraksi-fraksi
Ekstrak dievaporasi. Selanjutnya yang diperoleh dianalisis
dilakukan uji pendahuluan terhadap menggunakan KLT. Fraksi-fraksi
ekstrak kental yang diperoleh dengan yang mempunyai nilai Rf yang sama
berbagai pereaksi diantaranya digabung kemudian diuapkan hingga
pereaksi Liebermann-Burchard diperoleh padatan.
(terpenoid dan steroid), FeCl3
(flavonoid), Dragendroff (alkaloid), 3. Pemurnian
dan Wagner (alkaloid). Ekstrak Komponen padatan yang
kental yang diperoleh dipartisi diperoleh dikristalisasi atau
dengan pelarut n-heksana direkristalisasi. Kemurnian senyawa
menggunakan corong pisah sehingga yang diperoleh ditentukan dengan
diperoleh ekstrak n-heksana dan melakukan KLT sistem tiga eluen
ekstrak metanol. Ekstrak metanol dengan eluen n-heksana : etil asetat,
yang diperoleh diuji dengan n-heksana : kloroform, etil asetat :
Liebermann-Burchard, FeCl3, kloroform dan uji titik leleh. Jika
Dragendroff, dan Wagner. titik leleh senyawa menunjukkan
trayek titik leleh yang tajam, maka
2. Fraksinasi senyawa tersebut telah murni.
Sebelum difraksinasi, ekstrak
kental metanol dianalisis dengan 4. Identifikasi
kromatografi lapis tipis (KLT) Kristal diuji menggunakan pereaksi
dengan menggunakan eluen-eluen Liebermann-Burchard, FeCl3,
yang sesuai pada berbagai Wagner dan Dragendroff untuk
perbandingan untuk mengetahui jenis mengetahui golongan senyawa
pelarut dan perbandingan yang sesuai metabolit sekunder yang diperoleh
pada kromatografi kolom cair dan identifikasi lebih lanjut
vakum. Ekstrak kental yang terdiri dilakukan uji spektroskopi dengan
dari beberapa komponen tersebut menggunakan spektrofotometer
difraksinasi dengan metode inframerah untuk mengetahui gugus
kromatografi kolom cair vakum fungsi yang terdapat dalam senyawa
(KKCV) menggunakan silika gel 60 tersebut.
H Merck dan silika gel G 60 (230 –
1
*)
Regang
C-N
1203,58 (lit.1020- Tajam Lemah
1250 cm-
1
**)
Tekuk C-
H
974,05; aromatik
Tajam Lemah
754,17 (lit. 650-
1000 cm-
1
**)
Sumber : * Creswell, dkk (1982)
Gambar 1. Spektrum Infra Merah **Silverstein, dkk (1984)
Isolat L4*1
Berdasarkan analisis data
Tabel 4. Serapan IR Isolat Murni Dari spektrum IR dapat diusulkan bahwa
Ekstrak Metanol Daun C. alata Linn isolat fraksi L4*1 ekstrak metanol
dengan Kemungkinan Gugus Fungsinya daun ketepeng cina merupakan
senyawa dari golongan alkaloid yang
Posisi Karakter Bentuk menpunyai gugus fungsi N-H pada
serapan istik Intensitas
Pita serapan 3421 cm-1 yang merupakan
(ν, cm-1) serapan
ciri khas dari alkaloid. Adanya
Regang serapan 2954 cm-1, 2924 cm-1, dan
N-H (lit. 2852 cm-1 yang memiliki intesitas
3421,72 3000- Melebar Sedang
tajam dan kuat yang diduga C-H
3500 cm-1
*)
alifatik. Serapan 1627 cm-1, dan 1707
Regang cm-1 diduga gugus karbonil (C=O).
2954,95; C-H Alkaloid biasanya berupa senyawa
alifatik padat, berbentuk kristal tidak
Tajam Kuat berwarna (berberina dan serpentina
2924,09; (lit. 2700-
2852,72 3000 cm- berwarna kuning) dan hanya sedikit
1
**) yang berupa cairan pada suhu kamar.
Regang
C=O KESIMPULAN DAN SARAN
1707,00;
(lit.1540- Tajam Sedang A. Kesimpulan
1627,92
1870 cm-
1 Berdasarkan hasil penelitian,
*)
Tekuk
diperoleh senyawa hasil isolasi dari
C−O (lit. ekstrak metanol daun ketepeng cina
1278,81 1000- Tajam Sedang yang diidentifikasi sebagai senyawa
1300cm- golongan alkaloid yang bersifat
1
*) polar. Hal ini didukung oleh data uji
Tekuk C- golongan yang ditunjukkan dengan
1364,89; H alifatik Tajam Sedang reaksi positif antara isolat murni
1460,11 (lit. 1300- dengan pereaksi Meyer dan Wagner
1475 cm- yang ditandai dengan perubahan