OLEH :
KELOMPOK 3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah ini dapat
terselesaikan pada waktu yang telah di tentukan. Yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS”. Penyusunan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan...............................................................................................3
BAB II
TINJAUAN TEORI...................................................................................................4
2.1 Definisi HIV/AIDS..............................................................................................4
2.2 Etiologi HIV/AIDS..............................................................................................4
2.3 Klasifikasi HIV/AIDS..........................................................................................5
2.4 Patofisiologi HIV/AIDS.......................................................................................6
2.5 Pathway HIV/AIDS.............................................................................................8
2.6 Manifestasi Klinis HIV/AIDS..............................................................................8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik HIV/AIDS....................................................................10
2.8 Penatalaksanaan HIV/AIDS.................................................................................11
2.9 Komplikasi HIV/AIDS.........................................................................................13
2.10 Konsep Asuhan Keperawatan HIV/AIDS..........................................................15
BAB III
PENUTUP...................................................................................................................27
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................27
3.2. Saran....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diperoleh
yaitu :
1) Apakah yang dimaksud dengan HIV/AIDS ?
2) Jelaskanlah etiologi HIV/AIDS ?
3) Sebutkanlah klasifikasi HIV/AIDS ?
4) Jelaskanlah patofisiologi HIV/AIDS ?
5) Bagaimanakah pathway HIV/AIDS ?
6) Jelaskanlah manifestasi klinis HIV/AIDS ?
7) Sebutkanlah pemeriksaan diagnostic HIV/AIDS ?
8) Jelaskanlah penatalaksanaan HIV/AIDS ?
9) Jelaskanlah komplikasi HIV/AIDS ?
10) Jelaskanlah konsep asuhan keperawatan HIV/AIDS ?
2
1.4. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan diatas, manfaat penulisan yang dapat
diperoleh adalah :
1) Mengetahui definisi HIV/AIDS.
2) Mengetahui etiologi HIV/AIDS.
3) Mengetahui klasifikasi HIV/AIDS.
4) Mengetahui patofisiologi HIV/AIDS.
5) Mengetahui pathway HIV/AIDS.
6) Mengetahui manifestasi klinis HIV/AIDS.
7) Mengetahui pemeriksaan diagnostic HIV/AIDS.
8) Mengetahui penatalaksanaan HIV/AIDS.
9) Mengetahui komplikasi HIV/AIDS.
10) Mengetahui konsep asuhan keperawatan HIV/AIDS.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
5
pneumonia, piomiositis
IV 1. HIV wasting syndrome . Pada umumnya
2. Pnemonia Pneumocystis carinii. sangat lemah,
3. Toksoplasmosis otak. aktivitas di tempat
4. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan. tidur lebih dari 50 %.
5. Kriptokokosis ekstra pulmonary.
6. Retinitis virus situmegalo.
7. Herpes simpleksmukokutan> 1 bulan.
8. Leukoensefalopati multifocal progresif.
9. Mikosis diseminata seperti histoplasmosis
10. Tuberkulosis di luar paru.
6
mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit B yang
memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T sitotoksit, memproduksi
limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau
fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang biasanya tidak
menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk menginvasi dan
menyebabkan penyakit yang serius.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin
lemah secara progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag
dan menurunnya fungsi sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala
(asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4
dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi
mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Ketika sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster
dan jamur oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat
timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya
terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila
jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila terjadi
infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
7
2.6. Manifestasi Klinis HIV/AIDS.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini :
8
normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh
seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan
absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang
mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang
bertenaga.
4) System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central
yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi,
sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada
system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan
kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang,
selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5) System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan
virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan
berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada
kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-
retak) serta Eczema atau psoriasis.
6) Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya
yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita
banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal
sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa
haid yang tidak teratur (abnormal).
Menurut WHO:
1) Gejala mayor :
a) Penurunan BB ≥ 10%
b) Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
c) Diare kronis
d) Tuberkulosis
9
2) Gejala minor :
a) Koordinasi orofaringeal
b) Batuk menetap lebih dari 1 bulan
c) Kelemahan tubuh
d) Berkeringat malam
e) Hilang nafsu makan
f) Infeksi kulit generalisata
g) Limfodenopati
h) Herpes zoster
i) Infeksi herpes simplek kronis
j) Pneumonia
k) Sarkoma Kaposi
10
Penatalaksanaan HIV/AIDS terdiri dari pengobatan, perawatan /
rehabilitasi dan edukasi.
1) Pengobatan
Obat-obatan yang dapat digunakan pada penderita HIV antara lain :
a) Obat Retrovirus
1. Zidovudine (AZT)
Berfungsi sebagai terapi pertama anti retrovirus. Pemakaian
obat ini dapat menguntungkan diantaranya yaitu Dapat
memperpanjang masa hidup (1-2 tahun), mengurangi frekuensi
dan berat infeksi oportunistik, menunda progresivitas penyakit,
memperbaiki kualitas hidup pasien, mengurangi resiko
penularan perinatal, mengurangi kadar Ag p24 dalam serum
dan cairan spinal. Efek samping zidovudine adalah: sakit
kepala, nausea, anemia, neutropenia, malaise, fatique, agitasi,
insomnia, muntah dan rasa tidak enak diperut.
11
1. Pemberian profiklaktik untuk PCP dimulai bila cCD4, 250
mm/mm3. Dengan kotrimokzasol dua kali/minggu. Dosis 2
tablet, atau dengan aerosol pentamidine 300mg, dan dapsone
atau fansidar.
2. Prokfilaksis untuk TBC dimulai bila PDD>=5mm, dan pasien
anergik. Dipakai INH 300mg po qd dengan vit.b6, atau
rifampisin 600mg po qd bila intolerans INH.
3. Profilaksis untuk MAI (mycobacterium avium intracelulare),
bila CD4 , 200/mm3, dengan frukanazol po q minggu, bila
pernah menderita oral kandidiasis, sebelumnya.
4. Belum direkomendasikan untuk profilaksis kandidiasis, karena
cepat timbul resistensi obat disamping biaya juga mahal.
c) Obat untuk kanker sekunder
Pada dasarnya sama dengan penanganan pada pasien non HIV.
Untuk Sakorma Kaposi, KS soliter:radiasi, dan untuk KS
multipel:kemoterapi. Untuk limfoma maligna: sesuai dengan
penanganan limfoma paa pasien non HIV.
d) Pengobatan simtomatik supportif
Obat-obatan simtomatis dan terapi suportif sring harus
diberikan pada seseorang yang telah menderita ADIS, antara lain
yang sering yaitu: analgetik, tranquiller minor, vitamin, dan
transfusi darah.
2) Rehabilitasi
Rehabilitas ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan keluarga
atau orang terdekat, dengan melakukan konseling yang bertujuan
untuk :
a) Memberikan dukungan mental-psikologis.
b) Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang tidak
berisiko tinggi menjadi perilaku yang tidak berisiko atau kurang
berisiko.
12
c) Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa
mempertahankan kondisi tubuh yang baik.
d) Membantu mereka untuk menemukan solusi permasalahan yang
berkaitan dengan penyakitnya, antara lain bagaimana
mengutarakan masalah-masalah pribadi dan sensitif kepada
keluarga dan orang terdekat.
3) Edukasi
Edukasi pada masalah HIV/AIDS bertujuan untuk mendidik
pasien dan keluarganya tentang bagaimana menghadapi hidup
bersama AIDS, kemungkinan diskriminasi masyaratak sekitar,
bagaimana tanggung jawab keluarga, teman dekat atau masyarakat
lain. Pendidikan juga diberikan tentang hidup sehat, mengatur diet,
menghindari kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, antara lain:
rokok, minuman keras. Narkotik, dsb.
13
c) Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik,
dan maranik endokarditis.
d) Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV).
3) Gastrointestinal
a) Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora
normal,limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan
berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi
b) Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi,
obatillegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri
abdomen, ikterik,demam atritis.
c) Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan
inflamasiperianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek
inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan diare.
4) Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus
influenza,pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5) Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan
dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan
sepsis.
6) Sensorik
- Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan.
- Pendengaran : otitis eksternal akut
14
Umur :
Jenis kelamin :
Suku/bangsa :
Agama :
Status marietal :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Bahasa yang digunakan :
Alamat :
Kiriman dari :
Tanggal MHS :
Cara masuk :
Diagnosa mesdis :
Alasan dirawat :
B) Identitas Penanggung Jawab.
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Suku/bangsa :
Agama :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Bahasa yang digunakan :
Alamat :
Hubungan dengan pasien :
C) Riwayat Keperawatan.
1) Keluhan utama.
15
Biasanya ditandai dengan demam kronik dengan atau tanpa
menggigil, keringat malam hari berulang kali, lemah, lelah,
anoreksia.
2) Keluhan saat dikaji.
Terkait dengan keluhan atau hal yang dirasakan oleh pasien
saat dilakukan pengkajian.
3) Riwayat penyakit sekarang.
Terkait dengan gejala infeksi HIV/AIDS, klien sering datang
dengan gangguan sistem pernafasan / sistem pencernaan
( diare lama). Mulai dari gejala dirasakan sampai dengan
mendapatkan pertolongan medis.
4) Riwayat penyakit dahulu.
Biasanya Klien memiliki riwayat sering mengalami infeksi
( demam) yang hilang timbul, penyakit pernafasan, saluran
pencernaan (kandidiasis oral sampai dengan diare).
5) Riwayat kesehatan keluarga.
Pasien diberikan pertanyaan apakah ada salah satu anggota
keluarga terdekat yang mengalami hal yang sama dengan
yang dialami oleh pasien.
6) Kesehatan lingkungan.
Berisi tentang kondisi lingkungan pasien sehari-hari seperti
kebersihan rumah, dll.
7) Riwayat kesehatan lainnya.
Berisi tentang apakah pasien menderita alergi terhadap
makanan atau obat tertentu serta pasien menggunakan alat
bantu atau tidak.
D) Riwayat Bio-Psiko-Sosial-Spiritual.
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
16
Kaji pola hidup sehat pasien terganggu karena pengaruh
penyakit yang diderita.
Tanda : Penampilan tidak rapi, kekurangan dalam banyak atau
semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
2) Pola nutrisi dan metabolism.
Kaji gejala: Anoreksia, perubahan dalam kemampuan
mengenali makanan / mual / muntah, disfagia, nyeri
retrostenal saat menelan, terjadinya penurunan berat badan:
perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot,
turgor kulit buruk, Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya
putih dan perubahan warna, kesehatan gigi / gusi yang buruk,
adanya gigi yang tanggal, Edema (umum, dependen).
3) Pola eliminasi.
Kaji gejala: Diare yang intermitten, terus menerus, sering
dengan atau tanpa disertai kram abdominal, Nyeri panggul,
rasa terbakar saat miksi.
Kaji tanda: Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan
marah, diare pekat yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi
atau abses rectal, personal, perubahan dalam jumlah, warna
dan karakteristik urin.
4) Pola tidur dan istirahat.
Kaji gejala perubahan pola tidur, tidak dapat tidur nyenyak,
pikiran kacau, terus gelisah.
5) Pola aktivitas dan latihan.
Kaji gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap
aktivitas biasanya, progresi kelelahan / malaise, Perubahan
pola tidur.
Kaji tanda: Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon
fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD,
frekuensi jantung, pernapasan.
6) Pola hubungan dan peran.
17
Kaji apakah keluarga ikut berperan dan mendukung dalam
menjaga kesehatan fisik pasien.
7) Pola sensori dan kognitif.
Kaji adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap
hubungan interpersonal dan peran serta mengalami tambahan
dalam menjalankan perannya selama sakit.
8) Pola persepsi dan konsep diri.
Kaji pola emosional pasien sedikit terganggu karena pikiran
kacau dan sulit tidur.
9) Pola seksual dan reproduksi.
Kaji perilaku dan pola seksual pada pasien.
Kaji gejala riwayat perilaku beresiko tinggi yakni
mengadakan hubungan seksual dengan pasangan yang positif
HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak
terlindung dan seks anal. Menurunnya libido, terlalu sakit
untuk melakukan hubungan seks, penggunaan kondom yang
tidak konsisten, menggunakan pil pencegah kehamilan
(meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita yang
diperkirakan dapat terpapar karena peningkatan
kekeringan/friabilitas vagina).
Kaji tanda kehamilan atau resiko terhadap hamil, kaji
genetalia manifestasi kulit misalnya herpes, kutil, dll.
10) Pola penanggulangan stress dan koping.
Kaji stres yang timbul akibat pasien tidak efektif dalam
mengatasi masalah penyakitnya, pasien merasakan pikirannya
kacau. Kaji faktor stress yang berhubungan dengan
kehilangan misalnya dukungan keluarga.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan.
Kaji timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka
pasien akan menjadi cemas dan takut, serta kebiasaan
ibadahnya akan terganggu, dimana pasien dan keluarga
18
percaya bahwa masalah pasien murni masalah medis dan
menyerahkan seluruh pengobatan pada petugas kesehatan.
19
- Angular chelitis.
b) Leher.
Kaji Lymphadenopathy persistent.
c) Dada.
Kaji :
- Sesak nafas (dispneu, takipneu).
- Batuk produktif dan batuk non produktif dengan SaO2
< 80% (PCP).
- Retraksi interkostalis.
- Infeksi saluran pernafasan atas yang berulang.
- Batuk menetap > 4 minggu.
- Gejala tuberculosis paru.
- Perubahan pada bunyi nafas/bunyi napas adventisius.
- Sputum : kuning (pada pneumonia yang menghasilkan
sputum).
d) Perut (abdomen)
Kaji :
- Anoreksia.
- Muntah.
- Diare kronis.
- Inkontinensia alvi.
- Hepatosplenomegali.
e) Genitalia.
Kaji Adanya lesi atau keluaran dari genital (herpes
simpleks).
f) Integumen Ekstermitas.
Kaji infeksi kulit umum, herpes simplex, Papular pruritic
eruption (PPE) pada lengan, tungkai dan bokong, turgor
kulit tidak elastis, sarkoma Kaposi, wasting syndrome,
Papular pruritic eruption (PPE) simetris.
20
F) Pemeriksaan Penunjang.
1) Tes untuk diagnosa infeksi HIV: ELISA, western blot, P24
antigen test, kultur HIV.
2) Tes untuk deteksi gangguan system imun : Hematokrit, LED,
CD4 limfosit, rasio CD4/CD limfosit, serum mikroglobulin
B2, hemoglobulin.
21
1) Resiko tinggi Infeksi HIV tidak 1. Anjurkan pasien atau 1. Pasien dan keluarga
infeksi ditransmisikan, tim orang penting lainnya mau dan memerlukan
(kontak kesehatan metode mencegah informasikan ini
pasien) memperhatikan transmisi HIV dan kuman
berhubungan universal precautions patogen lainnya.
dengan dengan kriteriaa kontak 2. Gunakan darah dan 2. Mencegah transimisi
infeksi HIV, pasien dan tim cairan tubuh precaution infeksi HIV ke orang
adanya kesehatan tidak terpapar bial merawat pasien. lain
infeksi HIV, tidak terinfeksi 3. Gunakan masker bila 3. Untuk perlindungan
nonopportunis patogen lain seperti perlu. diri
itik yang TBC. 4. Cuci tangan sebelum 4. Mengurangi resiko
dapat dan sesudah kontak kontaminasi silang.
ditransmisika perawatan dilakukan.
n. 5. Pantau tanda-tanda 5. Memberikan informasi
vital, terutama suhu. data dasar mengenai
keadaan pasien untuk
mengetahui tubuh
terkena infeksi atau
tidak.
6. Pantau keluhan nyeri 6. Mengetahui resiko
ulu hati, disfagia, sakit infeksi yang mungkin
retrosternal pada waktu terjadi pada pasien.
menelan, peningkatan
kejang abdominal, diare
hebat.
7. Pantau hasil 7. Pemindahan diferensial
laboratorium pemeriksaan dan perubahan pada
yang dilakukan oleh jumlah
pasien (JDL/diferensial). mengindikasikan
proses infeksi
22
aktivitas 3 x 24 jam diharapkan fisiologis terhadap hari ke hari
berhubungan pasien berpartisipasi aktivitas 2. Mengurangi kebutuhan
dengan dalam kegiatan, dengan 2. Berikan bantuan energy
kelemahan, kriteria bebas dyspnea perawatan yang pasien
pertukaran dan takikardi selama sendiri tidak mampu 3. Ekstra istirahat perlu
oksigen, aktivitas. 3. Jadwalkan perawatan jika karena
malnutrisi, pasien sehingga tidak meningkatkan
kelelahan. mengganggu isitirahat. kebutuhan metabolik
order
5. Rencanakan diet 5. Meyakinkan bahwa
23
mengenai nutrisi dengan diberikan dapat
kandungan kalori, vitamin, membantu pasien
protein, dan mineral memahami gizi
tinggi. Bantu pasien untuk seimbang.
merencanakan cara untuk
mempertahankan/menentu
kan masukan.
7. Anjurkan lingkungan 7. Pasien dapat lebih
yang mendukung untuk nyaman dan mampu
makan misalnya menambah nafsu
menghindari aroma makan.
masakan yang
mengganggu.
4) Diare Setelah diberikan askep 1. Kaji konsistensi dan 1. Mendeteksi adanya
berhubungan 3 x 24 jam pasien frekuensi feses dan darah dalam feses
dengan merasa nyaman dan adanya darah.
infeksi GI menngontrol diare, 2. Auskultasi bunyi usus 2. Hipermotiliti mumnya
komplikasi minimal dengan diare
dengan kriteria perut 3. Atur agen 3. Mengurangi motilitas
lunak, tidak tegang, antimotilitas dan psilium usus, yang pelan,
feses lunak dan warna (Metamucil) sesuai order emperburuk perforasi
normal, kram perut pada intestinal
hilang, 4. Berikan ointment A 4. Untuk menghilangkan
dan D, vaselin atau zinc distensi
oside
5) Tidak efektif Setelah diberikan askep 1. Kaji koping keluarga 1. Memulai suatu
koping 3 x 20 diharapkan terhadap sakit pasein dan hubungan dalam
keluarga keluarga atau orang perawatannya bekerja secara
berhubungan penting lain konstruktif dengan
dengan cemas mempertahankan suport keluarga.
tentang sistem dan adaptasi 2. Biarkan keluarga 2. Mereka tak menyadari
24
keadaan yang terhadap perubahan mengungkapkana perasaan bahwa mereka
orang dicintai. akan kebutuhannya secara verbal berbicara secara bebas
dengan kriteria pasien 3. Ajarkan kepada keluaraga 3. Menghilangkan
dan keluarga tentang penyakit dan kecemasan tentang
berinteraksi dengan cara transmisinya. transmisi melalui
yang konstruktif kontak sederhana.
25
pedas/berkadar lemak
tinggi.
7. Kolaborasi berikan
cairan/elektolit melalui 7. Diperlukan untuk
selang pemberi mendukung/memperbe
makanan/IV. sar volume sirkulasi.
26
per hari.
Cairan menolong
membilas ginjal.
5. Berikan kesempatan
5. Untuk mendeteksi
kepada pasien untuk
isyarat indikatif
mengekspresikan perasaan
kemungkinan
dan masalah tentang
ketidakpatuhan dan
rencana pengobatan.
membantu
mengembangkan
penerimaan rencana
terapeutik.
6. Kaji kemampuan
6. Untuk mengetahui ada
emosional tentang penyakit
atau tidak syok dan
yang diderita dan
ansietas yang dapat
kemampuan dalam
menghalangi masukan
memahami instruksi yang
informasi.
diberikan.
7. Rencanakan pertemuan-
7. Pasien akan
pertemuan yang singkat
membutuhkan waktu
untuk memberikan
dan kontak yang
informasi tambahan.
berulang untuk
menyerap informasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
gejala penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency
Virus (HIV). Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada
27
darah, cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut
merusak system kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan
turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit
penyakit infeksi.
3.2. Saran
Diharapkan melalui makalah yang penulis susun mampu memberikan
manfaat serta agar mahasiswa mampu memahami tentang penyakit
HIV/AIDS dan Konsep Asuhan Keperawatan yang akan diberikan kepada
pasien.
28
DAFTAR PUSTAKA
https://academia.edu
https://healthfoundation.eu
Doenges, EM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :EGC
29