Disusun oleh:
Makkatul Hikmah
P27820117062
3 Reguler B
SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
1. Traksi Kulit
Traksi kulit menggunakan plester lebar yang direkatkan pada kulit dan
diperkuat dengan verban elastis. Berat maksimum yang dapat diberikan adalah
periode yang pendek dan lebih sering untuk manajemen temporer fraktur
femur dan dislokasi serta untuk mengurangi spasme otot dan nyeri sebelum
pembedahan.
fasia superficial, fasia dalam (deep) dan / serta intermuskular. Tenaga traksi
melebih 5 Kg, tergantung dari besar atau kecilnya penderita dan dari usia
Bilamana kurang dari beban tersebut, dan kulit penderita diperiksa 2 kali
minggu, traksi kulit dapat digunakan dengan aman selama 4-6 minggu.
dilakukan.
• Pengobatan sementara pada fraktur sampai menunggu terapi
definitif.
• Fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil misalnya pada fraktur
keadaan beriku :
- Dermatitis
kulit.
fleksi.
Modifikasi :
Kerugian :
aksis kaki melalui tali yang diikat di kaki dari perluasan melewati
tempat tidur.
tempat tidur maka pemberat dapat terlalu berat dan perlu untuk
ditinjau ulang.
(seperlunya).
Management nyeri merupakan bagian penting dalam
4-6 minggu.
• Distal oedema
• Kerusakan vaskular
• Fraktur femur
Dalam traksi kulit dan bayi ditahan dari sudut yang istimewa.
2. Traksi Skeletal
Proksimal tibia
Kondilus femur
Olekranon
Trokanter mayor
wire yang telah dimasukkan kedalam tulang. Untuk melakukan ini berat
yang besar dapat digunakan. Traksi skeletal digunakan untuk fraktur yang
tidak stabil, untuk mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg
tulang jarang digunakan pada penanganan fraktur bagian tubuh atas namun
dewasa. Jika lebih dari ini tahanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan
dan traksi tidak akan menjadi efektif. Berikan tahanan yang berlawanan
dengan meninggikan kaki dari kasur pada blok tertentu. Dengan merubah
tempat tidur pada arah berlainan tendensi untuk meluncur akan ditahan.
Pada traksi servikal sisi depan dari tempat tidur harus ditinggikan, dan
dengan traksi Dunlop sisi tempat tidur dekat dengan luka membutuhkan
elevasi.
A. Indikasi
terapi definitif.
Infeksi
Distraksi.
Paralisa Syaraf
observasi seksama.
Patahnya pin/kawat
(kesatuan Charnley).
Dekubitus
Kongesti paru
Konstipasi
Anoreksia
memungkinkan.
Fraktur tidak stabil pada asetabulum ketika salah satu dari tulang
fiksasi interna.
Fraktur panggul (basilar neck, intertrokanter atau subtrokanter)
dikerjakan
kontraindikasi.
Gambar. skeletal traksi
dianjurkan penggunaanya.
ii. Dengan menggunakan pin atau wire pada proksimal tibia dan
kemudian pin atau wire diliputi oleh gips atau tungkai pendek
posisi fungsional
1. Karena tungkai dalam gips tidak ada tekanan pada otot betis
i. Melakukan traksi langsung pada tibia atau femur melalui pin atau
wire
ii. Tungkai diletakan pada suatu Thomas Spint dengan atau tanpa
Gunakan :
Recognition
Prinsip pertama adalah diagnosis dan menilai keadaan fraktur,
Reduction
Posisi yang baik adalah alignment yang sempurna dan aposisi yang
anggota gerak bawah dan lengan atas dan angulasi sampai 10% pada
over-riding tidak melebihi 0,5 inchi pada fraktur femur. Adanya rotasi
Retention
Imobilisasi fraktur
Rehabilitation
1. Definisi
Gips dalam bahasa latin disebut kalkulus, dalam bahasa ingris disebut plaster
of paris, dan dalam belanda disebut gips powder. Gips merupakan mineral
yang terdapat di alam berupa batu putih tang mengandung unsur kalsium
sulfat dan air. Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang di cetak
sesuai dengan kontur tubuh tempat gips di pasang (Brunner & Sunder, 2000).
2. Tujuan
a) Imobilisasi kasus dislokasi sendi
b) Fiksasi fraktur yang telah di reduksi
c) Mengoreksi cacat tulang
d) Imobilisasi pada kasus penyakit tulang setelah dilakukan operasi
c) Gips tungkai pendek. Gips ini dipasang memanjang dibawah lutut sampai
dasar jari kaki, kaki dalam sudut tegak lurus pada posisi netral.
d) Gips tungkai panjang, gips ini memanjang dari perbatasan sepertiga atas
dan tengah paha sampai dasar jari kaki, lutut harus sedikit fleksi.
e) Gips berjalan. Gips tungkai panjang atau pendek yang dibuat lebih kuat
dan dapat disertai telapak untuk berjalan.
i) Gips spika pinggul. Gips ini melingkari batang tubuh dan satu ekstremitas
bawah (gips spika tunggal atau ganda).
7. Prosedur Kerja
a) Siapkan pasien dan jelaskan pada prosedur yang akan dikerjakan.
b) Siapkan alat-alat yang akan digunakan untuk pemasangan gips.
c) Daerah yang akan di pasang gips dicukur, dibersihkan,dan di cuci dengan
sabun, kemudian dikeringkan dengan handuk dan di beri krim kulit.
d) Sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan di gips.
e) Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi yang di
tentukan dokter selama prosedur.
f) Pasang spongs rubs(bahan yang menyerap keringat) pada bagian tubuh
yang akan di pasang gips, pasang dengan cara yang halus dan tidak
mengikat. Tambahkan bantalan di daerah tonjolan tulang dan pada jalur
saraf.
g) Masukkan gips dalam baskom berisi air, rendam beberapa saat sampai
gelembung-gelembung udara dari gips habis keluar. Selanjutnya, diperas
untuk mengurangi air dalam gips.
h) Pasang gips secara merata pada bagian tubuh. Pembalutan gips secara
melingkar mulai dari distal ke proksimal tidak terlalu kendor atau ketat.
Pada waktu membalut, lakukan dengan gerakan bersinambungan agar
terjaga ketumpangtidihan lapisan gips. Dianjurkan dalam jarak yang tetap
(kira-kira 50% dari lebar gips) Lakukan dengan gerakan yang
bersinambungan agar terjaga kontak yang konstan dengan bagian tubuh.
i) Setelah pemasangan, haluskan tepinya, potong serta bentuk dengan
pemotong gips.
j) Bersihkan Partikel bahan gips dari kulit yang terpasang gips.
k) Sokong gips selama pergeseran dan pengeringan dengan telapak tangan.
Jangan diletakkan pada permukaan keras atau pada tepi yang tajam dan
hindari tekanan pada gips.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol.
3. Jakarta : EGC.
Wahyu, Ratna. 2016. Persiapan Pemasangan Trakhi Ekstensi Buck. Tersedia di:
https://www.scribd.com/doc/294860489/Persiapan-Pemasangan-Traksi-Ekstensi-
Buck