Traksi Kulit
Traksi kulit merupakan traksi dengan menggunakan kulit sebagai media tarikan terhadap
muskulofascia. Beban traksi ini diaplikasikan pada area kulit yang luas untuk membagi beban, lebih
nyaman dan efisien. Beban pada traksi kulit yang dapat digunakan adalah 1/7 dari berat badan dengan
maksimal beban 5 kg. Beban yang berlebihan pada traksi kulit dapat mengakibatkan lepasnya bagian
superfisial kulit yang dapat menyebabkan ekskoriasi. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan pada kulit
yang akan dipasang traksi yaitu ada tidaknya luka, thromboflebitis, dan varises.
Pada anak-anak, pemasangan traksi dapat dilakukan dengan indikasi sebagai berikut :
1. Fraktur femur yang tidak stabil pada anak usia kurang dari 6 tahun dengan shortening lebih dari
3 cm.
2. Fraktur femur yang gagal dengan hemispica dalam mempertahankan alignment dan shortening.
3. Fraktur femur usia 6-11 tahun tanpa cidera penyerta pada anak yang kooperatif dengan
mobilisas lama dan pemakaian spica.
Traksi Bryant
Traksi yang juga dikenal sebagai traksi Gallow ini pada awalnya dipergunakan untuk usia di
bawah 6 tahun tetapi banyak didapatkan komplikasi vaskular sehingga saat ini traksi Bryant digunakan
untuk fraktur femur pada anak usia kurang dari 1 tahun sebelum anak bisa berjalan atau berat badan di
bawah 8 kg. Traksi ini dilakukan selama 10 hari hingga 2 minggu. Keuntungan dari traksi ini adalah
memudahkan perawatan pada saat BAB dan BAK.
Traksi Dunlop
Traksi ini digunakan untuk fraktur supra dan intercondylar pada anak yang sulit dilakukan closed
reduction karena edema, atau closed reduction dengan fleksi elbow berisiko mencederai vaskularisasi.
Traksi Dunlop dilakukan selama 7-10 hari sampai edema berkurang dan dapat dipasang gips.
Komplikasi yang dapat timbul dari traksi ini adalah Volkman’s ischemic contracture. Oleh karena
itu pada 2 hari pertama harus dilakukan evaluasi setiap jam adanya tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakompartemen.
Pin Steinmann
Ini adalah pin metal stainless steel dengan diameter 4 sampai 6 mm. Dengan diameter yang
besar maka kekuatan yang didapatkan lebih besar disbanding Kirschner wire. Setelah pin terpasang,
Bohler dipasang pada pin untuk mengarahkan traksi yang diinginkan. Yang perlu diperhatikan adalah
insersi pada distal femur lebih banyak menyebabkan lutut kaku karena terbentuk callus yang
menghambat pergerakan vastus.
Pin Denham
Pin ini identikal dengan pin Steinmann kecuali adanya alur pendek yang mengarah ke ujung
introducer. Alur ini yang menahan korteks tulang dan menurunkan risiko bergesernya pin. Pin ini
khususnya sangat cocok pada tulang cancellous seperti calcaneus atau pada tulang osteoporotik.
Distal Femur
- Tempat insersi adalah perpotongan garis vertikal dengan batas pole atas patela dan garis
horizontal proksimal dari adductor tuberkel untuk menghindari ligamen collateral
- Relatif lebih sulit
- Arah tarikan sesuai aksis femur
- Lama traksi sementara maksimal 3 minggu, traksi definitif selama 1,5 bulan dilanjutkan gips
- Bisa menggunakan beban yang berat (7,5 kg – 12,5 kg)
o Fraktur femur neglected
o Fraktur acetabulum tipe sentral
Ujung proksimal Tibia
- Poin insersi adalah ¾ inchi (2 cm) di belakang krista, di bawah level tuberkel tibia
- Bila diperlukan beban yang tidak terlalu besar pada fraktur femur 2/3 distal
- Berat beban 5 - 7,5 kg, lama traksi sama dengan pada distal femur
- Kontraindikasi pada penderita dengan cedera ligamen lutut
- Arah tarikan berorientasi sesuai aksis panjang femur
Ujung distal Tibia
- Poin insersi adalah 2 inchi (5 cm) di atas level sendi pergelangan kaki, di tengah batas anterior dan
posterior dari tibia
Calcaneus
- Tempat insersi 1.5 inchi dari maleolus medialis ke arah inferior dan 1.5 inchi ke posterior
- Harus berhati-hati agar tidak masuk sendi subtalar
- Tidak lazim, tetapi biasa digunakan untuk fraktur tibial plateau atau tibia plafond
- Sering terjadi hematoma pada tempat insersi
Gambar 8. Lokasi insersi pin pada distal femur, proksimal tibia, distal tibia, dan calcaneus
Olecranon
Traksi skeletal dengan risiko komplikasinya membutuhkan perawatan yang baik secara rutin.
Balutan pada tempat masuknya pin harus diganti secara steril dan berkala, 2 kali sehari. Talk dapat
diberikan pada lipatan kulit dan lipatan sendi untuk mengurangi iritasi dan gatal. Padding harus selalu
pada posisi melapisi tulang-tulang yang menonjol untuk mencegah pressure sores. Pada pasien dengan
tirah baring lama, bed exercise diperlukan untuk mencegah komplikasi umum seperti pneumonia,
tromboemboli, obstipasi, dan lainnya.
REFERENSI
1. Louis S, David W, Selvadurai N. 2010. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 9th edition.
Hodder Arnold : London.
2. Cannale ST. Beaty JH. 2007. Campbell’s Operative Orthopaedic, 11th ed. Mosby: Philadelphia.
3. Bucholz.R.W. 1995. Rockwood and wilkin’s Fractures in children 6th edition. Lippincott Williams
and Wilkins: Philadelphia.
4. John DM, Jeffry PH. 1975. Traction and Orthopaedic Appliances, 1st edition. Churchill Livingstone :
London.