Anda di halaman 1dari 13

Jadi gini sebelum kita masuk ke materi tak jelasin dulu sikon oscenya..

Di dalem itu nanti ada satu staff, dan residen psikiatri yang jadi pasiennya. Kita
(peserta osce) masuk per kelompok (3 orang). Kemudian dapet 1 kertas untuk nulis hasil
anamnesis. Jadi nanti di dalem ruangan anamnesisnya bareng-bareng. So, pertanyannya
dibagi-bagi. Yang paling penting adalah seluruh hasil anamnesis ditulis dengan rapih pada
kertas tadi. JANGAN SAMPAI udah anamenesis banyak-banyak tapi nggak ditulis.
PERCUMA. Soalnya dulu (sebut saja namanya melati), ada yang anamnesisnya bagus, urut,
rapih, diagnosisnya bener tapi hasil anamnesisnya ditulis gak lengkap dan berantakan dan
hasilnya nggak lulus. Dan satu lagi, benar diagnosis itu bukan tujuan utama dari osce, tujuan
utamanya adalah kalian tau apa yang harus ditanyakan dan anamnesis yang lengkap. Waktu
yang disediakan sekitar 15 menit. Jadi harus cepat, jangan sampai kalian yg flight of idea di
dl ruangan. Preambule nya cukup segitu.
Next>> bahas materi.
Anamnesis bisa didapatkan dari autoanamnesis aloanmnesis pertama tetep dicoba dari
autoanamnesis dulu, kalo gak bisa baru aloanamnesis.

1. Mendapatkan rapport
Ceklist ini intinya adalah perkenalan dan basa-basi sebagai dokter. Krn bertiga,
supaya hemat waktu, yang memperkenalkan salah satu saja. Tapi yg salaman tetep
bertiga. Disini ditanyakan identitas pasien dan keluarga yg mengantar.
A: selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya dr.melati, ini dr.mawar, dan ini dr.budi.
(A menyalami pasien, diikuti oleh B, dan C)
B: gmn kabarnya hari ini ibu/bapak? Ada yang bisa kami bantu?
2. Identitas
Di ceklist yang tertulis adalah identitas penderita, akan tetapi penting juga untuk
menanyakan identitas pengantar dan hubungan kekerabatannya dengan pasien.

Keluarga pasien: ini dok, anak saya sudah lama tidak mau ngomong.
C: oh gitu, mhn maaf sebelumnya, nama bapak siapa ya? Ayah dari pasien?
A:klo masnya namanya siapa? (tanya ke pasien dulu, ngetes masih bisa jawab atau
nggak. Klo nggak bisa, baru tanya ke bapaknya). Maaf bapak nama, anaknya siapa ya
pak?
Usia? Umur? Alamat? pekerjaan? Sudah menikah atau belum?
3. Keluhan utama
Klo keluarga keluarga belum ngmg apapun ttg keluhan pasien bisa ditanyakan.
A:mohon maaf bapak, keluhan anaknya apa ya bapak?

Tapi klo dari awal udah menyinggung ttg keluhan anaknya (seperti yg di no.2) , untuk
menggali lebih dalam tentang keluhan, bisa kita gunakan repetisi.
A: maaf bapak, tadi kalau tidak salah tadi bapak bilang anak bapak sudah lama tidak
mau ngomong ya bapak?

Repetisi juga digunkan unk memastikan keluhan yang terjadi pada anaknya. Setelah
didapatkan keluhan utama, digali 7 butir mutiara anamnesisnya. Tssaaah. LOKKFFA.
a. Lokasi (krg begitu bermakna, kecuali pasien psikosomatis, penting untuk
diatanyakan lokasi sakitnya dimana)
b. Onset dan kronologis: penting banget untuk ditanyakan dan diketahui.
B: bapak, keluhan adeknya ini sudah sejak kapan ya bapak? (nanya onset)
C: mungkin bapak mengetahui sebelum adeknya ini mengalami keluhan tersebut,
ada kejadian apa yg menurut bapak pemicu keluhan adik?
Klo usia nya remaja muda biasanya: mau ujian, gak lulus, putus cinta, ditinggal.
Klo usianya remaja tua biasanya biasanya: labil ekonomi, gak dapet kerjaan, putus
cinta
Klo usianya tua biasanya: habis membunuh orang, hutang, ditinggal wafat orang
terdekat, bangkrut.
c. Kualitas
A: keluhan tersebut sampai mengganggu aktifitas sehari-hari adik atau tidak,
bapak?
Atau “adiknya masih mau makan atau mandi tidak, bapak?”
d. Kuantitas
B: dalam sehari biasanya keluhannya muncul berapa kali pak?
e. Faktor memperberat
Biasanya keluhannya tambah berat saat kapan bapak?
Biasanya keluhan tambah berat jika bertemu siapa bapak?
Biasanya kalo adiknya sendiri keluhannya tambah berat atau tidak pak?
Biasanya keluhannya tambah berat jika adik mengingat apa bapak?
f. Faktor memperingan
Biasanya keluhanya mereda saat kapan bapak?
Adiknya sudah pernah diobati atau belum pak?
Biasanya minum obat apa yg dapat mengurangi keluhan adiknya pak?
g. Analisis lain (gejala penyerta)
Selain keluhan tersebut, apakah ada keluhan lain yang dirasakan oleh adik?
PENTING SEKALI UNTUK DITANYAKAN.

Pada anamnesis pencarian tujuh butir anamnesis yang penting adalah jangan pernah
memotong informasi yang disampaikan oleh residen (baca: pasien atau keluarga pasien).
Karena kadang tanpa kita tanyakan residen telah memberikan informasi yang kita butuhkan
:D. Dan seandainya sudah diberikan informasinya, jangan kita ulangi lagi pertanyaanya, krn
justru akan membuang-buang waktu. Tetep jangan lupa, untuk MENULIS.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Untuk mengetahui apakah gejala serupa pernah dirasakan oleh pasien.
Yang paling penting ditanyakan adalah,
“apakah keluhan seperti ini pernah dirasakan sebelumnya” kalau iya, ditanyakan pada
usia berapa? Keluhan berlangsung berapa lama? Apa penyebabnya? Apa sudah
dilakukan pengobatan?

Riwayat penyakit organik juga perlu sedikit ditanyakan.


“Apakah punya riwayat penyakit DM atau Hipertensi atau Kejang?”

5. Riwayat psikoseksual
Kalo pasiennya usianya remaja yang bisa ditanyakan adalah:
Bagaimana hubungannya dengan lawan jenis? Punya teman dekat lawan jenis atau
tidak? Punya masalah dalam hal percintaan atau tidak? Ada masalah dengan kekasih
atau pacar tidak?
Kalo pasiennya usia tua:
Kapan ibu/Bapak menikah? Di Usia Berapa menikah? Sekarang sudah punya anak
berapa? Bagaimana hub.suami istri nya?

6. Riwayat keluarga
Pertanyaan wajib: Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan serupa dengan
pasien?
Kalo iya, bagaimana riwayat penyakit pada anggota keluarga tersebut? Sudah sembuh
atau belum?
Pertanyaan lain, Bagaimana sikap keluarga terhadap keluhan pasien? Apakah
anggota keluarga menjauh?

7. Riwayat sosial ekonomi


Bagaimana pekerjaan pasien sehari-hari? Apakah ada keluhan pasien terhadap
pekerjaannya? Apakah biaya kehidupan sehari-hari tercukupi?

Dalam berkomunikasi usahakan afek wajah kita juga sesuai dengan pasien. Jangan
sampai pasien/keluarga dalam suasana sedih, kita malah ketawa-ketawa. Usahakan
komunikasi antaranggota kelompok Harus berkesinambungan, jangan saling menyela.
klo ada temennya yang lupa dibantu.

Pemeriksaan Status Mental


SEKALI LAGI! Nanti wajib ditulis hasil anamnesis kalian,untuk yang statusmenal ini
ditulis PER CEKLIST!!!

1. Kesan umum pasien


Komposmentis (sigap), apatis (acuh tak acuh), somnolen (Mengantuk), Sopor (Nyaris
tidak berespon), koma (tidak berespon sama sekali terhadap rangsangan kuat)
Contoh: Composmentis wajah nampak sedih, berpakaian rapih.

2. Aktivitas psikomotor dan sikap terhadap pemeriksa


Hiperaktif/Normoaktif/hipoaktif dan kooperatif/non kooperatif selama pemeriksaan.

Kalo mau keren tambahin yang di bawah ini:


Perilaku motorik adalah ekspresi perilaku individu yang terwujud dalam ragam
aktivitas motorik. berbagai ragam gangguan perilaku motorik yang lazim dijumpai
dalam praktek psikiatri, yaitu:

 Stupor Katatonia: penurunan aktivitas motorik secara ekstrim, bermanifestasi


sebagai gerakan yang lambat hingga keadaan tak bergerak dan kaku seperti
patung. Keadaan ini dapat dijumpai pada skizofrenia katatonik
 Furor katatonia: suatu keadaan agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhan
motorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh
stimulus eksternal. Dapat ditemukan pada skizofrenia katatonik, seringkali
silih berganti dengan gejala stupor katatonik.
 Katalepsia: adalah keadaan mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu
dalam waktu lama. Individu dengan katalepsi dapat berdiri di atas satu kaki
selama berjam jam tanpa bergerak. Merupakan salah satu gejala yang bisa
ditemukan pada skizofrenia katatonik.
 Flexibilitas cerea: keadaan sikap tubuh yang sedemikian rupa dapat diatur
tanpa perlawanan sehingga diistilahkan seluwes lilin.
 Akinesia: menggambarkan suatu kondisi aktivitas motorik yang sangat
terbatas, pada keadaan berat menyerupai stupor pada skizofrenia katatonik.
 Bradikinesia: perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi pada
parkinsonisme atau penyakit parkinson. Individu memperlihatkan gerakan
yang kaku dan kehilangan respons spontan.

3. Mood dan afek


Udah pada tau kan.. intinya mood adalah interpretasi kita dapatkan dengan bertanya
kepada pasien (suasana perasaan seseorang yang mewarnai persepsi seseorang
terhadap kehidupannya). Sedangkan afek adalah interpretasi yang didapatkan oleh
pemeriksa sepanjang pemeriksaan.
Jadi kalo mau dapet mood kita wajib tanya “Bagaimana perasaan bapak/ibu saat ini?”
Macam”nya:
 eutimia: suasana perasaan dalam rentang normal.
 Hipotimia: pasien mengeluhkan tentang kesedihan dan kehiangan semangat.
 Hipertimia: pasien mengaku hiperaktif dan enerjik yg berlebihan
 Disforia: perasaan tidak menyenangkan, jenuh, atau jengkel.
 Eforia: gembira yang berlebihan.
 Anhedonia: kehilangan minat terhadap kehidupan.
 Labil: sedih, cemas, marah, euphoria muncul bergantian secara tidak terduga.
 iritabel: suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan
seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi yang tidak disenanginya.
sedangkan afek ga perlu kita tanya. Cukup langsung ditulis aja.
 Afek luas: adalah afek pada rentang normal, yaitu ekspresi emosi yang luas
dengan sejumlah variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama suara
maupun gerakan tubuh, serasi dengan suasana yang dihayatinya.
 Afek menyempit: menggambarkan nuansa ekspresi emosi yang terbatas.
Intensitas dan keluasan dari ekspresi emosinya berkurang, yang dapat dilihat
dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang kurang bervariasi.
 Afek menumpul: merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi
emosi yang tampak dari tatapan mata kosong, irama suara monoton dan
bahasa tubuh yang sangat kurang.
 Afek mendatar: adalah suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek
menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan
ekspresi emosi. Ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh
yang kaku, gerakan gerakan sangat minimal, dan irama suara datar seperti
’robot’.
 Afek serasi: menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat
dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya.
 Afek tidak serasi: kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok
dengan suasana yang dihayati. Misalnya seseorang yang menceritakan suasana
duka cita tapi dengan wajah riang dan tertawa tawa.
 Afek labil: Menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba
tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal.
4. Pembicaraan
Mutisme: doi diem aja, gak ada jawaban apapun.
Blocking: ngomong banyak, trus tiba-tiba diem.
Logorrhea: Banyakan ngomong tapi masih logis.
Flight of idea: bicara cepat tapi loncat-loncat topic pembicaraanya.
Inkoherensi: ngomong panjanglebar tapi yang diomongin kagak nyambung antar
kalimatnya.
5. Gangguan persepsi
Persepsi adalah sebuah proses mental yang merupakan pengiriman stimulus
fisik menjadi informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara
sadar. Beberapa contoh gangguan persepsi:
 Depersonalisasi: satu kondisi patologis yang muncul sebagai akibat dari
perasaan subyektif dengan gambaran seseorang mengalami atau merasakan
diri sendiri (atau tubuhnya) sebagai tidak nyata atau khayali (asing, tidak
dikenali)
 Derealisasi: perasaan subyektif bahwa lingkungannya menjadi asing, tidak
nyata.
 Ilusi: satu persepsi yang keliru atau menyimpang dari stimulus eksternal yang
nyata.
 Halusinasi: persepsi atau tanggapan palsu, tidak berhubungan dengan stimulus
eksternal yang nyata; menghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal
yang nyata. Jenis-jenis halusinasi:
 halusinasi hipnagogik: persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika
mulai jatuh tertidur, secara umum bukan tergolong fenomena patologis
 halusinasi hipnapompik: persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika
seseorang mulai terbangun, secara umum bukan tergolong fenomena
patologis
 halusinasi auditorik: persepsi suara yang keliru, biasanya berupa suara
orang meski dapat saja berupa suara lain seperti musik, merupakan
jenis halusinasi yang paling sering ditemukan pada gangguan psikiatri
 halusinasi visual: persepsi penglihatan keliru yang dapat berupa bentuk
jelas (orang) atau pun bentuk tidak jelas (kilatan cahaya), sering kali
terjadi pada gangguan medis umum
 halusinasi penciuman: persepsi penghidu keliru yang seringkali terjadi
pada gangguan medis umum
 halusinasi pengecapan: persepsi pengecapan keliru seperti rasa tidak
enak sebagai gejala awal kejang, seringkali terjadi pada gangguan
medis umum
 halusinasi taktil: persepsi perabaan keliru seperti phantom libs (sensasi
anggota tubuh teramputasi), atau formikasi (sensasi merayap di bawah
kulit)
 halusinasi somatik: sensasi keliru yang terjadi pada atau di dalam
tubuhnya, lebih sering menyangkut organ dalam (juga dikenal sebagai
cenesthesic hallucination)
 halusinasi liliput: persepsi keliru yang mengakibatkan obyek terlihat
lebih kecil (micropsia)

6. Bentuk pikiran
Gampang. Tinggal pilih realistic atau non realistic. Itu aja.

7. Isi pikiran
Gangguan isi pikir:
Di sini yang terganggu adalah buah pikirannya/keyakinannya dan bukan cara
penyampaiannya. Dapat berupa miskin isi pikir, waham, obsesi, fobia, dan lain-lain.
a. Kemiskinan isi pikir: pikiran yang hanya menghasilkan sedkit informasi dikarenakan
ketidakjelasan, pengulangan yang kosong, atau frase yang tidak dikenal.
b. Waham/delusi: satu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru, berdasarkan
simpulan yang keliru tentang kenyataan eksternal, tidak konsisten dengan intelegensia
dan latar belakang budaya pasien, dan tidak bisa diubah lewat penalaran atau dengan
jalan penyajian fakta. Jenis-jenis waham:
 waham bizarre: keyakinan yang keliru, mustahil dan aneh (contoh: makhluk
angkasa luar menanamkan elektroda di otak manusia)
 waham sistematik: keyakinan yang keliru atau keyakinana yang tergabung
dengan satu tema/kejadian (contoh: orang yang dikejar-kejar polisi atau mafia)
 waham nihilistik: perasaan yang keliru bahwa diri dan lingkungannya atau
dunia tidak ada atau menuju kiamat
 waham somatik: keyakinan yang keliru melibatkan fungsi tubuh (contoh:
yakin otaknya meleleh)
 waham paranoid: termasuk di dalamnya waham kebesaran, waham
kejaran/persekutorik, waham rujukan (reference), dan waham dikendalikan.
 waham kebesaran: keyakinan atau kepercayaan, biasanya psikotik
sifatnya, bahwa dirinya adalah orang yang sangat kuat, sangat berkuasa
atau sangat besar.
 waham kejaran (persekutorik): satu delusi yang menandai seorang
paranoid, yang mengira bahwa dirinya adalah korban dari usaha untuk
melukainya, atau yang mendorong agar dia gagal dalam tindakannya.
Kepercayaan ini sering dirupakan dalam bentuk komplotan yang
khayali, dokter dan keluarga pasien dicurigasi bersama-sama
berkomplot untuk merugikan, merusak, mencederai, atau
menghancurkan dirinya.
 waham rujukan (delusion of reference): satu kepercayaan keliru yang
meyakini bahwa tingkah laku orang lain itu pasti akan memfitnah,
membahayakan, atau akan menjahati dirinya.
 waham dikendalikan: keyakinan yang keliru bahwa keinginan, pikiran,
atau perasaannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Termasuk di
dalamnya:
 thought withdrawal: waham bahwa pikirannya ditarik oleh orang lain
atau kekuatan lain
 thought insertion: waham bahwa pikirannya disisipi oleh orang lain
atau kekuatan lain
 thought broadcasting: waham bahwa pikirannya dapat diketahui oleh
orang lain, tersiar di udara
 thought control: waham bahwa pikirannya dikendalikan oleh orang lain
atau kekuatan lain
 waham cemburu: keyakinan yang keliru yang berasal dari cemburu patologis
tentang pasangan yang tidak setia
 erotomania: keyakinan yang keliru, biasanya pada wanita, merasa yakin
bahwa seseorang sangat mencintainya
c. Obsesi: satu ide yang tegar menetap dan seringkali tidak rasional, yang biasanya
dibarengi satu kompulsi untuk melakukan suatu perbuatan, tidak dapat dihilangkan
dengan usaha yang logis, berhubungan dengan kecemasan.
d. Kompulsi: kebutuhan dan tindakan patologis untuk melaksanakan suatu impuls, jika
ditahan akan menimbulkan kecemasan, perilaku berulang sebagai respons dari obsesi
atau timbul untuk memenuhi satu aturan tertentu.
e. Fobia: ketakutan patologis yang persisten, irasional, berlebihan, dan selalu terjadi
berhubungan dengan stimulus atau situasi spesifik yang mengakibatkan keinginan
yang memaksa untuk menghindari stimulus tersebut. Beberapa contoh di antaranya:
 Fobia spesifik: ketakutan yang terbatas pada obyek atau situasi khusus (contoh
takut pada laba-laba atau ular
 Fobia sosial: ketakutan dipermalukan di depan publik seperti rasa takut untuk
berbicara, tampil, atau makan di depan umum
 Akrofobia: ketakutan berada di tempat yang tinggi
 Agorafobia: ketakutan berada di tempat yang terbuka
 Klaustrofobia: ketakutan berada di tempat yang sempit
 Ailurofobia: ketakutan pada kucing
 Zoofobia: ketakutan pada binatang
 Xenofobia: ketakutan pada orang asing
 Fobia jarum: ketakutan yang berlebihan menerima suntikan
8. Tingkat kesadaran
Gak perlu ditanyain. Pake yang dari kesan umum aja

9. Orientasi
Adalah kemampuan individu untuk mengenali obyek atau situasi sebagaimana
adanya. Dibedakan atas orientasi personal/orang, yaitu kemampuan untuk mengenali
orang orang yang sudah dikenalnya. Orientasi ruang/spatial, yaitu kemampuan
individu untuk mengenali tempat dimana ia berada. Orientasi waktu, yaitu
kemampuan individu untuk mengenali secara tepat waktu dimana individu berada.
Sesuai dengan ranah yang terganggu maka dibedakan gangguan orientasi orang,
tempat dan waktu. Gangguan orientasi sering terjadi pada kerusakan organik di otak.

Yang perlu ditanyakan adalah:

 Orientasi personal: Bapak anak keberapa dari berapa bersaudara?


 Orientasi waktu: Hari ini hari apa pak? Tanggal berapa pak?
 Orientasi tempat: Apa bapak tahu sekarang berada dimana?
 Orientasi situasional:Bapak sekarang di rumah sakit, tahu sebabnya apa? Atau
Apa bapak tahu siapa saya?
10. Daya ingat
Adalah proses penngelolaan informasi, meliputi perekaman – penyimpanan – dan
pemanggilan kembali. Terdapat beberapa jenis gangguan memori/daya ingat, yaitu:
 Amnesia: adalah ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau seluruh
pengalaman masa lalu. Amnesia dapat disebabkan oleh gangguan organik di
otak, misalnya; pada kontusio serebri. Namun dapat juga disebabkan faktor
psikologik misalnya pada gangguan stres pasca trauma individu dapat
kehilangan memori dari peristiwa yang sangat traumatis. Berdasarkan waktu
kejadian, amnesia dibedakan menjadi:
 Amnesia anterograd, yaitu apabila hilangnya memori terhadap
pengalaman/informasi setelah titik waktu kejadian. Misalnya; seorang
pengendara motor yang mengalami kecelakaan, tidak mampu
mengingat peristiwa peristiwa yang terjadi setelah kecelakaan.
 Amnesia retrograd, yaitu hilangnya memori terhadap
pengalaman/informasi sebelum titik waktu kejadian. Misalnya, seorang
gadis yang terjatuh dari atap dan mengalami trauma kepala, tidak
mampu mengingat berbagai peristiwa yang terjadi sebelum kecelakaan
tersebut.
 Paramnesia: Sering disebut sebagai ingatan palsu, yakni terjadinya distorsi
ingatan dari informasi/pengalaman yang sesungguhnya. Dapat disebabkan
oleh faktor organik di otak misalnya pada demensia. Namun dapat juga
disebabkan oleh faktor psikologik misalnya pada gangguan disosiasi.
Beberapa jenis paramnesia, antara lain:
 Konfabulasi: adalah ingatan palsu yang muncul untuk mengisi
kekosongan memori. Biasa terjadi pada orang dengan demensia.
 Deja Vu: adalah suatu ingatan palsu terhadap pengalaman baru.
Individu merasa sangat mengenali suatu situasi baru yang
sesungguhnya belum pernah dikenalnya.
 Jamais Vu: adalah kebalikan dari Deja Vu, yaitu merasa asing terhadap
situasi yang justru pernah dialaminya.
 Hiperamnesia: adalah ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap
suatu pengalaman
 Screen memory: adalah secara sadar menutupi ingatan akan
pengalaman yang menyakitkan atau traumatis dengan ingatan yang
lebih dapat ditoleransi
 Letologika: adalah ketidakmampuan yang bersifat sementara dalam
menemukan kata kata yang tepat untuk mendeskripsikan
pengalamannya. Lazim terjadi pada proses penuaan atau pada stadium
awal dari demensi.

Berdasarkan rentang waktu individu kehilangan daya ingatnya, dibedakan menjadi:


 Memori segera (immidiate memory): adalah kemampuan mengingat peristiwa
yang baru saja terjadi, yakni rentang waktu beberapa detik sampai beberapa
menit
 Memori baru (recent memory): adalah ingatan terhadap pengalaman/informasi
yang terjadi dalam beberapa hari terakhir
 Memori jangka menengah (recent past memory): adalah ingatan terhadap
peristiwa yang terjadi selama beberapa bulan yang lalu.
 Memori jangka panjang: adalah ingatan terhadap peristiwa yang sudah lama
terjadi (bertahun tahun yang lalu)
11. Konsentrasi dan perhatian
Usaha untuk mengarahkan aktivitas mental pada pengalaman tertentu.
Gangguanperhatian meliputi ketidakmampuan memusatkan perhatian,
mempertahankan perhatian, atau mengalihkan perhatian.
 Distraktibilitas
Ketidakmampuan untuk mempertahan dan memusatkan perhatian.
Konsentrasinya sangat mudah teralih oleh berbagai stimulus yang terjadi
di sekitarnya. Lazim ditemukan pada gangguan cemas akut dan keadaan
mania
 Inatensi selektif
Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada objek tertentu.
 Hipervigilitas
Pemuasatan perhatian yang berlebihan terhadap stimulus external dan
internal sehingga nampak sangat tegang.
12. Kemampuan visuospasial

Pasien diminta menggambar arah jam.

13. Pikiran abstrak

Membandingkan satu benda dengan benda lainnya.


Ex:ibu bulan bentuknya apa, persegi atau lingkaraan?
Bola tenis sama melon persamaanya apa ibu?

14. Pengendalian impuls

Terkait dengan aktivitas psikomotorik dan konsentrasi pasien

15. Pertimbangan tilikan


Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu
situasi (termasuk di dalamnya dari gejala itu sendiri). Dalam arti luas, tilikan sering
disebut sebagai wawasan diri, yaitu pemahaman seseorang terhadap kondisi dan
situasi dirinya dalam konteks realitas sekitarnya. Dalam arti sempit merupakan
pemahaman pasien terhadap penyakitnya. Tilikan terganggu artinya kehilangan
kemampuan untuk memahami kenyataan obyektif akan kondisi dan situasi dirinya.
Jenis-jenis tilikan:
a. Tilikan derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya.
b. Tilikan derajat 2: ambivalensi terhadap penyakitnya.
c. Tilikan derajat 3: menyalahkan faktor lain sebagai penyebab
penyakitnya.
d. Tilikan derajat 4: menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namum
tidak memahami penyebab sakitnya.
e. Tilikan derajat 5: menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam
perilaku praktisnya.
f. Tilikan derajat 6 (sehat): menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya
disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.

16. Kesimpulan dx.

Meskipun gak wajib tahu, tapi alangkah baknya kalo diagnosis kita tepat.

Anda mungkin juga menyukai