Di dalem itu nanti ada satu staff, dan residen psikiatri yang jadi pasiennya. Kita
(peserta osce) masuk per kelompok (3 orang). Kemudian dapet 1 kertas untuk nulis hasil
anamnesis. Jadi nanti di dalem ruangan anamnesisnya bareng-bareng. So, pertanyannya
dibagi-bagi. Yang paling penting adalah seluruh hasil anamnesis ditulis dengan rapih pada
kertas tadi. JANGAN SAMPAI udah anamenesis banyak-banyak tapi nggak ditulis.
PERCUMA. Soalnya dulu (sebut saja namanya melati), ada yang anamnesisnya bagus, urut,
rapih, diagnosisnya bener tapi hasil anamnesisnya ditulis gak lengkap dan berantakan dan
hasilnya nggak lulus. Dan satu lagi, benar diagnosis itu bukan tujuan utama dari osce, tujuan
utamanya adalah kalian tau apa yang harus ditanyakan dan anamnesis yang lengkap. Waktu
yang disediakan sekitar 15 menit. Jadi harus cepat, jangan sampai kalian yg flight of idea di
dl ruangan. Preambule nya cukup segitu.
Next>> bahas materi.
Anamnesis bisa didapatkan dari autoanamnesis aloanmnesis pertama tetep dicoba dari
autoanamnesis dulu, kalo gak bisa baru aloanamnesis.
1. Mendapatkan rapport
Ceklist ini intinya adalah perkenalan dan basa-basi sebagai dokter. Krn bertiga,
supaya hemat waktu, yang memperkenalkan salah satu saja. Tapi yg salaman tetep
bertiga. Disini ditanyakan identitas pasien dan keluarga yg mengantar.
A: selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya dr.melati, ini dr.mawar, dan ini dr.budi.
(A menyalami pasien, diikuti oleh B, dan C)
B: gmn kabarnya hari ini ibu/bapak? Ada yang bisa kami bantu?
2. Identitas
Di ceklist yang tertulis adalah identitas penderita, akan tetapi penting juga untuk
menanyakan identitas pengantar dan hubungan kekerabatannya dengan pasien.
Keluarga pasien: ini dok, anak saya sudah lama tidak mau ngomong.
C: oh gitu, mhn maaf sebelumnya, nama bapak siapa ya? Ayah dari pasien?
A:klo masnya namanya siapa? (tanya ke pasien dulu, ngetes masih bisa jawab atau
nggak. Klo nggak bisa, baru tanya ke bapaknya). Maaf bapak nama, anaknya siapa ya
pak?
Usia? Umur? Alamat? pekerjaan? Sudah menikah atau belum?
3. Keluhan utama
Klo keluarga keluarga belum ngmg apapun ttg keluhan pasien bisa ditanyakan.
A:mohon maaf bapak, keluhan anaknya apa ya bapak?
Tapi klo dari awal udah menyinggung ttg keluhan anaknya (seperti yg di no.2) , untuk
menggali lebih dalam tentang keluhan, bisa kita gunakan repetisi.
A: maaf bapak, tadi kalau tidak salah tadi bapak bilang anak bapak sudah lama tidak
mau ngomong ya bapak?
Repetisi juga digunkan unk memastikan keluhan yang terjadi pada anaknya. Setelah
didapatkan keluhan utama, digali 7 butir mutiara anamnesisnya. Tssaaah. LOKKFFA.
a. Lokasi (krg begitu bermakna, kecuali pasien psikosomatis, penting untuk
diatanyakan lokasi sakitnya dimana)
b. Onset dan kronologis: penting banget untuk ditanyakan dan diketahui.
B: bapak, keluhan adeknya ini sudah sejak kapan ya bapak? (nanya onset)
C: mungkin bapak mengetahui sebelum adeknya ini mengalami keluhan tersebut,
ada kejadian apa yg menurut bapak pemicu keluhan adik?
Klo usia nya remaja muda biasanya: mau ujian, gak lulus, putus cinta, ditinggal.
Klo usianya remaja tua biasanya biasanya: labil ekonomi, gak dapet kerjaan, putus
cinta
Klo usianya tua biasanya: habis membunuh orang, hutang, ditinggal wafat orang
terdekat, bangkrut.
c. Kualitas
A: keluhan tersebut sampai mengganggu aktifitas sehari-hari adik atau tidak,
bapak?
Atau “adiknya masih mau makan atau mandi tidak, bapak?”
d. Kuantitas
B: dalam sehari biasanya keluhannya muncul berapa kali pak?
e. Faktor memperberat
Biasanya keluhannya tambah berat saat kapan bapak?
Biasanya keluhan tambah berat jika bertemu siapa bapak?
Biasanya kalo adiknya sendiri keluhannya tambah berat atau tidak pak?
Biasanya keluhannya tambah berat jika adik mengingat apa bapak?
f. Faktor memperingan
Biasanya keluhanya mereda saat kapan bapak?
Adiknya sudah pernah diobati atau belum pak?
Biasanya minum obat apa yg dapat mengurangi keluhan adiknya pak?
g. Analisis lain (gejala penyerta)
Selain keluhan tersebut, apakah ada keluhan lain yang dirasakan oleh adik?
PENTING SEKALI UNTUK DITANYAKAN.
Pada anamnesis pencarian tujuh butir anamnesis yang penting adalah jangan pernah
memotong informasi yang disampaikan oleh residen (baca: pasien atau keluarga pasien).
Karena kadang tanpa kita tanyakan residen telah memberikan informasi yang kita butuhkan
:D. Dan seandainya sudah diberikan informasinya, jangan kita ulangi lagi pertanyaanya, krn
justru akan membuang-buang waktu. Tetep jangan lupa, untuk MENULIS.
5. Riwayat psikoseksual
Kalo pasiennya usianya remaja yang bisa ditanyakan adalah:
Bagaimana hubungannya dengan lawan jenis? Punya teman dekat lawan jenis atau
tidak? Punya masalah dalam hal percintaan atau tidak? Ada masalah dengan kekasih
atau pacar tidak?
Kalo pasiennya usia tua:
Kapan ibu/Bapak menikah? Di Usia Berapa menikah? Sekarang sudah punya anak
berapa? Bagaimana hub.suami istri nya?
6. Riwayat keluarga
Pertanyaan wajib: Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan serupa dengan
pasien?
Kalo iya, bagaimana riwayat penyakit pada anggota keluarga tersebut? Sudah sembuh
atau belum?
Pertanyaan lain, Bagaimana sikap keluarga terhadap keluhan pasien? Apakah
anggota keluarga menjauh?
Dalam berkomunikasi usahakan afek wajah kita juga sesuai dengan pasien. Jangan
sampai pasien/keluarga dalam suasana sedih, kita malah ketawa-ketawa. Usahakan
komunikasi antaranggota kelompok Harus berkesinambungan, jangan saling menyela.
klo ada temennya yang lupa dibantu.
6. Bentuk pikiran
Gampang. Tinggal pilih realistic atau non realistic. Itu aja.
7. Isi pikiran
Gangguan isi pikir:
Di sini yang terganggu adalah buah pikirannya/keyakinannya dan bukan cara
penyampaiannya. Dapat berupa miskin isi pikir, waham, obsesi, fobia, dan lain-lain.
a. Kemiskinan isi pikir: pikiran yang hanya menghasilkan sedkit informasi dikarenakan
ketidakjelasan, pengulangan yang kosong, atau frase yang tidak dikenal.
b. Waham/delusi: satu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru, berdasarkan
simpulan yang keliru tentang kenyataan eksternal, tidak konsisten dengan intelegensia
dan latar belakang budaya pasien, dan tidak bisa diubah lewat penalaran atau dengan
jalan penyajian fakta. Jenis-jenis waham:
waham bizarre: keyakinan yang keliru, mustahil dan aneh (contoh: makhluk
angkasa luar menanamkan elektroda di otak manusia)
waham sistematik: keyakinan yang keliru atau keyakinana yang tergabung
dengan satu tema/kejadian (contoh: orang yang dikejar-kejar polisi atau mafia)
waham nihilistik: perasaan yang keliru bahwa diri dan lingkungannya atau
dunia tidak ada atau menuju kiamat
waham somatik: keyakinan yang keliru melibatkan fungsi tubuh (contoh:
yakin otaknya meleleh)
waham paranoid: termasuk di dalamnya waham kebesaran, waham
kejaran/persekutorik, waham rujukan (reference), dan waham dikendalikan.
waham kebesaran: keyakinan atau kepercayaan, biasanya psikotik
sifatnya, bahwa dirinya adalah orang yang sangat kuat, sangat berkuasa
atau sangat besar.
waham kejaran (persekutorik): satu delusi yang menandai seorang
paranoid, yang mengira bahwa dirinya adalah korban dari usaha untuk
melukainya, atau yang mendorong agar dia gagal dalam tindakannya.
Kepercayaan ini sering dirupakan dalam bentuk komplotan yang
khayali, dokter dan keluarga pasien dicurigasi bersama-sama
berkomplot untuk merugikan, merusak, mencederai, atau
menghancurkan dirinya.
waham rujukan (delusion of reference): satu kepercayaan keliru yang
meyakini bahwa tingkah laku orang lain itu pasti akan memfitnah,
membahayakan, atau akan menjahati dirinya.
waham dikendalikan: keyakinan yang keliru bahwa keinginan, pikiran,
atau perasaannya dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Termasuk di
dalamnya:
thought withdrawal: waham bahwa pikirannya ditarik oleh orang lain
atau kekuatan lain
thought insertion: waham bahwa pikirannya disisipi oleh orang lain
atau kekuatan lain
thought broadcasting: waham bahwa pikirannya dapat diketahui oleh
orang lain, tersiar di udara
thought control: waham bahwa pikirannya dikendalikan oleh orang lain
atau kekuatan lain
waham cemburu: keyakinan yang keliru yang berasal dari cemburu patologis
tentang pasangan yang tidak setia
erotomania: keyakinan yang keliru, biasanya pada wanita, merasa yakin
bahwa seseorang sangat mencintainya
c. Obsesi: satu ide yang tegar menetap dan seringkali tidak rasional, yang biasanya
dibarengi satu kompulsi untuk melakukan suatu perbuatan, tidak dapat dihilangkan
dengan usaha yang logis, berhubungan dengan kecemasan.
d. Kompulsi: kebutuhan dan tindakan patologis untuk melaksanakan suatu impuls, jika
ditahan akan menimbulkan kecemasan, perilaku berulang sebagai respons dari obsesi
atau timbul untuk memenuhi satu aturan tertentu.
e. Fobia: ketakutan patologis yang persisten, irasional, berlebihan, dan selalu terjadi
berhubungan dengan stimulus atau situasi spesifik yang mengakibatkan keinginan
yang memaksa untuk menghindari stimulus tersebut. Beberapa contoh di antaranya:
Fobia spesifik: ketakutan yang terbatas pada obyek atau situasi khusus (contoh
takut pada laba-laba atau ular
Fobia sosial: ketakutan dipermalukan di depan publik seperti rasa takut untuk
berbicara, tampil, atau makan di depan umum
Akrofobia: ketakutan berada di tempat yang tinggi
Agorafobia: ketakutan berada di tempat yang terbuka
Klaustrofobia: ketakutan berada di tempat yang sempit
Ailurofobia: ketakutan pada kucing
Zoofobia: ketakutan pada binatang
Xenofobia: ketakutan pada orang asing
Fobia jarum: ketakutan yang berlebihan menerima suntikan
8. Tingkat kesadaran
Gak perlu ditanyain. Pake yang dari kesan umum aja
9. Orientasi
Adalah kemampuan individu untuk mengenali obyek atau situasi sebagaimana
adanya. Dibedakan atas orientasi personal/orang, yaitu kemampuan untuk mengenali
orang orang yang sudah dikenalnya. Orientasi ruang/spatial, yaitu kemampuan
individu untuk mengenali tempat dimana ia berada. Orientasi waktu, yaitu
kemampuan individu untuk mengenali secara tepat waktu dimana individu berada.
Sesuai dengan ranah yang terganggu maka dibedakan gangguan orientasi orang,
tempat dan waktu. Gangguan orientasi sering terjadi pada kerusakan organik di otak.
Meskipun gak wajib tahu, tapi alangkah baknya kalo diagnosis kita tepat.