Anda di halaman 1dari 18

RINGKASAN

Ringkasan
 Ringkasan (Precis) sering disebut juga
rangkuman

 suatu hasil merangkum atau meringkas suatu


tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian
yang lebih singkat dengan perbandingan secara
proporsional antara bagian yang diringkas
dengan ringkasannya (Djuharni, 2001)
 penyajian singkat dari suatu karangan asli tetapi
dengan tetap mempertahankan urutan isi dan
sudut pandangan pengarang asli, sedangkan
perbandingan bagian atau bab dari karangan tetap
dipertahankan (Gorys Keraf, 1994)
 hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok
pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam
bentuk pokok-pokoknya saja.

 Walau bentuknya ringkas, ringkasan tetap


mempertahankan pikiran pengarang dan
pendekatannya yang asli.
Tujuan Membuat Ringkasan
 memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau
karangan.
 Mengembangkan ekspresi serta penghematan
kata
 Mengembangkan daya kreasi dan konsentrasi,
serta mempertajam kemungkinan pemahaman
karya asli
 Mengembangkan ketrampilan untuk mengadakan
reproduksi
Cara Membuat Ringkasan
 Membaca naskah asli:
penulis harus membaca naskah asli seluruhnya
beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan
maksud pengarang serta sudut pandangnya
 Mencatat gagasan utama: semua gagasan utama
atau gagasan yang penting dicatat atau
digarisbawahi
 Membuat reproduksi: menyusun kembali suatu
karangan singkat berdasarkan gagasan-gagasan
utama sebagaimana yang dicatat dalam langkah
kedua

 Ketentuan tambahan: ketentuan tambahan saat


menyusun ringkasan
 Membaca naskah asli satu atau dua kali, kalau perlu
diulang hingga beberapa kali

 Judul dan daftar isi karangan dapat dipakai sebagai


pegangan untuk mendapatkan kesan umum, maksud
pengarang asli dan sudut pandangan pengarang yang
tersirat dalam karangan itu.

 Mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian


atau alinea
 Pencatatan dilakukan dengan dua tujuan :
pertama untuk pengamanan agar memudahkan
penulis pada waktu meneliti kembali apakah
pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak;
kedua adalah untuk menjadi dasar bagi
pengolahan selanjutnya.

 Tujuan terpenting pencatatan adalah agar tanpa


ikatan teks asli, penulis mulai menulis kembali
untuk menyusun sebuah ringkasan
 Pada pencatatan gagasan utama ini judul-judul
bab, judul anak bab dan alinea harus dijadikan
sasaran pencatatan.

 Perhatikan bahwa ada alinea yang dapat


dihilangkan atau diabaikan sama sekali karena
sifatnya hanya ilustrasi atau deskripsi untuk
menjelaskan gagasan utama dalam alinea
sebelumnya.
 Sebaiknya mempergunakan kalimat tunggal
daripada kalimat majemuk.

 Bila mungkin ringkaskanlah kalimat menjadi


frasa, frasa menjadi kata. Rangkaian gagasan
yang panjang hendaknya diganti dengan suatu
gagasan sentral saja
 Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan
dan jumlah topik utama yang akan dimasukkan
dalam ringkasan. Semua alinea yang
mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb
dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap
penting. Kutipan dapat diabaikan atau kalau
dianggap penting maka diberikan ringkasannya
 Bila mungkin semua keterangan atau kata sifat
dibuang

 Pertahankan susunan gagasan asli .. Jaga agar


tidak boleh ada hal baru yang dimasukkan, atau
tanpa sadar penulis memasukkan pikirannya
sendiri
 Ringkasan atas sebuah pidato atau ceramah
(bahasa langsung) yang menggunakan sudut
pandangan Orang Pertama Tunggal atau Jamak,
maka ringkasan pidato atau ceramah harus ditulis
dengan sudut pandangan Orang Ketiga. Untuk
itU ringakasan didahului oleh kata seperti:
“Pembicara mengatakan bahwa…” dst.

 Bila ringkasan dibuat atas karangan yang


mengandung dialog (oratio directa, bahasa
langsung) maka dialog diringkaskan dalam
bentuk bahasa tak langsung (oratio indirecta)
 Biasanya panjang ringkasan final ditentukan, misalnya seperseratus
dari karangan asli. Perhitungan jumlah kata (seperseratus dari jumlah
kata dalam karangan asli) tidak harus dihitung secara tepat jumlah riil
kata yang ada tetapi suatu perkiraan yang dianggap mendekati
kenyataan.
 Misalnya tugas membuat ringkasan dari suatu buku yang tebalnya
250 halaman menjadi sepersepuluhnya. Maka perhitungan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
› Jumlah panjang karangan asli (berupa kata):
Jumlah halaman X jumlah baris per halaman X jumlah kata per baris = 250 X
35 X 9 kata = 78.750 kata
› Panjang ringkasan berupa jumlah kata:
78.750 : 10 = 7.875 kata
panjang ringkasan berupa jumlah halaman ketikan: jika menggunakan kertas
ukuran kuarto, jarak antar baris 2 spasi, tiap baris 9 kata, 25 baris pada satu
halaman, maka:
Jumlah kata per halaman adalah 25 X 9 kata = 225
Jumlah halaman yang diperlukan adalah 7.875 : 225 = 35 halaman.
Ikhtisar
 Ikhtisar, seperti halnya ringkasan, juga
merupakan suatu bentuk penyajian yang singkat
dari suatu karangan asli, tetapi ikhtisar tidak
perlu mempertahankan urutan karangan asli,
tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan
itu secara proporsional.

 Penulis ikhtisar dapat langsung mengemukakan


inti atau pokok masalah dan problematik
pemecahannya.
 Penulis dapat pula memberikan penafsiran isi
bacaan sesuai dengan kajian ilmu yang
didalaminya, namun tetap mempertahankan
pokok persoalan yang diungkapkan.
Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai