DISUSUN OLEH :
MERI APRIYANTO
NIM 2023207209102
III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan agar klien dapat
menggunakan strategi koping efektif dan menerima keadaan klien
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan keluarga klien dapat :
a) Pengertian strategi koping
b) Macam - macam strategi koping
c) Fungsi strategi koping
d) Upaya untuk menggunakan strategi kopng
Kegiatan Penyuluhan
3. Menjelaskan 3. Memperhatikan
2. Menyampaikan 2. Memperhatikan
kesimpulan dari materi
yang dibawakan
A. Pengertian
Koping individu tidak efektif merupakan suatu keadaan dimana individu mempunyai
pengalaman atau mengalami keadaan yang berisiko tinggi, suatu ketidakmampuan untuk mengatasi
stressor internal dan ekternal secara adekuat yang berhubungan dengan tidak adekuatnya sumber-
sumber (fisik, psikologi, perilaku dan kognitif (Carpenito, 2000). Sedangkan koping individu tidak efektif
merupakan ketidakmampuan untuk membentuk penilaian yang valid tentang stressor,
ketidakadekuatan pilihan respons yang dilakukan, dan atau ketidakmampuan untuk menggunakan
sumber daya yang tersedia (NANDA, 2011, Wilkinson, 2007). Menurut Kim (2006) koping individu tidak
efektif merupakan kerusakan perilaku dan kemampuan adaptif seporang individu dalam memenuhi
tuntutan dan peran hidupnya. Koping individu tidak efektif merupakan keadaan ketika seorang individu
mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau
lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku dan
kognitif) (Carpenito-Moyet, 2007).
B. Penyebab
Menurut NANDA (2011) koping individu tidak efektif dapat disebabkan karena adanya:
1. Gangguan dalam pola penilaian ancaman
2. Gangguan dalam pola melepaskan tekanan/ketegangan
3. Perbedaan gender dalam strategi koping
4. Derajat ancaman yang tinggi
5. Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif
6. Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
7. Kesempatan yang tidak adekuat untuk menyiagakan diri terhadap stressor
8. Sumber yang tersedia tidak adekuat
9. Dukungan sosial yang tidak adekuat yang diciptakan oleh karakteristik hubungan
10. Krisis maturasional
11. Krisis situasional
12. Ragu/tidak percaya
13. Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi masalah
D. Proses terjadinya
1. Faktor Predisposisi
1) Biologis
1) Adanya riwayat ansietas dalam keluarga, ada komponen genetik yang sedang dan
dihubungkan dengan fobia sosial dan depresi mayor
2) Ada riwayat gangguan status nutrisi (kurus, obesitas) atau anoreksia dan tidak ada
perbaikan nutrisi, BB tidak ideal
3) Paparan terhadap racun, sindrom alkhohol saat janin dalam kandungan.
4) Riwayat kesehatan secara umum, misalnya menderita penyakit kronis yang membutuhkan
perawatan diri yang kompleks
5) Ada riwayat sering menderita sakit
6) Adanya efek samping pengobatan kemoterapi dan radiasi yang menyebabkan perubahan
penampilan, misalnya: rambot rontok, penurunan BB
7) Ada riwayat penyalahgunaan agens kimial (obat antikolinergik, nikotin, kafein, kokain,
steroid atau halusinogen, alkhohol, narkotik dan sedatif-hipnotik)
8) Sensitifitas biologi: mengkomsumsi zat yang mengubah mood, tumor (otak, kimiawi tubuh,
retardasi mental)
a) Secara anatomi : gangguan pada sistem limbik, talamus, korteks frontal
b) Sistem neurokimia: GABA mengalami defisiensi relatif atau ketidakseimbangan.
Norephinefrin terlalu aktif atau kurang aktif di bagian otak yang berkaitan dengan
ansietas. Serotonin kekurangan ayau ketidakseimbangan
2) Psikologis
1) Intelegensi rendah sehingga sulit memahami sebuah informasi
2) Ketidakmampuan mengungkapkan perasaan secara efektif atau ketidakmampuan
berkomunikasi secara verbal
3) Self kontrol:
Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif
Tingkat kemampuan mempersepsikan stimulus dan kontrol diri yang rendah
Kesempatan yang tidak adekuat untuk menyiagakan diri terhadap stressor
4) Pengalaman yang kurang baik tentang kondisi kesehatannya sehingga mengalami
ketidakpastian
5) Mengalami gangguan penglihatan dan pendegaran yang menyulitkan untuk melakukan
interaksi atau komunikasi dengan orang lain atau membantu anggota keluarga yang sakit.
Kesulitan melakukan komunikasi verbal akibat pemasangan NGT, ETT, trakeostomi dalam
jangka panjang
6) Pengalaman masa lalu tidak menyenangkan: ada riwayat penggunaan zat, retardasi
mental, tumor otak yang menyebabkan perubahan afek atau mood
7) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, misalnya perceraian atau perpisahan,
penjara, disersi, KDRT, perkosaan, gagal sekolah, kehilangan pekerjaan yang
menimbulkan perasaan sedih dan putus asa , kehilangan orang yang dicintai, penculikan,
perampokan, kehamilan di luar nikah, perselingkuhan.
8) Menderita penyakit yang menyebabkan kehilangan anggota tubuh, dan kerusakan bentuk
tubuh sekunder akibat trauma yang menyebabkan perubahan integritas tubuh, misalnya
harga diri rendah, gangguan citra tubuh, gangguan peran dan ideal diri yang tidak realistis
serta kerancuan identitas
9) Sumber psikologis yang adekuat yang dapat mengancam konsep diri : tingkat percaya diri
yang kurang adekuat dalam kemampuan mengatasi masalah, harga diri rendah,
ketidakberdayaan, keuakinan negatif tentang diri yang berlebihan, model peran yang
negatif
10) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan selama fase perkembangan awal,
misalnya:
a) Metode disiplin yang tidak konsisten
b) Takut kegagalan
c) Trauma masa kanak-kanak
d) Orang tua dengan penyalahgunaan obat-obat terlarang
e) Penolakan orang tua
f) Keterampilan sosial yang buruk
g) Penolakan sebaya
11) Moral: tinggal di lingkungan dengan kelebihan beban sensori misalnya lingkungan
perindustrian, urbanisasi (padat penduduk, polusi udara, aktivitas yang berlebihan)
12) Motivasi: kurangnya pernghargaan dari orang lain pada masa perkembangan yang terjadi
secara berulang, kurangnya dukungan sosial dan dari dukungan diri sendiri sehingga
menyebabkan kurangnya motivasi dalam menerima respons dari luar .
13) Kepribadian: mudah cemas. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan dengan cara yang
memadai cenderung menguatkan pertahanan sehingga sehingga memudahkan
menggunakan mekanisme pertahanan yang tidak adaptif, individu mempunyai kerentanan
yang tinggi, kepribadian narsistik, menghindar, obsesif kompulsif, dependen
14) Pertahanan psikologis : adanya konflik antara dua elemen kepribadian, id dan superego
3) Sosial budaya
1) Usia: Tidak dapat menjalankan tugas perkembangan dengan baik terutama remaja dan
dewasa awal.
2) Gender/jenis kelamin: perrbedaan gender dalam strategi koping (wanita lebih banyak
daripada pria (2:1)
3) Pekerjaan: bekerja tidak tetap, tidak mempunyai pekerjaan, tidak mandiri dalam ekonomi,
beban kerja yang telalu tinggi
4) Penghasilan/pendapatan: kurang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari (sumber yang
tersedia tidak adekuat), kemiskinan dan ketidakcukupan keuangan
5) Pengalaman sosial: krisis situasi yang terjadi akibat stressor yang dialaminya, tinggal di
lingkungan bencana alam, perang, pekerjaan musiman/pekerja pendatang, relokasi,
kehilangan orang terdekat karena kematian
6) Latar belakang budaya: adanya konflik yang berkaitan dengan budaya misalnya hubungan
seks pranikah dan aborsi
7) Status sosial : Penurunan penggunaan dukungan sosial yang ada dan sumber pendukung
yang tersedia tidak adekuat akibat karakteristik hubungan, tinggal di panti asuhan, rumah
orang tua angkat, relokasi. Harus tinggal di panti asuhan, institusi pendidikan, institusional,
penjara. Belum bisa memisahkan diri dari autokritas keluarga
8) Latar belakang budaya: adanya konflik yang berkaitan dengan budaya misalnya hubungan
seks pranikah dan aborsi
9) Agama dan keyakinan: kurang mengamalkan ajaran agama dan
keyakinannya/mempunyai religi dan nilai agama yang buruk
10) Keikutsertaan daam politik: sebagai pengurus atau post power sindrome
11) Peran sosial: kurang mampu menjalankan perannya untuk berpartisipasi lingkungan
tempat tinggal dan kesulitan membina hubungan interpersonal dengan orang lain:
2. Faktor Presipitasi
a) Nature
1) Biologis
a) Adanya penyakit akut yang mempengaruhi fungsi tubuh sehingga mengalami
gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab peran, kehilangan salah satu
anggota tubuhnya
b) Kesehatan secara umum, misalnya didiagnosa menderita penyakit kronis yang
membutuhkan perawatan diri yang kompleks, tindakan operasi yang menyebabkan
kerusakan anggota tubuh
c) Adanya efek samping pengobatan kemoterapi dan radiasi yang menyebabkan
perubahan penampilan, misalnya: rambot rontok, penurunan BB
d) Status gizi, misalnya BB tidak ideal atau terlalu gemuk sebagai akibat dari
peningkatan asupan makanan sebagai respon dari stress
e) Adanya kelainan kongenital: tuli atau buta
f) Adanya perubahan fisik akibat penuaan
g) Sensitifitas biologi: mengkomsumsi zat yang mengubah mood, tumor (otak, kimiawi
tubuh, retardasi mental)
2) Psikologis
a) Ketidakmampuan dalam melakukan penilaian terhadap ancaman yang terjadi yang
disebabkan karena kurangnya kemampuan memahami (intelegensi yang rendah)
b) Adanya perubahan pola komunikasi yang biasa dan sehingga tidak mampu
melepaskan tekanan atau ketegangan yang dialami akibat stressor yang datang
c) Pengalaman masa lalu tidak menyenangkan: penggunaan zat, retardasi mental,
tumor otak yang menyebabkan perubahan afek atau mood
d) Pengalaman yang kurang baik tentang kondisi kesehatannya sehingga mengalami
ketidakpastian
e) Sumber psikologis yang tidak adekuat yang dapat mengancam konsep diri : tingkat
percaya diri yang kurang adekuat dalam kemampuan mengatasi masalah, harga diri
rendah, ketidakberdayaan, keuakinan negatif tentang diri yang berlebihan, model
peran yang negatif
f) Menderita penyakit yang menyebabkan kehilangan anggota tubuh, dan kerusakan
bentuk tubuh sekunder akibat trauma yang menyebabkan perubahan integritas tubuh,
misalnya harga diri rendah, gangguan citra tubuh, gangguan peran dan ideal diri yang
tidak realistis serta kerancuan identitas
g) Tindakan operasi yang menyebabkan kerusakan anggota tubuh yang berdampak
pada perubahan citra tubuh
h) Adanya efek samping pengobatan kemoterapi dan radiasi yang menyebabkan
perubahan penampilan, misalnya: rambot rontok, penurunan BB sehingga menjadi
harga diri rendah dan gangguan citra tubuh karena terjadi perubahan penampilan
i) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, misalnya perceraian atau
perpisahan, penjara, disersi, KDRT, perkosaan, gagal sekolah, kehilangan pekerjaan
yang menimbulkan perasaan sedih dan putus asa
j) Moral: tinggal di lingkungan dengan kelebihan beban sensori misalnya lingkungan
perindustrian, urbanisasi (padat penduduk, polusi udara, aktivitas yang berlebihan)
k) Kepribadian: mudah cemas. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan dengan cara
yang memadai cenderung menguatkan pertahanan sehingga keluarga melakukan
penolakan pada klien dan terhadap pengobatan
l) Motivasi: kurangnya pernghargaan dari orang lain pada masa perkembangan yang
terjadi secara berulang, kurangnya dukungan sosial dan dari dukungan diri sendiri
sehingga menyebabkan kurangnya motivasi dalam menerima respons dari luar .
m) Self kontrol:
Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif
Tingkat kemampuan mempersepsikan stimulus dan kontrol diri yang rendah
Kesempatan yang tidak adekuat untuk menyiagakan diri terhadap stressor
n) Ketidakadekuatan sumber psikologis yang mengancam konsep diri
(1) Masa remaja
Perubahan fisik dan emosional
Kemandirian dari keluarga
Hubungan persahabatan
Kesadaran seksual
Kebutuhan pendidikan
Pilihan karier
(2) Dewasa muda
Pilihan karier
Kebutuhan pendidikan
Menjadi orang tua
Meninggalkan rumah
Menikah
(3) Usia paruh baya
Tanda-tanda fisik penuaan
Tekanan karier
Masalah membesarkan anak
Masalah dengan kerabat
Kebutuhan status sosial
Orang tua yang menjadi lansia
(4) Lansia
Perubahan fisik
Perubahan status finansial
Perubahan tempat tinggal
Pensiun
Respons orang lain terhadap individu lansia
3) Sosial budaya
a) Usia: Krisis maturasional
b) Gender: jenis kelamin perempuan lebih berisiko mengalami kegagalan menjalankan
peran
c) Pendidikan: kebutuhan pendidikan, putus sekolah, gagal sekolah
d) Penghasilan/pendapatan: kurang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari (sumber
yang tersedia tidak adekuat), kemiskinan dan ketidakcukupan keuangan, adanya
perubahan status finansial
e) Pekerjaan: Pilihan karier, tidak tetap, penggangguran atau baru terkena PHK, turun
jabatan, memasuki masa pensiun
f) Status sosial :
1) Penurunan penggunaan dukungan sosial yang ada dan sumber pendukung yang
tersedia tidak adekuat
2) Perpisahan dengan keluarga karena harus dirawat di rumah sakit atau perawatan
di panti
3) Harus tinggal di panti asuhan, institusi pendidikan, institusional, penjara
4) Adanya perubahan tempat tinggal
5) Latar belakang budaya: adanya konflik yang berkaitan dengan budaya misalnya
hubungan seks pranikah dan aborsi
6) Keikutsertaan partai politik dan organisasi: aktif mengikuti kegiatan politik dan
organisasi atau post power sindrom
7) Pengalaman sosial: krisis situasi yang terjadi akibat stressor yang dialaminya, tinggal
di lingkungan bencana alam, perang, pekerjaan musiman/pekerja pendatang, relokasi,
kehilangan orang terdekat karena kematian
8) Peran sosial: keterlibatan individu dalam kegiatan sosial di masyarakat yang kurang.
b) Origin
1) Internal: Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan lingkungannya
2) Eksternal: Kurangnya dukungan keluarga dan orang sekitar/masyarakat serta peer group
c) Timing: Stres dapat terjadi dalam waktu yang berdekatan, stress dapat berlangsung lama atau
stres dapat berlangsung secara berulang-ulang atau terus menerus
d) Number: Sumber stres dapat lebih dari satu dan terjadi selama usia perkembangan dan
pertumbuhan dan biasanya stressor dinilai sebagai masalah yang sangat berat
F. Sumber Koping
1. Personal ability
a. Kemampuan dalam berkomunikasi secara verbal dan non verbal
b. Kemampuan dalam memecahkan masalah: mengidentifikasi masalah yang dihadapi,
mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut, menguraikan alternatif pemecahan yang
dapat digunakan dan kemampuan mencari sumber pendukung yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalahnya
c. Hubungan interpersonal dengan orang lain di sekitarnya
d. Pengetahuan klien tentang tindakan atau cara yang dapat digunakan untuk menghadapi
stressor
e. Adanya gangguan fisik (kesehatan secara umum) yang menghambat upaya membantu
anggota keluarganya yang sakit.
2. Sosial support
a. Hubungan yang baik atau kurang baik antar individu, keluarga kelompok dan masyarakat.
b. keterlibatan dalam organisasi social/kelompok sebaya atau adanya komitmen organisasi
kemasyarakatan yang ada disekitarnya
c. Adanya kader kesehatan jiwa yang dapat membantu menguraikan atau membantu masalah
kesehatan yang dihadapi oleh anggota keluarganya
d. Adanya kader kesehatan di sekitar tempat tinggal
3. Material asset
a. Penghasilan secara individu : cukup atau tidak
b. Keberadaan asset harta benda pendukung pengobatan yang dimiliki (tanah, rumah, tabungan)
untuk melakukan perawatan anggota keluarganya yang sakit
c. Mempunyai fasilitas Jamkesmas, SKTM, ASKES yang dapat digunakan untuk mendukung
pengobatan anggota keluarganya.
d. Pekerjaan/vokasi/posisi : memiliki atau tidak
e. Akses pelayanan kesehatan terdekat yang dapat didatangi oleh anggota keluarganya
4. Positive belief
a. Kenyakinan dan nilai positif tentang dirinya sendiri bahwa mampu menghadapi stressor
dengan cara yang lebih baik
b. Memiliki motivasi atau tidak dalam menghadapi stressor menggunakan cara yang telah dimiliki
c. Orientasi klien terhadap kesehatan terutama dalam hal pencegahan terjadinya penyakit yang
lebih parah pada keluarganya dari pada mengobati
G. Mekanisme Koping
1. Konstruktif
Kecemasan dijadikan sebagai tanda dan peringatan. Individu menerimanya sebagai suatu
pilihan untuk memecahkan masalah seperti dengan cara
a. Negosiasi/kompromi
b. Meminta saran
c. Perbandingan positif, penggantian rewards
2. Destruktif
Menghindari kecemasan dengan cara tanpa menyelesaikan masalah atau konflik tersebut
tetapi dengan cara :
a. Denial
b. Supresi
c. Proyeksi
d. Menyerang
e. Menarik diri
Daftar Pustaka
Carpenito, L.J dan Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan . Edisi 10. Jakarta : Penebit Buku
Kedokteran EGC
NANDA International. (2011). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011 . Cetakan I.
Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Wilkinson, J.M. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC .
Edisi 7. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana Asuhan & Medikasi
Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Carpenito, L. J.C (2004). Hanndbook of nursing diagnosis ed.10. USA: Lippincott Williams & Wilkins
Doenges,M., Townsend, M., (2008) Nursing Diagnosis Manual ed.2. F.A Davis Company: Philadelphia.
Stuart, Gail W. (2009). Principles & Practice of Psychiatric Nursing ed.8. Philadelphia: Elsevier Mosby
Townsend, Mary C. (2008). Essentials of psychiatric mental health nursing _4th ed. F. A. Davis Company:
Philadelphia
Varcarolis, Elizabeth M & Margareth Jordan Halter. (2010). Foundations of psychiatric mental health
nursing: a clinical approach. Canada: Saunders