Hasil data pemeriksaan fisik didapat BB 65 kg menurun jadi 54kg TB 160cm, kesadaran
compos mentis, TD 130/90mmhg, nadi 70x/menit, nafas 24x/menit, suhu 37,7’C, terdapat tremor
jari. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hormon TH dan TSH tinggi, Ibu tidak ada
riwayat alergi, tidak ada riwayat penyakit DM, Tidak ada riwayat ketergantungan obat, alkohol,
dan merokok. Ibu Menarche usia 13 tahun, siklus haid teratur 28 hari, Lamanya 5-7 hari dan
tidak ada dismenore. Riwayat Persalinan: Ibu masuk dengan pembukaan 3 cm jam 21.00 WIB.
Pembukaan lengkap 10 cm pukul 09.30 WIB. Bayi lahir Jam 10.00 WIB dan segera menangis,
jenis kelamin perempuan, BBL: 3.400 gram, PB: 50 cm, Apgar Skor: 8. Penyuntikan oksitoksin
pada kala III dilakukan 1 kali. Plasenta lahir lengkap 30 menit setelah bayi lahir. Pasca
persalinan ibu mengalami gelisah, cepat marah, penurunan berat badan, kelelahan, susah tidur.
Tremor jari, dan tidak tahan panas. Anggota keluarga memberikan dukungan moril kepada ibu
untuk tenang dan tidak gelisah.
Nama Pasien : Ny. B
Usia Pasien : 30 tahun
KELUHAN UTAMA
Ny. B mengeluh pusing dan lelah.
RINGKASAN KASUS
No. DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1 Ny. B mengeluh pusing dan lelah. Ibu tampak pucat, ekstremitas teraba dingin
serta warna kuku juga tampak pucat, turgor
kulit menurun, membran mukosa kering,
tidak ada kontraksi, dan pengeluaran darah
dari vagina + 600 cc. TD 130/90mmhg, nadi
70x/menit, nafas 24x/menit, suhu 37,7’C,
terdapat tremor jari.
MANAJEMEN NUTRISI
1. Observasi
Identifikasi status
nutrisi
Identifikasi alergi dan
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan intoleransi makanan
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam status Identifikasi makanan
penurunan berat nutrisi terpenuhi. yang disukai
badan. Kriteria Hasil : Identifikasi kebutuhan
1. Porsi makan yang kalori dan jenis nutrient
dihabiskan Identifikasi perlunya
meningkat penggunaan selang
2. Frekuensi makan nasogastrik
meningkat Monitor asupan
3. Berat badan/ imt makanan
meningkat Monitor berat badan
4. Nafsu makan Monitor hasil
meningkat pemeriksaan laboratorium
2. Terapeutik
Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
Sajikan makanan
secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
3. Edukasi
Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan,
jika perlu