DIABETES INSIPIDUS
Disusun oleh:
Nur Ainiyah Irmawati (G41192211)
Sysilia Mahendra Ainunnisa (G41192375)
Kavin Akmaliah Rizky Shamila (G41192400)
Shindy Putri Nandasari (G41192429)
Ari Dwi Diar Pariswara (G41192431)
Dosen Pengampu:
Dony Setiawan Hendyca P S.Kep., Ners.,M.M.
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami teoritis dari diabetes insipidus ( definisi,
epidemilogi,klasifikasi,komplikasi,tindakan medis ,tindakan non medis, terapi
,kode penyakit,dan kode tindakan)
1.4 DASAR TEORI
1. SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan
dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tersusun
oleh beragam kelenjar, termasuk hormon-hormon yang dihasilkannya. Dalam proses
kerjanya, sistem endokrin banyak bekerja sama dengan sistem saraf, yang
membentuk sistem neuroendokrin.Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar
eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain
dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan kelenjar terpenting dalam sistem
endokrin. Kelenjar pituitari memproduksi hormon yang fungsinya mengatur
berbagai kelenjar endokrin lainnya. Termasuk di dalamnya hormon prolaktin yang
sangat penting bagi ibu menyusui, dan hormon luteinizing yang berperan dalam
mengatur estrogen pada wanita dan testosterone pada pria.
Kelenjar pituitari memiliki ukuran yang cukup kecil, yakni seukuran kacang
polong. Kelenjar ini ditemukan di dasar otak, di belakang jembatan hidung.
Kelenjar ini sangat dekat posisinya dengan bagian otak yang disebut hipotalamus.
Aktivitas kelenjar pituitari dikendalikan oleh hipotalamus.
Kelenjar pituitari dibagi menjadi tiga bagian, yakni lobus anterior, intermedia, dan
posterior. Ketiga bagian tersebut memiliki peranannya masing-masing, yaitu:
Lobus anterior (bagian depan) memiliki peranan utama yang terlibat dalam
pengembangan tubuh, pematangan seksual, dan reproduksi. Hormon yang
diproduksi oleh lobus anterior ini adalah untuk mengatur pertumbuhan,
merangsang kelenjar adrenal dan tiroid, serta ovarium dan testis. Pada bagian ini,
kelenjar pituitari menghasilkan prolaktin.
Lobus intermedia (bagian tengah) memiliki peranan untuk melepaskan hormon
yang merangsang melanosit, sel yang mengendalikan pigmentasi, seperti warna
kulit, melalui produksi melanin. Fungsi hormon yang diproduksi pada bagian
kelenjar ini masih belum diketahui dengan jelas.
HORMON ADH
Diabetes insipidus terjadi saat tubuh tidak cukup menghasilkan ADH atau ginjal tidak
dapat beradaptasi dengan iritasi ADH. Kurangnya kadar sekresi ADH disebabkan tidak
normalnya sistem saraf pusat (neurogenic diabetes insipidus), disebabkan oleh trauma,
tumor, encephalitis (pembengkakan hypothalamus), atau pengangkatan kelenjar
pituitari. Pasien diabetes insipidus melepas kadar air yang tinggi pada setiap kali
urinasi. Hal ini menyebabkan darah menjadi mengental, mengakibatkan pasien mudah
merasa haus.
Penyakit ginjal utama dapat menyebabkan ginjal menjadi kurang sensitif terhadap
stimuli dari ADH (nephrogenic diabetes insipidus). Untuk membedakan neurogenic
diabetes insipidus dan nephrogenic diabetes insipidus, dokter dapat mengadakan tes
stimulasi ADH. Pada tes ini, pasien dilarang minum air dan osmolalitas urinari akan
diukur sebelum dan sesudah vasopressin disuntikkan. Jika ditemukan neurogenic
diabetes insipidus, osmolalitas urinari yang dengan kadar air yang konstan akan
menurun, dan osmolalitas urinari akan meningkat setelah diberi vasopressin. Pada kasus
nephrogenic diabetes insipidus, osmolalitas urinari tidak akan meningkat walaupun
Anda mengurangi kadar air dan menggunakan vasopressin. Hasil diagnosis dapat
meliputi tes serum ADH. Pada kasus neuropathic diabetes insipidus, kadar ADH
rendah, sementara pada nephrogenic diabetes insipidus, kadar ADH tinggi.
Kelenjar pituitari akan mengeluarkan hormon antidiuretik ini saat kadar air di dalam
tubuh terlalu rendah. ‘Antidiuretik’ berarti bersifat berlawanan dengan ‘diuresis’.
‘Diuresis’ sendiri berarti produksi urine. Hormon antidiuretik ini membantu
mempertahankan air di dalam tubuh dengan mengurangi jumlah cairan yang terbuang
melalui ginjal dalam bentuk urine.
Diabetes insipidus kranial. Diabetes insipidus jenis ini yang paling umum terjadi.
Disebabkan tubuh tidak memiliki cukup hormon antidiuretik dari hipotalamus.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh kerusakan pada hipotalamus atau pada kelenjar
pituitari. Kerusakan yang terjadi bisa diakibatkan oleh terjadinya infeksi, operasi,
cedera otak, atau tumor otak.
Diabetes insipidus nefrogenik. Diabetes insipidus jenis ini muncul ketika tubuh
memiliki hormon antidiuretik yang cukup untuk mengatur produksi urine, tapi organ
ginjal tidak merespons terhadapnya. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kerusakan
fungsi organ ginjal atau sebagai kondisi keturunan. Beberapa obat-obatan yang
digunakan untuk mengatasi penyakit mental, seperti lithium, juga bisa menyebabkan
diabetes insipidus jenis ini.
Jika Anda mengalami gejala diabetes insipidus, seperti selalu merasa haus dan buang
air kecil melebihi dari biasanya, sebaiknya segera temui dokter. Mungkin yang Anda
alami bukan diabetes insipidus, tapi akan lebih baik untuk mengetahui penyebabnya.
Orang dewasa buang air kecil sebanyak 4-7 kali dalam sehari, sedangkan anak kecil
melakukannya hingga 10 kali dalam sehari. Hal ini dikarenakan kandung kemih
anak-anak berukuran lebih kecil. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk
mengetahui penyebab pastinya dan diagnosis terhadap kondisi yang dialami.
2.4 KOMPLIKASI
Jika diabetes insipidus tidak terdeteksi sejak awal atau tidak ditangani dengan baik,
kondisi ini bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti di bawah ini.
Ketidakseimbangan Elektrolit
Elektrolit adalah mineral seperti kalsium, sodium, khlor, potasium, magnesium, dan
bikarbonat. Kandungan mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan air di dalam
tubuh dan berperan dalam fungsi-fungsi sel. Gejala yang mungkin akan terjadi akibat
kondisi ini adalah:
Dehidrasi
Dehidrasi adalah dampak yang paling umum ketika tubuh tidak bisa
mempertahankan cukup cairan di dalam tubuh akibat diabetes insipidus. Gejala yang
muncul akibat dehidrasi antara lain:
Untuk kondisi dehidrasi ringan, bisa ditangani dengan oralit. Sedangkan untuk
kondisi yang parah, Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan
cairan melalui infus.
Diabetes insipidus ini lebih umum menyerang orang yang mengonsumsi obat
seperti lithium atau tetracycline. Ini terjadi karena obat bisa mengurangi respons
ginjal pada hormon ADH. Untuk mengatasinya, dokter akan menghentikan
penggunaan obat tersebut dan menggantinya dengan obat lain. Beda dengan diabetes
insipidus kranial, pengobatan lewat desmopressin tidak akan ampuh. Pada kondisi
ringan, dokter akan menyarankan pasien untuk mengurangi asupan garam dan protein
dalam makanan, serta minum banyak air.
2.7 TERAPI
Bentuk yang paling umum dari pengobatan untuk semua tipe diabetes
insipidus adalah desmopressin, yang merupakan bentuk sintetik dari
hormon vasopressin.
Jika diabetes insipidus disebabkan oleh kondisi lain, seperti tumor atau
masalah dengan kelenjar pituitari, maka dokter akan mengobati kondisi
tersebut dan kemudian menentukan apakah pasien membutuhkan pengobatan.
Tidak ada pengobatan spesifik untuk dipsogenic (rasa haus), tetapi pengobatan
difokuskan pada gejala atau penyakit mental yang mendasarinya.
07. 6 Hipofisektomi
07.61 eksisi parsial kelenjar pituitari, pendekatan transfrontal
07.62 eksisi parsial kelenjar pituitari, pendekatan transsfenoidal
07.63 eksisi parsial kelenjar pituitari, pendekatan tidak ditentukan
07.64 eksisi total kelenjar pituitari, pendekatan transfrontal
07.65 eksisi total kelenjar pituitari, pendekatan transsfenoidal
07.68 eksisi total kelenjar pituitari, pendekatan yang ditentukan pada lainnya
07.69 eksisi total kelenjar pituitari, pendekatan tidak ditentukan
3.1 KESIMPULAN
Terjadinya diabetes insipidus dikarenakan gangguan pada hormon
antidiuretik (antidiuretic hormone/ ADH) yang mengatur jumlah cairan dalam
tubuh. Hormon ini dihasilkan hipotalamus, yaitu jaringan khusus di otak.
Hormon ini disimpan oleh kelenjar pituitari setelah dihasilkan oleh
hipotalamus. Kelenjar pituitari akan mengeluarkan hormon antidiuretik ini
saat kadar air di dalam tubuh terlalu rendah. ‘Antidiuretik’ berarti bersifat
berlawanan dengan ‘diuresis’. ‘Diuresis’ sendiri berarti produksi urine.
Hormon antidiuretik ini membantu mempertahankan air di dalam tubuh
dengan mengurangi jumlah cairan yang terbuang melalui ginjal dalam bentuk
urine. Yang menyebabkan terjadinya diabetes insipidus adalah produksi
hormon antidiuretik yang berkurang atau ketika ginjal tidak lagi merespons
seperti biasa terhadap hormon antidiuretik. Akibatnya, ginjal mengeluarkan
terlalu banyak cairan dan tidak bisa menghasilkan urine yang pekat. Jika
diabetes insipidus tidak segera ditangani akan terjadi komplikasi seperti
ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi. Selain itu, diabetes insipidus
dapat ditangani dengan tindakan medis dan non medis. Dan juga terdapat
terapi untuk penyakit diabetes insipidus.
3.2 SARAN
Untuk penderita penyakit diabetes insipidus karena kurangnya
produksi hormon antidiuretik (ADH) ini seharusnya lebih waspada dan
mengetahui sejak dini gejala gejala diabetes insipidus ini, karena jika penyakit
diabetes ini bertambah parah maka akan sangat sulit cara pengobatannya.
Apalagi sampai saat ini, belum ada obat yang dapat mengobati diabetes
insipidus. Pengobatan dan perawatan yang selama ini diberikan hanya fokus
untuk mengurangi gejalanya. Diharapkan untuk kedepannya segera ditemukan
obat penyakit diabetes insipidus ini baik medis maupun non medis.